Oleh :
1. Ni Putu Ayu Sandriani ( P07120319080 )
2. Ni Made Ristya Kusuma Dewi ( P07120319081 )
3. Baiq Cici Kamaliani ( P07120319082 )
4. Putu Diah Gita Paramita ( P07120319083 )
5. Kade Ayu Rastiti Dewi ( P07120319084 )
6. Ni Luh Putu Kemala Putri ( P07120319085 )
7. Ni Luh Putu Erna Pramestyandani ( P07120319086 )
8. I Kadek Oki Wanjaya ( P07120319087 )
9. Luh Putu Ari Anggari ( P07120319088 )
10. Ketut Dian Wahyuni ( P07120319089 )
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena dengan rahmat-
nya maka laporan analisis pico yang mengambil judul Efektifitas Pemberian
Kompres Hangat Dinding Abdomen Pada Pasien Febris ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan analisis pico ini. Laporan
seminar kasus ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan
Medikal Bedah Profesi Ners Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Denpasar.
Dalam penyusunan laporan analisis pico ini, penulis juga dibantu oleh
berbagai pihak dan dorongan dari orang-orang terdekat penulis seperti dosen
pembimbing, clinical instructure (CI), teman-teman, serta orang tua. Untuk itu,
penulis menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya sehingga laporan seminar
kasus ini dapat penulis selesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan sehingga saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan kasus ini kedepannya. Semoga
laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
A. PROBLEM
Demam yang berarti peningkatan suhu tubuh diatas normal dapat disebabkan
oleh kelainan di dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu tubuh (Guyton & Hall, 2010). Menurunkan atau tepatnya
mengendalikan dan mengontrol demam dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah dengan cara kompres. Kompres panas dan dingin merupakan
metode untuk menurunkan suhu tubuh (Barbara R Hegner, 2011). Menurut Dewi
Karlina (2013) kompres hangat adalah mengompres kulit dengan alkohol atau air
sejuk. Sesuai dengan reseptor suhu tubuh bagian dalam, maka penurunan suhu
tubuh dengan pendinginan dapat dilakukan pada bagian Hypotalamus, medula
spinalis, organ dalam abdomen dan di sekitar vena-vena besar (Artur C.Guyton,
2010). Selama ini yang sering dijumpai dalam perawatan pada klien dengan
peningkatan suhu dilakukan hanya dengan pemberian kompres pada daerah tubuh
yang memiliki aliran vena besar, seperti leher, ketiak (Axila) dan inguinal (lipatan
paha).
Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar merupakan
upaya memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar menurunkan
suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan
merangsang area preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor.
Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluaran panas tubuh yang lebih
banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan
berkeringat (Potter & Perry, 2005)
Organ intra abdomen merupakan reseptor yang lebih peka terhadap suhu
dingin (Artur C Gayton). Sedangkan daerah vena besar, dirasakan cukup efektif
karena adanya proses vasodilatasi dengan pemberian kompres hangat untuk
menurunkan suhu tubuh.
Dimana organ intra abdomen juga merupakan reseptor suhu yang lebih sensitif
terhadap suhu dingin. Kandungan jaringan lemak pada daerah abdomen sangat
mempengaruhi proses konduksi panas dari dalam kepermukaan kulit
(A.C.Guyton, 2011).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Sufyan Lubis, 2010)
didapatkan bahwa penurunan suhu tubuh pada pemberian kompres hangat daerah
dinding perut dapat menurunkan suhu tubuh dengan kisaran 0,5%. Penelitian
sejenis juga dilakukan oleh Muthalib (2010) tentang efektifitas kompres hangat di
dinding abdomen dan diaxilla pada 20 orang sampel klien demam di RSUD
Pamekasan. Bahwa terjadi penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres
hangat dengan rerata daerah abdomen 0,50 ̊ C dan pada axilla 0,30C.
Pemberian kompres hangat ini merupakan rangsangan suhu (berupa
panas/hangat air kompres) pada bagian perut merupakan sinyal yang dapat
merangsang reseptor suhu dihypotalamus (Guyton, 2011). Informasi temperatur
kompres dikulit dan otot perut tersebut dilanjutkan ke sumsum tulang belakang
kemudian dilanjutkan ke hypothalamus (Diana Weedman, 2012). Daerah perut
yang terdiri dari beberapa organ penting lainnya seperti organ-organ intra
abdomen khususnya hati, usus halus serta otot dinding perut merupakan reseptor-
reseptor suhu yang membantu memberi sinyal pada hypothalamus.
Hal ini yang dapat meningkatkan kecepatan penurunan suhu tubuh dengan
pemberian kompres hangat daerah dinding perut, dikarenakan adanya beberapa
reseptor suhu disekitar perut, seperti otot perut, organ intra abdomen, arteri-arteri
yang banyak terbanyak di organ-organ perut serta kulit perut sendiri yang
memang merupakan reseptor suhu. kompres daerah dinding perut akan
memberikan rangsangan pada otot perut, otot organ intra abdomen yang
merupakan reseptor suhu, kemudian signal dihantarkan ke hypothalamus melalui
ventral primary ramus dan ventral root. Di hypothalamus signal dari otot sama
akan mempengaruhi dari anterior dan preoptik selanjutnya dengan set point
hypothalamus akan mengontrol suhu tubuh hingga normal (Purwanti, 2008).
Dengan dilakukannya penelitian ini nantinya diharapkan dapat diketahui
Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Pada Dinding Perut (Abdomen) Dengan
Pasien Febris
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di ruang
Cermai RSUD Klungkung dan di ruang (Royal Prince, Princess, Class, Queen C)
RS BROSS yang mengalami demam dengan suhu tubuh aksila > 38 C.
Pada pengambilan data awal yang dilakukan di RSUD Klungkung didapat
sampel pasien yang febris sebanyak 5 orang dengan sampel kelompok perlakuan
pada bulan September 2019, pengambilan data di BROSS Pada Bulan November
yaitu sebanyak 5 orang dengan kelompok kontrol.
B. INTERVENTION
Penelitian ini dilakukan dengan metode quasy experiment dengan
rancangan with control group pre-test and post-test design. Subjek dibagi
menjadi dua kelompok yaitu 1) kelompok perlakuan pemberian antipiretik dan
pemberian kompres hangat pada dinding perut (abdomen), 2) kelompok kontrol
pemberian antipiretik saja, pengukuran suhu tubuh dilakukan sebelum
intervensi dan sesudah intervensi. Populasi penelitian ini adalah semua klien
dengan peningkatan suhu (demam) yang diambil di dua rumah sakit yaitu
RSUD Klungkung (kelompok perlakuan) dan Rumah Sakit Umum Bali Royal
(kelompok kontrol) dengan total sampling. Pemilihan sampel menggunakan
kriteria inklusi yaitu responden yang bersedia diteliti,semua responden dengan
febris (suhu tubuh diatas 37,5° C) dan responden tidak mengalami dehidrasi
sedang atau berat.
C. COMPARATION
a. Research result
b. Karakteristik Responden
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
a) Kelompok kontrol
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Pada Kelompok Kontrol
Penelitian Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Pada Dinding Perut
(Abdomen)
Tabel 11 menunjukkan hasil analisis suhu tubuh pre test dan post test
pada kelompok control. Hasil analisis data yang dilakukan dengan
menggunakan uji paired t-test pada kelompok control mendapatkan hasil p
value sebesar 0,021 (p value < 0,05). Maka, disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan antara suhu pre test dan post test pada kelompok control.
b) Uji beda rata-rata suhu pre test dan post test kelompok perlakuan
Tabel 12
Hasil Analisis Uji Paired T-Test Penelitian Efektifitas Pemberian Kompres
Hangat Pada Dinding Perut (Abdomen) Pada Kelompok Perlakuan
Tabel 12 menunjukkan hasil analisis suhu tubuh pre test dan post test
pada kelompok perlakuan. Hasil analisis data yang dilakukan dengan
menggunakan uji paired t-test pada kelompok perlakuan mendapatkan hasil p
value sebesar 0,000 (p value < 0,05). Maka, disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan antara suhu pre test dan post test pada kelompok perlakuan.
c) Uji beda pengaruh perlakuan kompres abdomen terhadap suhu responden
Tabel 13
Hasil Analisis Uji Unpaired T Test Pada Penelitian Efektifitas Pemberian
Kompres Hangat Pada Dinding Perut (Abdomen)
Suhu Kelompok Perlakuan Suhu Kelompok Kontrol
N Mean SD N Mean SD P Value
5 37,26 0,65 5 37,76 0,45 0,197
D. OUTCOME
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok perlakuan mengalami
penurunan suhu tubuh sebesar 1,080C Sedangkan pada kelompok kontrol yaitu
sebesar 0,740C. Hasil uji independent paired t-test menunjukkan hasil p value
0,135 (p value > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
pemberian kompres hangat pada dinding abdomen terhadap suhu tubuh pada
pasien dengan peningkatan suhu tubu (demam).
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC.
Guyton AC, Hall JE. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed
12. Diterjemahkan oleh: Siagian M. Singapura: Elsevier; 2011. hal 325-45.