MINI PROJECT
Oleh:
dr. Pramudita Widiastuti
Ungaran, ....................2019
Mengetahui
Kepala Puskesmas Ungaran, Pendamping,
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Etiologi
C. Klasifikasi
D. Faktor risiko
F. Diagnosis
a. Anamnesis
c. Pemeriksaan Penunjang
Sistem Pemeriksaan
Metabolik Glukosa puasa atau HbA1c, profil lipid (kolesterol total, HDL dan LDL,
trigliserida)
G. Tatalaksana
1. Tatalaksana Farmakologis
H. Komplikasi
1. Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab yang tersering
menyebabkan kematian pada pasien hipertensi. Penyakit jantung hipertensi
merupakan hasil dari perubahan struktur dan fungsi yang menyebabkan
pembesaran jantung kiri disfungsi diastolik, dan gagal jantung
(Kasper,2008).
2. Otak
Hipertensi merupakan faktor risiko yang penting terhadap infark
dan hemoragik otak. Sekitar 85 % dari stroke karena infark dan sisanya
karena hemoragik. Insiden dari stroke meningkat secara progresif seiring
dengan peningkatan tekanan darah, khususnya pada usia > 65 tahun.
Pengobatan pada hipertensi menurunkan insiden baik stroke iskemik
ataupun stroke hemorgik (Kasper,2008).
3. Ginjal
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis, penyebab yang
sering terjadi pada renal insufficiency. Pasien dengan hipertensif nefropati,
tekanan darah harus 130/80 mmHg atau lebih rendah, khususnya ketika
ada proteinuria (Kasper,2008).
I. Pencegahan
METODE
A. Identifikasi Sasaran
Penyelenggara Upaya Penjaringan Hipertensi di Posbindu perlu
memiliki data sasaran jumlah posbindu di wilayah kerja Puskesmas Ungaran.
Data dapat diperoleh dari Sistem Informasi Posbindu, Puskesmas, atau data
hasil pengumpulan kerjasama dengan bidan Desa di Puskesmas Ungaran.
B. Metode Kegiatan
Metode yang ditentukan adalah metode belajar yang digunakan oleh
orang dewasa (adult learning atau andagogy) yang menekankan adanya
partisipasi aktif dari peserta penjaringan hipertensi dan penggunaan diskusi
atau tanya jawab sebagai motor utama kelas ibu balita. Metode ceramah
diperbolehkan dalam batas waktu tertentu 50-75% dari total waktu.
Rekam proses atau pencatatan dokumentasi proses pelaksanaan kelas
secara rinci sangat penting dilaksanakan. Hasil dokumentasi atau pencatatan
dapat digunakan sebagai alat untuk evaluasi proses kedepannya.
C. Pelaksanaan
1. Tanggal : 23 Januari 2019
2. Waktu : 08.00 WIB – 11.30 WIB
3. Tempat : Balai pertemuan Dliwang RT 3 RW 3 Ungaran
4. Peserta : Kader dan peserta posbindu
5. Metode : Penyuluhan dan pemeriksaan
6. Kegiatan : Screening dan penyuluhan PTM
D. Acara Pelatihan
Tabel Januari 2019
E. Kerangka Teori
Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku dilatar belakangi atau
1. Pengetahuan
2. Keyakinan
3. Nilai
4. Sikap Non
5. geograf
Non
Kesehatan
Faktor Pendukung Perilaku
Pendidikan
kesehatan 1. Tugas kesehatan
2. Keterjangkauan sumber Perilaku Kesehatan Kesejahteraan
3. Prioritas dan komitmen.
Faktor pendorong
1. Keluarga
2. Petugas Kesehatan
3. Masyarakat
F. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori tersebut diatas maka peneliti mengadopsinya dalam membuat
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan
G. Kerangka Kegiatan dan Penelitian
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada pelaksanaan Upaya Penjaringan Hipertensi
di Posbindu adalah sebagai berikut :
1. Pretest dan Posttest
Sebelum dan setelah dilakukan penyampaian pokok bahasan dan
review materi, narasumber memberikan alat tulis pada masing-masing
peserta berupa selembar kertas dan pulpen. Kemudian narasumber
menampilkan pertanyaan materi pretest dan posttest. Soal-soal pada
pretest dan posttest berupa multiple choice berjumlah masing-masing 15
pertanyaan. Lima belas pertanyaan tersebut merupakan kumpulan dari
masing-masing materi yang akan dan telah disampaikan oleh para
narasumber. Durasi satu soal berkisar 30 detik. Selanjutnya, peserta
menuliskan jawaban di kertas secara mandiri.Tujuan diadakan Pretest
adalah untuk menilai sejauh mana pengetahuan dari peserta posbindu
sebelum diadakannya penyuluhan mengenai hipertensi. Setelah sesi Tanya
jawab dan feedback selesai dari semua materi, selanjutnya dilakukan
Posttest kepada peserta di hari yang sama untuk menilai pemahaman
terhadap materi yang telah disampaikan. Posttest berisi 15 pertanyaan
yang sama dengan soal Pretest. Setelah dilakukannya Posttest, pertanyaan
dalam Posttest dibahas agar narasumber dan peserta dapat mengetahui
apakah materi yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh
peserta posbindu. Hasil Pretest dan Posttest masing-masing peserta
kemudian dianalisis untuk melihat apakah ada peningkatan pengetahuan
setelah materi disampaikan.
Dari data Pre test dan Post test diatas kemudian dilakukan pengujian statistik
guna membuktikan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah
dilakukan program pemberian materi.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada peningkatan rata-rata nilai
pengetahuan peserta dari nilai Pretest sebesar 11.07 ± 1.66 menjadi sebesar 18.07 ±
2.15 setelah dilakukan Posttest. Selanjutnya untuk membuktikan bahwa kenaikan
nilai tersebut mencapai taraf signifikan maka dilakukan uji normalitas untuk
mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak secara analitis.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Karena pada uji normalitas pre test dan posttest data terdistribusi normal
(p>0.05) maka memenuhi syarat untuk dilakukan uji T berpasangan. Hasil uji T
berpasangan:
Paired Differences
2 9
± ½ bungkus
0 0
5 Saya merokok per hari 1-1,5 bungkus
sebanyak… 0 0
> 2 bungkus
Tidak pernah 20 91
Setiaphari 17 77
1-3x/minggu 2 9
6
Saya makan sayuran sebanyak.....
4-6x/minggu 3 14
Tidak pernah 0 0
1 sendok teh 15 68
Saya menggunakan garam dan
2 sendok teh 3 14
7
penyedap rasa sehari untuk
3 sendok teh 0 0
memasak sebanyak
>3 sendok teh 1 4
Tidak pernah 3 14
1-2 kali/minggu 15 68
3-4 kali/minggu 1 4
Saya makan makanan instan 5-6 kali/minggu 0 0
8
> 7 kali/minggu 1 4
(sarden, mieinstan) sebanyak ....
Tidak pernah 5 24
9 1 kali 6 27
2 kali 3 14
3 kali 4 18
Berapa kali anda berolah raga >3 kali 3 14
dalam 1 minggu…. Tidak pernah 6 27
< 15 menit 9 41
15-30 menit 6 27
10 Berapa menit setiap kali anda 30 – 45 menit 0 0
berolah raga 45 – 60 menit 0 0
> 60 menit 7 32
Sering 0 0
Seberapa sering saya marah Kadang-kadang 10 45
11 marah... Jarang 10 45
Tidak pernah 2 10
< 4 jam/hari 0 0
Saya tidur selama...... dalam satu 4-5 jam / hari 6 27
12 hari. 5-8 jam sehari 16 73
> 8 jam 0 0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan 12 pertanyaan yang kami ajukan
terhadap peserta guna mengetahui gambaran perilaku dan lingkungan, terdapat 2 pernyataan
yang perlu mendapatkan perhatian karena menunjukkan masih kurangnya perilaku peserta
dalam ketaatan minum obat. Namun mayoritas peserta menunjukkan memiliki perilaku yang
baik. Hal ini ditunjukkan bahwa peserta menjawab positif pada 10 pertanyaan lain yang
diberikan. Sehingga dapat disimpulkan, rata-rata peserta Posbindu memiliki sikap yang baik
setelah diberikan materi penyuluhan, ditunjukkan dengan nilai rata-rata mencapai 83%.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan 27 pertanyaan mengenai edukasi
dan organisasi, terdapat 5 pernyataan yang perlu mendapatkan perhatian karena
menunjukkan kurangnya pengetahuan peserta. Yaitu pernyataan nomor 3, 9, 12, 13 dan 23
dimana sebagian besar peserta menjawab tidak tahu. Namun untuk 22 pertanyaan lainnya
sebagian besar peserta mampu menjawab dengan tepat. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dalam hal edukasi dan organisasi sebagian peserta sudah memiliki pengetahuan dan
organisasi yang baik. Dari hasil tersebut juga dapat disimpulkan bahwa pemberian
penyuluhan telah berhasil dilakukan, dibuktikan dengan peningkatan jumlah peserta yang
memberikan jawaban benar dari tiap-tiap pernyataan yang diberikan dari Pretest dan
Posttest.
Gambaran Aspek Dukungan dan Saran Pada Akhir Program
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak
(4-6x/minggu) (1-3x/minggu) Pernah
1 Apakah keluarga memperhatikan kondisi 20 1 1 0
kesehatan anda ?
2. Apakah keluarga mengingatkan anda 15 2 5 0
untuk memeriksakan tekanan darah?
3 Apakah keluarga membantu biaya 18 1 1 2
pengobatan anda?
4 Apakah keluarga mengantar anda ke 15 1 2 4
fasilitas kesehatan untuk mengontrol
tekanan darah ?
5 Apakah keluarga mengingatkan untuk 20 1 1 0
menghindari makanan yang dilarang oleh
tenaga kesehatan ?
6 Apakah keluarga mengingatkan untuk 16 3 1 2
melakukan aktivitas yang dianjurkan oleh
tenaga kesehatan ?
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 6 pertanyaan yang kami ajukan terhadap
peserta guna mengetahui gambaran dukungan dan saran, mayoritas peserta menunjukkan
memiliki dukungan yang baik dari keluarga. Hal ini ditunjukkan bahwa mayoritas peserta
menjawab positif pada semua pertanyaan yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan, rata-
rata peserta Posbindu memiliki dukungan yang baik dengan nilai rata-rata mencapai 79%.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Hipertensi disebut sebagai si pembunuh senyap atau The Silent Killer karena
seringkali tidak menimbulkan gejala. Biasanya penderita tidak mengetahui kalau
dirinya mengidap hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.
Penyandang hipertensi harus mendukung pengobatan hipertensi pada dirinya dengan
cara patuh minum obat sesuai yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan dan monitoring
kesehatannya secara berkala. Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu-
waktu bisa jatuh ke dalam keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kualitas hidup agar tidak menimbulkan masalah di masyarakat perlu
upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi dimulai dengan meningkatkan
kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat
Dari hasil kegiatan penjaringan dalam upaya mencegah dan mendeteksi dini
hipertensi oleh dokter Internsip yang diberikan kepada masyarakat Ungaran
khususnya warga Dliwang RW 03, dapat disimpulkan bahwa:
1. Didapatkan 7 peserta (32%) pernah didiagnosis menderita hipertensi, dimana
sebanyak 9 peserta (41%) mengakui memiliki riwayat hipertensi pada keluarga.
2. Rata-rata peserta Posbindu memiliki sikap yang baik setelah diberikan materi
penyuluhan, ditunjukkan dengan nilai rata-rata mencapai 83%.
3. Rata-rata peserta Posbindu memiliki dukungan yang baik dengan nilai rata-rata
mencapai 79%.
4. Pemberian penyuluhan telah berhasil dilakukan, dibuktikan dengan peningkatan
jumlah peserta yang memberikan jawaban benar dari tiap-tiap pernyataan yang
diberikan dari Pretest dan Posttest.
Kegiatan mini project yang bertema Upaya Penjaringan dalam Mencegah dan
Mendeteksi Dini Hipertensi di Posbindu Dliwang RW 03 wilayah UPTD Puskesmas
Ungaran ini berjalan dengan lancar dan diharapkan dapat memberikan pengaruh
positif pada warga masyarakat tentang pentingnya kesehatan, baik pencegahan dan
pengobatan penyakit tidak menular terutama hipertensi untuk diri sendiri dan orang
lain dalam kehidupan sehari-hari.
6.2. Hambatan dan Saran
Beberapa hambatan yang peneliti temui adanya sarana dan prasarana yang
kurang mendukung. Seperti pengaturan meja di posbindu yang belum teratur,
pencahayaan yang berlebih, sehingga tampilan slide kurang terlihat jelas. Selain itu,
kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini penyakit tidak
menular sehingga tidak banyak masyarakat yang berpartisipasi dan hadir dalam
kegiatan penjaringan hipertensi di posbindu Dliwang RW 03 wilayah kerja
puskesmas Ungaran.
Dibutuhkan follow up dari pihak puskesmas untuk melihat perkembangan agar
upaya penjaringan mencegah dan mendeteksi penyakit tidak menular pada warga
Ungaran khususnya Dliwang RW 03 dapat terlaksana dengan baik dan tercapai
sesuai sasaran. Kinerja para kader dalam pengukuran tinggi badan dan body fat
sudah baik, namun masih perlu dilatih untuk pencatatan administrasi berupa kartu
monitoring.