Anda di halaman 1dari 14

SIFILIS

STASE ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN


Sifilis

Definisi • Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum, sangat kronik dan
bersifat sistemik

• Penyakit ini berasal dari penduduk Indian yang dibawa oleh anak buah Columbus waktu

Epidemiologi mereka kembali ke Spanyol pada tahun 1492


• Pada abad ke 18 baru diketahui bahwa penularan sifilis dan gonore disebabkan oleh
sanggama dan ke­duanya dianggap disebabkan oleh infeksi yang sama.

• Pada tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman ialah Treponema

Etiologi pallidum, yang termasuk ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae, dan genus
Treponema.
Patofisiologi
Treponema pallidum Treponema dapat

Stadium Lanjut
masuk ke dalam kulit mencapai sistem

Stadium Laten
melalui mikrolesi atau kardiovaskuler dan
selaput lendir. Kuman Tidak tampak sistem saraf dalam
tersebut akan gejala, namun waktu dini, namun
Stadium Dini

membiak, jaringan kerusakan yang terjadi


bereaksi dengan
infeksi masih aktif secara perlahan-lahan
membentuk infiltrat sehingga memerlukan
yang terdiri dari sel waktu bertahun-tahun
limfosit dan sel untuk dapat
plasma. menimbulkan gejala
klinis.
GEJALA KLINIS
1. SIFILIS AKUISITA
Sifilis Dini  SI, SII, laten dini,
SI
Masa tunas biasanya 2-4 mggu
Lesi awal biasanya berupa papul  erosi  ulkus durum,
ulkus tsb biasanya bulat, soliter, dasarnya ilaah jaringan
granulasi berwarna merah dan bersih, yang khas adalah
ulkus tersebut indolen dan teraba indurasi
Bagian yang mengelilingi lesi meninggi dan keras.
Pada ♂ tempat yang sering dikenai : sulkus koronarius, pada
♀ di labia minor dan mayor. Di ekstragenital: lidah, tonsil,
dan anus.
Pada ♂ selalu disertai pembesaran kelenjar limfe inguinal
medial unilateral/bilatera
Sifilis Sekunder (SII)
Biasanya S II timbul setelah 6-8 minggu sejak S
I dan sejumlah sepertiga kasus masih disertai S I.
Gejalanya umumnya tidak berat, berupa
anoreksia, turunnya berat badan, malese, nyeri
kepala, demam, dan artralgia. Juga adanya
kelainan kulit dan selaput lendir dapat diduga
sifilis sekunder.
Lesi kulit biasanya simetris, dapat berupa
makula, papul, folikulitis, papula skuamosa, dan
pustule, jarang dijumpai keluhan gatal.
Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai
penyakit kulit sehingga disebut the great
imitator.
Kondilomata lata dan plaque muqueuses
(mucous patch)
Stadium Rekuren
Sifilis Laten Dini
Relaps dapat terjadi baik secara klinis berupa
Laten berarti tidak ada gejala klinis kelainan kulit mirip SII
dan kelainan, termasuk alat-alat dalam, serologik yang telah negatif menjadi positif
tetapi infeksi masih ada dan aktif. terutama pada sifilis yang tidak diobati atau
yang mendapat pengobatan tidak cukup.
Tes serologik darah postitif, sedangkan
Kadang-kadang relaps terjadi pada tempat
tes likuorserebrospinal negatif. Tes afek primer dan disebut monorecidive
yang dianjurkan ialah VDRL dan
TPHA.
SIFILIS KONGENITAL
Pada bayi terjadi, jika ibunya Dini Lanjut Stigmata
terkena sifilis, terutama sifilis dini
• Bula bergerombol, • Umumnya terjadi antara • Lesi dini  facies, gigi,
sebab banyak T. pallidum beredar simetris pada telapak umur 7-15 tahun kuku
dalam darah. treponema masuk tangan dan kaki atau • Gumma yg khas di mulut • Lesi lanjut  kornea,
secara hematogen ke janin melalui dibadan  Pemfigus dan hidung atrofi optikus, tulang, trias
sifilitika • Periostitis sifilitika 1/3 hutchinson
plasenta yang sudah dapat terjadi • Kuku terlepas akibat papul tengah tulang tibia
pada saat masa kehamilan 10 dibawahnya  Onikia sabre tibia
minggu. Sifilitika • Osteoperiostitis pada
• Pada selaput lendir mulut tengkorak berupa tumor
dan tenggorok terdapat bulat parrot nodus
Terbagi sifilis kongenital: Dini, plaques muqueuses. Jika • Pada kedua sendi lutut
lanjut dan stigmata terdapat pada bengkak & nyeri, disertai
mukoperiosteum cavum efusi  clutton’s joints
nasi rhinitis  syphilitic • Neurosifilis  paralisis
snuffles generalisata atau tabes
• Hepar dan Lien membesar dorsalis
 fibrosis, edema, ikterik
• Paru  pneumonia putih
• Tulang  pseudoparalisis
parrot
• Saraf  Neurosifilis aktif
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan T. Pallidum Pemeriksaan serologis dibagi menjadi 2, yaitu pemeriksaan non

Mengambil serum dari lesi kulit dan dilihat bentuk treponema (uji Wassermann, Rapid Plasma Reagin, Venereal
dan pergerakannya dengan microskop lapangan Disease Research laboratory) dan pemeriksaan treponema
gelap. Treponema tampak berwarna putih pada latar (TPPA, FTA-Abs, MHA-TP/TPHA, RPCF, uji Western Blot).
belakang gelap. Pergerakannya memutar terhadap Rapid plasma reagin (RPR), dan Venereal Disease Reaserch
sumbunya, bergerak perlahan-lahan melintasi Laboratoris (VDRL)  murah dan cepat namun tidak spesifik.
lapangan pada pandangan, jika tidak bergerak cepat RPR dan VDRL diikuti oleh test yang lebih spesifik yaitu
seperti Borrelia vincentii penyebab stomatitis. Treponemal pallidum haemoglutination assay (TPHA) dan
Fluorecent treponemal antibody absorption test (FTA-Abs),

Pemeriksaan lain dengan pewarna menurut Buri, Pada neurosifilis dilakukan test dengan menemukan leukosit
tidak dapat dilihat pergerakannya karena treponema dalam jumlah tinggi dan adanya protein abnormal yang tinggi
tersebut telah mati, jadi hanya tampak bentuknya pada LCS.
saja.
Diagnosis banding
Pada sifilis stadium I dengan : Sifilis stadium II
1.Herpes simplek
1.Erupsi alergi obat
2.Ulkus piogenik
2.Morbili
3.Skabies
3.Pitiriasis rosea
4.Balanitis

5.Limfogranuloma venereum 4.Psoriasis

6.Karsinoma sel squamosa 5.Dermatitis seboroik


7.Penyakit bechet.
6.Kondiloma akuminatum
8.Ulkus mole
7.Alopesia areata
PENATALAKSANAAN

Sifilis Pengobatan Pemantauan Serologik

Sifilis primer 1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM, 2,4 juta unit dan diberikan 1x seminggu. Pada bulan I, III, VI, & XII &
setiap 6 bulan pada tahun ke
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta, diberi 0,6 juta unit/hari selama 10 hari
2
3. PAM (penisilin prokain +2% aluminium monostrerat) dosis 4,8 juta unit, diberikan 1,2 juta unit/kali
2 kali seminggu
 

Sifilis sekunder Sama seperti sifilis primer  

Sifilis laten 1.Penisilin G benzatin dosis total 7,2 juta unit  

2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 12 juta unit (0,6 juta unit/hari)

3. PAM dosis total 7,2juta unit (1,2 juta unit/kali, 2x seminggu)

Sifilis S III 1.Penisilin G benzatin dosis total 9,6 juta unit  

2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 18 juta unit (0,6 juta unit/hari)

3. PAM dosis total 9,6 juta unit (1,2 juta unit/kali, 2x seminggu)
Antibiotik yang lain: Untuk yg alergi penisilin.
 Tetrasiklin 4x 500 mg/ hari

 Eritromisin 4 x 500 mg/ hari

 Doksisiklin 2x100mg / hari

Lama pengobatan 15 hari bagi S I dan S II, 30 hari bagi Stadium laten.
Tindak lanjut
Evaluasi T.S.S. (V.D.R.L) sebagai berikut:

- 1 bulan sesudah pengobatan selesai T. S. S diulang:

a. Titer ↓ : tidak diberikan pengobatan lagi.

b. Titer ↑: pengobatan ulang

c. Titer menetap : tunggu 1 bulan lagi

- 1 bulan sesudah :

a. Titer ↓ : tidak diberikan pengobatan

b. Titer ↑ atau tetap : pengobatan ulang

Kriteria sembuh, jika lesi telah menghilang, kelenjar getah bening tidak teraba lagi dan V.D.R.L negatif
Prognosis

Ad
Fungtiona
m
Ad
Ad
Sanationa
Vitam
m
Dubia
ad
Bonam
Kesimpulan
• Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum
• Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai
banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin
• Treponema pallidum penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang
yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital
(seks oral).
• Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa
kehamilan
• Diagnosis ditegakkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti
Serologi Tes Sifilis (STS) sehingga dapat diberikan antibiotik yang sesuai dan tepat.
• Antibiotik yang biasa dipakai dalam penatalaksanaan sifilis ialah penisilin.

Anda mungkin juga menyukai