PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
sroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
kronis lebih dari normal, dimana penderita mempunyai tekanan darah bagian
2013).
Data World Health Organsization (WHO) tahun 2018 sekitar 1,13 milyar
diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat Hipertensi dan
koroner, yaitu sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%
Hipertensi pada tahun 2013 sebesar 34,1% pada usia≥18 tahun. Data Dinas
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
perifer (Smeltzer & Bare, 2017). Aktivitas kedua adalah menstimulasi sekresi
(Anggraini, 2017).
Pengobatan untuk Hipertensi atau darah tinggi terbagi menjadi dua jenis
dan untuk mencegah timbulnya komplikasi dari Hipertensi itu sendiri. Terapi
yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani
pola hidup sehat dan pada pasien dengan Hipertensi derajat > 2. Beberapa
jenis obat hipertensi antara lain diuretic, antagonis kalsium, beta blocker, ACE
(Lisiswanti, 2017).
pola diet DASH (dietary approaches to stop hypertension), yaitu pola makan
mencegah penderita tekanan darah tinggi yang dapat dilakukan yaitu dengan
cara teknik relaksasi Progressive Muscule Relaxtion, tarik nafas dalam, terapi
Relaxtion merupakan salah satu metode relaksasi sederhana yang melalui dua
proses yaitu menegangkan dan merelaksasikan otot tubuh dan menjadi rileks
(PMR) adalah untuk secara sadar mengalami perbedaan antara tensing dan
relaksasi seperti halnya penerapan bantuan tekanan dan tekanan. Semua otot
tubuh-dari ujung kepala sampai ujung kaki, secara sadar tegang dan kemudian
santai lagi. Manfaat dari latihan teknik relaksasi Progressive Muscule
tekanan darah, memberi rasa nyaman, dan mengatur pola tidur (Isnaini, 2016).
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Sabar & Lestari (2020)
Relaxtion.
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sistolik pretest (p > 0,555)
dan diastolik pretest (p > 0,238) sedangkan sistolik posttest (p < 0,335) dan
tahun 2020 diperoleh pasien dengan jumlah peserta prolanis yang menderita
Hipertensi sebanyak 120 orang, pada tahun 2021 sebanyak 90 orang, pada
tidak baik bagi pasien dengan jumlah peserta prolanis yang menderita
Hipertensi.
Belakang Soya? ”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
menderita Hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
Hipertensi.
b. Responden
Hipertensi.
pembaca.
d. Peneliti selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Hipertensi
dapat dijumpai baik usia lanjut karena faktor degeneratif maupun usia
tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2018). Hal
ini terjadi bila konstriksi arterior membuat darah sulit mengalir dan
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan
jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol seperti obesitas,
yang tidak menular dan sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Hal ini
2. Klasifikasi Hipertensi
2019).
2019).
2) Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusia 35- 50 tahun dan
darah seperti biasanya, tekanan darah yang besar dan kuat ini
agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya
b. Hipertensi sekunder
2019).
4. Patofisiologi
dan volume urin, dengan meningkatnya ADH jadi sangat sedikit urin
1. Jenis Kelamin
mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia
tahun, sekitar 60% penderita Hipertensi adalah wanita. Hal ini sering
2016).
2. Umur
darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada
usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia
tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang
sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya
penyesuaian diri.
3. Keturunan (Genetik)
orang tua dengan Hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
salah satu dari orang tua anda ada yang mengidap tekanan darah tinggi,
selama hidup anda. Jika kedua orang tua mempunyai tekanan darah
tinggi maka peluang anda untuk terkena penyakit ini akan meningkat
menjadi 60%.
b. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
1). Obesitas
Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). BMI untuk orang
(Marliani, 2016).
badan. Hal ini merupakan hal yang tidak sehat karena berbagai macam
berat badan, semakin tinggi pula tekanan darah (Palmer dkk, 2017).
tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot
jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,
semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula
3) Kebiasaan Merokok
merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam
Sedangkan untuk perokok berat tekanan darah akan berada pada level
menjadi tebal dan kasar, nikotin, CO dan bahan lainnya dalam asap
2009).
4). Asupan Garam Berlebih
adalah tidak lebih dari 100 mml (sekitar 2,4 gram yodium atau 6 gram
(Kemenkes, 2010).
Meminum alkohol secara berlebihan, yaitu tiga kali atau lebih dalam
sistolik meningkat 1,0 mmHg (0,13 kPa) dan TDD 0,5 mmHg (0,07
cangkir per hari. Dan pria yang mengkonsumsi kopi 3-6 cangkir per
yang lebih besar dari tekanan distol. Hal ini terlihat pada orang yang
7). Stres
karakteristik personal.
6. Komplikasi Hipertensi
a. Jantung
b. Otak
yaitu stroke iskemik dan stoke hemoragik. Jenis stroke yang paling
sering (sekitar 80% kasus) adalah stroke iskemik, Stroke ini terjadi
2017).
c. Ginjal
e. Stroke
7. Manifestasi Klinik
dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi. Tetapi dapat
terdapat edema pupil (edema pada diskus optikus) (Smeltzer dan Bare,
2015).
dada, bengkak pada kedua kaki atau perut (Setiati, Alwi, Sudoyo,
pada hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi
dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy) (Setiati, Alwi, Sudoyo,
Simadibrata, dan Syam, 2017). Saat hipertensi terjadi sudah lama pada
penderita atau hipertensi sudah dalam keadaan yang berat dan tidak
diobati gejala yang timbul yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
a. Terapi farmakologi
Lisiswanti, 2017).
1) Diuretic
2017).
5) Beta blocker
2017).
Menurut JNC VIII ada beberapa pola hidup sehat yang yaitu :
1) Menurunkan kegemukan
3) Rajin olahraga
5) Tidak merokok
6) Hindari stress
kolesterol tinggi.
B. Tinjauan Umum Tentang Teknik Relaksasi Otot Progressive Muscule
Relaxtion (PMR)
(PMR)
relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti
Setyoadi dan Kushariyadi, (2019) bahwa tujuan dari teknik ini antara lain:
a. Persiapan
sifatnya mengikat.
b. Prosedur
10 detik.
d). Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga
belakang.
mengendur.
a). Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis
mulut.
kemudian relaks.
udara sebanyak-banyaknya.
kemudian dilepas.
lega.
tegang.
C. Kerangka Konsep
Sistolik
Progressive
Muscule
Relaxtion
Diastolik
Keterangan :
Hubungan
D. Hipotesis Penelitian
analisa, dan intervensi data. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
jawaban atas pertanyaan yang sedang dipelajari dan untuk menangani berbagai
ini, peneliti memutuskan mana yang spesifik yang akan diadopsi dan apa yang
hasil (Cresswell,2017).
tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi PMR. Penelitian ini
1. Waktu penelitian
2022.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Belakang Soya
Kecamatan Sirimau.
1. Populasi
2. Sampel
a. kriteria inklusi :
N
n=
1+ N ( e ) 2
Keterangan :
N : Jumlah populasi
n : Ukuran sampel
e : Toleransi eror
N
n= 2
1+ N (e)
90
n=
1+ 90(0,05)2
90
n=
1+ 90(0,05)
90
n=
1+ 94
90
n=
1+ 1,94
90
n=
2,94
n = 30
D. Variabel Penelitian
Relaxation.
Operasional
mereleksasikan otot
rileks
Tekanan Darah
(jantung 139
menguncup) 3. Hipertensi
stadium 1
jika: 140-
159
4. Hipertensi
stadium 2
mengembang) 3. Hipertensi
stadium 1
jika: 90-99
4. Hipertensi
stadium 2
sudah baku, diadopsi dari terapi modalitas (Setyoadi, 2019). Pada variabel
1. Pengambilan Data
jenis data primer. Data primer adalah data yang di peroleh langsung oleh
1. Pre Intervensi
Keperawatan.
penelitian.
2. Intervensi
3. Post Intervensi
hipertensi.
Relaxation.
mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang
observasi dan SOP tidak dilakukan karena sebelumnya sudah di uji dan
sudah dibakukan.
a. Editing
jelas pengisiannya.
b. Coding
d. Cleaning
atau koreksi.
I. Analisis Data
2. Analisis Bivariate
Soya. Analisa data dengan uji Paired T-test syarat data berdistribusi
normal dengan tingkat signifikan p < 0,05 yang artinya ada pengaruh
Wilcoxon, digunakan untuk data bertipe interval atau ratio dan tidak
J. Etika Penelitian
manfaat
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Anna Palmer, 2017. Simpel Guide Tekanan Darah Tinggi, Erlangga, Jakarta.
Dalimartha, Purnama, Sutarina, et al. (2017). Care Your Self, Hipertensi. Jakarta:
Penebar Plus+Factors, V. et al., (2011). Kejadian Hipertensi Pada
Lansia (Studi Kasus di Rumah Sakit Dr . Kariadi Semarang).
Infodatin Kementerian Kesehatan RI., 2014. Infodatin Hipertensi. Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Marliani, L dan Tantan S., 2016. 100 Question & Answer Hipertensi . PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
M. Ilham, Armina, & Kadri, H. (2019). Efektivitas Terapi Relaksasi Otot Progresif
dalam menurunkan Hipertensi pada Lansia. Jurnal Akademika
Baiturrahim, 8 (1), 58-65.
Palmer, A dan Bryan Williams., 2015. Simple Guide Tekanan Darah Tinggi.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Polit, 2017. Nursing Research Appraising Evidence For Nursing Practice, Seventh
Edition. New York: Lippincott.
Potter, P., & Perry, A. (2016). Fundamentals of Nursing. EGC.
Price & Wilson, 2019. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Ruhyanudin, F., 2017. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Ganguan System
Kardiovaskuler. UMM Press, Malang.
Tyani E.S., Utomo, W., & Hosnelin, Y. (2019). Efektifitas Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Esensial.
Jurnal Keperawatan, 2 (2). 1068-1075.
Ulya, Z. I., & Faidah , N. (2017). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di
Desa Koripandriyo Kecamatan Gabus. Jurnal Keperawatan Dan
Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, 6(2), 1-9.
Wolf, P., 2015. Cara mendeteksi dan mencegah Tekanan Darah Tinggi sejak dini.
Jakarta: Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer.
Lampiran 1
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Responden
Di –
Tempat.
Dengan hormat,
Npm : 12114201180184
Peneliti,
(INFORMED CONDENT)
Npm : 12114201180184
Soya”. Saya menyadari bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini dan akan
saya mengerti bahwa penelitian ini tidak merugikan saya dan telah diberikan
ini.
Saya mengerti bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan
bagi pihak Puskesmas Belakang Soya untuk mengetahui jumlah peserta prolanis
Relaxtion (PMR).
mestinya.
Responden,
(………….........................…….)
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
Jenis Riwayat Hari (I) Hari (II) Hari (III) Hari (IV) Hari (V) Hari (VI)
No Nama Umur Pekerjaan Pendidikan
Kelamin Hipertensi
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Riwayat hipertensi :
A. Kongnitif
Evaluasi
No Item
Benar Salah
Menyebutkan pengertian teknik relaksasi
1.
progressive muscule relaxtion
Menyebutkan tujuan teknik relaksasi
2.
progressive muscule relaxtion
Menyebutkan manfaat teknik relaksasi
3.
progressive muscule relaxtion
69
B. Psikomotor
Evaluasi
No Item
Mampu Tidak mampu
Prosedur
1. Gerakan 1 : mengepalkan tangan
Gerakan 2 : tangan lurus, tekuk
2. pergelangan tangan, jari menghadap
keatas
3. Gerakan 3 : kepalkan kedua tangan dan
angkat kepalan kebahu
4. Gerakan 4 : angkat kedua bahu sampai
menyentuh telinga
5. Gerakan 5 : kerutkan dahi dan alis
6. Gerakan 6 : pejamkan mata kuat-kuat
7. Gerakan 7 : katubkan rahang sambil
menggigit gigi
8. Gerakan 8 : moncongkan bibir
9. Gerakan 9 : tengadahkan kepala
10. Gerakan 10 : tundukan kepala dan
benamkan dagu kedada
11. Gerakan 11 : lengkungkan punggung,
busungkan dada kemudian rileks
12. Gerakan 12 : tarik nafas panjang, tahan,
rasakan ketegangan didada kemudian
turun keperut
13. Gerakan 13 : kencangkan perut
14. Gerakan 14 : meluruskan kedua telapak
kaki
15. Gerakan 15 : mengunci lutut
70
Lampiran 5
TEKANAN DARAH
A. Pengertian
B. Persiapan Alat
a. Stetoskop
b. Sphygmomanometer
c. Alat tulis
d. Lembar observasi
C. Tujuan
a. Perkenalkan diri pada klien, termasuk nama, jabatan atau peran, dan
jelaskan apa yang akan dilakukan
b. Pastikan identitas klien
c. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut, jelaskan
dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh klien
d. Siapkan peralatan
e. Cuci tangan sebelum kontak dengan klien
f. Pastikan bahwa klien merasa aman dan nyaman
71
g. Berikan privasi untuk klien, atau posisikan dan tutup klien sesuai
kebutuhan
h. Istirahatkan pasien selama 5 menit sebelum pengukuran dan pastikan
pasien merasa santai dan nyaman
E. Prosedur
72
n. Pastikan tinggi air raksa saat terdengar detakan pertama arteri brachialis
adalah tekanan sistolik
o. Pastikan tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan suara yang tiba-tiba
melemah denyutan terakhir disebut tekanan diastolic
p. Lepaskan stetoskop dari telinga pemeriksa dan manset dari lengan pasien
q. Bersihkan earpiece dan diafragma stetoskop dengan desinfektan
r. Apabila ingin diulang tunggu minimal 30 detik
F. Setelah Prosedur
73
Lampiran 6
1. Defenisi
Progressive Muscule Relaxtion (PMR) merupakan relaksasi dengan teknik
mengencangkan dan melemaskan otot-otot bagian tubuh tertentu sehingga
timbul perasaan rileks secara fisik. Teknik mengencangkan dan melemaskan
otot dilakukan secara berturut-turut, diawali dari tubuh bagian atas sampai
tubuh bagian bawah (Setyoadi & Kushariyadi, 2019).
2. Tujuan
Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan
darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolic
3. Indikasi
1. Responden yang mengalami gangguan tidur (insomnia)
2. Responden yang mengalami tekanan darah tinggi
3. Responden yang mengalami kecemasan
4. Responden yang mengalami depresi
4. Kontra Indikasi
1. Berumur > 18 tahun
74
6. Persiapan klien
1. Berikan salam, perkenalkan diri dan identifikasi klien dengan
memeriksa identitas klien dengan cermat dan teliti
2. Klien diberikan penjelasan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4. Memberi kesempatan bertanya pada klien sebelum tindakan
3. Atur posisi klien senyaman mungkin
7. Pengkajian
1. Lihat keadaan inklusi dan eksklusi responden
2. Observasi tekanan darah responden
3. Perhatikan indikasi dan kontra indikasi dalam pemberian
Tindakan Progressive Muscule Relaxtion
8. Prosedur
1. Gerakan 1 : Ditujukan untuk melatih otot tangan
a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan
b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi
c. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan
relaks selama 10 detik
d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan
relaks yang dialami
e. Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan
75
a. Tekuk kedua tangan ke belakang pada pergelangan tangan
sehingga otot ditangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang
b. Jari-jari menghadap ke langit-langit
76
Seperti (dahi, mata, rahang, dan mulut)
a. Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot
terasa dan kulitnya keriput
b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar
mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata
77
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
leher bagian depan
b. Letakan kepala sehingga dapat beristirahat
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan punggung atas
78
11. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada
a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya
b. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan dibagian
dada sampai turun keperut, kemudian dilepas
c. Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega
d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks
79
Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien
2. Mengukur kembali tekanan darah
3. Mencatat kembali hasil tekanan darah di lembar observasi
Lampiran 7
INSTRUMEN PENELITIAN
80
PENGARUH PROGRESSIVE MUSCULE RELAXTION (PMR) TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PESERTA PROLANIS YANG
MENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BELAKANG SOYA TAHUN 2022
A. Petunjuk Pengisian
1. Isilah terlebih dahulu identitas responden pada tempat yang telah disediakan
2. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan memberi tanda
B. Karakteristik Responden
Nomor Responden :
Tanggal Penelitian :
Nama (Inisial) :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Kolesterolemia Jantung
Lain-lain ………………………
81
82