Kalium dapat
menurunkan tekanan darah dnegan meningkatkan jumlah natrium yang
terbuang bersama air kencing.dengan setidaknya mengkonsumsi buah-
buahan sebanyak 3-5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan
potassium yang cukup (Radmarssy, 2007).
e. Menghindari merokok
f. Penurunan stress
2. Pengobatan Farmakologi
1. Diuretik (Hidroklorotiazid)
Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh berkurang
yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2. Penghambat Simpatetik (Metildopa, klonidin, dan Resperin)
Menghambat aktivitas saraf simpatik
3. Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
a. Menunrunkan daya pompa jantung
b. Tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan penapasan seperti, asma bronkial.
c. Pada penderita diabetes mellitus dapat menutupi gejala hipoglikemia
4. Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
pembuluh darah.
5. ACE inhibitor (captopril)
a. Mengambat pembentukan zat Angiotensin II.
b. Efek samping : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6. Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptor sehingga
memperingan daya pompa jantung.
7. Antagonis kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas)
7. Komplikasi
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai
organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi
dapat terjadi pada organ-organ sebagai berikut :
1. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung coroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung
akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya,
yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi
memompa sehingga banyak cairan tertahan diparu maupun jaringan tubuh
lain yang dapat menyebabkan sesak napas atau oedema. Kondisi ini disebut
gagal jantung.
2. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke, apabila tidak
diobati risiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
3. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah
tinggi dapat menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal
akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan
didalam tubuh.
4. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi
dan dapat menimbulkan kebutuhan (Yahya, 2005).
B. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
1. Data biografi : nama, alamat, umur, tanggal MRS, diagnose medis,
penanggung jawab, catatan kedatangan.
2. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama : biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan kepala
terasa pusing dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur.
2. Riwayat kesehatan sekarang : biasanya pada saat dilakukan pengkajian
pasien masih mengeluh kepala terasa sakit dan berat, penglihatan
berkunang-kunang, tidak bisa tidur.
3. Riwayat kesehatan : biasanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit
yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan biasanya
pasien mengkonsumsi obat rutin seperti captopril.
4. Riwayat kesehatan keluarga : bisanya penyakit hipertensi ini adalah
penyakit keturunan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral.
c. Potensial perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
d. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit dan perawatan diri.
Intervensi keperawatan :
1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan teknik yang
tepat.
2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
4. Amati warna kulit, kelembaman, suhu dan masa pengisian kapiler.
5. Cacat edema umum.
6. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktifitas.
7. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur atau
kursi.
8. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.
9. Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher.
10. Anjurkan tekhnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
11. Pantau respon terhadap otot untuk mengontrol tekanan darah.
12. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi.
13. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Intervensi keperawatan :
Intervensi :