Anda di halaman 1dari 8

asupan lemak jenuh dan lemak total (Kaplan, 2006).

Kalium dapat
menurunkan tekanan darah dnegan meningkatkan jumlah natrium yang
terbuang bersama air kencing.dengan setidaknya mengkonsumsi buah-
buahan sebanyak 3-5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan
potassium yang cukup (Radmarssy, 2007).

e. Menghindari merokok

Merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan timbulnya


hipertensi, tetapi merokok dapat meningkatkan risiko komplikasi pada
pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke, maka perlu dihindari
mengkonsumsi tembakau (rokok) karena dapat memperberat hipertensi
(Dalimartha, 2008). Nikotin dalam tembakau membuat jantung bekerja
lebih keras karena menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan
frekuensi denyut jantung serta tekanan darah (Sheps, 2005). Maka pada
penderita hipertensi dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan merokok
(pfizerpeduli.com).

f. Penurunan stress

Stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menentap, namun jika


episode stress sering terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang
sangat tinggi (Sheps, 2005). Menghindari stress dengan menciptakan
suasana yang menyenangkan bagi penderita hipertensi dan memperkenalkan
berbagai metode relaksasi seperti yoga atau meditasi yang dapat mengontrol
system saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah
(pfizerpeduli.com).

g. Terapi masase (pijat)

Menurut Dalimartha (2008), pada prinsipnya pijat yang dilakukan pada


penderita hipertensi adalah untuk memperlancar aliran energy dalam tubuh
sehingga gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat diminimalisir,
ketika semua jalur energy terbuka dan aliran energy tidak lagi terhalang oleh
ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi dapat ditekan.

2. Pengobatan Farmakologi
1. Diuretik (Hidroklorotiazid)
Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh berkurang
yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2. Penghambat Simpatetik (Metildopa, klonidin, dan Resperin)
Menghambat aktivitas saraf simpatik
3. Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
a. Menunrunkan daya pompa jantung
b. Tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan penapasan seperti, asma bronkial.
c. Pada penderita diabetes mellitus dapat menutupi gejala hipoglikemia
4. Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
pembuluh darah.
5. ACE inhibitor (captopril)
a. Mengambat pembentukan zat Angiotensin II.
b. Efek samping : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6. Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptor sehingga
memperingan daya pompa jantung.
7. Antagonis kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas)

7. Komplikasi
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai
organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi
dapat terjadi pada organ-organ sebagai berikut :
1. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung coroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung
akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya,
yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi
memompa sehingga banyak cairan tertahan diparu maupun jaringan tubuh
lain yang dapat menyebabkan sesak napas atau oedema. Kondisi ini disebut
gagal jantung.
2. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke, apabila tidak
diobati risiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
3. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah
tinggi dapat menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal
akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan
didalam tubuh.
4. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi
dan dapat menimbulkan kebutuhan (Yahya, 2005).
B. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
1. Data biografi : nama, alamat, umur, tanggal MRS, diagnose medis,
penanggung jawab, catatan kedatangan.
2. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama : biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan kepala
terasa pusing dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur.
2. Riwayat kesehatan sekarang : biasanya pada saat dilakukan pengkajian
pasien masih mengeluh kepala terasa sakit dan berat, penglihatan
berkunang-kunang, tidak bisa tidur.
3. Riwayat kesehatan : biasanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit
yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan biasanya
pasien mengkonsumsi obat rutin seperti captopril.
4. Riwayat kesehatan keluarga : bisanya penyakit hipertensi ini adalah
penyakit keturunan.

3. Data dasar pengkajian


a. Aktivitas atau istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin.
c. Integritas ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
factor stress multiple.
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.
e. Makanan atau cairan :
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol.
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema.
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing atau pening, sakit kepala, berdenyut sakit
kepala, berdenyut gangguan penglihatan, episode epitaksis.
Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,
perubahan retinal optic.
g. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala
oksipital berat, nyeri abdomen.
h. Pernapasan
Gejala : dyspnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dyspnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum,
riwayat merokok.
Tanda : distress respirasi atau penggunaan otot aksesoris pernapasan,
bunyi napas tambahan, sianosis.
i. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan.
Tanda : episode prestesia unilateral transien, hipotensi postural.
j. Pembelajaran atau penyuluhan

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral.
c. Potensial perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
d. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit dan perawatan diri.

3. Rencana asuhan keperawatan

a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.

Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3×24 jam


diharapkan afterloadtidak meningkat, tidak terjadi vasokontriksi, tidak
terjadi iskemia miokard.

Hasil yang diharapkan :

 Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD.


 Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima.
 Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil.

Intervensi keperawatan :

1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan teknik yang
tepat.
2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
4. Amati warna kulit, kelembaman, suhu dan masa pengisian kapiler.
5. Cacat edema umum.
6. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktifitas.
7. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur atau
kursi.
8. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.
9. Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher.
10. Anjurkan tekhnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
11. Pantau respon terhadap otot untuk mengontrol tekanan darah.
12. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi.
13. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

2. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral

Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3×24 jam


diharapkan nyeri berkurang.

Hasil yang diharapkan :

 Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman

Intervensi keperawatan :

1. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan.


2. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
3. Batasi aktifitas.
4. Hindari merokok atau menggunakan penggunaan nikotin.
5. Beri obat analgesic dan sedasi sesuai pesanan.
6. Beri tindankan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres
es, posisi nyaman, tekhnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari
konstipasi.

3. Potensial perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung


berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3×24 jam


diharapkan sirkulasi tubuh tidak terganggu.

Hasil yang diharapkan :

 Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti


ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
 Haluaran urin 30 ml/menit.
 Tanda-tanda vital stabil.
Intervensi :
1. Pertahankan tirah baring, tinggikan kepala tempat tidur.
2. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan, tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia.
3. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
4. Amati adanya hipotensi mendadak.
5. Ukur masukan dan pengeluaran.
6. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
7. Ambulasi sesuai kemampuan, hindari kelelahan.

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


proses penyakit dan perawatan diri

Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3×24 jam


diharapkan klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi.

Hasil yang diharapkan :

 Pasien mengungkapkan pengetahuan dan keterampilan penatalaksanaan


perawatan dini.
 Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan.

Intervensi :

1. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur.


2. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress.
3. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan
dan efek samping atau efek toksik.
4. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan
dokter.
5. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan
dokter sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
6. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil.
7. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat.
8. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan.
9. Jelaskan pentingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat,
jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung
kafein, the serta alcohol.
10. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan.

Anda mungkin juga menyukai