Anda di halaman 1dari 17

REUMATIK HEART

DESEASE

Heni, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Pengertian

Penyakit jantung rematik (RHD) adalah suatu proses peradangan


yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama
persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme
streptococcus hemolitic-β grup A (Sunoto Pratanu, 2000).
Etiologi

 Faktor-faktor pada individu :

a. Faktor genetik

b. Jenis kelamin

c. Golongan etnik dan ras

d. Umur

e. Keadaan gizi dan lain-lain

f. Reaksi autoimun

g. Serangan demam rematik sebelumnya


 Faktor-faktor lingkungan :

a. Keadaan sosial ekonomi yang buruk

b. Iklim dan geografi

c. Cuaca
Patofisiologi

Demam reumatik adalah penyakit radang yang timbul setelah infeksistreptococcus


golongan beta hemolitik A. Penyakit ini menyebabkan lesi patologik jantung, pembuluh
darah, sendi dan jaringan sub kutan.Demam reumatik dapat menyerang semua bagian
jantung.
Manifestasi klinik

 Stadium 1:

a. Demam

b. Batuk

c. Rasa sakit waktu menelan

d. Muntah

e. Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.


 Stadium ll
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala
demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1 – 3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6
minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.

 Stadium lll
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini timbulnya berbagai
manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik.

 Stadium lV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung /
penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Komplikasi

a. Dekompensasi Cordis
Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya sindroma
klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk
pertumbuhan

b. Pericarditis

Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang yang
ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard
Penatalaksanaan

1. Tirah baring dan mobilisasi (kembali keaktivitas normal) secara bertahap

2. Pemberantasan terhadap kuman streptokokkus dengan pemberian antibiotic


penisilin atau eritromisin. Untuk profilaksis atau pencegahan dapat
diberikan antibiotic penisilin benzatin atau sulfadiazine

3. Antiinflamasi (antiperadangan). Antiperadangan seperti salisilat dapat


dipakai pada demam reumatik tanpa karditis (peradangan pada jantung)
Pemeriksaan Diagnostik

1.Pemeriksaan darah

2.Pemeriksaan bakteriologi

3.Radiologi

4.Pemeriksaan Echokardiogram

5.Pemeriksaan Elektrokardiogram
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian

Data fokus:

 Peningkatan suhu tubuh tidak terlalu tinggi kurang dari 39 derajat celcius namun tidak terpola

 Adanya riwayat infeksi saluran nafas.

 Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dada berdebar-debar..

 Nyeri abdomen, Mual, anoreksia dan penurunan hemoglobin

 Arthralgia, gangguan fungsi sendi

 Kelemahan otot

 Akral dingin

 Mungkin adanya sesak.


Manifestasi khusus:

Carditis : Polyarthritis :

• Takikardia terutama saat tidur (sleeping pulse) • Nyeri dan nyeri tekan disekitar sendi Menyebar
• Kardiomegali pada sendi lutut, siku, bahu, lengan (gangguan
• Suara bising katup (suara sistolik) fungsi sendi)
• Perubahan suara jantung Nodul subcutaneous:
• Perubahan ECG (PR memanjang) • Timbul benjolan dibawah kulit, teraba lunak dan
• Precordial pain bergerak bebas. Muncul sesaat, pada umumnya
• Precardial friction rub langsung diserap. Terdapat pada permukaan
• Lab : leukositosis, LED meningkat, peningkatan ekstensor persendian
ASTO (antistreptolysin)

Khorea : Eritema marginatum :

• Pergerakan ireguler pada ekstremitas, involunter • Bercak kemerahan umum pada batang tubuh dan
dan cepat. telapak tangan.
• Emosi labil • Bercak merah dapat berpindah lokasi tidak
• Kelemahan otot permanen
• Eritema bersifat non pruritus
Diagnosis Keperawatan

a. Penurunan curah jantung b/d adanya gangguan pada penutupan pada katup mitral (stenosis katup)
ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan jantung berdebar-debar

DO : Takikardia terutama saat tidur (sleeping pulse), Hipotensi, pucat sampai sianosis,akral dingin,
Bunyi jantung melemah, suara bising katup (bising sistolik), friction rub, Pemeriksaan lab : Peningkatan
ASTO, Perubahan EKG pada gelombang P-R memanjang, Pada ekocardiogram menunjukan
pembesaran juntung.

b. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada membran sinovialDS : Klien mengeluh nyeri pada

sendi dan berpindah-pindah.

DO : Klien nyeri tekan pada daerah sendi, Klien membatasi gerakan sendi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Setelah diberikan asuhan 1. Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur 1. Memonitor adanya perubahan sirkulasi
keperawatan selama ....x 24 jam setiap 4 jam. jantung sedini mungkin dan terjadinya
diharapkan penurunan curah takikardia-disritmia sebagai kompensasi
jantung dapat diminimalkan. meningkatkan curah jantung
Kriteria hasil: Vital sign dalam 2. Kaji perubahan warna kulit terhadap 2. Pucat menunjukkan adanya penurunan
batas normal, bebas gejala gagal sianosis dan pucat. perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah
jantung, jantung. Sianosis terjadi sebagai akibat adanya
obstruksi aliran darah pada ventrikel.
3. Batasi aktifitas secara adekuat. 3. Istirahat memadai diperlukan untuk
memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan
menurunkan komsumsi O2 dan kerja
berlebihan.
4. Berikan kondisi psikologis lingkungan 4. Stres emosi menghasilkan vasokontriksi
yang tenang. yang meningkatkan TD dan meningkatkan
kerja jantung.
5. Kolaborasi untuk pemberian oksigen 5. Meningkatkan sediaan oksigen untuk
fungsi miokard dan mencegah hipoksia.
6. Kolaborasi untuk pemberian digitalis 6. Diberikan untuk meningkatkan
kontraktilitas miokard dan menurunkan beban
kerja jantung.
2 Setelah diberikan askep 1. Kaji keluhan nyeri. Perhatikan 1. Memberikan informasi
selama ....x 24 jam intensitas (skala 1-10) sebagai dasar dan pengawasan
diharapkan masalah 2. Pertahankan posisi daerah intervensi
nyeri teratasi dengan sendi yang nyeri dan beri posisi 2. Menurunkan
kriteria hasil : Klien yang nyaman spasme/tegangan sendi dan
tidak mengeluh nyeri, 3. Kompres dengan kantong es jaringan sekitar
tidak ada nyeri tekan jika diindikasikan 3. Menghambat kerja reseptor
dan klien tidak 4. Ajarkan teknik relaksasi nyeri
membatasi gerakanya. progresif (napas dalam, Guid 4. Membantu menurunkan
imageri,visualisasi) spasme sendi-sendi, meningkatkan
rasa kontrol dan mampu
5. Kolaborasi untuk pemberian mengalihkan nyeri.
analgetik 5. Menghilangkan nyeri.
IMPLEMENTASI
 Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan.

EVALUASI
 Penurunan curah jantung b/d adanya gangguan pada penutupan pada katup mitral ( stenosis katup ) dapat teratasi.dengan
kriteria evaluasi : Vital sign dalam batas normal , Gambaran EKG normal, bebas gejala gagal jantung.

 . Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada membran sinovial dapat teratasi dengan kriteria evaluasi : Klien tidak
mengeluh nyeri, tidak ada nyeri tekan dan klien tidak membatasi gerakanya
TERIMAKASIH,,,,,,,

Anda mungkin juga menyukai