KEHAMILAN POSTTERM
Oleh:
Sabrina Sinurat
04054821517062
04054821517063
04054821517072
Fatty Maulidira
04054821517064
Kinanthi Sabilillah
04054821517067
Pembimbing:
dr. Hj. Fatimah Usman, Sp.OG
29
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Kehamilan Postterm
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang Periode 30
Juni 2016- 12 September 2016.
29
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. atas karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Kehamilan Postterm.
Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat Kepaniteraan Klinik di
Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP DR. Moh. Hoesin Palembang
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Hj. Fatimah Usman, Sp.OG
selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan dan
penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.
Penuli
s
29
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................1
BAB II
BAB I
PENDAHULUAN
and
Gynecologist,
kehamilan
jangka
panjang
(Prolonged
pregnancy) ialah kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu lengkap 42 minggu
(294 hari) atau lebih, yang dihitung dari HPHT. Yang dimaksud lengkap 42
minggu ialah 41 minggu 7 hari, jika 41 minggu 6 hari belum bisa dikatakan
lengkap 42 minggu. Kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu > 40 minggu
sampai dengan 42 minggu disebut kehamilan lewat tanggal atau postdate
pregnancy.2
Kehamilan postterm merupakan salah satu kehamilan yang berisiko tinggi,
dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan postterm terutama
berpengaruh terhadap janin, meskipun hal ini masih banyak diperdebatkan sampai
sekarang. Dalam kenyataannya kehamilan postterm mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan janin sampai kematian janin. Kehamilan postterm
mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas perinatal, ataupun
makrosomia. Sementara itu, risiko pada ibu dengan kehamilan postterm dapat
berupa pendarahan pascapersalinan ataupun tindakan obstetrik yang meningkat. 1
Berbeda dengan angka kematian ibu yang cenderung menurun, kematian
perinatal tampaknya masih menunjukkan angka yang cukup tinggi sehingga
pemahaman dan penatalaksanaan yang tepat terhadap kehamilan postterm akan
memberikan sumbangan besar dalam upaya menurunkan angka kematian terutama
kematian perinatal.1
BAB II
STATUS PASIEN
I.
IDENTIFIKASI
a. Nama
: Ny. DT
b. Umur
:19 tahun
c. Alamat: JL. Lebak Rejo No 1028i RT 04 RW 02 Sekip
d. Suku
e. Bangsa
f. Agama
Palembang
: Palembang
: Indonesia
: Islam
g.
h.
i.
j.
II.
Pendidikan
Pekerjaan
MRS
No. RM
: SMA
: IRT
:22 Juli 2016 pukul 10.00 WIB
: 945903
Status Persalinan
III.
: Sedang
: Menikah, 1 kali, lamanya 1 tahun
: Menarche usia 12 tahun, siklus haid 28 hari,
teratur, lamanya haid 6 hari, HPHT 19
September 2015
: 1. Hamil saat ini.
Pemeriksaan Khusus
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Lidah
Faring/Tonsil
Kulit
(-).
:CRT < 3 s
Leher
Inspeksi
Palpasi
Thorax
Paru
Inspeksi
Palpasi
subkostal,suprasternal (-)
: Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Lihat pemeriksaan obstetrik
Ekstremitas
: Cembung
: Akral hangat (+), edema pretibial (-).
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
22 Juli 2016
Pemeriksaan Luar:
Tinggi fundus uteri 3 jari bawah processus xyphoideus (32 cm), letak memanjang,
punggung kanan, presentasi kepala, penurunan 4/5, His 2x/10 menit/25 detik, DJJ
132 x/menit, TBJ 2900 gram.
Pemeriksaan Dalam:
Vaginal touche:
Portio lunak, letak posterior, eff 100 %, pembukaan 3 cm, ketuban (+), kepala, H
I-II, penunjuk UUK kanan segmen depan. Bishop Score : 7
USG IRD
- Tampak janin tunggal hidup presentasi kepala
- Biometri janin: - BPD: 10 cm
- HC: 351 mm
- AC: 371 mm
- FL: 7,9 mm
- Ketuban cukup
- Plasenta di corpus belakang, kalsifikasi grade III
Kesan: Hamil 43 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala
Hasil
Nilai Normal
11,5 mg/dl
4,53 juta/m3
8,2 x 103/m3
46%
192.000/m3
0/1/67/27/5
11,7-15,5 mg/dl
4,2-4,87 juta/m3
4,5-11 x 103/m3
43-49 %
150-450/m3
0-1/1-6/50-70/20-40/2-8
V. DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 hamil 43minggu inpartu kala I fase laten, janin tunggal hidup presentasi
kepala.
VI.
TATALAKSANA
Observasi tanda vital ibu, His, dan DJJ.
Evaluasi partograf WHO modifikasi
Induksi persalinan
Rencana terminasi pervaginam
VII. PROGNOSIS
Prognosis Ibu :dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu,
kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/ post
12
Herediter
Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami
kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat
bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren (1999) seperti dikutip
Cunningham, menyatakan bahwa bilamana seorang ibu mengalami
kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar
kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan postterm.
3.3 Epidemiologi
13
3.4 Patofisiologi
14
merupakan
faktor
penyebab
terjadinya
15
16
3.5 Diagnosis
Meskipun diagnosis kehamilan postterm berhasil ditegakkan pada 419% dari seluruh kehamilan, sebagian diantaranya kenyataanya tidak
terbukti oleh karena kekeliruan dalam menentukan usia kehamilan. Oleh
sebab itu, pada penegakkan diagnosis kehamilan postterm, informasi yang
tepat mengenai lamanya kehamilan menjadi sangat penting. Hal ini
disebabkan karena semakin lama janin berada di dalam uterus maka
semakin besar pula risiko bagi janin dan neonatus untuk mengalami
morbiditas
maupun
mortalitas.
Namun
sebaliknya,
pemberian
17
menstruasi abnormal.
Tanggal haid terakhir diketahui jelas, tetapi terjadi kelambatan ovulasi.
Tidak ada kesalahan menentukan haid terakhir dan kehamilan memang
berlangsung lewat bulan (keadaan ini sekitar 20-30% dari seluruh
penderita yang diduga kehamilan postterm).3
kehamilan.
Bila
pasien
melakukan
pemeriksaan
tes
18
minggu,
sedangkan
pada
multigravida
pada
16
18
kehamilan dapat
19
20
3.6 Tatalaksana
Tidak ada ketentuan atau aturan yang pasti dan perlu dipertimbangkan masingmasing kasus dalam pengelolaan kehamilan postterm. Beberapa masalah yang
sering dihadapi pada pengelolaan kehamilan postterm antara lain sebagai berikut:
-
diperkirakan.
Sukar menentukan apakah janin akan mati, berlangsung terus, atau
bedah sesar 0,7% pada genap bulan, dan 1,3% pada postterm).
Pemecahan selaput ketuban harus dengan pertimbangan matang. Pada
oligohidramnion pemecahan selaput ketuban akan meningkatkan risiko
kompresi tali pusat tetapi sebaliknya dengan pemecahan selaput ketuban
akan dapat diketahui adanya mekonium dalam cairan amnion.
Sampai saat ini masih terdapat beberapa kontroversi dalam
pengelolaan kehamilan postterm, antara lain:
21
Pengelolaan aktif
Pengelolaan aktif yaitu dengan melakukan persalinan anjuran pada
usia kehamilan 41 atau 42 minggu untuk memperkecil risiko terhadap
janin.
Pengelolaan pasif/menunggu/ekspektatif: didasarkan pandangan bahwa
persalinan anjuran yang dilakukan seata-mata atas dasar posterm
mempunyai risiko/komplikasi cukup besar terutama risiko persalinan
operatif sehingga menganjurkan untuk dilakukan pengawasan terusmenerus terhadap kesejahteraan janin, baik secara biofisik maupun
biokimia sampai persalinan berlangsung dengan sendirinya atau timbul
indikasi untuk mengakhiri kehamilan.
Sebelum mengambil langkah, beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengelolaan kehamilan postterm adalah sebagai berikut:
-
dan
22
Bila serviks telah matang (dengan nilai Bishop > 5) dilakukan induksi
persalinan dan dilakukan pengawasan ntrapartum terhadap jalannya
persalinan dan keadaan janin. Induksi pada serviks yang telah matang akan
23
janin.
Cegah terjadinya aspirasi mekonium dnegan segera mengusap wajah
neonates dan dilanjutkan resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin
Penimbunan kalsium
Pada kehamilan postterm terjadi peningkatan kalsium pada plasenta.Hal
ini dapat menyebabkan gawat janin dan bahkan kematian janin intrauterine
24
kehamilan term.
Sindroma Postmaturitas
Dapat dikenali pada neonatus dengan ditemukannya beberapa tanda seperti
gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti kertas
(hilangnya lemak subkutan), kuku tangan dan kaki panjang, tulang
tengkorak lebih keras, hilangnya verniks kaseosa dan lanugo, maserasi
kulit terutama daerah lipat paha dan genital luar, warna coklat kehijauan
atau kekuningan pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita dan
rambut kepala banyak atau tebal. Tidak seluruh neonatus kehamilan
postterm
menunjukkan
tanda
postmaturitas
tergantung
fungsi
25
pusat.
Gawat janin atau kematian perinatal
Gawat janin atau kematian perinatal menunjukkan angka meningkat
setelah kehamilan 42 minggu atau lebih, sebagian besar terjadi
intrapartum. Umumnya disebabkan oleh:
Makrosomia yang dapat menyebabkan terjadinya distosia apda
persalinan, fraktur klavikula, palsi Erb-Duchene, sampai kematian
bayi.
Insufisiensi plasenta yang berakibat:
Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion, hipoksia janin,
keluarnya mekonium yang berakibat dapat terjadi aspirasi mekonium
pada janin.
Cacat bawaan: terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus.
3.7 Komplikasi
Risiko Neonatus
Kehamilan postterm berhubungan dengan peningkatan mortalitas
dan morbiditas fetus dan neonatus. Angka mortalitas perinatal,
didefinisikan sebagai kelahiran mati ditambah dengan kematian neonatus
dini, dan pada kehamilan 42 minggu angka ini lebih tinggi 2 kali lipat
dibanding kehamilan aterm atau sama tingginya dengan kehamilan
preterm. Pada kehamilan 43 minggu angka ini menjadi 4 kali lebih tinggi
dan pada kehamilan 44 minggu angka ini meningkat hingga 5-7 kali lebih
tinggi. Penyebab tingginya angka mortalitas perinatal ini adalah
insufisiensi uteroplasenta, aspirasi mekonium, dan infeksi intrauterine.
26
27
28
BABIV
ANALISISKASUS
Ny. DT usia 19 tahun G1P0A0 dengan hamil usia 43 minggu datang ke IGD
RSMH karena mau melahirkan.Sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit, os
mengeluh perut mulas yang menjalar ke pinggang makin lama semakin sering dan
kuat. Riwayat keluar darah lendir (+), riwayat keluar air-air (-). Os mengaku
kontrol kehamilan setiap bulan di bidan.Os mengaku hamil lewat waktu dan
gerakan janin masih dirasakan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari bawah
processus xyphoideus (32 cm), letak memanjang, punggung kanan, presentasi
kepala, penurunan 4/5,His 2x/10 menit/25 detik, DJJ 132 x/menit, TBJ 2900
gram. Pada pemeriksaan dalam, dari vaginal toucher didapatkan portio lunak, eff
100 %, pembukaan 3 cm, ketuban (+), kepala, UUK kanan depan.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan pasien baru
pertama kali hamil, belum pernah melahirkan, dan tidak pernah abortus.
Berdasarkan HPHT pasien tanggal 19 September 2015, usia kehamilan Ny. RBW
memasuki 43 minggu. Kehamilan postterm menurut WHO (World Health
Organization)a dalah suatu kehamilan 42 minggu (complete week) atau lebih yang
dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Dari pemeriksaan USG
30
didapatkan kesan hamil 43 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala. Dengan
demikian, kehamilan yang dialami pasien ini merupakan kehamilan postterm.
Diagnosis kehamilan postterm juga didukung dari temuan tanda postterm
pada neonatus yaitu hilangnya verniks kaseosa dan lanugo,rambut panjang dan
kuku panjang.
Selain itu, dari anamnesis pasien mengeluh perut mulas yang menjalar ke
pinggang makin lama semakin sering dan kuat, riwayat keluar darah lendir
(+),pada pemeriksaan luar didapatkan his 2x/10 menit/25 detik, pada pemeriksaan
dalam didapatkan portio lunak, letak anterior, eff 100 %, pembukaan 3 cm,
ketuban (+), kepala, UUK kanan depan, sehingga dapat diketahui bahwa pasien
sudah mengalami inpartu kala I fase laten.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul BS, Trijatmo R, Gulardi HW [Editor]. Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo Edisi Keempat. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2010.
2. Cunningham FG, et al. Postterm Pregnancy. Williams Obstetric, 22st ed.
Mc.Graw Hill Publishing Divisions, New York; 2005.
3. Wiknjosastro. H., Ilmu Kebidanan, edisi III, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Kehamilan Lewat Waktu, Jakarta, 2002 hal: 317320.
4. Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In:
Williams Obstetrics. 22st edition. New York: Mc Graw Hill Medical
Publising Division, 509-536.
5. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung. 1982. Obstetri Patologi. Penerbit : Elstar Offset.
Bandung.
6. Shaver D.C. et al, Clinical Manual Of Obstetrics, 2 nd Edition, Mc Graw
International Editions, 1993 page 313-321.
7. Pengurus besar POGI, Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi,
bagian 1, Balai penerbit FKUI, 2003, hal 70-71.
8. Rosa C. 2001. Postdate Pregnancy in: Obstetrics and Gynecology
Principles for Practice, McGraw-Hill. New York, America: 388-395.
9. Decherney A, Nathan L, Goodwin T,Leufer N, Current Diagnosis and
Treatment Obstetrics & Gynacology 10th edition; McGraw-Hill, 2007 page
187-189.