Kelompok 3
Abdul Rahman :1714201008
Defi rahayu :1714201009
Annisa oktavia :1714201010
Siti maisarah :1714202012
Anggraini :1714201013
Neng selfi :1714201024
Desti sumiasti :1714201025
Pengertian Krisis Hipertensi
a. Elektrokardio.
b. Urinalisa.
c. USG.
d. CT scan.
e. Rongsen.
Penanganan Krisis Hipertensi
1. Hipertensi Darurat (Emergency Hypertension)
Penurunan tekanan darah harus dilakukan dengan segera namun tidak terburu-
buru. Penurunan tekanan darah yang terburu-buru dapat menyebabkan iskemik pada
otak dan ginjal. Tekanan darah harus dikurangi25% dalam waktu 1 menit sampai 2 jam
dan diturunkan lagi ke 160/100dalam 2 sampai 6 jam. Medikasi yang diberikan
sebaiknya per parenteral (Infus drip, BUKAN INJEKSI). Obat yang cukup sering
digunakan adalah Nitroprusid IV dengan dosis 0,25 ug/kg/menit. Bila tidak ada,
pengobatan oral dapat diberikan sambil merujuk penderita ke Rumah Sakit. Pengobatan
oral yang dapat diberikan meliputi Nifedipinde 5-10 mg, Captorpil 12,5-25 mg, Clonidin
75-100 ug, Propanolol 10-40 mg. Penderita harus dirawat inap.
1. Ensefalopati Hipertensi
Pada Ensefalofati hipertensi biasanya ada keluhan serebral. Bisa terjadi dari
hipertensi esensial atau hipertensi maligna, feokromositoma dan eklamsia.
Biasanya tekanan darah naik dengan cepat, dengan keluhan : nyeri kepala,
mual-muntah, bingung dan gejala saraf fokal (nistagmus, gangguan
penglihatan, babinsky positif, reflek asimetris, dan parese terbatas)
melanjut menjadi stupor, koma, kejang-kejang dan akhirnya meninggal.
obat yang dianjurkan : Natrium Nitroprusid, Diazoxide dan Trimetapan.
2. Gagal Jantung Kiri Akut
Biasanya terjadi pada penderita hipertensi sedang atau berat, sebagai akibat
dari bertambahnya beban pada ventrikel kiri. Odema paru akut akan
membaik bila tensi telah terkontrol.
Obat pilihan : Trimetapan dan Natrium nitroprusid. Pemberian Diuretik IV
akan mempercepat perbaikan.
3. Feokromositoma
Katekolamin dalam jumlah berlebihan yang
dikeluarkan oleh tumor akan berakibat kenaikan
tekanan darah. Gejala biasanya timbul mendadak :
nyeri kepala, palpitasi, keringat banyak dan tremor.
Obat pilihan : Pentolamin 5-10 mg IV.
4. Deseksi Aorta Anerisma Akut
Awalnya terjadi robekan tunika intima, sehingga
timbul hematom yang meluas. Bila terjadi ruptur maka
akan terjadi kematian. Gejala yang timbul biasanya
adalah nyeri dada tidak khas yang menjalar ke
punggung perut dan anggota bawah. Auskultasi :
didapatkan bising kelainan katup aorta atau cabangnya
5. Toksemia Gravidarum
Gejala yang muncul adalah kejang-kejang dan kebingungan.
obat pilihan : Hidralazin kemudian dilanjutkan dengan klonidin.
6. Perdarahan Intrakranial
pengobatan hipertensi pada kasus ini harus dilakukan dengan hati-
hati, karena penurunan tekanan yang cepat dapat menghilangkan
spasme pembuluh darah disekitar tempat perdarahan, yang justru
akan menambah perdarahan. Penurunan tekanan darah dilakukan
sebanyak 10-15 % atau diastolik dipertahankan sekitar 110-120
MmHg.
Obat pilihan : Trimetapan atau Hidralazin.
Askep
A. Pengkajian
1. Identitas.
Pasien, meliputi : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Agama, Bangsa. Penanggung
Jawab : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Agama, Bangsa dan hubungan dengan
pasien.
2. Pengkajian Primer.
a. Airway
Bersihan jalan nafas.
Adanya/ tidaknya jalan nafas.
Distres pernafasan.
Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring.
b. Breathing
Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada.
Suara nafas melalui hidung atau mulut.
Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas.
c. Circulation
Denyut nadi karotis.
Tekanan darah.
Warna kulit, kelembapan kulit.
Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal.
d. Disability
Tingkat kesadaran.
Gerakan ekstremitas.
GCS ( Glasgow Coma Scale ).
Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya.
e. Eksposure
Tanda-tanda trauma yang ada
A. Dasar Data Pengkajian.
a. Aktivitas/istirahat.
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton Tanda : frekuensi
jantung meningkat, perubahan irama jantung, Takipnea.
b. Sirkulasi.
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu
dingin.
c. Integritas Ego.
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, Factor stress
multiple.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi.
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.
e. Makanan/Cairan.
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol.
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema.
f. Neurosensori.
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,
gangguan penglihatan, episode epistaksis.
Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optic.
g. Nyeri/ketidaknyamanan.
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen.
h. Pernapasan.
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok.
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis.
i. Keamanan.
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan.
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postura.
j. Pembelajaran/Penyuluhan.
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM , penyakit ginjal Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone.
Diagnosa Keperawatan