Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

AHMAD ZAKIUDIN NPM 215119029


TATI KARYAWATI NPM 215119030
SUKIRNO NPM 215119034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-2)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2019
DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana
tekanan siastoliknya di atas 140 mmHg
dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Pada populasi manula
hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastoliknya 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama
ETIOLOGI
Banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetic, lingkungan, hiperaktivitas, susunan
saraf simpatis, sistim rennin angiostensin,
defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan
Ca Intraseluler dan factor-faktor yang
meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol,
merokok serta polisetemia, Penyakit ginjal.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai
mual dan muntah, akibat tekanan darah intra kranial.
Penglihatan kabur, akibat kerusakan retina akibat
hipertensi.
Ayunan langkah yang tidak mantap karena
kerusakan susunan syaraf pusat.
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan
filtrasi glomerulo
Edema dependen dan pembengkakan akibat
peningkatan tekanan kapiler
PENUNJANG

Laborat torium (HB, Ureum,


Kreatinin, Glukosa, kolesterol,
tyroid), Thorax, EKG
PENATALAKSANAAN
Tekanan Darah Kelompok Resiko A Kelompok Resiko B Kelompok
Resiko C
130-139/85-89 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat

140-159/90-99 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat

≥160/≥100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat

NON FARMAKOLOGI ( TERAPI MODALITAS SEPERTI


RELAKSASI, PIJAT, AROMA TERAPI, MUROTAL, DLL).
FARMAKOLOGI ( DIURETIK, VASODILATOR,
BETABLOKER, PENGHAMBAT ANGIOTENSI II, ACE
INHIBITOR, DLL)
PROSES KEPERAWATAN
FOKUS PENGKAJIAN
1. Aktivitas /istirahat (kelemaha, letih, nafas pendek, gaya
hidup monoton, takipnoe)
2. Sirkulasi (Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner dan penyakit serebrovaskuler, episode
palpitasi, respirasi) 
3. Integritas EGO (Perubahan kepribadian, ansietas,
depresi, euphoria)
4. Eliminasi (mual-muntah, produksi urine)
5. Neurosensori (pusing, sakit kepala, gangguan
penglihatan)
6. Nyeri/ketidaknyamanan (angina, sakit kepala)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan afterload
Nyeri akut: sakit kepala dan nyeri dada
berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis: iskemia dan tekanan intra kranial
meningkat.
Hipervolemia berhubungan dengan retensi
natrium.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
fatique/kelemahan umum.
Risiko jatuh yang dibuktikan oleh gangguan
visual: diplopia
INTERVENSI KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload.
Luaran/kriteria hasil:
Curah jantung meningkat
Intervensi:
• Monitor tanda-tanda vital dan nyeri dada
• Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
• Sediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan pemulihan.
• Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi kecemasan, stress dan
menurunkan tekanan darah.
• Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan dan
menurunkan tekanan darah.
• Kolaborasi pemberian anti hipertensi dan antiplatelet jika perlu.
INTERVENSI
Nyeri KEPERAWATAN
akut: sakit kepala dan nyeri dada berhubungan dengan
agen cedera biologis: iskemia dan tekanan intra kranial
meningkat.
Luaran/Kriteria hasil:
Nyeri menurun
Intervensi:
1.Monitor intensitas nyeri secara berkala
2.Pertahankan tirah baring selama fase akut
3.Berikan terapi modalitas: terapi pijat, terapi relaksasi.
4.Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang
dapat meningkatkan sakit kepala misal menegjan saat
BAB, membungkuk.
5.Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
6.Kolaborasi dengan DPJP untuk tatalaksana terapi
TERAPI MODALITAS
BERDASARKAN EVIDENCE
BASED PRAKTICE
 JUDUL JURNAL
Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi
 ANALISA JURNAL (PICO)
Population
seluruh penderita hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Penuh berjumlah 412 orang,
dengan teknik accidental sampling sebanyak 16
responden.
Intervention
Pemberian terapi teknik relaksasi b
Comparation
Membandingkan pemberian terapi teknik relaksasi
benson kepada dua kelompok dengan penyakit
hipertensi yaitu kelompok kontrol tanpa diberi
terapi relaksasi benson dan kelompok intervensi
diberikan terapi relaksasi benson
Outcame
Terdapat pengaruh teknik relaksasi benson
terhadap tekanan darah penderita Hipertensi
dengan p value kelompok kontrol 0.026 dan
kelompok intervensi 0.023
 REFERENSI TERAKREDITASI
DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v4i3.4471

 RELEVANSI DENGAN FENOMENA MASALAH


Kasus Hipertensi meningkat setiap tahunnya, dan
menempati urutan pertama 10 penyakit terbanyak
di Kota Sungai Penuh. Kasus yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah abnormal ini, dapat
mengakibatkan beban kerja jantung meningkat,
dan menimbulkan kerusakan jantung serta
pembuluh darah, sehingga sering menyebabkan
kematian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Pengaruh Teknik Relaksasi Benson terhadap
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
 KEMUTAKHIRAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019
 KELENGKAPAN ASPEK
Standar Prosedur Operasional Teknik Relaksasi
BensonStandar Standar Prosedur Operational (SPO)
pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah
intervensi teknik relaksasi Benson.
 BESARNYA MANFAAT UNTUK MENGATASI MASALAH
Lansia dianjurkan menggunakan relaksasi benson untuk
menjaga kestabilan tekanan darah sehingga dapat
mengurangi penggunaan terapi farmakologis (Sartika 2017)
Menjadikan terapi relaksasi benson sebagai terapi alternatif
utama dalam menurunkan tekanan darah (Simandalahi et al.
 KEAMANAN UNTUK DITERAPKAN KEPADA PASIEN
Pelaksanaan terapi modalitas teknik relaksasi
benson sangat aman dan tidak ada kontra
indikasi atau efek samping yang merugikan
pasien karena hanya melakukan intervensi
tindakan relaksasi pada pasien
KESIMPULAN
Pengkajian difokuskan pada kejadian hipertensi dan
efek hipertensi terhadap organ yang terpengaruh.
Terapi modalitas diprioritaskan terapi relaksasi

SARAN
Gunakan terapi modalitas relaksasi dalam tatalaksana
kasus hipertensi dalam praktek klinik dan susunlah
askep berpedoman pada buku 3 S yaitu SDKI, SLKI dan
SIKI dari DPP PPNI.
REFERENSI
Blacwell, Wiley. 2017. Nursing Diagnoses Definitions and Clasification. 10th ed. edited by M. Erster.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran RGC.
Bruner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Gloria M, Bulechek, Howard K, Joanne M, Cheril M, Wagner. 2016. Nursing Interventions
Clasification. 4th ed. edited by Intansari nurjanah. Singapore: Elseiver Singapura Ltd.
KEMENKES RI. 2013. “Profil Kesehatan Indonesia 2013.”
Mataram, Kota and Kata Kunci. 2020. “Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi.” 5(2):75–80.
POKJA DPP PPNI. 2019. SDKI,SLKI,SIKI. 1st ed. edited by Pokja PPNI. Jakarta: DPP PPNI.
Rika dwi, Retno. 2017. “Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi.”
Sari, Ika Puspita and Ninuk Dian Kurniawati. 2020. “International Journal of Nursing and Health
Services ( IJNHS ) Comparison of Asmaul Husna and Benson Relaxation on Decreasing of Pain
among Patients with Post Antebrachii Operated at Public Hospital Sidoarjo.” 3(1):417–22.
Sartika, Oktarina Dewi. 2017. “Disusun Oleh : OKTARINA DEWI SARTIKA 201310201110.”
Simandalahi, Tiurmaida, Weni Sartiwi, Elisabeth Novita, Angriani L. Toruan, Program Studi, Profesi
Ners, Akper Pemkab, and Tapanuli Utara. 2019. “Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.” 4(3):641–50.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai