Anda di halaman 1dari 2

LITERATUR REVIEW SITI ROHMATUL LAILI NIM 14201.14.

22103

AKUPUNTUR PADA HIPERTENSI

TEORI

1. Pendahuluan

Akupuntur merupakan metode pengobatan tradisional yang berasal dari Cina.


Penulis mengambil judul  “Terapi Akupuntur pada Penderita Hipertensi” karena
tingginya angka kejadian hipertensi di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Penulis
ingin memberikan cara lain dalam pengobatan hipertensi yang mungkin lebih alami
daripada menggunakan pengobatan modern yang mengandung bahan kimia.

2. Pengertian Akupuntur

Akupuntur secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang
berarti jarum dan puntura yang berarti menusuk. Sedangkan dalam bahasa Cina
adalah cenciu . Kata tersebut kemudian  diadaptasi ke bahasa Indonesia menjadi
akupuntur. Sedangkan secara terminologi, akupuntur adalah metode pengobatan
dengan cara menusukkan jarum pada titik-titik tertentu di tubuh seseorang. Hal itu
bertujuan untuk mengembalikan sistem keseimbangan tubuh.

3. Pengertian Hipertensi

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah keadaan yang ditandai dengan


terjadinya peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi merupakan penyakit
yang umumnya tidak menunjukan gejala, atau apabila ada, gejalanya tidak jelas,
sehingga tekanan yang tinggi di dalam arteri sering tidak dirasakan oleh penderita.
Tekanan darah biasanya meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang dan
paling banyak ditemukan pada mereka yang berusia di atas 40 tahun

4. Etiologi

Hipertensi pada lansia disebabkan oleh banyak faktor yang erat kaitannya
dengan proses menua (aging proses). Faktor keturunan, ciri perseorangan, dan gaya
hidup. Faktor kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi salah
satunya adalah adanya ketegangan psikologis atau stress. Sudah lama diketahui
bahwa tekanan-tekanan psikologis seperti stress, rasa takut dan marah, dapat
meningkatkan tekanan darah, ketika terjadi ketegangan akibat dari stress akan
meningkatkan hiperaktivitas dari system saraf simpatif sehingga hormone stres
seperti kortisol dan katekolamin dalam darah menjadi ,meningkat. Peningkatan
hormon ini menyebabkan terjadi vasikontriksi atau penyempitan pada pembuluh
darah sehingga tekanan darah menjadi meningkat.

5. Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi ini seperti: rasa berat ditengkuk, sakit kepala, jantung
berdebar-debar, penglihatan kabur, telinga berdenging, mudah lelah, vertigo, dan
mimisan (Kemkes RI, 2014).
6. Terapi
Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara
pengobatan farmakologi dan nonfarmakologi. Pengobatan farmakologi salah satunya
adalah Beta-bloker yang dapat memperlambat kerja jantung dan memperlebar
pembuluh darah. Selain dengan pengobatan farmakologi, bisa juga dibantu dengan
pengobatan nonfarmakologi seperti terapi akupunktur, pengobatan dengan cara
perangsangan pada permukaan tubuh yang mampu menghilangkan atau mengurangi
gejala penyakit, meregulasi gangguan fungsi tubuh, memperbaiki keadaan patologik,
mempertinggi kualitas hidup, meningkatkan estetika (kecantikan), mencegah
timbulnya penyakit.

HASIL RISET JURNAL


Akupunktur merupakan cara pengobatan dengan cara menusukkan jarum pada
titik-titik tertentu pada tubuh. Beberapa penelitian menjelaskan peranan akupuntur
dalam menurunkan tekanan darah dengan cara melepaskan neurotransmiter yang
terlibat pada berbagai proses dalam tubuh, menurut teori neurohumoral efek
akupunktur dimediasi melalui sistem saraf (Turnbull & Patel, 2007). Titik akupunktur
LV3, HT7, PC6, dan LU9 terletak pada area pergelangan tangan dimana
mempengaruhi organ jantung, perikardium, pernapasan dan selaput kaki (sela jari)
yang mempengaruhi organ hati. Titik-titik akupuntur ini dipersarafi oleh nervus vagus
sehingga apabila dimanipulasi pada titik ini akan terstimulasi. Nervus vagus
merupakan serabut aferen kuat yang menimbulkan reaksi parasimpatik yang mampu
menurunkan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung (Plachta., et al, 2014).

REKOMENDASI/ KESIMPULAN

Tekanan darah pada lansia setelah dilakukan penelitian di dapatkan data


bahwa nilai rata-rata tekanan sistolik maupun diastolik mengalami penurunan yang
signifikan. Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan rata-rata pada
tekanan sistolik maupun diastolik namun tidak se signifikan pada kelompok perlakuan
yang telah diberikan terapi akupunktur.

DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, Iskandar. 2010. Hipertensi. Jakarta: Bhuana Almu Popular.

2 Gunawan. 2001. Hipertensi : Tekanan DarahTinggi. Yogyakarta: Kanisius.

3 Dalimartha, Setiawan dkk 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penerbit KDT.

4 Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC

5 Maryam, Siti R. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.

6 Sudirman, Syarif. 2010. Efek Samping Terapi Akupunktur.

Anda mungkin juga menyukai