Disusun Oleh :
8
4
b) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis menurut (Jitowiyono.2018 : 213) :
1) Terapi farmakologis
Obat-obatan yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Kategori
obat yang diresepkan tergantung pada pengukuran pada pengukuran tekanan
darah dan masalah medis lainnya :
(a) Diuretik thiazide.
Diuretik adalah obat yang berkerja pada ginjal untuk membantu tubuh
menghilangkan sodium dan air, sehimgga mengurangi volume, diuretik
thiazide meliputi hydrochlorothiazide (Microzide), chlorthalidone dan lain-
lain.
(b) Penghambat beta (betsbloker).
obat ini mengurangi beban kerja di jantung dan membantu pembuluh darah,
menyebabkan jantung berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan lebih
rendah. Beta bloker meliputi Acebutolol (sectral), atenolol (tenormin) dan
lain-lain.
(c) Penghambat enzim
pengubahan angiotensin (angiotensin converting enzyme/ACE). Obat-obatan
ini membantu merelaksasi pembulu darah dengan menghalangi pembulu
darah. yang termaksut dalam ACE antara lain lisinopril (zestril), benazepril
(lotesin), kaptopril dan lain-lain.
(d) Penghambat reseptor angiotensin II
(angiotensin II receptor Blockers/ARBs). obat-obatan ini membantu
mengendurkan pembulu darah dengan menghalangi zat kimia alami yang
mempersempit pembulu darah. Golongan ARBS antara lain candesartan
(atacand), losartan (ccozaar), captopril, dan lain-lain.
(e) Penghambat saluran kalsium.
Obat-obatan membantu mengendurkan otot-otot pembulu darah dan beberapa
ada yang bisa memperlambat detak jantung. Yang termaksut obat ini antara
lain amlodipin (norvasc), diltiazem (cardizem, tiazac, dan lainnya).
(f) Penghambat renin.
Aliskiren (tekturnal) memperlambat produksi renin, enzim yang diproduksi
oleh ginjal, yang memulai serangkaian langkah kimia meningkatkan tekanan
darah. Karena resiko komplikasi serius, termaksut stroke, klien sebaliknya
5
tidak menggunakan Aliskiren dengan ACE inhibitor atau ARB.
( Jitowiyanto, 2020 : 213) 11.
2) Terapi non farmakologi
Menurut Sugeng Jitowiyanto,2020 upaya pengobatan hipertensi dapat diakukan
dengan pengobatan non farmakologis, termaksut mengubah gaya hidup yang
tidak sehat. Penderita hipertensi membutuhkan perubahan gaya hidup yang sulit
dilakukan dalam jangka pendek. Oleh karna itu, faktor yang menentukan dan
membantu kesembuhan pada dasarnya adalah diri sendiri.
(a) Diet dengan pembatasan atau pengurangan konsumsi garam dengan
membatasi asupan tidak lebih dari ¼-1/2 sendok teh (6 gram/hari).
(b) Penurunan berat badan dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan
penurunan aktivitas renin dan kadar aldosteron dalam plasma.
(c) Berhent merokok.
(d) Tidak menkomsumsi alkohol.
(e) Menghindari minuman berkafein seperti : kopi.
(f) Pasien juga disarankan untuk olahraga dapat berupa jalan,lari, Joging,
beberapa selama 20-25 menit dengan frekunsi 2-3x/minggu.
(g) Istirahat yang cukup 6-8jam/hari (Jitowiyono,2018:212).
6
c. Integritas ego Gejala: riwayat perubahan kepribadian, ansietas,depresi, euphoria,
faktor stres multiple Tanda : letupan suasana hati, gelisah, tangisan yang meledak,
otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
d. Eliminasi Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e. Makanan/Cairan Gejala : makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak, dan kolesterol Tanda : berat badan normal atau obesitas, adanya
edema
f. Neurosensori Gejala : keluhan pusing atau pening, sakit kepala, sakit kepala
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis Tanda : perubahan orientasi,
penurunan kekuatan genggaman
g. Nyeri atau kenyamanan Gejala : angina, nyeri yang hilang timbul, sakit kepala
berat, nyeri abdomen
h. Pernapasan Gejala :dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dipsnea nokturnal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok Tanda :
distress respirasi atau penggunaan otot bantu pernapasan, bunyi napas tambahan,
sianosis
i. Keamanan Gejala : gangguan koordinasi, cara berjalan Tanda : episode parestesia,
hipotensi
j. Pembelajaran/penyuluhan Gejala : faktor resiko keluarga : hipertensi, penyakit
jantung, diabetes melitus, penggunaan pil KB atau hormone.
2. Diagnosa Keperawatan
Tahapan ini adalah kegiatan menyimpulkan gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar yang di alami oleh klien dengan cara merumuskan dalam bentuk kalimat yang
terstandar (Suarni&Apriyani,2017) Menurut Amin & Hardhi (2013 : 215), diagnosa
yang lazim muncul pada hipertensi adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis (peningkatan vaskuler
serebral)
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
c. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload,
perubahan frekuensi jantung
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Luaran Intervensi
7
. Keperawatam SLKI Keperawatan SIKI
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Obeservasi
berhubungan tindakan -Identifikasi lokasi,
dengan agen keperawatan karakteristik, durasi,
cedera selama 3x24 jam, frekuensi, kualitas,
fisiologis diharapkan nyeri intensitas nyeri,
(peningkatan berkurang/ hilang -identifikasi skala nyeri,
vaskuler dengan kriteriaTerapeutik
serebral) hasil: -berikan teknik non
- Pasien farmakologis untuk
menampakkan mengurangi rasa
ketenangan, nyeri,
- Ekspresi muka Edukasi
pasien rileks,-kontrol lingkungan
dan yang memperberat
- Skala nyeri 0-2. rasa nyeri,
Kolaborasi
- kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
2. Intoleransi Setelah dilakukan Observasi
aktivitas tindakan - Identifikasi
berhubungan keperawatan gangguan fungsi
dengan selama 3x24 jam tubuh yang
kelemahan diharapkan mengakibatkkan
toleransi aktivitas kelemahan
meningkat, dengan - Monitor kelemahan
kriteria hasil : fisik dan emosional
- Kemudahan - Monitor pola dan
dalam jam tidur
melakukan - Monitor lokasi dan
aktivitas ketidaknyamanan
sehari-hari selama melakukan
meningkat aktivitas
- Dispnea saat Terapeutik
setelah - Sediakan
aktivitas lingkungan
menurun nyaman dan
- Perasaan rendah stimulus
lemah - Lakukan rentang
menurun gerak pasif/aktif
- Frekuensi - Berikan aktivitas
napas normal distraksi yang
12-20 x/menit menenangkan
- Fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
- Anjurkan
8
melakukan
aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara
meningkatkan
asupan makanan
3. Resiko Setelah dilakukan Observasi
penurunan tindakan - Identifikasi
curah jantung keperawatan tanda/gejala primer
berhubungan selama 3x24 jam penurunan curah
dengan diharapkan curah jantung (mis:
perubahan jantung meningkat dispnea, kelelahan,
afterload, dengan kriteria edema,ortopnea,
perubahan hasil: paroxymal
frekuensi - Tanda vital nocturnal dyspnea,
jantung dalam rentang peningkatan CVP)
normal - Identifikasi
- Nadi teraba tanda/gejala
kuat sekunder penurunan
- Pasien tidak curah jantung
mengeluh lelah - Monitor tekanan
darah
Edukasi
- Berikan diet
jantung yang sesuai
- Berikan terapi
terapi relaksasi
untuk mengurangi
strees, jika perlu
Terapeutik
- Anjurkan
beraktifitas fisik
sesuai toleransi
- Anjurkan
berakitifitas fisik
secara bertahap
Kolaborasi
9
- Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana keperawatan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana keperawatan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan. Oleh karena itu, rencana keperawatan yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping. Perencanaan keperawatan agar dapat
dilaksanakan dengan baik jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam
implementasi keperawatan . (Nursalam, 2018)
.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. kegiatan
Kegiatan evaluasi ini merupakan membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
proses implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan
dan kritetia hasil evaluasi yang telah diharapkan dapat tercapai. Proses evaluasi dalam
asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam SOAP (subyektif, obyektif,
assessment, planning).(Taqiyyah Burarah & Mohammad Jauhar, 2013).
10