Anda di halaman 1dari 61

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA KANKER

SERVIKS
Oleh :
Nurul Afni S.Ked
Afwan Fajri S.Ked

Pembimbing :
Dr. H. Dodi Faisal Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


SMF / BAGIAN OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI
RSUD SOLOK
Solok, 27 Januari 2018
BAB I PENDAHULUAN
Kanker serviks  penyakit kanker
perempuan yang menimbulkan
kematian terbanyak akibat penyakit
kanker terutama di Negara
berkembang

• Latar Belakang Salah satu penyebabnya


adalah karena infeksi
Human Papilloma Virus
(HPV)

Infeksi HPV :
prevalensi tinggi pada
kelompok usia muda.
Namun, kanker serviks: baru
timbul pada usia > 30 tahun
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Adneksa
Fundus uteri

Korpus uteri Kavum uteri

Ostium uteri internum


Serviks uteri
Ostium uteri eksternum

Kanalis servikalis

 Serviks / leher rahim adalah bagian terendah dari uterus


yang menonjol ke puncak vagina
Serviks

• Bagian serviks yang


menjorok ke vagina
• Panjang rata-rata 3 cm
dan lebar 2.5 cm
• Permukaannya konveks
dan elips, dibagi menjadi
bibir anterior dan
posterior
Ostium Uteri Eksternum

• Bagian ektoserviks yang


membuka keluar
• Belum pernah melahirkan
Ostium uteri eksternum  bukaan kecil dan sirkuler
• Pernah melahirkan
 menyerupai celah lebar,
sedikit menganga
Kanalis Endoservikalis
• Saluran yang menghubungkan
ostium uteri eksternum
dan kavum uteri
• Bentuknya pipih dan lebarnya
dapat mencapai 7 - 8 mm
• Konfigurasinya kompleks berupa
lipatan-lipatan mukosa atau plika
Kanalis Endoservikalis
Ostium Uteri Internum

• Kanalis endoservikalis berujung


pada
ostium uteri internum
• Bukaan dari serviks ke kavum
uteri
• Sambungan anatomik dan
histologik antara uterus yang
lebih muskuler dan serviks yang Ostium uteri internum
lebih padat dan fibrous
Aliran Darah
Aliran Limfatik

• Cukup kompleks dan bervariasi


KGB iliaka komunis interna & eksterna,
KGB obturator dan parametrium
• Rute utama dari penyebaran kanker leher rahim
• Histerektomi radikal untuk kanker serviks invasif
termasuk mengangkat sebanyak mungkin kelenjar
limfatik pelvis
Persyarafan

• Serat-serat syaraf simpatis dan parasimpatis


• Pada endoserviks dijumpai banyak ujung-ujung syaraf
sensoris, pada ektoserviks lebih sedikit
• Secara histologi serviks terdiri dari :
 Epitelium
 Jaringan stroma
• Dipisahkan oleh membrana basalis
Histologi Stroma Serviks

• Stroma terdiri dari :


– otot polos dan jaringan fibrous (fibromuskuler)
– ground substance (mukopolisakarida)
• Pada stroma dijumpai pembuluh darah, limfatik dan
syaraf
Histologi Ektoserviks

• Epitel ektoserviks adalah


skuamous berlapis dan
tidak berkeratin
Basal – parabasal –
intermediate - superfisial

Lapisan basal
Terdiri dari satu lapis sel dan berada diatas membrana basalis yang tipis  Mitosis aktif terjadi
pada lapisan ini
Lapisan superfisial
Bervariasi dalam ketebalannya, tergantung pada derajat stimulasi estrogen
Histologi Endoserviks

• Endoserviks ditutupi oleh epitel


kolumnar selapis
• Mensekresi musin  menutupi
kelenjar-kelenjar
• Kelenjar ini bukanlah kelenjar
sebenarnya
– merupakan lipatan-lipatan
yang mengarah kedalam
dengan sejumlah kolateral
– disebut kripta
Histologi Endoserviks

Sel-sel yang terlihat pada pap smear mencerminkan ektoserviks dan endoserviks
Sambungan Skuamokolumner

• Sambungan
skuamokolumner (SSK)
Perbatasan epitel skuamous
berlapis dari ektoserviks dan
epitel kolumnar endoserviks
• SSK  marka sitologik dan
kolposkopik penting
• SSK  asal > 90 % neoplasia
saluran genital bawah
Epitel Kolumner
Tampak lebih merah

Epitel Kolumner

Epitel Skuamous
Sambungan Skuamo Kolumnar

Zona Transformasi SCJ baru

Sambungan Skuamo
SCJ lama
kolumnar= SSK

Daerah columnar
epithelium

Daerah metaplasti
squamos epithelium

Daerah epithelium asli


The Cervical Transformation Zone
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang
berasal dari metaplasia epitel di daerah
skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan
mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis.
KANKER SERVIKS

Kanker peringkat
ketiga penyebab
kematian Di Indonesia diperkirakan
setiap tahun muncul ±
20.000 kasus baru, jenis
terbesar : kanker serviks.
(DepKes RI)
64% penderitanya
perempuan.
 kanker serviks dan
kanker payudara.
Usia > 35 tahun
Usia pertama kali menikah : <20
tahun

Wanita dgn aktivitas seksual


tinggi

Perokok

Riwayat penyakit kelamin

Paritas tinggi
KANKER SERVIKS DISEBABKAN OLEH HUMAN PAPILLOMA
VIRUS
120 Tipe HPV telah diketahui
30-40 Tipe HPV menyerang anogenital

Low risk type ( HPV 6 & 11 ) High risk type ( HPV 16 & 18)
(tidak menyebabkan kanker) Menyebabkan kanker serviks
Menyebakan anogenital warts

Anogenital : area kelamin (termasuk kulit penis,


mulut vagina & anus)

Infeksi dengan HPV seringkali TIDAK menimbulkan


gejala
Banyak orang TIDAK tidak tahu mereka terinfeksi
HPV
Banyak orang dapat menularkan HPV TANPA
menyadarinya
Spektrum perubahan epitel skuamosa serviks disebabkan oleh infeksi
Human Papilloma Virus (HPV)
GEJALA
•Post coital bleeding
•Keputihan
•Nyeri perut bagian bawah
•Oligouria atau anuria
Jika kanker sudah menyebar :
• Sulit BAK mungkin gagal ginjal
• Nyeri BAK dan Kadang2 kencing nanah
• Nyeri di daerah anus atau BAB berdarah
• Mual, lemas, BB turun, nafsu majan turun dan terasa
nyeri
• Konstipasi
• Pembesaran kelenjar limphe di leher atau ketiak
• Penyebaran lanjut ke tulang, paru, usus, atau otak
CIN 2/3 dan AIS
Penanda yang mewakili untuk Kanker serviks

Definitive
Efficacy

0 - 1 tahun 0 - 5 tahun sampai 20 tahun

Infeksi CIN Kanker


Persistent 2/3 serviks
Infeksi or
awal AIS
HPV
CIN 1

Infeksi HPV “sembuh”


PENCEGAHAN,
Deteksi Dini
Kanker Serviks
• Papsmear (konvensional atau liquid-base
cytology/LBC)
• Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
• Inspeksi Visual Lugolidin
• Test DNA HPV
• Kolposkopi
Persiapan pemeriksaan IVA dan
Papsmear
Syarat:
• Tidak menstruasi. Waktu terbaik adalah antara hari ke-10 sampai ke-20
setelah hari pertama menstruasi.
• 2 hari sebelum tes, hindari pembilasan vagina, penggunaan tampon,
spermisida foam, krim atau jelly atau obat-obatan pervagina
• Tidak melakukan hubungan seksual paling sedikit 24 jam sebelum
dilakukan tes Pap smear/IVA
Indikasi:
• Telah berhubungan seksual pervaginam
• Setiap 2-3 tahun pada wanita > 30 tahun jika 3 hasil tes berurutan normal.
• Pada wanita dengan risiko tinggi seperti infeksi HPV, jumlah mitra seksual
yang banyak, suami atau mitra seksual yang berisiko tinggi, imunitas yang
terganggu seperti infeksi HIV
Pap Smears
Pap Smear : pengambilan sel dari serviks, diperiksa dengan mikroskop
untuk mengetahui adanya kelainan pada serviks
Hasil temuan Pap Smir

The slide on the left shows normal cervical cells magnified


through a microscope. Normal cells are uniform in size and
shape. By comparison, the slide on the right shows irregular,
disfigured cervical cells — typical of cervical cancer.
Inspeksi Visual Asam Asetat
IVA
(Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat
3-5%)
 Non –invasif
 Mudah— murah
 di Puskesmas
 Hasil LANGSUNG
 Sensitivitas, spesifisitas

Memadai untuk
negara di sarana terbatas
Alur Pemeriksaan IVA
Inspekulo

1. Curigakanker Tidak curiga kanker

2. SSK ?
Biopsi
Tidak tampak SSK Tampak SSK

Pap Smear 3. IVA

Negatif Positif

4. KRIOTERAPI ?
• Posisi litotomi,
• tampilkan serviks, nilai:

4 langkah
1. Mencurigakan kanker, tidak
perlu IVA

2. SSK tampak seluruhnya? (Jika


tidak  IVA, beri catatan,
sebaiknya  tes Papsmear

3. Lakukan IVA  tunggu 1 menit,


timbul epitel putih?  IVA (+)

4. Kandidat krioterapi ?
INTERPRETASI IVA
NO HASIL INTERPRETASI
1 NORMAL Licin, merah muda, bentuk portio normal
2 INFEKSI Servisitis, Banyak Fluor, polip, ektropion
3 POSITIF IVA Plak putih, Epitel acetowhite
4 KANKER SERVIKS Pertumbuhan seperti bunga kol, mudah berdarah

NORMAL CERVIX Cervix with


ACETO-WHITE lesion
Perbandingan Pemeriksaan Tes Pap dan IVA

Metode Srining TES PAP IVA


Petugas kesehatan Sample takers Bidan
(Bidan/perawat/dokter Perawat
umum/Dr. Spesialis ) Dokter umum
Dr. Spesialis

Skrinner / Sitologist /
Patologist
Sensitivitas 70%--80% 65%-- 96%
Spesifisitas 90%-- 95% 54%-- 98%
Hasil 1 hari–1 bulan Langsung

Sarana Spekulum Spekulum


Lampu sorot Lampu sorot
Kaca benda Asam asetat
Laboratorium
Biaya Rp15.000,00–Rp.75.000,00 Rp3.000,00

Dokumentasi Ada (dapat dinilai ulang) Tidak ada


Inspeksi Visual Lugol iodine (VILI)

• IVA

• VILI
Kolposkopi
• Pasien berbaring dengan
posisi litotomi
• Posisikan colposcope
beberapa inchi dari vulva
• Arahkan cahaya kearah dalam
vagina
• Serviks dan vagina akan diusap
dengan kapas untuk
membersihkan dari lendir
• Bila diperlukan dilakukan LEEP,
atau LLETZ untuk kepetingan
diagnostik maupun terapeutik
Tes DNA HPV
• Dalam artikel yang diterbitkan oleh American
Society of clinical Pathology USA, melaporkan
bahwa tes DNA HPV memiliki nilai deteksi
kanker serviks lebih baik dari papsmear.
• Wanita yang hasil tes DNA HPV positif meski
papsmear normal memiliki resiko mengidap
kanker serviks yang sama dengan wanita yang
papsmearnya positif
Klasifikasi
Lesi
Prakanker
hingga
Karsinoma
Invasif
STADIUM
Kanker Serviks
Pre-invasif
IVA
Stadium nol Karsinoma insitu, karsinoma intraephytelial
Karsinoma invasive
(Inspeksi Visual dengan
Stadium I
Asam Asetat)
Kanker terbatas pada serviks uteri
Stadium IA Kanker pre-klinik yang didiagnosa hanya secara
mikroskopik
Stadium IB Lesi dengan dimensi lebih besar dari stadium IA

Kriteria penilaian
Stadium II
IVA
Kanker meluas keluar serviks, tetapi belum mencapai
dinding panggul. Kanker sudah mengenai vagina 1/3
bagian bawah
Stadium IIA Parametrium masih bebas
I. Normal
Stadium IIB Parametrium sudah terkena
Stadium III Kanker sudah mencapai panggul. Pada pemeriksaan
II. IVA positif : ditemukan bercak putih
rectal tidak ada celah antara tumor dan dinding
panggul. Penyebarannya sudah sampai 1/3 distal
vagina
Stadium IIIA Belum sampai dinding panggul
III. Kanker serviksPenyebarannya
Stadium IIIB mencapai dinding panggul dan atau
ada hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal

Stadium IV Kanker sudah meluas keluar pelvis atau secara klinis


sudah mengenai visica urinaria dan rectum
PENATALAKSANAAN
Penanganan berdasarkan stadium :
• Stadium Ia1 : terapinya adalah simple histerektomi
• Stadium Ia2 : terapinya adalah histerektomi radikal
dengan modifikasi
• Stadium Ib atau IIa : terapinya adalah histerektomi
radikal dengan limfadenektomi panggul, pasca bedah
biasanya dilanjutkan dengan radiasi pelvis.
• Stadium IIb, III atau IV : terapinya adalah
redioterapi dan kemoterapi.
PENCEGAHAN
Pencegahan
Menurut Rasjidi (2010) ada beberapa cara
untuk mencegah kanker serviks :
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan tersier
1. Pencegahan Primer
– Promosi dan edukasi pola hidup sehat
– Menunda onset aktivitas seksual
– Penggunaan kontrasepsi barier
– Berperan menghentikan atau mencegah
perubahan keganasan sel-sel seperti yang terjadi
pada permukaan serviks
– Penggunaan vaksinasi HPV
2. Pencegahan Sekunder
– Pencegahan Sekunder - Pasien dengan resiko sedang
hasil tes pap yang negatif sebanyak tiga kali berturut
turut dengan selisih waktu antar pemeriksaan satu tahun dan
atas petunjuk dokter sangat dianjurkan.
– Pencegahan Sekunder – Pasien dengan resiko tinggi
pasien yang memulai hubungan seksual saat usia <20th
dan wanita yang mempunyai banyak partner seharusnya
melakukan tes pap tiap tahun
3. Pencegahan tersier
meliputi pelayanan di rumah sakit
(diagnosis dan pengobatan) serta tindakan
paliatif untuk meningkatkan kwalitas hidup
pasien
PROGNOSIS
Stadium Penyebaran kanker serviks % Harapan Hidup 5 Tahun

0 Karsinoma insitu 100

I Terbatas pada uterus 85

II Menyerang luar uterus tetapi meluas ke 60


dinding pelvis

III Meluas ke dinding pelvis dan atau sepertiga 33


bawah vagina atau hidronefrosis

IV Menyerang mukosa kandung kemih atau 7


rektum atau meluas keluar pelvis sebenarnya
Kesimpulan
Kanker serviks merupakan tumor ganas primer
yang berasal dari metaplasia epitel didaerah
skuamokolumnar junction, yaitu daerah
peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis
servikalis, kanker serviks disebabkan oleh infeksi
kuman HPV, kanker serviks dapat dicegah bila
dikenali secara dini dengan pemeriksaan
papsmear, IVA, VILI, tes DNA HPV, prognosis dari
kanker serviks tergantung dari stadium kanker
itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai