KONSEP TEORI
1.1 Pengertian
1
merupakan resiko penyakit kardi- ovaskuler aterosklorosis, gagal jantung, stroke
dan gagal ginjal.
1.2 Tanda Dan Gejala
1. Sakit kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5. Telinga berdenging
2
1.3 Pohon Masalah
hipertensi
Tubuh kekurangan
energi
Resister pembuluh darah
otak meningkat
fatigue
Intoleransi aktivitas
3
1.4 Pemeriksaan Diagnostic
4
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin
II dengan efek samping penderita hipertensi akan mengalai batuk
kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6. Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi
penempelan zat angi- otensin II pada reseptor.
7. Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Kontraksi jantung
(kontraktilitas) akan terhambat
5
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
6
Gejala: angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai klaudikasi, sakit
kepala, nyeri abdomen.
8. Pernapasan
Gejala: dispnea, takipnea
Tanda: distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
7
2.3 intervensi keperawatan
- Observasi
Tingkat Nyeri
(L.08066) 1. lokasi, karakteristik,
Setelah dilakukan durasi, frekuensi, kualitas,
tindakan keperawatan intensitas nyeri
diharapkan tingkat nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun dengan kriteria 3. Identifikasi respon nyeri
hasil: non verbal
1. Kemampuan 4. Identifikasi faktor yang
menuntaskan memperberat dan
aktivitas meningkat memperingan nyeri
2. Keluhan nyeri 5. Identifikasi pengetahuan
menurun dan keyakinan tentang
3. Meringis menurun nyeri
4. Sikap protektif 6. Identifikasi pengaruh
menurun budaya terhadap respon
5. Gelisah menurun nyeri
6. Kesulitan tidur 7. Identifikasi pengaruh nyeri
menurun pada kualitas hidup
7. Menarik diri 8. Monitor keberhasilan
menurun terapi komplementer yang
8. Berfokus pada diri sudah diberikan
sendiri menurun 9. Monitor efek samping
9. Diaphoresis
8
menurun penggunaan analgetik
10. Depresi menurun
- Terapeutik
11. Perasaan takut
menurun
1. Berikan teknik
12. Anoreksia menurun
nonfarmakologis untuk
13. Perineum merasa
mengurangi rasa nyeri
tertekan menurun
(mis. TENS, hypnosis,
14. Uterus teraba
akupresur, terapi musik,
membulat menurun
biofeedback, terapi pijat,
15. Ketegangan otot
aroma terapi, teknik
menurun
imajinasi terbimbing,
16. Pupil dilatasi
kompres hangat/dingin,
menurun
terapi bermain)
17. Muntah menurun
2. Control lingkungan yang
18. Mual menurun
memperberat rasa nyeri
19. Frekuensi nadi
(mis. Suhu ruangan,
membaik
pencahayaan, kebisingan)
20. Pola napas membaik
3. Fasilitasi istirahat dan
21. Tekanan darah
tidur
membaik
4. Pertimbangkan jenis dan
22. Proses berfikir
sumber nyeri dalam
membaik
pemilihan strategi
23. Focus membaik
meredakan nyeri
24. Fungsi berkemih
membaik - Edukasi
25. Perilaku membaik
1. Jelaskan penyebab,
26. Nafsu makan
periode, dan pemicu nyeri
membaik
2. Jelaskan strategi
27. Pola tidur membaik
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
9
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
10
keinginan untuk makan melalui NGT jika
meningkatkan asupan oral dapan
nutrisi Meningkat ditoleransi
6. Pengetahuan tentang - Edukasi
pemilihan makanan 1. Mengajarkan diet yang di
sehat Meningkat programkan
7. Pengetahuan tentang 2. Menganjurkan posisi duduk
pemilihan makanan jika perlu
sehat Meningkat - Kolaborasi
8. Pengetahuan tentang 1. Pemberian medikasi
standar asupan sebelum makan (mis.
nutrisi yang tepat Pereda nyeri), jika perlu
Meningkat 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
9. Penyiapan dari untuk menentukan jumlah
penyimpanan kalori dan jenis nutrient
makanan yang aman yang dibutuhkan, jika perlu
Meningkat
10. Penyiapan dari
penyimpanan
minuman yang aman
Meningkat
11. Perasaan cepat
kenyang menurun
12. Nyeri abdomen
menurun
13. Sariawan menurun
14. Rambut rontok
menurun
15. Diare menurun
16. Berat badan
membaik
17. IMT membaik
11
18. Frekuensi makan
membaik
19. Nafsu makan
membaik
20. Bising usus
membaik
21. Tebal lipatan kulit
trisep membaik
Membrane mukosa
membaik
12
meningkat
2. Terapeutik
5. Jarak berjalan
meningkat
1. Sediakan lingkungan
6. Kekuatan tubuh
nyaman dan rendah
bagian atas
stimulus (mis. cahaya,
meningkat
suara, kunjungan)
7. Kekuatan tubuh
2. Lakukan rentang gerak pasif
bagian bawah
dan/atau aktif
meningkat
3. Berikan aktivitas distraksi
8. Toleransi dalam
yang menyenangkan
menaiki tangga
4. Fasilitas duduk di sisi
meningkat
tempat tidur, jika tidak
9. Keluhan lelah
dapat berpindah atau
menurun
berjalan
10. Dyspnea saat
beraktivitas 3. Edukasi
menurun
1. Anjurkan tirah baring
11. Dyspnea setelah
2. Anjurkan melakukan
aktivitas menurun
aktivitas secara bertahap
12. Perasaan lemah
3. Anjurkan menghubungi
menurun
perawat jika tanda dan
13. Aritmia saat
gejala kelelahan tidak
aktivitas menurun
berkurang
14. Aritmia setelah
4. Ajarkan strategi koping
aktivitas menurun
untuk mengurangi kelelahan
15. Sianosis menurun
16. Warna kulit
4. Kolaborasi
membaik
17. Tekanan darah 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
membaik tentang cara meningkatkan
18. Frekuensi napas asupan makanan
membaik
13
19. EKG iskemia
membaik
14
waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan atau minuman yang
mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur
5. Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara non
farmakologi lainnya
DAFTAR PUSTAKA
15
Irianto K. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular Dan Tidak Menular
Panduan. Klinis. Bandung: Alfabeta.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
16