Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 4

MODUL GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER


Renaldi Dupmar Sarilolo
FAA 118 022
1 Nyeri Kepala dan Tengkuk

Seorang laki-laki berusia 56 th datang ke poli umum


RSUD dengan keluhan sering sakit kepala disertai
leher bagian belakang, sakit ini dirasakan sejak 6
bulan terakhir. Sakit kepala dan leher dirasakan
terutama ketika sedang tidak ada aktifitas atau
saat pasien sedang istirahat. Pasien juga
mengeluhkan rasa tidak enak di dada saat bernapas,
seolah-olah saat menarik napas tidak lega. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah
180/100 mmHg. Nadi 90 kali/menit, respirasi 20
kali/menit, suhu 36,6 ̊ C. Dari anamnesis juga
diperoleh informasi bahwa pasien suka sekali makan
rendang di RM padang, dan selama ini pasien belum
pernah memeriksakan kesehatannya ke petugas
kesehatan.
Kata Sulit (-)
Kata Kunci

Identitas Pasien K.U. K.P.


Laki-laki 56 th Sakit kepala disertai Tidak enak di dada
leher bagian belakang saat bernapas
Onset: 6 bulan

Faktor Pemberat Riwayat Pengobatan (-) Pemeriksaan Fisik


Tidak ada aktivitas/ • TD 180/100 mmHg
beristirahat • Nadi 90 x/m
• RR 20 x/m
• T 36,6 ̊ C
Identifikasi Masalah

Laki-laki 56 th datang dengan keluhan utama cervical cephalgia sej


ak 6 bulan yang terakhir terutama saat istirahat pasien juga mengelu
hkan dyspneu. Diketahui pasien suka makan rendang.
Hipotesis
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan p
enunjang, pasien diduga diduga mengalami Hipertensi
primer stage 3.
Analisis Masalah
Laki-laki
56 th

Keluhan Utama Keluhan Penyerta


Cervical Cephalgia Dispneu

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan


Fisik Penunjang

Diagnosis

DD
Dx
• Tension
Hipertensi
headache
Pertanyaan Terjaring
1. Interpretasi Dat
2. Tabel DD
3. Hipertensi
a. Definisi
b. Etiologi
c. Epidemologi
d. Klasifikasi
e. Patofisiologi
f. Tanda dan gejala
g. Diagnosis
h. Faktor resiko
i. Tatalaksana
j. Komplikasi
k. Prognosis
l. Edukasi
Pertanyaan Terjaring
3. Kenapa pasien merasa sesak napas?
4. Kenapa rendang mempengaruhi hipertensi?
5. Kenapa merokok mempengaruhi hipertensi?
INTERPRETASI DATA
PEMERIKSAAN FISIK

TTV HASIL
TD 180/100 mmHg
Nadi 90 x/m
RR 20 x/m
T 36,6 ̊ C
HIPERTENSI
Definisi
Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan berulang.
HIPERTENSI
Etiologi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi hipertensi primer/essensial
dengan insiden 80-95% dimana pada hipertensi jenis ini tidak diketahui penyebabnya. Selain itu
terdapat pula hipertensi sekunder akibat adanya suatu penyakit atau kelainan yang mendasari,
seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronism, dan
sebagainya.
HIPERTENSI
Epidemiologi
Prevalensi Hipertensi pada umur ≥18 tahun di Indonesia yang pernah didiagnosis tenaga
kesehatan atau sedang minum obat Hipertensi sendiri sebesar 9,5%. Prevalensi Hipertensi di
Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebagian besar (63,2%) kasus
Hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis. Penderita Hipertensi di Indonesia menurut data
karakteristik kelompok umur dengan kasus tertinggi pada kelompok umur ≥ 75 tahun yaitu 63,8%
dan kasus terendah pada kelompok umur 15- 24 tahun yaitu 8,7%. Dan berdasarkan data di
Indonesia, penderita Hipertensi tertinggi pada perempuan (28,8%) dibandingkan dengan laki- laki
(22,8%) (Kemenkes RI, 2013).
HIPERTENSI
Epidemiologi
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi Hipertensi pada penduduk umur ≥ 18
pada tahun 2007 di Indonesia menurut provinsi, prevalensi Hipertensi tertinggi di Kalimantan
Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%). Sedangkan pada tahun 2013 prevalensi
tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%), dan Papua yang terendah (16,8%). Berdasarkan
karakteristik tempat tinggal, prevalensi Hipertensi lebih tinggi di perkotaan (26,1%), dibandingkan di
perdesaan (25,5%) (Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi Hipertensi pada penduduk umur 18 tahun
ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Sedangkan jika dibandingkan dengan
tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%). Penurunan ini bisa terjadi
karena berbagai macam faktor, seperti alat pengukur tensi yang berbeda dan masyarakat yang
sudah mulai sadar akan bahaya penyakit Hipertensi (Kemenkes RI, 2014).
HIPERTENSI
Patofisiologi
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer. Faktor genetik, aktivasi syaraf
simpatis, faktor hemodinamik, metabolisme natrium, faktor renin, angiotensin, dan aldosteron
merupakan faktor-faktor yang telah dibuktikan mempunyai kaitan dengan peningkatan tekanan
darah pada hipertensi (Soeparman et al., 1994 ; Kaplan, 1990). Pada lanjut usia, perubahan
struktural dan fungsional pada pembuluh perifer bertanggung jawab terhadap perubahan tekanan
darah. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya tegang pembuluh darah (Smeltzer S. & Bare B, 2001).
HIPERTENSI
Tanda dan Gejala
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual
dan muntah, akibat peningkatan tekanan darahintrakranial. Penglihatan kabur akibat kerusakan
retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus. Edema dependen dan
pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada
penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba
-tiba, tengkuk terasa pegal dan lainlain.
HIPERTENSI
Diagnosis
HIPERTENSI
Faktor Resiko
1. Faktor demografi
• Umur
• Jenis kelamin
• Keturunan
• Suku/golongan etnik
• Status sosial ekonomi
• Geografi dan lingkungan
2. Faktor status kesehatan
• Kegemukan (obesitas)
• Diabetes melitus
3. Faktor perilaku
• Stress
• Merokok
• Alkohol
• Aktivitas fisik
• Diet tinggi garam
HIPERTENSI
Tatalaksana
• Non farmakologis
• Penurunan BB
• Mengurangi asupan garam
• Olahraga
• Mengurangi konsumsi alkohol
• Berhenti merokok
• Terapi farmakologi
Terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak
mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada
pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2.
• Calcium channel
blocker (CCB
• ACE inhibitor (ACEi)
• Angiotensin Receptor
Blockers (ARB)
HIPERTENSI
Komplikasi
Hipertensi dapat meyebabkan komplikasi lain seperti DM, kolesterol yang tinggi, kelebihan berat
badan atau obesitas, dan gangguan kognitif lain (WHO, 2013).
HIPERTENSI
Klasifikasi

American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension 2013)


HIPERTENSI
Pencegahan
• Mengurangi konsumsi garam
• Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan
• Berhenti merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol
• Pengendalian berat badan
• Olahraga secara teratur
• Jaga agar pikiran Anda tetap rileks atau santai
DIAGNOSIS BANDING
Tension Headache
Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi
sakit kepala yang teras Tension (keteganggan) sakit kepala tegang oto Rangsang nyeri kepala bisa diseba
a seperti tekanan atau dan stress. t, nyeri kepala tegang bkan oleh adanya tekanan, traksi,
ketegangan di dalam d Tiredness (Kelelahan). otot, tidak disertai (ata displacement maupun proses kimi
an disekitar kepala. Ansietas (kecemasan). u minimal) mual dan/ a awi dan inflamasi terhadap nosisep
Lama membaca, meng tau muntah, serta diser tor-nosiseptor pada struktur peka n
etik atau konsentrasi (e
tai fotofobia atau fonof yeri di kepala. Rangsang nyeri kep
ye strain).
obia. ala dihantarkan oleh serabut saraf
Posture yang buruk.
Jejas pada leher dan sp C dan A delta ke kornu dorsalis da
ine. n inti trigeminal di trigemino cervica
Tekanan darah yang tin l complex (TCC), kemudian bersin
ggi. apsis dengan neuron orde kedua.
Physical dan stress em
otional (Emergency dep
artment factsheet, 2008
).
KESIMPULAN
Hipotesis diterima, dari hasil pemeriksaan fisik laki-laki 56 th menderita hipertensi yang menyebabk
an bercak penebalan di lapisan dalam arteri sehingga pasien merasa sakit kepala dan tengkuk tera
sa pegal .

Anda mungkin juga menyukai