By : 1. Kusuma Deri Pratama (20120320129) 2. Deva Prayunika (20120320145) 3. Zerlinda Ghassani (20120320146) 4. Nur Aulia Rahma (20120320147) 5. Fikri Habibah (20120320148) 6. Nur Sa’adah (20120320150) 7. Dyah Ayu Amborowati (20120320151) 8. Tiffani Aprilia (20120320153) Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik atau
sistem sirkulasi peredaran darah, dimana menurut WHO tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan sistolik ≥ 90 dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun) (Taufan Nugroho, 2011). Etiologi Hipertensi
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer :
Sekitar 90% penyakit hipertensi tidak diketahui penyebab atau etiologinya. Faktor genetik dan lingkungan merupakan dua hal yang mendasari penyakit hipertensi ini. Faktor genetik bersifat poligenik dan terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler (jantung) dari keluarga. Faktor lingkungan : konsumsi garam (natrium) berlebihan, stress psikis, merokok, konsumsi alkohol, dan obesitas. 2. Hipertensi sekunder Penderita yang terkena hipertensi ini mencapai sekitar 10 % dari seluruh penderita hipertensi di dunia. Penyebab dari hipertensi sekunder adalah karena adanya penyakit lain yang diderita seseorang yang memacu tekanan darah meningkat. Penyakit yang menyebabkakn hipertensi meningkat adalah penyakit ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan lain-lain. Manifestasi Klinis Hipertensi Menurut Elizabeth J. Corwin (2009 ; 487), Tanda Dan Gejala Hipertensi antara lain : Sakit kepala, terkadang disertai mual dan muntah Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina Kepala pusing dan cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat Nokturia (buang air kecil saat malam hari) yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus Pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler Sulit tidur dan gelisah atau cemas Dada berdebar-debar Lemas, sesak nafas, dan berkeringat Faktor Resiko Hipertensi
Tujuan : nyeri akut akan berkurang, melaporkan perubahan gejala nyeri, melaporkan nyeri sudah dikendalikan. Intervensi keperawatan : – Amati ketidaknyamanan nonverbal – Gunakan komunikasi terapetik agar pasien mengakui nyerinya dan menyampaikan penerimaan respon nyerinya – Ajarkan manajemen nyeri – Monitor kepuasan terhadap manajemen nyeri secara berkala – Anjurkan pasien untuk menggunakan obat analgesik – Ajarkan teknik nonfarmakologi seperti relaksasi, terapi musik, dan massage) – Kenalkan pola istirahat dan tidur yang tepat untuk memfasilitasi nyeri pasien – Kolaborasikan pemberian obat analgesik bersama tim medis lain Hasil yang diharapkan : Pasien mengungkapkan tidak adanya nyeri karena kekakuan leher, sakit kepala dan pasien tampak nyaman.
2. Intoleran aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Hasil yang diharapkan/kriteria hasil : a.Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan b.Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur. c.Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi aktivitas. Intervensi : - Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20x/menit diatas frekuensi istirahat. Peningkatan tekanan darah yang nyata selama/sesudah aktivitas. - Selidiki adanya dispnea atau nyeri dada, keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaforesis, pusing atau pingsan. Rasional : Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologis terhadap stres aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas. - Ajarkan teknik penghematan energi. Rasional : Teknik penghematan energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. - Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri secara bertahap yang dapat ditoleransi. Rasional : Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba – tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan dan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas. EVIDENCE BASED PRACTICE
Efektifitas terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi primer. Berdasarkan hasil penelitian Pusat Pengobatan Al- Jahwad tentang “Efektifitas terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi primer”, yang dilakukan terhadap 15 responden rata-rata berusia 51,9 tahun diperoleh nilai rata-rata tekanan darah sebelum dibekam sebesar 166/99,67 mmHg. Setelah dilakukan terapi bekam selama 2 minggu sebanyak 2 kali, terjadi penurunan rata-rata tekanan darah yang signifikan yaitu rata-rata sebesar 140/75,67 mmHg. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan tekanan darah yang signifikan setelah diberikan terapi bekam. Terapi Komplementer Buah belimbing yang manis sangat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah karena mengandung serat, kalium, fosfor, dan vitamin C. Buah belimbing manis memiliki efek diuretik yang dapat memperlancar air seni sehingga dapat mengurangi beban kerja jantung. Berdasarkan penelitian DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) dikatakan untuk menurunkan tekanan darah sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan yang tinggi kalium dan serat (Chaturvedi,2009). Kajian Islam Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih- lebihan. ( QS: Al A’raf: 31)