Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

“HIPERTENSI”

Oleh :

AMRIL ARIF

BT 1901036

II B

CI LAHAN CI INSTITUSI

_________________ _________________

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

2021
A. Konsep Dasar Medis

1. Definisi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persilen dimana tekanan


sistoliknya diatas 150 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg.

Hipertensi dikatakan ringan apabila tekanan diastoliknya Anatar 95-104 mmHg.


Hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya 105-114 mmHg. Dan Hipertensi berat
bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan
peningkatan diastolik karna dianggap lebih dari peningkatan sistoik.

2. Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi


terjadi sebagai respon peningkatan cardiae out put atau peningkatan tekanan Perifer
Namaun beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi :

a. Generik : Respoy neurologi terhadap stress atau kelainan akspresi atau


transfor Na.
b. Obesitas : Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan TD
meningkat.
c. Stres lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterevoskionosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.

Berdasarkan etologinya hipertensi dibedakan menjadi 2 golongan :

a. Hipertensi esensial

Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti


genetika.

b. Hipertensi genetika

Dapat diakibatkan oleh penyakit pavenkim / vaskular tebal penggunaan


kontrasepsi kerak.

Penyebab hipertensi sekunder :

a. Ginjal
b. Glomerulonefritis
c. Plelonefritis
d. Nekrosis sabular akity
e. Tumor
f. Vaskuler
g. Aterosklorosis
h. Hiperplasia
i. i.Trombosis
j. Aneurisma
k. Emboli kolesterol
l. Vaskueular
m. Aterokloresis
n. Vaskukulitis
o. Kelainan endokrin
p. DM

3. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di


pusat Vasomotor. Pada medula otak dari pusat Vasomotor ini bermula dari saraf
sinpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan krivalis dan
abdomen.rangsangan saraf Vasomotor berasal dari dalam bentuk impuls yang
bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganggalia simpatis. Pada titik ini
neuron preganglian melepaskan aserikolin. Yang akan merangsang serabut saraf
Pasea ganglian ke pembuluh darah. Dimana dengan dilepaskannya pevepineprin
mengakibatkan kontruksi pembuluh darah.

4. Manifestasi klinis

a. Peningkatan TD > 140 / 90 mmHg


b. Sakit kepala
c. Pusing
d. Rasa berat di tengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokuria
i. Azotemia
j. Sulit bernafas

5. Kompilasi

Efek pada organ


a. Otak : - Pemekaran pembuluh darah

- Pendarahan

- Kematian sel otak : stroke

b. Ginjal : - Kerusakan sel ginjal

-Gagal ginjal

c. Janting : - Membesar

- Sesak nafas (dispneu)

- Cepat lelah

- Gagal jantung

6. Pemeriksaan Diagnostik

• Glukosa hipeglekemia (DM) adalah penerus hipertensi ( dapat diakibatkan oleh


peningkatan kadar kotekdamin ( meningkatkan hipertensi ).

• Kalsium serum meningkatkan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

• Sleroid Urine kenaikan dapat mengindikasikan hiperadvenalisme faktor musitomo


atau disfungsi pertaltari, sindrom, kadar rennim dapat juga meningkat.

• Hemoglobin : Bukan Diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel terhadap volume
cairan dan dapat mengidentifikasi faktor-faktor resiky seperti hiperkoagukabilitas,
anemia.

• Ctscan mengkaji tumor serebral, CSV, Ense palovati, atau feokoomositoma.

• EKG dapat menunjukkan pembesaran jantung, pada regangan gangguan konduksi


peninggian gelombang adalah salah satu penyakit jantung Hipertensi.

7. Penatalaksanaan Medis

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah mordibitas dan mortalitas akibat


komplikasi kardiovaskular yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
TD dibawah 140 / 90 mmHg.

Tujuan tiap program penangan bayi setiap pasien adalah mencegah terjadinya dan
mortanitas pencapaian dan mempertahankan TD dibawah 190 / 90 mmHg.
B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas / Istirahat

Gejala / Kelemahan, lebih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, penambahan irama jantung.

b. Integritas ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian,ansietas depveri, merah kronik dapat


mengakibatkan kerusakan .

Tanda : Suasana hati : gelisah, penyempitan, tangisan yang meledak, gerak lengan
empati, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, napasan menghela.

c. Nyeri ketidaknyamanan

Gejala : Angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung ) nyeri hilang timbul.

d. Makana / Cairan

Gejala : makanya yang disukai yaitu makanan tinggi garam, lemak, kolesterol,
makanya yang digoreng, keju, telur dan mual, muntah, penurunan BB akhir-akhir ini.

Tanda : Obesitas adanya edema kemungkinan umum atau tentuan, kagesti Vena
glukosa hampir 10%.

e. Pernafasan

Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas / kerja Takipnew, ortopenia,


dispnea, nokrunal pamksimal.

Tanda : Distres despiran / penggunaan aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan.

f. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi / cara berjalan.

Keluha : episode pavestosia unilateral trensien hipotensi postural.

g. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : faktor resikot keluarga : Hipertensi, penyakit jantung, DM, penyakit serebral
vaskuler / ginjal.

Pertimbangan : DRG menunjukkan rata-rata lamanya damrat 4,2 hari.

Peneana pemulangan : bantuan dengan pemantauan dari tanda perubahan dalam


terapi obat.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung b/d peningkatan hipertropi / ndigitas, iskemia,


miokard.
2. Nyeri Akut b/d penngkatan tekanan vaskuler serebral dan insomnia.
3. Resiko cedera b/d ketidak seimbangan saat mobilisasi.
4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b/d suplai O2 otak menurun.
5. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
3. Pemyimpangan KDM

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Pemyumbatan pembuluh darah

Gangguan Sirkulasi

Otak Pembuluh Darah

Sistemik

Retensi Suplai O2
pembuluh darah menurun After lood
otak meningkat
Sinko P
Nyeri kepala
akut Gangguan
Penurunan Fatigve
perfusi jaringan
curah jantung

Intoleransi
aktivitas
4. Intervensi keperawatan

a. Penurunan curah jantung b/d peningkatan hipertropi, iskemia, miokard.

Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan Keperawatan


selama 3x24

Intervensi :

• R/ : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang


keterlibatan a/ bidang masalah vaskular.

• Catat edema umum / tertentu

R/ : Dapat mengidentifikasi gagal jantung

• Anjurkan teknik relaksasi

R/ : Dapat menurunkan rangsangan yang dapat menimbulkan stress.

• Kolaborasi pemberian obat hipertensi

R/ : Pemberian obat anti Hipertensi untuk menurunkan TD agar kembali normal.

b. Nyeri Akut b/d peningkatan tekanan vaskular serebral dan insomnia.

Tujuan : Melaporkankan nyeri / Ketidaknyamanan hilang, tidak terkontrol.

- Pengukuran metode dengan memberikan pengurangan, mengikuti volment


tanmakologi yang diresepkan.

Intervensi :

• Bantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

R/ : pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan sakit kepala.

• Berikat cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang terjadi bila pendarahan.

• Hidung dan lakukan kompres u/ menghentikan pendarahan.

R/ : Menaikkan kenyamanan kompres hidung dan dapat membutuhkan nafas dengan


mulut.

c. Resiko cedera b/d ketidakseimbangan saat mobilisasi.

Kriteria hasil : Klien dapat berjalan dengan normal dan benar.


Intervensi :

• Kaji suhu air mandi, dan bantuan pemanas sebelum digunakan.

R/ : Agar sistem peredaran darah normal.

• Kaji ekstermitas setiap hari terhadap cedera yang terdeteksi.

R/ : Dapat untuk mengetahui adanya rangsangan.

d. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak b/d suplai O2 otak menurun.

Kriteria Hasil : - Tanda vital stabil

- Nyeri kepala bertahap hilang

Intervensi :

• Bedrosit dengan posisi kepala terlentang

R/ : Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan dramago Vena dan


memperbaiki serebral.

• Monitor tanda-tanda vital tiap 2 jam

R/ : Mengetahui tiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini.

• Monitor otot pergerakan

R/ : Mengetahui oeruabahy dini secara maksimal.

e. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan


oksigen.

Tujuan : Tidak terjadi intoleransi aktivitas

Kriteri hasil : - Meningkatkan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

- Menunjukkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas.

Intervensi :

• Kaji respon klien terhadap aktivitas frekuensi koordinasi peningkatan TD yang


nyaman sesudah aktivitas.

R/ : Meningkatkan energi dan menunjukkan penurunan gejala intoleransi aktivitas.


5. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana


keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri. (Independen) dan
tindakay kolaborasi. Tindakan mandiri adalah aktivitas perawat adalah yang
dilaksanakan atas dasar kesimpulan atau keputusan sendiri. Sedangkan tindakan
kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama seperti dokter
petugas kesehatan lainnya. ( Tarwoto, 2000 ).

6. Evaluasi

Evaluasi adalah perkemy kesehatan pasien dapat dilihat dan hasilnya.

Tujuannya adalah : Mengei sebagaimana tujuan perawatan dapat dicapai dan


memberi umlan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.

( Tarwoto, 2000 ).
DAFTAR PUSTAKA

Corwin ,E.J. 2001. Patofisiologi. penerbitan buku : Kedokteran.EGC: Jakarta

Doengoes marlyn E.2000 Rencana Asuhan keperawatan, Edisi.3 Jakarta :EGC

Elizabeth J.Carwin ( 2009:485 )

Http://www.indopost.co.id.

Anda mungkin juga menyukai