Anda di halaman 1dari 7

NAMA : FITRIANI

KELAS : 1B

NIM : BT2101036

RESUME/RANGKUMAN

(EMOSI, STRESS, DAN ADAPTAS)

EMOSI

 Pengertian Emosi

Emosi adalah keadaan atau peristiwa kejiwaan yang dirasakan atau dinilai dengan :
senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, baik atau tidak baik, setuju atau tidak
setuju, dan sebagainya. Menurut Daniel Golemen, emosi merujuk pada suatu perasaan
dan pikiran-pikiran khasnya,suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Hathersall (1985) merumuskan pengertian emosi
sebagai suatu psikologis yang merupakan pengalaman subyektif yang dapat dilihatdari
reaksi wajah dan tubuh. Misalnya seorang remaja yang sedang marah memperlihatkan
muka merah, wajah seram, dan postur tubuh menegang, bertingkah laku menendang
atau menyerang, serta jantung berdenyut cepat.Oleh sebab itu, emosi bersifat subjektif
ketimbang objektif. Suatu hal, benda atau peristiwa bagi seseorang itu baik atau
menyenangkan, tetapi bagi orang lain hal yang sama dinilai tidak menyenangkan atau
tidak baik.

Oleh sebab itu, unsur-unsur perasaan atau emosi mempunyai ciri-ciri antaralain sebagai
berikut :

a. Bersifat subjektif.

b. Bersangkut paut dengan persepsi terhadap objek atau fenomena yangdiamati


ataudikenal.

c. Perasaan senang atau tidak senang, baik atau tidak baik, suka atau tidaksuka, setuju
atau tidak setuju, dan sebagainya mempunyai tingkatanyang berbeda. Dua orang
menilai suatu objek, sama-sama baik, atau sama-sama tidak baik, tetapi penilaian baik
atai penilaian tidak baik tersebut tidak sama (bertingkat), mulai dengan baik sampai
dengan sangat baik sekali.

 Bentuk Reaksi

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran.Jadi, emosi


merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat
merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan,tapi juga dapat mengganggu
perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995).Hal ini berkaitan dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Ekman danFriesen (Carlson, 1987) adanya tiga rules, yaitu :

1. Masking : yaitu keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat


menutupi emosi yang dialaminya.

2. Modulation ; yaitu orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenaigejala


kejasmaniannya, tetapi hanya dapat mengurangi saja.

3. Simulation; yaitu orang tidak mengalami sesuatu emosi, tetapi seolah-olah


mengalami emosi dengan menampakkan gejala kejasmanian.

Seperti telah disebutkan bahwa perasaan atau emosi adalah merupakan penilaian
seseorang terhadap stimulus atau kondisi dan situasi diluar dirinya. Hasil penilaian,
emosi atau perasaan tersebut terwujud dalam berbagai bentuk manifestasi, yang
biasanya disebut reaksi perasaan atau emosional. Reaksi-reaksi perasaan ini dapat
dibedakan antara lain sebagai berikut :

a. Terkejut : adalah reaksi yang tiba-tiba dan biasanya terjadi jika stimulus dari luar
tersebut secara tiba-tiba tanpa disadari.

b. Sedih : terjadinya rasa negatif, yakni apabila adanya kekosongan jiwa akibat suatu
peristiwa atau kejadian yang tidak mengenakkan. Sedih terjadi karena adanya
“trauma” psikologis.

c. Gembira : terjadi karena rasa positif, yakni adanya peristiwa atau kejadian yang
menyenangkan terkait dengan dirinya.

d. Takut : terjadi atau timbul karena merasa lemah, tidak berdaya dalam menghadapi
kondisi, situasi, atau peristiwa diluar dirinya. Takut adalah perasaan
ketidakmampuan dirinya dalam menghadapi tantangan atau ancaman dari luar.

e. Giris : adalah rasa takut yang sangat berat dan berlebihan.

f. Gelisah : rasa takut tetapi dalam tingkat yang masih ringan.

g. Khawatir : adalah terjadinya perasaan kurang berdaya atau adanya rasaterancam


terhadap kondisi atau situasi di luar dirinya.

h. Marah : adalah suatu bentuk reaksi terhadap rintangan atau kemungkinan


kegagalan yang akan dialami. Marah juga merupakan bentuk perlawanan terhadap
eksistensi dirinya.

i. Heran : adalah reaksi atau respons terhadap objek yang belum dipahami, atau
respons terhadap kejadian di luar dirinya yang tidak seperti biasanya, atau lain
daripada yang lain.
STRESS

 Pengertian Stress

Stress menurut Hans Selye tahun 1950 merupakan respons tubuh yang bersifat tidak
spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.Berdasarkan pengertian tersebut
dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi
orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan
merespons dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut
dapatmengalami stress, begitu juga sebaliknya.Stress adalah suatu ketidakseimbangan
diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari perubahan yang
memerlukan penyesuaian, sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif
yangdapat menimbulkan stress, seperti cidera, sakit atau kematian orang yangdicintai,
bahkan putus cinta. Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik
pangkat, perkawinan, dan jatuh cinta.

 Faktor-faktor yang Menyebabkan Stress

Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors.Meskipun stress


dapat di akibatkan oleh hanya satu stressor, biasanya karyawan mengalami stress
karena kombinasi stressors.

Menurut Robbins (2001: 565-567) ada tiga sumber utama yang dapatmenyebabkan
timbulnya stress yaitu:

1. Faktor Lingkungan : Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat


menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap
karyawan.Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress
bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahanyang sangat cepat
karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang
mengalami ancaman terkena stress. Halini dapat terjadi, misalnya perubahan
teknologi yang begitu cepat.Perubahan yang baru terhadap teknologi akan
membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir
semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yangsingkat
dengan adanya teknologi yang digunakannya.

2. Faktor Organisasi : Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang


dapatmenimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal
demands,organizational structure dan organizational leadership. Pengertian dari
masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Role Demands : Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam
suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk
memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalamsuatu organisasi
tersebut.
b. Interpersonal Demands : Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan
lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antarakaryawan
satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak
sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang
berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan
pemikiran antarakaryawan yang satu dengan karyawan lainnya.

c. Organizational Structure : Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi


dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalamstruktur
pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja
seorang karyawan dalam organisasi.

d. Organizational Leadership : Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh


seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurutThe
Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin
yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara
langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin
yanghanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.

Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalammengukur


tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itusendiri adalah muncul dari
adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak
diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau
permintaan permintaan dimana semuanya itu berhubungan dengan keinginannya
dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting
(Robbins,2001:563).

3. Faktor Individu : Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari
dalamkeluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dariketurunan.
Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada
pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam
pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana
seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan
keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya.
Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat
menimbulkanstress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang
tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan
harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.

 Respon Terhadap Stress

Respon stres melibatkan semua fungsi tubuh, sehingga terlampau besarnya stres yang
menghabiskan sumber-sumber adaptif kita dapat menyebabkan kelelahan, beragam
masalah kesehatan, dan bahkan akibat yang fatal.
a. Respon Fisik

- Rambut : Warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun mengalami
perubahan warna menjadi kecoklat-coklatan serta kusam. Ubanan(rambut
memutih) terjadi sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan rambut.

- Mata : Ketajaman mata seringkali terganggu misalnya kalau membaca tidak jelas
karena kabur. Hal ini disebabkan karena otot-otot bolamata mengalami
kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.

- Telinga Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus).

- Ekspresi wajah : Wajah seseorang yang stres nampak tegang, dahi berkerut,
mimiknampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum/tertawa
dan

- Mulut : Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum.Selain
daripada itu pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar
menelan, hal ini disebabkan karena otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami
spasme (muscle cramps) sehingga serasa “tercekik”.

- Kulit : Pada orang yang mengalami stress reaksi kulit bermacam-macam; pada
kulit dari sebagian tubuh terasa panas atau dingin atau keringat berlebihan.
Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah, kulit menjadi lebih kering. Selain
daripada itu perubahan kulit lainnya adalah merupakan penyakit kulit, seperti
munculnya eksim, urtikaria(biduran), gatal-gatal dan pada kulit muka seringkali
timbul jerawat (acne) berlebihan; juga sering dijumpai kedua belah tapak
tangandan kaki berkeringat (basah).

- Sistem Pernafasan : Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stress dapat


terganggu, misalnya nafas terasa berat dan sesak. Nafas terasa sesak dan berat
dikarenakan otot-otot rongga dada (otot-otot antar tulangiga) mengalami
spasme dan tidak atau kurang elastis sebagaimana biasanya. Stress juga dapat
memicu timbulnya penyakit asma (asthma bronchiale) disebabkan karena otot
otot pada saluran nafas paruparu juga mengalami spasme.

- Sistem Kardiovaskuler : Sistem jantung dan pembuluh darah atau


kardiovaskuler dapat terganggu faalnya karena stress. Misalnya, jantung
berdebar-debar, pembuluh darah melebar (dilatation) atau menyempit
(constriction)sehingga yang bersangkutan nampak mukanya merah atau
pucat.Pembuluh darah tepi (perifer) terutama di bagian ujung jari-jaritangan
atau kaki juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain
daripada itu sebahagian atau seluruh tubuh terasa“panas” (subfebril ) atau
sebaliknya terasa “dingin”.
- Sistem Pencernaan : Orang yang mengalami stress seringkali mengalami
gangguan pada sistem pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa
kembung,mual dan pedih; hal ini disebabkan karena asam lambung yang
berlebihan (hiperacidity). Dalam istilah kedokteran disebut gastritisatau dalam
istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit maag.Selain gangguan pada
lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga yang
bersangkutan merasakan perutnya mulas,sukar buang air besar atau sebaliknya
sering diare. Sistem Perkemihan Orang yang sedang menderita stress faal
perkemihan (air seni) dapat juga terganggu.

- Sistem Otot dan tulang : Stress dapat pula menjelma dalam bentuk keluhan
keluhan pada otot dan tulang (musculoskeletal ). Yang bersangkutan sering
mengeluh otot terasa sakit (keju) seperti ditusuk-tusuk, pegal, dan tegang.Selain
daripada itu keluhan-keluhan pada tulang persendian sering pula dialami,
misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila menggerakan anggota tubuhnya.

- Sistem Endokrin : Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka


yangmengalami stres adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini
berkepanjangan bisa mengakibatkan yang bersangkutan menderita penyakit
kencing manis (diabetes mellitus); gangguan hormonal lain misalnya pada
wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit
(dysmenorrhoe).

b. Respon Psikologis

Faktor-faktor Psikologis dapat mempengaruhi fungsi fisik, faktor-faktor fisik juga


dapat mempengaruhi fungsi mental. Gangguan fisikyang diyakini disebabkan atau
dipengaruhi faktor psikologis pada masalalu yang disebut psikosomatis
(psychosomatic) atau psikofisiologis.

- Daya pikir : Pada orang seseorang yang mengalami stres, kemampuan bepikirdan
mengingat serta konsentrasi menurun. Orang menjadi pelupadan seringkali
mengeluh sakit kepala pusing.

ADAPTASI

 Pengertian Adaptasi

Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespons terhadap stress. Karena banyak stressor tidakdapat dihindari, promosi
kesehatan sering difokuskan pada adaptasiindividu, keluarga, maupun komunitas
terhadap stress. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan,
mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan
situasi (Selye,1976 ; Monsen, Floyd dan Brookman, 1992).
Adaptasi adalah suatu perubahan yang menyertai individu dalam berespons terhadap
perubahan yang ada di lingkungan dan dapatmempengaruhi keutuhan tubuh baik
secara fisiologis maupun psikologisyang akan menghasilkan perilaku adaptif.

 Macam-macam Adaptasi

a. Adaptasi Fisiologis : Adaptasi fisiologis merupakan proses penyesuaian tubuh


secaraalamiah atau secara fisiologis untuk mempertahankan keseimbangandan
berbagai faktor yang menimbulkan atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak
seimbang contohnya masuknya kuman penyakit, maka secara fisiologis tubuh
berusaha untuk mempertahankan baik dari pintu masuknya kuman atau sudah
masuk dalam tubuh.

Adaptasi secara fisiologis dapat dibagi menjadi dua yaitu : apabila kejadiannya atau
proses adaptasi bersifat lokal, maka itu disebut dengan LAS (LocalAdaptation
Syndroma) seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkenainfeksi, maka di daerah
kulit tersebut akan terjadi kemerahan, bengkak,nyeri, panas dan lain-lain yang
sifatnya lokal atau pada daerah sekitaryang terkena. Akan tetapi apabila reaksi lokal
tidak dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan secara sistemik tubuh akan
melakukan proses penyesuaian seperti panas seluruh tubuh, berkeringat dan lain-
lain,keadaan ini disebut sebagai GAS (General Adaption Syndroma).

b. Adaptasi Psikologis : Adaptasi psikologis merupakan proses penyesuaian secara


psikologis akibat stresor yang ada, dengan memberikan mekanisme pertahanan dari
dengan harapan dapat melindungi atau bertahan diri dari serangan atau hal-hal
yang tidak menyenangkan. Dalam adaptasi secara psikologis terdapat dua cara
untuk mempertahankan diri dari berbagai stresor yaitu dengan cara melakukan
koping atau penanganan diantaranya berorientasi pada tugas (task oriented) yang di
kenal dengan problem solving strategi dan ego oriented atau mekanisme
pertahanan diri.

c. Adaptasi Sosial Budaya : Adaptasi sosial budaya merupakan cara untuk mengadakan
perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat, berkumpul dalam masyarakat dalam kegiatan
kemasyarakatan.

d. Adaptasi Spiritual Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan


perilakuyang didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai
dengan agama yang dianutnya. Apabila mengalami stres, maka seseorang akan giat
melakukan ibadah, seperti rajin melakukan ibadah.

Anda mungkin juga menyukai