Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


“HIPERTENSI”

DI SUSUN OLEH :
RISMA : P.20.097

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
2023-2024
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolic (bagian
atas) dan angka bawah (diastolic) pada alat pemeriksaan tensi
darah(Aizid,2011).
Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut
WHO tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolic >90 mmHg (untuk
usia < 60 tahun) dan tekanan sistolik > 160 mmHg dan atau tekanan diastolic
> 90 mmHg (untuk usia > 60 tahun )(Nugroho,2011).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal (Sunaryati,2014).
2. Etiologi
Menurut penyebabnya ada 2 jenis yaitu:
a. Hipertensi primer (esensial) yaitu:
1) Keturunan
2) Umur
3) Psikis
b. Hipertensi sekunder yaitu:
1) Penyakit ginjal (glumerulus nephitis akuta/kronika)
2) Tumor dalam rongga kepala
3) Penyakit saraf
(Murwani,2011)
Selain hal di atas hipertensi juga dapat disebabkan oleh :
a. Banyak mengkonsumsi makanan cepat saji.
b. Stress akibat tekanan pekerjaan dan tekanan hidup yang lain
c. Jarang berolahraga dan hanya duduk di meja kerja
d. Gemar meminum minuman beralkohol dan mengandung kafein
e. Senang merokok
f. Kurang tidur
g. Faktor keturunan
h. Gangguan pada ginjal seperti adanya tumor ginjal
i. Terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur
tekanan darah
j. Pemakaian kontrasepsi
k. Penggunaan obat-obatan jenis kortikosteroid.
(Aizid,2011).
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
(Nanda,2015).
Namun demikian, ada beberapa hal yang setidaknya dapat dijadikan
indikator, sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik, misalnya :
a. Pusing atau sakit kepala
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
d. Tengkuk terasa pegal
e. Mudah marah
f. Telinga berdengung
g. Susah tidur
h. Sesak napas
i. Mudah lelah
j. Mata berkunang-kunang
k. Dan mimisan.
(Sunaryati,2014).
4. Patofisiologi
Hipertensi dapat disebabkan oleh umur, jenis kelamin, gaya hidup dan
obesiteas. Hipertensi menyebabkan kerusakan vaskuler pembuluh darah,
perubahan struktur, penyumbatan pembulu darah, vasokonstruksi dan
gangguan sirkulasi. Gangguan otak menurun yang menyebabkan penderita
mengalami nyeri kepala dan gangguan pola tidur. Hipertensi menyebabkan
penderita mengalami nyeri kepala dan gangguan pada ginjal yang
mengakibatkan vosokontriksi pembulu darah, blood flow menurun, respon
RAA. Rangsang aldosterone, referensi Na, edema yang menimbulkan masalah
keperawatan kelebihan volume cairan. Hipertensi juga mengganggu system
pembuluh darah yang mengakibatkan vasokonstruksi, iskemik, moikard yang
mengakibatkan afterload meningkat yang dapat menimbulkan masalah
keperawatan penurunan curah jantung dan intoleransi aktivitas (Hariawan and
Tatisna 2020).
5. Pathways
Phatway menurut Hariawan dan Tatisina (2020):

Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

Elastisitas menurun,
antirioklerosis

hipertensi
Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

Otak Ginjal Pembuluh darah Retina

Spasme
Suplai o₂ Viskonstruksi
Resistensi sistemik Koroner artiole
otak pembuluh
pembuluh darah darah
darah otak naik menurun
ginjal Diplopia
vasokonst Iskemi
sinkop riksi miocard
Nyeri v
Ganguan Bloop flow
menurun Resti
kepala pola tidur Aftrload Nyeri dada injuri
Ganggu
meningkat
an
perfusi Resnpon RAA
jaringa
n Rangsang Penurunan Fantique
aldosteron curah
Edema Refensi Na hujan
Kelebihan volume cairan

6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
- Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
- Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal da
nada DM.
b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : Dapat mrnunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
d. IUP : Mengidenfikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal,
perbaikan ginjal
e. Photo dada : Menunjukkan destruksi klasifiksi pada area katup,
pembesaran jantung.
(Nanda,2015)
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Terapi non farmakologis
Terapi non farmakologis dalam mengatasi hipertensi di tekankan pada
berbagai upaya berikut :
1) Latihan fisik (olahraga) secara teratur
2) Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
3) Menciptakan keadaan rileks.
(Widyanto, dkk,2013)
b. Terapi farmakologis
1) Jenis diuretika untuk membuang kelebihan cairan di dalam tubuh
2) Obat yang langsung bekerja pada ceregenik:
a) Recorpin
b) Guamenetidin
c) Methyl dop
3) Obat yang mempengaruhi/mengurangi seringnya dan beratnya angina
jantung:
a) Proponolol
b) Fentolamim
4) Obat yang bekerja pada ganglion otonom:
a) Pempidin
b) Pentolinium
5) Obat yang berpengaruh pada susunan saraf pusat
a) Sedative
b) Stranquilider
6) Menurunkan berat badan bila penderita gemuk/obesitas
7) Memberikan diet rendah lemak jenuh 1500 kal/hari
a) Pembatasan garam
b) Buah/sayur
(Murwani, 2011)
8. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload dan iskemia miakard
b. Nyeri kepala b.d peningkatan tekanan vasokonstriksi dan iskemia miokard
c. Gangguan pola tidur berhubungan sakit kepala
9. Intervasi keperawatan dan rasional perdiagnosaan keperawatan
NO Diagnosa Tujuan kriteriteria Rencana Rasional
keperewatan hasil (SLKI) tindakan (SIKI)
1 Penurunan (L.131112) Setelah (l.02075) 1. Pemantauan
curah dilakukan suhan T indakan: monitor
jantung b.d keperawatan 2x24 - Identivikasitan diperlukan
peningkatan jam diharapkan da/ atau gejala agar
afterload dan penyembuhan luka primer mengetahui
iskemia meningkat dengan penurunan tindakan
miakard kriteria hasil: curah yang akan
- Kekuatan Nadi jantung(melipu dilakukan
Parifer meningkat ti dispnea, selanjutnya
- Ejection (EF) kelelahan,ede dan agar
meningkat ma,ortopnea, tidak terjadi
- Cardiac Indec (CI) paroxsismal komplikasi
meningkat noctumal lebih lanjut
- Left Ventricular dyspnea, 2. Jika terjadi
Stroke Work peningkatan perubahan
meningkat CVP) maka perlu
- Index (LVSWI) - Identivikasi diperhatikan
meningkat tanda/gejala apakah
- Stroke Volume sekunder membaik
Index (SVI) penurunan atau justru
menigkat curah jantung memburuk,
- Palpitasi menigkat (meliputi, jika
- Bradikardia peningkatan membaik
Takikardia menigkat berat badan, maka
- Gambaran EKG hepamotomega tindakan bisa
aritmia menigkat li, distensi diteruskan
- Lelah menigkat vena jugularis, namun jika
- Edema menigkat palpitasi, memburuk
- Distensi vena ronkhi basah, harus
jugularis menigkat oliguria, batuk, dihentikan
- Dispnea menigkat kulit pucat) 3. Posisi dapat
- Oliguria menigkat - Monitor mempengaru
- Pucat/siasonis tekanan darah hi sirkulasi
menigkat (termasuk pasien. Posisi
- Paroxsimal natural tekanan darah membantu
menigkat ortostatik, jika memaksimal
- Dispanea (PND) perlu) kan ekspresi
menigkat - Monitor intake paru dan
- Ortopnea menigkat dan otput menurunkan
- Batuk menigkat cairan upaya
- Suara jantung S3 - Monitor berat pernafasan.
menigkat badan setiap
- Suara jantung S4 hari pada
menigkat wakru yang
- Murmur jantung sama
menigkat - Monitor
- Hepatomegali saturasi
menigkat oksigen
- Pulmonary - Monitor
vascular resistence keluhan nyeri
menigkat dada (mis.
- Syistemic vascular Intensitas,
resistence menigkat lokasi,radiasi
- Tekanan darah durasi,presitifit
menigkat as, yang
- Pengisian kapier mengurangi
menigkat nyeri)
- Berat badan - Monitor EKG
menigkat 12 sadapan
- Central venus - Monitor eritma
pressure (CVP) (klainan irama
menigkat dan rekuensi
- Pulmonary artery - Monitor nilai
wedge menigkat laboratorium
- Preasure (PWP) jantung (mis.
menigkat Elektronik,
enzim jantung,
BNP, Ntpro-
BNP)
- Monitor ala
fungsi pncu
jantung
- Periksa
tekanan darah
dan frekuensi
nadi sesudah
dan sebelum
beraktivitas
- Periksa
tekanan darah
dan frekuensi
nasi sebelum
pemberian
obat (mis.
Betablocker,
ACE
inhibition,
calcium
chanelBlocker,
digokskin)
Trapeutik
- Posisikan
pasien semi-
Flower dengan
kakikebawah
atau posisi
nyaman
- Berikan diet
jantung yang
sesuai
( misalnya
batasi asupan
kafein ,
natrium,
klestroil, dan
makanan
tinggi lemak
edukasi
- Anjurkan
braktifitas fisik
sesuai
toleransi
- Anjurkan
beraktifitas
isiksecara
bertahap
- Anjurkan
berhenti
merokok
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
antritmiat, jika
perlu
- Rujuk ke
program
kehabitas
jantung
2 Nyeri kepala Setelah dilakukan Obserfasi 1. Untuk
b.d suhan keperawatan - Identifikasi,ka mengetahui
peningkatan 2x24 jam diharapkan rakterisktik,du perkembanga
tekanan penyembuhan luka rasi,frekuesi,k n klien
vasokonstriks menurun dengan ualitas 2. Nyeri hebat
i dan iskemia kriteria hasil: - Identifikasi mendadak
miokard Keluhan nyeri skala nyeri dapat
meningkat - Identivikasi menandakan
Meringis meningkat respon nyeri peningkatan
Kesulitan tidur non verbal tekananpasku
meningkat - Identufikasi ler serebral
Menarik diri pengaruh nyeri 3. Untuk
meningkat pada kualitas mengurangi
Berfokus pada diri hidup konstraksi
sendiri meningkat Terapeutik otot
Frekuensi nadi  Berikan tehnik 4. Nyeri akan
meningkat non bertambah
Pola nafas farmakologis jika possisi
meningkat untuk tidak nyaman
Tekanan darah mengurangi 5. Mengurang
meningkat rasa nyeri ketegangan
Proses berfikir (mis.TENS, emosi klien
meningkat hipposis,terapi 6. Algenetik
Fokus menurun pijat,aroma dapat
Fungsi berkemih terapi mengurangi
memburuk  Fasilitasi sintesa
Nafsu makan istirahat dan neutransmite
membaik tidur r tertentu
Pola tidur memburuk  Pertimbangkan yang dapat
jenis dan menimbulka
sumber nyeri n rasa nyeri.
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri
Edukasi
 Jelaskan
penyebab,peri
ode,dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan
nyeri
 Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
 Anjurkan
menggunakan
algenetik
secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmokolis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
algenetik,
jika perlu

3 Gangguan Setelah dilakukan Observasi Observasi:


pola tidur suhan keperawatan  Identifikasi pola - Untuk
berhubungan 2x24 jam diharapkan aktivitas dan mendata
sakit kepala penyembuhan luka tidur masalah
menurun dengan  Identifikasi yang dialami
kriteria hasil: faktor oleh pasien
Keluhan sulit tidur penganggutidu - Untuk
meningkat r(fisik mengumpula
Keluhan sering dan/psikologis n data yang
terjaga meningkat  Identikasi obat mendukung
Keluhan tidak puas tidur yang dala
tidur meningkat dikonsumsi pemenuhan
Keluhan pola tidur Trapeutik kebutuhan
berubah meningkat  Modikasi pasien untuk
Keluhan istirahat lingkungan mengetahui
tidak cukup (mis.pencahay efek samping
meningkat aan yang terjadi
kebisingan,suh Trapeutik
u,matras,dan - Untuk
tempat tidur memberikan
 Batasi waktu rasa nyaman
tidur siang,jika terhadap
perlu pasien
Edukasi
 Jelaskan
pentingnya
tidur cukup
selam sakit
 Anjurkan
menepati
kebiasaan
waktu tidur
 Anjurkan
menghidari
makanan
atau
minuman
yang
menganggu
tidur
 Ajarkan
relaksasi otot
autogenik
atau cara
nonfarmakol
ogilainnya
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S., Sari, S. M., & Savita, R. (2014). Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan Hipertensi Pada Lansia di Atas Umur 65 Tahun. Kesehatan
Komunitas .

Hariawan, Hamdan, & Tatisna, C. M. (2020). Pelaksanaan Pemberdayaan


Keluarga Dan Senam Hipertensi Sebagai Upaya Manajemen Diri
Penderita Hipertensi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo .

Ma'rifah, U. (2019). Penerapan Spritual Emotional Freedom Tecnique (SEFT)


Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita
Hipertensi Di WIlayah Kerja Puskesmas Manukang Kulon Surabaya.
Universitas Muhammadiyah Surabaya .

Purbianto. (2013). FAKTOR RISIKO YANG MEMPERCEPAT


TERJADINYA KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG PADA KLIEN
HIPERTENSI. JURNAL KEPERAWATAN .

Rohayati, E. (2020). PENGARUH MURATTAL TERHADAP PERUBAHAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA ( USIA 60-69 TAHUN)
PENDERITA HIPERTENSI DIDESA MAJA SELATAN
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MAJA KABUPATEN
MAJALENGKA TAHUN 2019. Keperawatan dan Kesehatan
MEDISNA AKPER YPIB .

Anda mungkin juga menyukai