PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi penyakit TB di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garama
2. Untuk mengetahui cakupan pelayanan TB di wilayah Puskesmas Tanah Garam
3. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian penyakit TB
di wilayah Puskesmas Tanah Garam
4. Untuk mengetahui lebih dini penderita penyakit TB sehingga dapat di
tanggulangi lebih cepat.
1.3 Manfaat Penelitian
Ruang lingkup dalam pembahasan masalah ini adalah mengenai gambaran penyebab
meningkatnya jumlah tuberkulosis dan kekambuhan di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam hal ini manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri
utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih
alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan
keputusan manejerial.
2.2.1 Perencanaan
1) Pengertian
2) Langkah-langkah perencanaan
a. Analisa situasi
b. Mengidentifikasi masalah prioritas
c. Menentukan tujuan program
d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
2.2.2 Pengorganisasian
1) Pengertian
2) Manfaat pengorganisasian
3) Langkah-langkah pengorganisasian
1) Pengertian
1) Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi perencanaan. Melalui
fungsi pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan program yang dituangkan dalam
bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang
dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada kesenjangan dan penyimngan yang
terjadi harus segera diatasi. Penyimpangan ini harus dapat dideteksi secara dini dicegah,
dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan
agar penggunaan sumber daya dapat lebih diefesiensikan dan tugas-tugas staf untuk mencapai
tujuan program dapat lebih diefektifkan.
2) Standar Pengawasan
3) Manfaat Pengawasan
a. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf,
apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdayanya sudah
digunakan seusai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini,fungsi pengawasan
dan pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi kegiatan program
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan
tugas-tugasnya
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan
dan telah dimanfaatkan secara efisien
d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau
diberikan pelatihan lanjutan
4) Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering dilakukan
untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaannya terletak pada sasarannya,
sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi
dengan fungsi pengawasan juga mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk memperbaiki
efesiensi dan efektifitas pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi perencanaan.
2.3 Tuberkulosis
2.3.1 Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis complex. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6
μm dan panjang 1 – 4 μm.
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama
di paru/berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Kuman
Tuberkulosis berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam,
yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna
tersebut dengan larutan asam-alkohol. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan
Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.
2.3.2. Epidemiologi
2.3.3. Etiologi
Sumber penularan TB adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau
bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak).
Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan. Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan,
kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke
bagian-bagian tubuh lainnnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak makin
menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat), maka
penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB
ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara
tersebut.
Kompleks primer ini akan mengalami salah satu nasib sebagai berikut :
1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad
integrum)
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon,
garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus)
3. Menyebar dengan cara :
a. Perkontinuitatum, menyebar kesekitarnya Salah satu contoh adalah
epituberkulosis, yaitu suatu kejadian dimana terdapat penekanan
bronkus, biasanya bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus yang
membesar sehingga menimbulkan obstruksi pada saluran napas
bersangkutan, dengan akibat atelektasis. Kuman tuberkulosis akan
menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang
atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus yang
atelektasis tersebut, yang dikenal sebagai epituberkulosis.
b. Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke
paru sebelahnya. Penyebaran ini juga terjadi ke dalam usus
c. Penyebaran secara hematogen dan limfogen. Kejadian penyebaran
ini sangat bersangkutan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan
virulensi basil. Sarang yang ditimbulkan dapat sembuh secara
spontan, akan tetapi bila tidak terdapat imuniti yang adekuat,
penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gawat seperti
tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosa, typhobacillosis
Landouzy. Penyebaran ini juga dapat menimbulkan tuberkulosis
pada alat tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal,
genitalia dan sebagainya. Komplikasi dan penyebaran ini mungkin
berakhir dengan :
Sembuh dengan meninggalkan sekuele (misalnya
pertumbuhan terbelakang pada anak setelah mendapat
ensefalomeningitis, tuberkuloma ) atau
Meninggal
Semua kejadian diatas adalah perjalanan tuberkulosis primer.
2.3.6 Klasifikasi TB
A. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringanparu, tidak termasuk
pleura (selaput paru)
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB paru dibagi dalam :
a. Tuberkulosis Paru BTA (+)
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA
positif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
kelainan radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
biakan positif
2.3.7 Gejala TB
2. Gejala sistemik
Demam
Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan
menurun
2.3.8 Diagnosis Tuberkulosis
a. TB Dewasa
Diagnosis TB Paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan
ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga specimen SPS
BTA hasilnya positif.
UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk
foto rontgen dada.
Gambar 1. Alur diagnosis TB Dewasa.
b. TB Anak
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB Tidak - Laporan
jelas keluarga,
BTA
(-)/BTA tidak
jelas/ tidak
tahu
Uji tuberculin Negative - - Positif (≥
(mantoux) 10mm atau ≥ 5
mm pada
imunokomprom
ais
Berat - BB/TB <90% Klinis gizi -
badan/gizi atau BB/U buruk
<80%
Demam yang - ≥ 2 minggu - -
tidak
diketahui
penyebabnya
Batuk kronik - ≥ 3 minggu - -
Pembesaran - ≥ 1cm, lebih - -
kelenjar limfe dari 1 KGB,
koli, aksila, tidak nyeri
inguinal
Pembengkaka - Ada - -
n tulang/sendi pembengkaka
panggul, n
lutut, falang
Foto toraks Normal/ Gambaran - -
kelainan sugestif
tidak (mendukung)
jelas TB
Total skor
Gambar 2. Alur diagnosis TB Anak
P (Pagi): dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera setelah
tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
Bantu pasien mengambil posisi berdiri atau duduk (posisi yang memungkinkan
ventilasi dan ekspansi paru yang maksimum)
Minta pasien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau untuk klien yang
tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah
tersebut untuk pasien.
Pembacaan Hasil :
2. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan.
3. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+)
5. Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+)
2.3.11 Pengobatan
Tujuan, dan Prinsip Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan danmencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis(OAT).
Jenis , sifat dan dosis OAT yang akan dijelaskan pada bab ini adalah
yangtergolong pada lini pertama. Secara ringkas OAT lini pertama dijelaskan pada
tabel dibawah ini
Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
waktu yang lebih lama
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan
- Paket Kombipak.
Adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan
Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister.Paduan OAT ini disediakan program untuk
digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami efek samping OAT KDT.
Paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan
untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan
sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan.
Catatan:
Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomisin
adalah 500mg tanpa memperhatikan berat badan.
Untuk perempuan hamil lihat pen
gobatan TB dalam keadaan khusus.
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest
sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg).
c. OAT Sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1
yang diberikan selama sebulan (28 hari).
BAB III
HASIL KEGIATAN
Hasil registrasi penduduk Kota Solok tahun 2008 tercatat sebanyak 59.172
jiwa, terdiri atas 28.989 laki-laki dan 30.173 perempuan, dengan sex ratio sebesar
0,96. Ini berarti setiap 1.000 perempuan berbanding 960 laki-laki. Dengan luas
wilayah 5.764 km2, kepadatan penduduk Kota Solok adalah sebanyak 1.026
jiwa/km2. Kecamatan Tanjung Harapan adalah kecamatan dengan kepadatan
penduduk tertinggi yaitu sebesar 1.223 jiwa/km2.
Batas wilayah Puskesmas Tanah Garam adalah Utara Kecamatan Nagari
Tanjung Bingkuang Aripan dan Kuncir Kabupaten Solok.
Tingkat pendidikan yang paling besar adalah universitas 9,68 %, SMA 33,64
%, SMP 18,94 % dan tamat SD/MI 15,78 %. Masih ada 16,68 % penduduk tidak
atau belum tamat SD. Sementara itu, penduduk Kota Solok dihuni oleh suku
Minang, Jawa, Batak, tetapi yang lebih dominan adalah suku Minang. Upacara-
upacara keagamaan di Kota Solok masih ada seperti acara tolak bala, adat dalam
kematian dan upacara adat kematian Solok.
3.1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
1. Fasilitas Puskesmas
1) Gedung Puskesmas
Satu buah gedung Puskesmas Tanah Garam yang terletak di Keluraham VI Suku,
Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok
2) Puskesmas Pembantu
a. Pustu Payo
b. Pustu Bandar Pandung
c. Pustu Gurun Bagan
d. Pustu Sawah Piai
e. Pustu Bancah
3) Pos Kesehatan Kelurahan
a. Poskeskel Tanah Garam
b. Poskeskel Gurun Bagan
c. Poskeskel Sinapa Piliang
4) Sarana Transportasi
a. Kendaraan Dinas Roda 4 : 2 Unit
b. Kendaraan Dinas Roda 2 : 21 Unit
Tabel 3.1 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam
Tabel 3.2 Tenaga yang ada di Tanah Garam Tahun 2017, yaitu:
2 Dokter Spesialis 1
3 Apoteker 1
5 Dokter Gigi 1
6 Sarjana Keperawatan 6
7 Sarjana Kesmas 6
8 Sarjana Kebidanan 1
9 D-III Farmasi 3
11 D-III Gizi 4
14 D-III Kebidanan 19
15 D-III Analis 1
16 D-III Kesling 2
17 D-III TEM 2
19 D-III Radiologi 1
21 D1 Kebidanan 1
22 SAA 1
23 SPRG 1
24 SPK 3
25 SMA PNS 2
26 SMP PNS 1
27 Bidan PTT 4
28 Perawat Kontrak 6
29 Gizi kontrak 1
30 Bidan kontrak 7
31 Fisioterapi kontrak 1
33 Perawat sukarela 7
34 Bidan sukarela 4
1) Sarana Pendidikan
Sarjana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam adalah
13 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 1 TPA,5 Taman Kanak-kanak (TK), 1 Sekolah
Luar Biasa (SLB), 13 Sekolah Dasar (SD), 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 3
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 1 Perguruan Tinggi
2) Sarana Kesehatan
Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Garam
No JENIS SARANA JUMLAH
1 Poliklinik Swasta 1
4 Apotek 1
3. Sasaran
a. Data Kependudukan
Jumlah Penduduk : 21.942 orang
Jumlah Bulin : 415 orang
Jumlah Buteki : 396 orang
Jumlah Bayi : 4.383 orang
Jumlah Anak Balita : 1.206 orang
Jumlah PUS : 3.628 orang
Jumlah Bumil : 458 orang
Jumlah WUS : 5.114 orang
Jumlah Anak Remaja Sekolah : 3.444 orang
b. Peran Serta Masyarakat
Jumlah Posyandu : 25 buah
Jumlah Kader Posyandu : 108 orang
Jumlah TOGA : 3 kelurahan
Jumlah Posyandu Lansia : 11 buah
Jumlah Posbindu
Sekolah : 1 buah
Kantor : 1 buah
Masyarakat : 9 orang
1) Promosi kesehatan
Kegiatan :
2) Kesehatan Lingkungan
1. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan :
1. Dalam gedung
a. Klinik sanitasi
b. Pengawasan limbah medis
2. Luar gedung
a. Kunjungan rumah
b. Pengawasan kualitas air minum
c. Inspeksi sanitasi
d. Pengawasan kualitas air
e. Pengawasan dan pembinaan TTU (tempat-tempat umum) : SD,
SMP, SMA, PT, PAUD/TK, Masjid/musholla, dan
Salon/pangkas rambut.
f. Pengawasan hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan
(TPM) :
g. Rumah makan/ampere
h. Makanan jajanan
i. Penyuluhan kesehatan di sekolah
j. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
Hasil kegiatan :
b. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan :
6) Program Imunisasi
a. Kegiatan
1) Pelayanan Imunisasi
2) BIAS
3) TT WUS
4) Sweeping
5) Pelacakan KIPI
b. Hasil Kegiatan
40
3.6 Penetapan Prioritas Masalah
Beberapa masalah yang ditemukan di puskesmas tanah garam harus
ditentukan prioritas masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas.Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut
adalah menggunakan teknik scoring sebagai berikut :
a. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
b. Seriousness ( tingkat keseriusan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
c. Growth (tingkat perkembangan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
41
3.6.1 Penilaian Prioritas Masalah Di Puskesmas Tanah Garam
Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih 7
masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas USG. Penilaian
7 masalah prioritas tersebutditentukan berdasarkan data laporan tahuan
puskesmas, wawancara dengan pemegang program dan pimpian puskesmas, serta
observasi langsung ke lapangan. Permasalahan ini tidak hanya dilihat dari
kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat dari urgensi,
seriousness, dan growth.
42
Diagram sebab akibat dari Ishikawa (Fishbone dan penanggulangan
penyakit menular) tahun 2016
Man Metoda
43
BAB IV
PEMBAHASAN
44
mempersulit kegiatan screening
pemeriksaan TB
3 Money Dana pemantauan Mengajukan bantuan
kontak TB masih dana pada
kurang. pemerintah yang
berwenang sehingga
dana tersebut dapat
digunakan secara
maksimal
4 Sarana Pemanfaatan Penyebaran leaflet
media informasi dan penempelan
kurang maksimal poster mengenai
Penyakit TB
5 Lingkungan Budaya malu Memberikan
masyarakat masih pemahaman kepada
tinggi masyarakat tentang
bahaya penyakit TB
serta penanganan
yang berkelanjutan
45
4.2 Plan of Action
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
48
DAFTAR PUSTAKA
49