HIPERTENSI
DI SUSUN OLEH :
Shinta Febrina
22222069
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana meningkatnya tekanan
darah lebih dari normal, pada sistolik lebih dari 140 mmHg dan sistolik
lebih dari 90 mmHg dan lebih dari normal, pada saat telah dilakukan
pengukuran tekanan darah dua kali dalam keadaan pasien istirahat atau
ketika pasien tenang dan diberikan jeda lima menit setelah pengukuran
2. Etiologi
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit sistemik yang
3. Manifestasi Klinis
Angka kejadian hipertensi banyak belum diketahui dikarenakan
kejadian hipertensi ini diketahui ketika dilakukannya pemeriksaan
tekanan darah dan setelah terjadinya komplikasi yang cukup berat.
Pada penderita hipertensi biasanya tidak menimbul gejala, namun ada
beberapa penderita hipertensi mengeluh kepala pusing di pagi
hari,jantung berdebar-debar,telinga terasa berdengung pada gejala
awal. (Pranata et al., 2017). Dibawah ini terdapat beberapa gejala
umum pada penderita hipertensi :
a. Sakit Kepala
b. Rentan marah
c. Epistaksis
d. Tinitus
e. Palpitasi
f. Kaku kuduk
g. Pandangan mata berkurang
h. Gangguan pola tidur
i. Tekanan darah melebihi normal (Hariyanto et al.,2017).
4. Komplikasi
Terdapat beberapa komplikasi yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu :
a. Gagal jantung
Salah satu penyebabnya ialah resistensi pembuluh darah hal
ini akan memberikan beban yang kuat pada jantung dan
mengedarkan darah serta okigen ke seluruh tubuh (WHO, 2017).
b. Stroke
Terjadinya gangguan peredaran darah dan terjadi secara
mendadak dengan tanda gejala sesuai fokal otak yang terganggu
dan terjadinya perubahan struktural pembuluh darah
serebral,perubahan aliran darah serebral yang bisa menyebabkan
stroke diakibatkan oleh hipertensi (Yonata et al., 2016).
c. Diabetes Melitus
Terdapat hubungan antara diabetes dengan hipertensi hal
ini dikaitkan dengan pola hidup yang tidak sehat (Sihombing,
2017).
5. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan
mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90
mmHg. Efektivitas setiap program di tentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan
terapi.(arif muttaqin 2009) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pendekatan non farmakologis, temasuk penurunan berat badan,
pembatasan alcohol, natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi
merupakan latihan merupakan intervensi wajib yang harus di lakukan
pada setiap terapi antihipertensi. Apabila penderita hipertensi ringan
berada di risiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah
diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas
130 sampai 139 mmHg, maka perlu di mulai terapi obat-obatan.
6. Patofisiologi
Terjadinya hipertensi diawali dengan terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh ACE (Angiotensin I-converting enzim). ACE
Mememgang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah.
Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksikan oleh hati.
Selanjutnya disebabkan hormon, renn yang di produksikan oleh ginjak
dan menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru paru,
angiotensin I. Oleh ACE yang berada di paru paru, angiotensin I
diubadi menjadi angiotensin II. Pada angiotensin II inilah yang
memiliki peran penting dalam meningkatkan tekanan darah melewati
dua aksi utama. Pada aksi pertama ialah meningkatkan sekresi hormon
antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH yang di produksi oleh
hipotalamus atau kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk
mengaturnya osmolalitas dan volume urin. Terjadinya peningkatan
ADH, sangat sedikit urin yang diekresikan ke luar tubuh (antidiuresis)
hal ini menjadi pekat serta tingginya osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, pada volume cairan ekstraselular akan ditingkatkan
dengan cara menarik cairannya pada bagian intraselular. Maka
terjadilah vokume darah meningkat,sehingga akan meningkatnya
tekanan darah. Pada aksi kedua adalah mensitumulasikan sekresi
aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron adalah hormon steroid
yang memiliki persn penting pada ginjal. Untuk mengatur volume
cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi eksresi NaCl (garam)
dengan melakukan reabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan mengencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya.
7. Pathway
Faktor Hipertensi : Umur, Jenis Kelamin,
Gaya Hidup Obesitas
Vasokontraksi Pmbl
Darah Ginjal Spasmus Arterile Sistemik
Resistesi Pembuluh Suplai O2
Darah Otak Otak Menurn
Blood Flow Vasokontriksi
Diplopia
Tek. Sinkop
Pemblh Darah Otak Afterload
Respon KAA
Resiko
Gangguan Injeksi
Perfusi
Nyeri Gangguan Vasokonstriksi
Jaringan
Pola Tidur
COP
Rangsang
Aldosteron Intoleransi
Akivitas
Koroner Jantung
Retensi Na
Invark Miokard
Hiprvolemia
Nyeri Dada
3. Intervensi
a. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan
SLKI : Pola Tidur
Cukup
Cukup Meningk
Menurun Sedang Meningk
Kriteria Hasil Menurun at
at
1 2 3 4 5
Keluhan sulit
√
tidur
Keluhan sering
√
terjaga
Keluhan pola
√
tidur berubah
Keluhan
istirahat tidak √
cukup
NIM : 22222064
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
A. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama : Sesak nafas hilang timbul, Mual+muntah,
Nyeri perut
Faktor Predisposisi : Hipertensi
Faktor Presipitasi : Pasien bergerak dan beraktivitas
Keterangan : : Pasien
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
F. Persepsi Diri
Data Subjektif :
- Pasien berdoa agar cepat sembuh dan dapat melakukan aktivitas
kembali. Pasien berharap keluarganya selalu mendukung dalam proses
penyembuhan.
Data Objektif :
- Pasien tampak selalu minum obat secara teratur
Masalah keperawaan : Tidak ada masalah keperawatan
G. Peran Hubungan
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan hubungannya degan keluarga baik dan tidak ada
masalah ataupun perselisihan
Data Objektif :
- Pasien tampak berinteraksi dengan baik pada keluarga.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
H. Seksualitas
Data Subjektif : Tidak dikaji
Data Objektif : Tidak dikaji
Masalah keperawatan : Tidak dikaji
I. Toleransi/Koping Stress
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan awalnya tidak terima dengan penyakitnya, namun
seiring waktu mulai menerima dan sabar dalam menghadapi penyakit
yang di alaminya serta berikhtiar untuk menjalani pengobatan. Saat
memecahkan masalah pasien berdiskusi dengan suami dan kedua
anaknya.
Data Objektif :
- Pasien tampak berinteraksi dengan baik dengan suami dan kedua
anaknya, pasien tampak sabar dalam menghadapi penyakitnya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
J. Prinsip Hidup
Data Subjektif :
Budaya : Pasien mengatakan budaya yang diikuti pasien yaitu budaya
masyarakat Sumatera Selatan.
Spritual / Religius : Pasien mengatakan berusaha melaksanakan sholat
5 waktu, pasien merasa penyakitnya saat ini merupakan ujian dan
bentuk kasih sayang Allah terhadapnya.
Psikologis : Pasien mengatakan berharap segera sembuh
Sosial : Pasien mengatakan sering mengikuti kegiatan di lingkungan
tempat tinggalnya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
K. Keselamatan/Perlindungan
Data Subjektif :
- Pasien merasa aman dirumah sakit
Data Objektif :
- Tingkat Kesadaran pasien Composmentis dan pagar bed pasien
selalu terpasang.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
L. Kenyamanan
Data Subjektif :
- Pasien mengeluh sakit dibagian perut
P : nyeri dirasakan saat pasien bergerak dan beraktivitas
Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : nyeri dibagian perut
S : skala nyeri 4
T : nyeri dirasakan hilang timbul
Data Objektif :
- Pasien tanpak meringis
- Nafsu makan berubah
Masalah keperawatan : Nyeri akut
Lainnya :-
Hasil
Tanggal
Jenis pemeriksaan Laboratori Nilai Normal
Pemeriksaan
um
03-10-2022 USG Abdomen - Hepar/Lien/
Jam :17.06 pancreas :Norm
al
- Galblladder :
Normal
- Ginal
kanan/kiri:
tampak batu
ukuran 0,8 cm
di calyx tengah/
SOL tak
tampak, Ascites
(-), Buli buli
normal, uterus
tak membesar
03-10-2022
laborarium - 20-40
Jam: 11.22 - Uren: 134 H.K: >250
- 0.6-1.1
H.K: >20
- Creatinina: 2.4
ANALISA DATA
NO. DATA/PROBLEM ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 Gangguan pola tidur b.d Gangguan pola tidur
hambatan lingkungan
DS :
- Pasien mengatakan
suli tidur
DO :
- pasien terlihat lemah
- pasien hanya
berbaring ditempat
tidur
- pasien terlihat kurang
tidur
- kesadaran
composmenti ( GCS
= 15 )
- TTV :
TD : 150/100 mmHg
P : 81x/Menit
R : 21x/Menit
T :36,70C