Anda di halaman 1dari 5

DIAGNOSA DAN TATALAKSANA HIPERTENSI ESENSIAL

No Dokumen : No Revisi Halaman :

Tanggal Terbit Ditetapkan Kepala Klinik


STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hafidh Zaini
Pengertian Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyababnya.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik >140 mmHg
dan/atau diastolik >90 mmHg.
No ICPC-2 : K86 Hypertension uncomplicated
No ICD-10 : I10 Essential (primary) hypertension

Tujuan Memberikan panduan tatalaksana pada pasien Hipertensi Esensial


Kebijakan SK ……….
Referensi Permenkes Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala. Keluhan
hipertensi antara lain:
1. Sakit atau nyeri kepala 5. Gelisah
2. Jantung berdebar-debar 6. Pusing
3. Leher kaku 7. Penglihatan kabur
4. Rasa sakit di dada
Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyamankepala, mudah
lelah dan impotensi.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:
1. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
2. Konsumsi alkohol berlebihan 6. Aktivitas fisik kurang
3. Kebiasaan merokok 7. Obesitas
4. Dislipidemia 8. Diabetus Melitus
5. Psikososial dan stres

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana(Objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila terjadi
komplikasi hipertensi ke organ lain.
2. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII.
3. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis dan
pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena jugular, batas jantung, dan ronki).
Pemeriksaan Penunjang
1. Labortorium : Urinalisis (proteinuria), tes gula darah, profil lipid,
ureum, kreatinin
2. X raythoraks
3. EKG
4. Funduskopi

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National
Committee VII (JNC VII)

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik

Normal < 120 mmHg < 80 mm Hg


Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89
mmHg

Hipertensi stage -1 140-159 mmHg 80-99


mmHg

Hipertensi stage -2 ≥ 160 mmHg ≥ 100


mmHg

Gambar 1 Alur penapisan dan Diagnosis HT

Diagnosis Banding
White collar hypertension, Nyeri akibat tekanan intraserebral, Ensefalitis

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan
terapi farmakologis.
Tabel 2 Modifikasi gaya hidup untuk hipertensi

Modifikasi Rekomendasi Rerata


penurunan TDS
Penurunan Jaga berat badan 5 – 20 mmHg/ 10
berat badan ideal (BMI: 18,5 - kg
24,9 kg/m2)
Dietary Diet kaya buah, 8 – 14 mmHg
Approaches to sayuran, produk rendah
Stop Hypertension lemak dengan jumlah
(DASH) lemak total dan lemak
jenuh yang rendah
Pembatasan Kurangi hingga <100 2 – 8 mmHg
asupan natrium mmol per hari (2.0 g
natrium atau 6.5 g
natrium klorida atau 1
sendok teh garam
perhari)
Aktivitas fisik Aktivitas fisik aerobik 4 – 9 mmHg
aerobic yang teratur (mis: jalan
cepat) 30 menit sehari,
hampir setiap hari
dalam seminggu
Stop alkohol 2 – 4 mmHg

Target tekanan darah


belum tercapai

Gambar 2 Alogaritme tata laksana hipertensi

1.Hipertensi tanpa compelling indication


a. Hipertensi stage1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, atau
pemberian penghambat ACE (captopril 3x12,5-50 mg/hari), atau nifedipin
long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.
b. Hipertensi stage2
Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu, dapat
diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan
penghambat ACE atau penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium.
c. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari
masing-masing antihipertensi diatas.Sebaiknya pilih obat hipertensi yang
diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari.
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau ditambahkan
obat lain sampai target tekanan darah tercapai

Tabel 3 Obat yang direkomendasikan untuk hipertensi


2.Kondisi khusus lain
1. Lanjut Usia
a. Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari.
b. Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.
2. Kehamilan
a. Golongan metildopa, penyekat reseptor β, antagonis kalsium,
vasodilator.
b. Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak boleh digunakan
selama kehamilan.
Komplikasi
1. Hipertrofi ventrikel kiri
2. Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal
3. Aterosklerosis pembuluh darah
4. Retinopati
5. Stroke atau TIA
6. Gangguan jantung, misalnya infark miokard, angina pektoris, serta
gagal jantung

Konseling dan Edukasi


1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-
obatan yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk
mengontrol tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk
menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap
obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari.
2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka
panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.
3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga
kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang
disarankan meskipun tak ada gejala.
4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan
pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur.
Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1
tahun sekali.
Kriteria Rujukan
1. Hipertensi dengan komplikasi
2. Resistensi hipertensi
3. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah sistole >180)

Peralatan
1. Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan urinalisis dan glukosa
2. EKG
3. Radiologi (X ray thoraks)
Prognosis
Prognosis umumnya bonam apabila terkontrol.

Unit Terkait Poli Umum

Anda mungkin juga menyukai