Anda di halaman 1dari 15

KARSINOMA

SERVIKS
ANATOMI DAN HISTOLOGI SERVIKS
• ANATOMI:
• Serviks uteri atau biasa disebut serviks
terdapat di setengah hingga sepertiga
bawah uterus, berbentuk silindris, dan
menghubungkan uterus dengan vagina
melalui kanal endoservikal. Serviks uteri
terdiri dari portio vaginalis, yaitu bagian
yang menonjol ke arah vagina dan bagian
supravaginal. Panjang serviks uteri kira-
kira 2,5 – 3cm dan memiliki diameter 2 -
2,5cm. Pada bagian anterior serviks
berbatasan dengan kantung kemih. Pada
bagian posterior, serviks ditutupi oleh
peritoneum yang membentuk garis cul-
de-sac .
• Bagian- bagian serviks:
• Endoserviks : sering disebut juga sebagai kanal endoserviks.
• Ektoserviks (eksoserviks) : bagian vaginal serviks
• Os Eksternal : pembukaan kanal endoserviks ke ektoserviks
• Forniks : refleksi dinding vaginal yang mengelilingi ektoserviks
• Os Internal: bagian batas atas kanal
• HISTOLOGI:
• Serviks adalah bagian inferior uterus
yang struktur histologinya berbeda
dari bagian lain uterus. Struktur
histologi serviks terdiri dari:
• Endoserviks : Epitel selapis
silindris penghasil mukus
• Serabut otot polos polos hanya
sedikit dan lebih banyak jaringan
ikat padat (85%).
• Ektoserviks : Bagian luar serviks
yang menonjol ke arah vagina
dan memiliki lapisan basal,
tengah, dan permukaan.
Ektoserviks dilapisi oleh sel epitel
skuamos nonkeratin.
• Pertemuan epitel silindris endoserviks dengan epitel skuamos eksoserviks
disebut taut skuamokolumnar (squamocolumnar junction, SCJ). Epitel
serviks mengalami beberapa perubahan selama perkembangannya sejak
lahir hingga usia lanjut. Sehingga, letak taut skuamokolumnar ini juga
berbeda pada perkembangannya,yaitu berupa:
• Saat lahir, seluruh serviks yang “terpajan” dilapisi oleh epitel skuamos.
• Saat dewasa muda, terjadi pertumbuhan epitel silindris yang melapisi endoserviks.
Epitel ini tumbuh hingga ke bawah ektoserviks, sehingga epitel silindris terpajan dan
letak taut berada di bawah eksoserviks.
• Saat dewasa, dalam perkembangannya terjadi regenerasi epitel skuamos dan
silindris. Sehingga epitel skuamos kembali melapisi seluruh ektoserviks dan terpajan,
dan letak taut kembali ke tempat awal.

• Area tempat bertumbuhnya kembali epitel skuamos atau tempat antara


letak taut saat lahir dan dewasa muda disebut zona transformasi
METODE SCREENING LESI CA CERVIKS
• PAP’S SMEAR
• Pasien dalam posisi litotomi.
• Tahan bukaan labia akan
serviks dengan speklum.
• Usapkan spatula Ayre pada
serviks dengan sudut 360º.
• Pulas spatula Ayre pada objek
glass dengan sudut 45º.
• Celupkan dalam alkohol 96%
selama 30 menit.
• PEMERIKSAAN SITOLOGI PAP’S SMEAR

Perbedaan komposisi perbandingan inti dan sitoplasma.


A. Normal
B. CIN 1
C. CIN 2
D. CIN 3
TES IVA
• Bisa dilakukan bersamaan dengan
tes Pap’s Smear.
• Membasahi permukaan serviks
dengan asam asetat 3-5%.
• Normal: tidak terdapat bercak
putih pada T-zone.
• Atipik: terdapat bercak putih pada
T-zone.
INTERPRETASI TES IVA

NORMAL

NIS KARSINOMA
PERJALANAN LESI PRA-KANKER SAMPAI KE
KARSINOMA
• Lesi pra-kanker leher rahim merupakan awal dari perubahan menuju
karsinoma leher rahim.
• Pada dasarnya faktor resiko lesi pra-kanker dan kanker leher rahim adalah
sama. Leher Rahim secara alami melalui proses pertumbuhan sel abnormal
akibat saling menekan pada ke dua lapisan pada leher rahim. Dengan
masuknya virus, portio yang dalam keadaan erosi (metaplasia skuamosa)
yang awalnya fisiologik menjadi berkembang ke arah abnormal (displastik-
diskariotik) melewati tingkatan CIN I, karsinoma yang secara klasik
dinyatakan dapat berkembang menjadi NIS II, dan kemudian menjadi NIS III
dan selanjutnya berkembang menjadi KIS/Karsinoma Leher Rahim
TAHAPAN PENCEGAHAN KARSINOA SERVIKS
• Pencegahan Primer
• Vaksin HPV : Sebuah studi menyatakan bahwa kombinasi vaksinasi HPV dan
screening dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan penyakit
ini. Vaksin HPV dapat berguna dan cost effective untuk 28 mengurangi kejadian
kanker serviks dan kondisi pra-kanker, khususnya pada kasus yang ringan.

• Kondom : Para ahli sebenarnya sudah lama meyakininya, tetapi kini mereka
punya bukti pendukung bahwa kondom benar-benar mengurangi risiko
penularan virus penyebab kutil kelamin (genital warts) dan banyak kasus
kanker leher rahim. Hasil pengkajian atas 82 orang yang dipublikasikan di New
England Journal of Medicine memperlihatkan bahwa wanita yang mengaku
pasangannya selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual
kemungkinan 70 persen lebih kecil terkena infeksi human papillomavirus
(HPV) disbanding wanita yang pasangannya sangat jarang (tak sampai 5
persen dari seluruh jumlah hubungan seks) menggunakan kondom.
• Sirkumsisi pada pria: Sebuah studi menunjukkan bahwa sirkumsisi
pada pria berhubungan dengan penurunan resiko infeksi HPV pada
penis dan pada kasus seorang pria dengan riwayat multiple sexual
partners, terjadi penurunan resiko kanker serviks pada pasangan wanita
mereka yang sekarang
• Pencegahan Sekunder
• Pencegahan sekunder termasuk skrining dan deteksi dini
seperti pap smear, Kolposkopi dan Inspeksi visual dengan asam
asetat (IVA).
• Pap Smear merupakan standar emas program skrining karena
pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak sakit
serta dapat dilakukan setiap saat, kecuali pada masa haid .
GAMBARAN KLINIS
• Pada fase prakanker, sering tidak ditandai dengan gejala atau
tanda-tanda yang khas. Namun, kadang dapat ditemui gejala-
gejala sebagai berikut:
• Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari
vagina ini makin lama makin berbau busuk karena adanya infeksi dan
nekrosis jaringan.
• Perdarahan setelah senggama (post coital bleeding) yang kemudian
berlanjut ke perdarahan yang abnormal.
• Timbulnya perdarah setelah masa menopause
• Timbul gejala-gejala anemia akibat dari perdarahan yang abnormal
• Pada tahap invasif dapat muncul cairan berwarna kekuning-kuningan,
berbau dan dapat bercampur dengan darah
PATOGENESIS HPV

Lesi Pra Kanker Kanker

------------------- 3-17 tahun -----------------------

Displasia Karsinoma Kanker


Displasia Displasia
Ringan Insitu Serviks
Sedang Keras

Anda mungkin juga menyukai