Anda di halaman 1dari 5

HIPERTENSI ESSENSIAL

No.Dok :
No.Revis
:
SOP i
Tanggal :
Halaman : 1/5
UPT Dr. DARSONO
PUSKESMAS NIP.
KUNCIRAN 197901152008011004

1. Pengertian Hipertensi esensial adalah peningkatan tekanan darah yang


belum diketahui secara pasti penyebabnya.
2. Anamnesis Keluhan khas :
a. Sakit atau nyeri kepala
b. Gelisah
c. Jantung berdebar-debar
d. Pusing
e. Leher kaku
f. Penglihatan kabur
g. Rasa sakit di dada

Keluhan tidak khas :


a. Tidak nyaman kepala
b. Mudah Lelah
c. Impotensi

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :


 Umur
 Jenis kelamin
 Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam
keluarga.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :
 Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
 Konsumsi alkohol berlebihan
 Aktivitas fisik kurang
 Kebiasaan merokok
 Obesitas
 Dislipidemia
 Diabetus Melitus
 Psikososial dan stres

3. Pemeriksaan a. Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila


Fisik terjadi komplikasi hipertensi ke organ lain.
b. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII.
c. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status
neurologis dan pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena
jugular, batas jantung, dan ronchi).
4. Diagnosis Ditegakkan berdasarkan anamnesis,pemeriksaan fisik dan
penunjang.
Kriteria diagnostik hipertensi :
1. Normal apabila TD sistolik yaitu <120mmHg dan TD
Diastolik <80mmHg
2. Pre-Hipertensi apabila TD sistolik yaitu 120-139mmHg dan
TD Diastolik 80-89mmHg
3. Hipertensi Stage 1 apabila TD sistolik yaitu 140-159mmHg
dan TD Diastolik 90-99mmHg
4. Hipertensi Stage 2 apabila TD sistolik yaitu ≥160mmHg dan
TD Diastolik ≥100mmHg
5. Diagnosis White collar hypertension, nyeri akibat tekanan intraserebral,
Banding Ensefalitis
6. Komplikasi  Hipertrofi ventrikel kiri
 Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal
 Aterosklerosis pembuluh darah
 Retinopati
 Stroke atau TIA
 Gangguan jantung, misalnya infark miokard, angina pektoris,
serta gagal jantung

7. Pemeriksaan  Laboratorium
Penunjang  Urinalisis (proteinuria), tes gula darah, profil lipid, ureum,
kreatinin
 X raythoraks
 EKG
 Funduskopi
8. Terapi Modifikasi gaya hidup dan pengobatan
Catatan:
a. Hipertensi tanpa compelling indication
1. Hipertensi stage1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50
mg/hari, atau pemberian penghambat ACE (captopril
3x12,5-50 mg/hari), atau nifedipin long acting 30-60
mg/hari) atau kombinasi.
2. Hipertensi stage2, Bila target terapi tidak tercapai setelah
observasi selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2
obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan penghambat
ACE atau penyekat reseptor beta atau penghambat
kalsium.
3. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya
kontraindikasi dari masing-masing antihipertensi diatas.
Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum sekali sehari
atau maksimum 2 kali sehari. Bila target tidak tercapai
maka dilakukan optimalisasi dosis atau ditambahkan obat
lain sampai target tekanan darah tercapai.
b. Kondisi khusus lain :
a. Lanjut Usia
 Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari.
 Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit
penyerta.
b. Kehamilan
 Golongan metildopa, penyekat reseptor β, antagonis
kalsium, vasodilator.
 Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak
boleh digunakan selama kehamilan.

9. Konseling dan 1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan


Edukasi antara obat-obatan yang harus diminum untuk jangka
panjang (misalnya untuk mengontrol tekanan darah) dan
pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala
(misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap obat,
dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum
sehari.
2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan
jangka panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2
minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan hasil
pengobatan.
3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya
menjaga kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat
teratur seperti yang disarankan meskipun tak ada gejala.
4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar
melakukan pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan
periksa urin secara teratur. Pemeriksaan komplikasi
hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1 tahun
sekali
10. Kriteria Untuk penanganan tindak lanjut pada kondisi berikut:
Rujukan  Hipertensi dengan komplikasi
 Resistensi hipertensi
 Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah
systole >180
11. Peralatan • Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan urinalisis dan
glukosa
• EKG
• Radiologi (X ray thoraks)
12. Prognosis Prognosis umumnya bonam apabila terkontrol
13. Referensi 1. Direktorat Penyakit Tidak Menular. Buku Pedoman
Pengendalian Hipertensi. Jakarta : Kementerian Kesehatan
RI. 2013. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2013)Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Layanan
Primer, ed.2, 2012. (Departemen Ilmu Kedokteran
Komunitas Indonesia FKUI, 2012)

Anda mungkin juga menyukai