Anda di halaman 1dari 13

Laporan kasus

Pasien IK laki - laki , usia 54 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat


(IGD) Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya dengan keluhan nyeri dada kiri
menyebar ke punggung yang memberat sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit
(SMRS). Sensasi nyeri seperti tertekan benda berat , skala nyeri 6 ( 0-10). Pasien
juga mengeluh sesak nafas. Kesadaran pasien kompos mentis, tekanan darah
100/70 mmHg, nadi 120 kali/menit, pernapasan 28 kali/menit, dan suhu 36,5 oC,
Saturasi 02 : 95% dengan O2 nasal kanule 3 liter permenit. Pasien mengatakan
bahwa sejak 2 hari yang lalu muncul rasa nyeri pada dada kiri, namun nyeri hilang
bila pasien beristirahat. Nyeri dan sesak timbul kembali bila pasien beraktifitas
agak berat.Pasien juga mengatakan memiliki riwayat kelainan jantung bawaan
sejak kecil. Pasien rutin control ke spesialis penyakit jantung dan sudah dilakukan
Echocardiografi yang hasilnya menunjukkan Mild Mitral Regurgitation. 6 bulan
yang lalu pasien pernah MRS dengan keluhan sesak nafas berat. Saat ini Pasien
didiagnosis mengalami Iskemia Anteroseptal + RBBB + ADHF (berdasarkan
pemeriksaan EKG ) dan thorax foto yang menunjukkan cardiomegali. Keluarga
pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit atau keluhan yang sama dengan
pasien. Pada pemeriksaan fisik terdengar suara Rhonchi pada kedua lapang paru,
pernafasan dangkal dan cepat ( Takipneu), Bunyi jantung S1 S2 ireguler, bising
sistolik tidak ada. Hasil pemeriksaan EKG di dapatkan : T Inversi pada lead V1 –
V4, R’ pada lead V1 dan Wide S pada lead V5-6 , I Avl .Sedangkan Hasil
pemeriksaan laboratorium saat pasien masuk di IGD terlihat pada Tabel 1.

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


BUN / SC

BUN 12 mg/dL 8-25 MG/dL

Kreatinin 1,20 mg/dL perempuan : < 0,95

SGOT 27 u/L Laki-laki : 10-40,


Perempuan : 9-25
SGPT 20 u/L Laki-laki : 10-55,
Perempuan : 7-30
Glukosa Sewaktu 89 mg/dL
70-140

Natrium 136 mmol/L 135 -140

Kalium 4 ,0 mmol/L 3,5-5,5


Klorida 105 mmol/L 96-106

Terapi yang diberikan :

IVFD RL 8 tpm

- Lasix injeksi 1 ampul ( IV )


- ISDN tab 10 mg selanjutnya Drip 0.5 mg / jam dengan syringe pump
- CPG 300 mg tab selanjutnya 1 x 75 mg
- Ascardia 1x 160 mg tab
- Digoxin injeksi 1 x 10 mg ( IV pelan )
- Cek Lab DL, Cardiac Marker, Elektrolit, SGOT/SGPT
- Rawat ICCU

 
3.3Diagnosa dan Intervensi

1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokardium.

Kriteria hasil: Mengidentifikasi metode yang dapat menghilangkan


nyeri,melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.

Intervensi :

Intervensi Rasional
Kolaboratif

Berikan obat-obatan sesuai indikasi:

1. Agen non steroid, mis: 1. Dapat menghilangkan nyeri,


indometasin(indocin);, menurunkan respon inflamasi.
ASA(aspirin) 2. Untuk menurunkan demam dan
2. Antipiretik mis: meningkatkan kenyamanan.
ASA/asetaminofen (tylenol) 3. Diberikan untuk gejala yang lebih
3. Steroid berat.
4. Oksigen 3-4 liter/menit 4. Memaksimalkan ketersediaan
oksigen untuk menurunkan beban
kerja jantung dan menurunkan
ketidaknyamanan karena iskemia.

Mandiri
1. Selidiki keluhan nyeri dada, 1. Mengetahui lokasi dan derajat nyeri.
memperhatikan awitan, Pada iskemia miokardium nyeri
faktor pemberat atau penurun dapat memburuk dengan inspirasi
dalam, gerakan atau berbaring dan
hilang dengan duduk tegak atau
membungkuk.
2. Memberikan lingkungan yang
tenang dan tidakan kenyamanan.
Mislanya merubah posisi,
menggunakan kompres hangat, dan
menggosok punggung
1. Tindakan ini dapat
meningkatkan kenyamanan
fisik dan emosional pasien.

2. Resiko terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan


konstriksi fungsi ventrikel, degenerasi otot jantung.

Kriteria hasil: Menurunkan episode dispnea, angina dan disritmia.


Mengidentifikassi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.

Intervensi :

Intervensi Rasional
Mandiri

1. Pantau irama dan frekuensi 1. Takikardia dan disritmia dapat


jantung terjadi saat jantung berupaya
untuk meningkatkan curahnya
berespon terhadap demam.
Hipoksia, dan asidosis karena
iskemia.
2. Memberikan deteksi dini dari
1. Auskultasi bunyi jantung. terjadinya komplikasi misalnya
Perhatikan jarak / tonus jantung, GJK, tamponade jantung.
murmur, gallop S3 dan S4. 3. Menurunkan beban kerja
jantung, memaksimalkan curah
jantung
4. Meningkatkan relaksasi dan
1. Dorong tirah baring dalam posisi mengarahkan kembali perhatian
semi fowler
2. Berikan tindakan kenyamanan
misalnya perubahan posisi dan
gosokan punggung, dan aktivitas
hiburan dalam toleransi jantung 1. Perilaku ini dapat mengontrol
3. Dorong penggunaan teknik ansietas, meningkatkan relaksasi
menejemen stress misalnya dan menurunkan kerja jantung
latihan pernapasan dan
bimbingan imajinasi
4. Evaluasi keluhan lelah, dispnea,
palpitasi, nyeri dada kontinyu. 1. Manifestasi klinis dari GJK yang
Perhatikan adanya bunyi napas dapat menyertai endokarditis
adventisius, demam atau miokarditis

Kolaboratif

1. Berikan oksigen komplemen 1. Meningkatkan keseterdian


oksigen untuk fungsi miokard
dan menurunkan efek
metabolism anaerob,yang terjadi
sebagai akibat dari hipoksia dan
asidosis.
2. Dapat diberikan untuk
meningkatkan kontraktilitas
miokard dan menurunkan beban
kerja jantung pada adanya GJK
1. Berikan obat – obatan sesuai ( miocarditis)
dengan indikasi misalnya 3. Diberikan untuk mengatasi
digitalis, diuretik pathogen yang teridentifikasi,
mencegah kerusakan jantung
lebih lanjut.
4. prosedur dapat dilakuan di
tempat tidur untuk menurunkan
tekanan cairan di sekitar jantung.
1. Antibiotic/ anti microbial IV 5. Penggantian katup mungkin
diperlukan untuk memperbaiki
curah jantung

1. Bantu dalam periokardiosintesis


darurat

1. Siapkan pasien untuk


pembedahan bila diindikasikan

3. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan b.d menurunya suplai


oksegen ke otot.

Kriteria hasil: mempertahankan atau mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat


secara individual misalnya mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan
kering, nadi perifer`ada atau kuat, masukan/ haluaran seimbang.

Intervensi:

Intervensi Rasional
Mandiri

1. Evaluasi status mental. 1.  Indicator yang menunjukkan


Perhatikikan terjadinya embolisasi sistemik pada otak.
hemiparalisis, afasia, kejang,
muntah, peningkatan TD.
2. Selidiki nyeri dada, dispnea tiba-
tiba yang disertai dengan 2.  Emboli arteri, mempengaruhi jantung
takipnea, nyeri pleuritik, sianosis, dan / atau organ vital lain, dapat terjadi
pucat sebagai akibat dari penyakit katup, dan/
atau disritmia kronis

3.  Dapat mencegah pembentukan atau


1. Tingkatkan tirah baring dengan migrasi emboli pada pasien
tepat endokarditis. Tirah baring lama,
membawa resikonya sendiri tentang
terjadinya fenomena tromboembolic.

4.  Meningkatkan sirkulasi perifer dan


aliran balik vena karenanya menurunkan
resiko pembentukan thrombus.

1. Dorong latihan aktif/ bantu


dengan rentang gerak sesuai
toleransi.

Kolaborasi Heparin dapat digunakan secara


profilaksis bila pasien memerlukan tirah
Berikan antikoagulan, contoh heparin, baring lama, mengalami sepsis atau
warfarin (coumadin) GJK, dan/atau sebelum/sesudah bedah
penggantian katup.

Catatan : Heparin kontraindikasi pada


perikarditis dan tamponade jantung.
Coumadin adalah obat pilihan untuk
terapi setelah penggantian katup jangka
panjang, atau adanya thrombus perifer.

4.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan perfusi jaringan

Kriteria Hasil: mempertahankan pola nafas efektif bebas sianosis, dan tanda lain
dari hipoksia.

Intervensi:

Intervensi Rasional
Mandiri:

1. Evaluasi frekuensi pernafasan 1. Kecepatan dan upaya mungkin


dan kedalaman. Contoh adanya meningkat karena nyeri, takut,
dispnea, penggunaan otot bantu demam, penurunan volume
nafas, pelebaran nasal. sirkulasi, hipoksia atau diatensi
gaster.
2. Sianosis bibir, kuku, atau daun
telinga menunjukkan kondisi
1. Lihat kulit dan membran mukosa hipoksia atau komplikasi paru
untuk adanya sianosis. 3. Merangsang fungsi
pernafasan/ekspansi paru. Efektif
pada pencegahan dan perbaikan
kongesti paru.
1.  Tinggikan kepala tempat tidur
letakkan pada posisi duduk
tinggi atau semifowler.
Kolaborasi:

Berikan tambahan oksigen dengan kanul Meningkatkan pengiriman oksigen ke


atau masker, sesuai indikasi paru untuk kebutuhan sirkulasi
khususnya pada adanya gangguan
ventilasi

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot


miokard, penurunan curah jantung

Kriteria hasil: menunjukkan toleransi aktivitas, menunjukkan pemahaman tentang


pembatasan terapeutik yang diperlukan.

Intervensi:

Intervensi Rasional
Mandiri

1. Kaji respon pasien terhadap 1. Miokarditis menyebabkan


aktivitas. Perhatikan adanya dan inflamasi dan kemungkinan
perubahan dalam keluhan kerusakan sel-sel miokardial,
kelemahan, keletihan, dan sebagai akibat GJK. Penurunan
dispnea berkenaan dengan pengisian dan curah jantung
aktivitas dapat menyebabkan
pengumpulan cairan dalam
kantung perikardial bila ada
perikarditis. Akhirnya
endikarditis dapat terjadi dengan
disfungsi katup, secara negatif
mempengaruhi curah jantung
2. Membantu derajad
dekompensasi jantung and
pulmonal penurunan TD,
takikardia, disritmia, takipnea
adalah indikasi intoleransi
jantung terhadap aktivitas.
3. Demam meningkatkan
1. Pantau frekuensi dan irama kebutuhan dan konsumsi
jantung, tekanan darah, dan oksigen, karenanya
frekuensi pernapasan sebelum meningkatkan beban kerja
dan sesudah aktivitas dan selam jantung, dan menurunkan
di perluka toleransi aktivitas
2. Mempertahankan tirah baring 4. Pada saat terjadi inflamasi klien
selama periode demam dan sesuai mungkin dapat melakukan
indikasi. aktivitas yang diinginkan,
kecuali kerusakan miokard
permanen.
5. Ansietas akan terjadi karena
1. Membantu klien dalam latihan proses inflamasi dan nyeri yang
progresif bertahap sesegera di timbulkan. Dikungan
mungkin untuk turun dari tempat diperlukan untuk mengatasi
tidur, mencatat respon tanda vital frustasi terhadap hospitalisasi.
dan toleransi pasien pada
peningkatan aktivitas
2. Evaluasi respon emosional

Kolaborasi

Berikan oksigen suplemen Peningkatan ketersediaan oksigen


mengimbangi peningkatan konsumsi
oksigen yang terjadi dengan aktivitas.

1. Kurang pengetahuan kondisi penyakit

Kriteria hasil : menyatakan pemahaman tentang proses inflamasi, kebutuhan


pengobatan dan kemungkinan komplikasi.

Intervensi

Intervensi Rasional
Mandiri

1. Jelaskan efek inflamasi pada 1. Untuk bertanggung jawab


jantung, ajarkan untuk terhadap kesehatan sendiri,
memperhatikan gejala pasien perlu memahami
sehubungan dengan penyebab khusus, pengobatan,
komplikasi/berulangnya dan dan efek jangka panjang yang
gejala yang dilaporkan dengan diharapkan dari kondisi
segera pada pemberi perawatan inflamasi, sesuai dengan
misalny demam, nyeri, tanda/gejala yang menunjukkan
peningkatan berat badan, kekambuhan/komplikasi
peningkatan toleransi terhadap
aktifitas.
2. Anjurkan pasien/orang terdekat
tentang dosis, tujuan dan efek 1. Untuk bertanggung jawab
samping obat: kebutuhan terhadap kesehatan sendiri,
diet/pertimbangan khusus:
aktivitas yang diizinkan/dibatasi pasien perlu memahami
penyebab khusus, pengobatan,
dan efek jangka panjang yang
diharapkan dari kondisi
inflamasi, sesuai dengan
tanda/gejala yang menunjukkan
kekambuhan/komplikasi
2. Perawatan di rumah sakit
1. Kaji ulang perlunya antibiotic lama/pemberian antibiotic
jangka panjang/terapi IV/antimicrobial perlu sampai
antimikrobial kultur darah negative/hasil darah
lain menunjukkan tak ada
infeksi.
3. Pemahaman alasan  untuk
pengawasan medis dan rencana
untuk/penerimaan tanggung
jawab

1. Tekankan pentingnya evaluasi


perawatan medis teratur.
Anjurkan pasien membuat
perjanjian.

3.4 Evaluasi

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan


dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi
tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang
diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :

1. Nyeri hilang atau terkontrol


2. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
3. Suplai oksigen adekuat.
4. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
5. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

 
Andrianto, Petrus. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Jakarta

Copyright (c) 2011-2017 Nuzulul Zulkarnain Haq. All rights reserved.

 Tuan Z (50 tahun) dirawat di RS Maju terus, karena menderita akut miokard
infark. Tuan Z menderita penyakit ini sudah 6 bulan yang lalu. Tuan Z mengeluh
nyeri dada sebelah kiri, nyeri dirasa menjalar ke bahu hingga lengan kiri, nyeri
hilang dengan istirahat, nyeri dan sesak nafas bertambah saat aktifitas, klien selalu
bertanya tentang keadaanya sekarang. Didapatkan data klien Tuan Z merasa nyeri,
terlihat meringis menahan sakit, selalu memegang area nyeri, klien membatasi
nyerinya dengan membatasi aktifitas karenanya nyerinya berskala 7, wajah klien
terlihat pucat, cemas, keluar keringat dingin, terpaang kateter, terpasang oksigen 3
lt/menit, suhu 37,5o C, Nadi 88 kali/menit, posisi semifowler, terpasang infuse 20
tpm, TD 120/70 mmHg, RR 28 kali/menit, ADL dibantu dan terpasang terapi
nitrogliserinsublingual. ASUHAN KEPERAWATAN : PENGKAJIAN FORMAT
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DATA KLIEN A. DATA UMUM 1. Nama
inisial klien : Tn. Z 2. Umur : 50 tahun. 3. Alamat : Pandan sari, Mertoyudan 4.
Agama : Islam. 5. Tanggal masuk RS/RB : 30 November 2011 6. Nomor Rekam
Medis : 300123456. 7. Bangsal : Melati B. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA
 13. 13 1. HEALTH PROMOTION a. Kesehatan Umum: - Alasan masuk
rumah sakit: Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri, nyeri dirasa menjalar ke
bahu hingga lngan kiri, nyeri hilang dengan istirahat, nyeri bertambah saat
beraktivitas. - Tekanan darah : 120/70 mmHg. - Nadi : 88x/menit - Suhu : 37,5oC.
- Respirasi : 28x/menit. b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan,dll): Klien
mengatakan dahulu pernah sesak nafas dan merokok. c. Kemampuan mengontrol
kesehatan: - Yang dilakukan bila sakit : klien mengatakan tidur. - Pola hidup
(konsumsi/alkohol/olah raga, dll) Klien mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol
tetapi klien suka merokok. d. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asuransi
kesehatan, dll): Klien mengatakan masuk rumah sakit menggunakan askes. 2.
NUTRITION Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan
komposisi nasi, lauk, dan sayur. Selama sakit : Klien mengatakan makan hanya 2
sendok sekali makan. Diit : nasi tim. 3. ELIMINATION a. Sistem Urinary
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAK 4-5 kali sehari, warna kuning jernih.
 14. 14 Selama sakit : 220cc/hari, terpasang kateter. b. Sistem Gastrointestinal
Klien mengatakan BAB 11x/hari sebelum dan sesudah sakit. c. Sistem Integument
Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu) : Klien tampak pucat, lemas,
keluar keringat dingin, suhu 37,5oC. 4. ACTIVITY/REST a. Istirahat/tidur 1) Jam
tidur : Klien mengatakan biasanya tidur 8 jam/hari. 2) Insomnia : Klien
mengatakan tidak mengalami insomnia. 3) Pertolongan untuk merangsang tidur:
Klien mengatakan tidak menggunakan apapun untuk merangsang tidurnya. b.
Aktivitas 1) Kebiasaan olah raga : Klien mengatakan tidak pernah olahraga. 2)
ADL a) Makan : Klien mengatakan dibantu oleh istri. b) Toileting : Klien
mengatakan dibantu oleh istri. c) Kebersihan : Klien mengatakan dibantu oleh
istri. d) Berpakaian : Klien mengatakan dibantu oleh istri. 3) Bantuan ADL : Klien
terpasang Terapi Nitrogliserinsublingual. c. Cardio respons 1) Penyakit jantung :
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit jantung. 2) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak. b) Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
c) Perkusi : Pekak. d) Auskultasi : BJ I = BJ II, Reguler.
 15. 15 d. Pulmonary respon 1) Penyakit sistem nafas : Klien mengatakan sesak
nafas. 2) Penggunaan O2 : Terpasang oksigen 3 liter/menit. 3) Pemeriksaan paru-
paru a) Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri, frekuensi pernafasan cepat
dan dangkal. b) Palpasi : Fremitus, raba kanan dan kiri sama. c) Perkusi : Bunyi
ronchi. d) Auskultasi : Wheezing. 5. PERCEPTION/COGNITION a.
Orientasi/kognisi 1) Tingkat pendidikan : Klien mengatakan lulusan SD. 2)
Kurang pengetahuan : Klien mengatakan kurang pengetahuan. 3) Pengetahuan
tentang penyakit: Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dialaminya.
4) Orientasi (waktu, tempat, orang) : Klien dalam keadaan sadar. b.
Sensasi/persepi 1) Riwayat penyakit jantung : Klien mengatakan mempunyai
riwayat penyakit 6 bulan yang lalu. 2) Penggunaan alat bantu : Klien mengatakan
tidak memakai alat bantu. 3) Penginderaan : Klien tidak menggunakan alat bantu
kacamata. c. Communication 1) Bahasa yang digunakan : Klien mengatakan
menggunakan bahasa Indonesia. 2) Kesulitan berkomunikasi : Klien tidak
mengalami kesulitan berkomunikasi.
 16. 16 6. SELF PERCEPTION a. Self-concept/self-esteem 1) Perasaan
cemas/takut : Klien mengatakan merasa cemas, takut yang ditandai dengan wajah
pucat dan keringat dingin. 2) Perasaan putus asa/kehilangan: Klien mengatakan
tidak putus asa. 3) Keinginan untuk mencederai : Klien mengatakan tidak ingin
mencederai dirinya sendiri. 7. ROLE RELATIONSHIP a. Peranan hubungan 1)
Status hubungan : Klien mengatakan sudah menikah. 2) Orang terdekat : Klien
mengatakan orang terdekat adalah istri. 3) Perubahan konflik/peran : Klien
mengatakan peran klien terganggu dalam mencari nafkah. 4) Perubahan gaya
hidup : Klien mengatakan mengalami perubahan dalam gaya hidup. 5) Interaksi
dengan orang lain : Klien mengatakan interaksi dengan orang lain baik. 8.
SEXUALITY Identitas seksual : Klien berjenis kelamin laki-laki. 9.
COPING/STRESS TOLERANCE a. Coping respon 1) Rasa sedih/takut/cemas :
Klien mengatakan sedih dan cemas.
 17. 17 2) Kemampan untuk mengatasi : Klien mengatakan sering berdoa. 3)
Perilaku yang menampakkan cemas : Klien mengatakan berkeringat dingin dan
pucat. 10. LIFE PRINCIPLES a. Nilai kepercayaan 1) Kegiatan keagamaan yang
diikuti : Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan keagamaan. 2) Kemampuan
untuk berpartisipasi : Klien mengatakan mampu untuk berpartisipasi. 3) Kegiatan
kebudayaan : Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan kebudayaan. 4)
Kemampuan memecahkan masalah : Klien mengatakan mampu memecahkan
masalahnya. 11. SAFETY/PROTECTION a. Alergi : Klien mengatakan tidak
memiliki alergi. b. Penyakit autoimune : Klien mengatakan tidak memiliki
penyakit autoimune. c. Tanda infeksi : Klien tidak mempunyai tanda infeksi. 12.
COMFORT a. Kenyamanan/Nyeri 1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) :
Agens cidera fisik (penyakit jantung) 2) Quality (bagaimana kualitasnya) : Klien
mengatakan nyeri seperti ditusuk. 3) Regio (dimana letaknya) : Klien mengatakan
nyeri berada di bagian dada sebelah kiri dan nyeri menjalar ke bahu hingga lengan
kiri.
 18. 18 4) Scala (berapa skalanya) : 7 5) Time (waktu) : Klien mengatakan
kadang- kadang nyerinya terasa. 13. GROWTH/DEVELOPMENT Pertumbuhan
dan perkembangan : Pertumbuhan dan perkembangan klien baik dan normal. C.
DATA LABORATORIUM Tanggal & Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Harga Normal Satuan Interpretasi
 19. 19 ANALISA DATA No. Data Fokus Etiologi Problem D. Subyektif D.

Obyektif 1. - Klien merasa nyeri dada sebelah kiri. - - Klien merasa nyeri menjalar

ke bahu hingga ke lengan kiri. - - Klien merasa sesak nafas. -Nadi : 88 kl/mnt

(irregular) -TD:120/70mmHg -RR : 28 kl/mnt -Klien selalu memegang area nyeri.

NANDA : (Aritmia ) (Dypsnea) (Ortopnea) Perubahan

Anda mungkin juga menyukai