Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIK DISAHKAN OLEH

KEPALA PUSKESMAS
Tentang

HIPERTENSI ESENSIAL

UPTD PUSKESMAS dr. Yuni Astuti


MANGKANG
Nomor Dokumen : Tanggal Desember 2020
A Pengertian ( Definisi ) Hipertensi adalah Hipertensi adalah meningkatnya tekanan
darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik
lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat.
Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
B Anamnesis 1. Sakit atau nyeri kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Leher kaku
6. Penglihatan kabur
7. Rasa sakit di dada
8. Keluhan tidak nyaman di kepala
9. Mudah lelah
10. Impotensi

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:


1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Riwayat hipertensi dan kardiovaskular dalam
keluarga

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:


1. Riwayat pola makan (konsumsi garam
berlebihan)
2. Konsumsi alkohol berlebihan
3. Aktivitas fisik kurang
4. Kebiasaan merokok
5. Obesitas
6. Dislipidemia
7. Diabetus Melitus
8. Psikososial dan stres
C Pemeriksaan Fisik 1. Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat
bila terjadi komplikasi hipertensi ke organ lain.
2. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII.
3. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status
neurologis dan pemeriksaan fisik jantung (tekanan
vena jugular, batas jantung, dan ronki).
D Kriteria Diagnosis Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National
Committee VIII (JNC VIII)
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 DAN < 80
Prehipertensi 120-139 ATAU 80-90
Hipertensi 140-159 ATAU 90-99
Stage 1
Hipertensi ≥ 160 ATAU ≥ 100
Stage 2
E. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
F. Diagnosis Banding 1. White collar hypertension
2. Nyeri akibat tekanan intraserebral
3. Ensefalitis
G. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium: Urinalisis (proteinuria), tes gula
darah, profil lipid, ureum, kreatinin
2. X raythoraks
3. EKG
4. Funduskopi
H. Terapi Penatalaksanaan
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan
perubahan gaya hidup dan terapi farmakologis.
1. Hipertensi tanpa compelling indication
a. Hipertensi stage1: dapat diberikan diuretik (HCT
12.5-50 mg/hari, atau pemberian penghambat
ACE (captopril 3x12,5-50 mg/hari), atau nifedipin
long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.
b. Hipertensi stage2: Bila target terapi tidak tercapai
setelah observasi selama 2 minggu, dapat
diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan
diuretik, tiazid dan penghambat ACE atau
penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium.
c. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya
kontraindikasi dari masing-masing antihipertensi
diatas. Sebaiknya pilih obat hipertensi yang
diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali
sehari.
Bila target tidak tercapai maka dilakukan
optimalisasi dosis atau ditambahkan obat lain sampai
target tekanan darah tercapai

Obat yang direkomendasikan untuk hipertensi

I. Edukasi 1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan


antara obat-obatan yang harus diminum untuk jangka
panjang (misalnya untuk mengontrol tekanan darah)
dan pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan
gejala (misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja
tiap-tiap obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat
dan berapa kali minum sehari.
2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan
jangka panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2
minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan hasil
pengobatan.
3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya
menjaga kecukupan pasokan obat-obatan dan minum
obat teratur seperti yang disarankan meskipun tak ada
gejala.
4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar
melakukan pengukuran kadar gula darah, tekanan
darah dan periksa urin secara teratur. Pemeriksaan
komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau
minimal 1 tahun sekali.
J. Komplikasi 1. Hipertensi ventrikel kiri
2. Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal
3. Aterosklerosis pembuluh darah
4. Retinopati
5. Stroke atau TIA
6. Gangguan jantung, misalnya infark miokard atau gagal
jantung
1. Hipertensi dengan komplikasi
K. Rujukan 2. Resistensi hipertensi
3. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah
sistole >180)
L. Prognosis Bonam, apabila terkontrol
M. Penelaah Kritis 1. dr. Yuni Astuti
2. dr. Danik Purwandari
3. dr. Susah Teguh Siswadi
4. dr. Alifia Assyifa
N. Indikator Medis 1. Pemantauan klinis
2. Faktor risiko
O. Kepustakaan Direktorat Penyakit Tidak Menular. Buku Pedoman
Pengendalian Hipertensi. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI. 2013. (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2013)

Semarang, Desember 2020

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Pimpinan Klinik Koordinator Unit

Anda mungkin juga menyukai