DENGAN HIPERTENSI
OLEH :
KELOMPOK 4
NUR DEVIANA S 183112420150150
NURHAYATI 183112420150010
RAMADHINI DESTIYANIH 183112420150060
PINTA AMALIA 183112420150145
ANATOMI DAN FISIOLOGI
HIPERTENSI
• Hipertensi merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda
gejala khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat
untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai
silent killer.
ETIOLOGI
• Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.
• Hipertensi bisa dikategorikan menjadi dua jenis, primer dan sekunder, dengan penyebab
yang berbeda:
1. Hipertensi primer: sekitar 90% dari kasus hipertensi adalah hipertensi primer, tidak ada
penyebab yang bisa diidentifikasi dan sebagian besar terkait dengan faktor keturunan,
kepribadian, stres mental, dan obesitas.
2. Hipertensi sekunder: hipertensi umumnya disebabkan oleh penyakit lain atau
perubahan pada kondisi kesehatan, misalnya penyakit ginjal dan gangguan endokrin
(gangguan kelenjar endokrin yang mengeluarkan hormon). Tekanan darah pasien akan
kembali normal jika penyakit tersebut sudah disembuhkan
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa nyeri kepala saat terjaga yang
kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan darah
intrakranium, penglihatan kabur akibat kerusakan retina, ayunan langkah tidak
mantap karena kerusakan susunan saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada
malam hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema
dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
• Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, susah tidur, dan mata berkunang- kunang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
General check up
• Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu
diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis, beta blocker,
calcium chanel blocker atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor (ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/ blocker
(ARB) diuretik tiazid (misalnya bendroflumetiazid
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
DENGAN MASALAH HIPERTENSI ADALAH :
2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral atau iskemik.
( D.0077 )
1. Diagnosa Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload, afterload, irama
jantung dan kontraktilitas. ( D. 0008 )
• Luaran utama : curah jantung
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan curah jantung dapat
meningkat dengan kriteria hasil :
Obsevasi Terapeutik
1.Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung
meliputi dispnea, kelelahan, edema, dan peningkatan CVP.
1.posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan
2.Monitor tekanan darah kaki kebawah.
3.Monitor intake dan output cairan 2.Berikan diet jantung yang sesuai
4.Monitor saturasi oksigen 3.Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi
5.Monitor keluhan nyeri dada
gaya hidup sehat
6.Monitor EKG.
7.monitor aritmia 4.Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress.
Edukasi 5.Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
8.Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap. oksigen >94%.
9.Anjurkan berhenti merokok.
10.
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
Kolaborasi
11.
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan. 6.Kolaborasikan pemberian antiaritmia jika perlu.
2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral atau iskemik. ( D.0077 )
• Luaran utama : tingkat nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperatawan selama 3 x 24 jam diharapkan keluahan nyeri dapat diatasi
dengan kriteria hasil :
4. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
diberikan
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
Terapeutik nyeri.
5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri Kolaborasi