00 WIB
kirimnya langsung bales dari kiriman email shelia dan di
cc: ke email virhan (virhandwi@yahoo.com)
format seperti biasa:
Times new roman, ukuran 12
spasi 1,5
Justify
Jangan Lupa sertakan Daftar Pustaka, Referensi,
Sumber bacaan dan sejenisnya ya!!!
Skenario B Blok 20 Tahun 2014
Ny. Luna, umur 69 tahun, memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM tipe 2.
Sejak 1,5 tahun yang lalu dia sukar berjalan karena kelemahan tubuh sebelah
kanan. Sejak 1 tahun terakhir dia sering lupa meletakkan benda, sering
ketinggalan belanjaan di pasar dan sering lupa waktu makan dan mandi. Keluhan
sering lupa waktu makan dan mandi semakin berat. Lalu dia dibawa oleh
keluarganya ke dokter.
Hasil Pemeriksaan Fisik: GCS 15, tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 82 x/menit
reguler, pernafasan 20 x/menit, temperatur 37,2oC
Hasil Pemeriksaan Status Neurologis: Gerakan ekstremitas kanan menurun,
kekuatan ekstremitas kanan 4, refleks fisiologis meningkat, refleks patologis
sebelah kanan (+)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium : GDS 240 mg/dL, kolesterol total 160 mg%,
TG 120 mg%
Hasil Pemeriksaan Penunjang : CT scan kepala: Infark lakunar di lobus
temporalis kiri
Hasil Pemeriksaan Kognitif : MMSE 17/30
I. Klarifikasi Istilah
1. GCS : (Glasglow Coma Scale) Skala yang dipakai untuk
menentukan atau menilai tingkat kesadaran
seseorang mulai dari sadar sepenuhnya sampai
keadaan koma
2. Refleks fisiologis : refleks yang muncul pada orang normal
3. Refleks patologis : refleks abnormal yang muncul sebagai
manifestasi kelainan neurologis
4. Infark lakunar : suatu infark yang kecil ukuran 0,2-15 mm dan
nonkortikal yang disebabkan oleh oklusi dari
cabang arteri besar
5. MMSE : (mini mental state examination) instrumen untuk
menilai dan mengevaluasi fungsi kognitive dan
gangguan mental
2. Sejak 1,5 tahun yang lalu dia sukar berjalan karena kelemahan tubuh
sebelah kanan.
a. Apa hubungan kelemahan tubuh sebelah kanan dengan riwayat
penyakit hipertensi dan DM tipe 2? (mekanisme) Icha, Silmi,
Maureen
4. Hasil Pemeriksaan Fisik: GCS 15, tekanan darah 170/100 mmHg, nadi
82 x/menit reguler, pernafasan 20 x/menit, temperatur 37,2oC
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas dari hasil
pemeriksaan fisik? (nilai normal dan scoring GCS) Cingcing,
Sarah, Wahyu
9. Demensia Vaskular
a. Bagaimana diagnosis diferential dari demensia vaskular? Albert,
Tancha, Virhan, Toro
b. Bagaimana working diagnosis dari demensia vaskular?
(penegakkan diagnosis: dari anamnesis) Virhan, Toro, Reza
Diagnosis demensia ditegakkan melalui dua tahap, pertama
menegakkan diagnosis demensia, kedua mencari proses vaskular
yang mendasari. Terdapat beberapa kriteria diagnostik untuk
menegakkan diagnosis DVa, yaitu:
DSM-IV
PPDGJ III
ICD-10
ADDTC
NINDS-AIREN
Dianostik DSM IV menggunakan kriteria :
a. Adanya defisit kognitif multipleks yang dicirikan oleh
gangguan memori dan satu atau lebih dari gangguan
kognitif berikut ini:
i. afasia (gangguan berbahasa),
ii. apraksia (gangguan kemampuan untuk mengerjakan
aktivitas motorik, sementara fungsi motorik normal),
iii. agnosia (tidak dapat mengena atau
mengidentifikasikan benda walaupaun fungsi
sensoriknya normal),
iv. gangguan dalam fungsi eksekutif (merancang,
mengorganisasikan, daya abstraksi, membuat urutan) .
b. Defisit kognitif pada kriteria a) yang menyebabkan
gangguan fungsi sosial dan okupasional yang jelas
c. Tanda dan gejala neurologik fokal (refleks fisiologik
meningkat, refleks patologik positif, paralisis pseudobulbar,
gangguan langkah, kelumpuhan anggota gerak) atau bukti
laboratorium dan radiologik yang membuktikan adanya
gangguan peredaran darah otak (GPDO), misal infark
multipleks yang melibatkan korteks dan subkorteks, yang
dapat menjelaskan kaitannya dengan munculnya gangguan.
d. Defisit yang ada tidak terjadi selama berlangsungnya
delirium.
c. Apa definisi dari demensia vaskular? Albert, Toro, Reza
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan
intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan
fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial,
pekerjaan dan aktivitas sehari-hari yang disebabkan gangguan
serebrovaskuler.
d. Bagaimana etiologi dari demensia vaskular? Albert, Tancha, Reza
Penyebab utama dari demensia vaskular adalah penyakit
serebrovaskular yang multipel, yang menyebabkan
suatu pola gejala demensia. Gangguan terutama mengenai pembulu
h darahserebral berukuran kecil dan sedang, yang mengalami infar
k menghasilkan lesi parenkimmultipel yang menyebar pada daerah
otak yang luas. Penyebab infark termasuklah oklusi pembuluh
darah oleh plak arterio sklerotik atau tromboemboli dari tempat
asal yang jauh sepertikatup jantung. Pada pemeriksaan, ditemukan
bruit karotis, kelainan funduskopi, atau pembesarankamar jantung.
Hipotesis:
Ny. Luna, umur 60 tahun, mengalami demensia vaskular
Macroangioopati
Pembuluh Darah
Otak
V. Learning Issue
1. Sistem Cerebrovascular (terkait kasus) Icha, Rolando, Arief, Silmi,
Maureen
2. Demensia Vascular (batasan MCI) Albert, Tancha, Virhan, Toro, Reza
3. Penatalaksanaan (hipertensi, DM tipe 2, dan demensia vaskular
secara keseluruhan) Cingcing, Sarah, Wahyu, Shelia, Yudi
Indiyarti,Riani. 2004. Diagnosis dan pengobatan terkini demensia
vaskular. Diakses pada http://www.univmed.org/wp-
content/uploads/2011/02/RIANI(1).pdf selasa, 28 Oktober 2014.