Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN


HIPERTENSI
KELOMPOK 6

ABU YASIDUL BUSTANI


IRNAWATI
INTAN ANGELINA DOMBO
SELA NORISA
WINDY INDRIYANI
DEFINISI

Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimana seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap (Lilik
Ma’rifatul azizah, 2011). Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan
tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada
saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu .
KONSEP HIPERTENSI PADA LANSIA

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten


dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di
atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg (Rohaendi, 2008).
KLASIFIKASI

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjdi 2


yaitu : (Darmojo, 1999):
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau
lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan
diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan
sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan


penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer )
yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
di sebabkan oleh penyakit lain
ETIOLOGI

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah


terjadinya perubahan-perubahan pada :
• Elastisitas dinding aorta menurun
• Katub jantung menebal dan menjadi kaku
• Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
• Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
• Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :


• Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat
dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.

• Gejala yang lazim


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
Asuhan Keperawatan Teoritis Pada Lansia Dengan Hipertensi

A. Pengkajian

Pengkajian secara Umum


1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama,
Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental,
Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
2. Riwayat atau adanya factor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Aktivitas / istirahat
a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Perubahan irama jantung
d. Takipnea
4. Integritas ego
5. Makanan dan cairan
6. Nyeri atau ketidak nyamanan
Pengkajian Persistem

1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner
atau katup dan penyakit cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau
obtruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan


vascular Cerebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum
3. Curah Jantung menurun berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi

4. Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kebutuhan metabolic
5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan
system pendukung yang tidak adekuat
6. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang
informasi atau keterbatasan kognitif
INTERVENSI

• Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral


1. Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit
kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher,
tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi.
Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang
memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya
3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang
dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk
panjang, membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral
• Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
1. Intervensi : kaji respon pasien terhadap aktivitas,perhatikan frequency
nadi lebih dari 20 kali per menit diatas frequency istirahat : peningkatan
tekan darah yang nyata selama atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik
meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat 20 mmhg) dispnea
atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan yang belebihan :pusing atau
pingsan.
Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon
fisiologi terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
2. Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy,
misalnya menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut
atau menyikat gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan.
Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy, juga
membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
• DX 3 : Curah Jantung menurun berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokontriksi
1. Intervensi: pantau TD ukur pad kedua tangan atau paha untuk
evaluasi awal.gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang
akurat.
Rasional : perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vascular.
Hipertensi berat diklasifikasikan pada orang dewasa sebagai
peningkatan tekanan diastolic sampai 130, hasil pengukuran
diastolic diatas 130 dipertimbangkan sebagai penigkatan pertama,
kemudian maligna.Hipertensi sistolik juga merupakan faktor
resiko yang di tentukan untuk penyakit cerebrovaskular dan
penyakit iskemi jantung bila tekanan diastolic 90-115.
IMPLEMENTASI

Implementasi adalah serangkaian kegiatan


yang di lakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang di
harapkan(Gordon,1994, dalam poter and
perry,1997).

Evaluasi

1. Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang


atau terkontrol
2. Pasien berpartisupasi dalam aktivitas yang
diinginkan/diperlukan
3. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang
menurunkan tekanan darah atau beban kerja
jantung.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai