Anda di halaman 1dari 5

HIPERTENSI

No. Dokumen : /PKML/2016


Terbitan : 01
PPK No. Revisi : 0
Tgl. Mulai Berlaku : 02 Januari 2016
Halaman : 1/5
PUSKESMAS Jalaludin Sayuti, SKM.MPH
LENEK NIP. 19751231 199803 1 013

1. Pengertian Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
≥ 140 mmHg dan/atau diastolik lebih dari ≥ 90 mmHg
2. Anamnesis Keluhan hipertensi dapat tidak bergejala sampai dengan bergejala.
Keluhan hipertensi antara lain :
 Sakit/nyeri kepala
 Gelisah
 Jantung berdebar
 Pusing
 Leher kaku
 Penglihatan kabur
Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan
impotensi.

Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
 Umur
 Jenis kelamin
 Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:


 Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
 Konsumsi alkohol berlebihan
 Aktivitas fisik kurang
 Kebiasaan merokok
 Obesitas
 Dislipidemia
 Diabetes Melitus
 Psikososial dan stres
3. Pemeriksaan Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
fisik  Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila terjadi
komplikasi hipertensi ke organ lain.
 Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII.
 Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis dan
pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena jugular, batas jantung, dan
HIPERTENSI
No. Dokumen : /PKML/2016
Terbitan : 01
PPK No. Revisi : 0
Tgl. Mulai Berlaku : 02 Januari 2016
Halaman : 1/5
PUSKESMAS Jalaludin Sayuti, SKM.MPH
LENEK NIP. 19751231 199803 1 013

ronki).
4. Kriteria diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik berupa
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg
atau
Saat diperiksa sedang mengkonsumsi obat antihipertensi tanpa memandang
tekanan darah.

Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII)

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik


Normal < 120 mmHg < 80 mm Hg
Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage -1 140-159 mmHg 80-99 mmHg
Hipertensi stage -2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
5. Diagnosis kerja Hipertensi
6. Diagnosis 1. White collar hypertension
banding 2. Proses akibat obat
3. Nyeri akibat tekanan intraserebral
4. Ensefalitis
7. Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang dilakukan bila diperlukan misalnya
penunjang 1. Urinalisis (proteinuria)
2. Tes gula darah
8. Tatalaksana Penatalaksanaan
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan
terapi farmakologis.
 Modifikasi gaya hidup meliputi :
Modifikasi Rekomendasi Rerata
penurunan
TDS
Penurunan berat Jaga berat badan ideal (BMI: 5 – 20
badan 18,5 - 24,9 kg/m2) mmHg/ 10 kg
Dietary Approaches Diet kaya buah, sayuran, produk 8 – 14 mmHg
to Stop rendah lemak dengan jumlah
Hypertension lemak total dan lemak jenuh
(DASH) yang rendah
HIPERTENSI
No. Dokumen : /PKML/2016
Terbitan : 01
PPK No. Revisi : 0
Tgl. Mulai Berlaku : 02 Januari 2016
Halaman : 1/5
PUSKESMAS Jalaludin Sayuti, SKM.MPH
LENEK NIP. 19751231 199803 1 013

Pembatasan asupan Kurangi hingga <100 mmol per 2 – 8 mmHg


natrium hari (2.0 g natrium atau 6.5 g
natrium klorida atau 1 sendok teh
garam perhari)
Aktivitas fisik Aktivitas fisik aerobik yang 4 – 9 mmHg
aerobic teratur (mis: jalan cepat) 30
menit sehari, hampir setiap hari
dalam seminggu
Stop alkohol 2 – 4 mmHg

Algoritme penanganan hipertensi

1. Hipertensi tanpa compelling indication


 Hipertensi stage 1 dapat diberikan diuretik (furosemide 1x 40 mg, atau
pemberian penghambat ACE (captopril 3x12,5-50 mg/hari), atau
penghambat kanal kalsium (nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau
kombinasi.
 Hipertensi stage 2
Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu,
dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, dan
penghambat ACE atau penghambat kalsium.
 Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari
HIPERTENSI
No. Dokumen : /PKML/2016
Terbitan : 01
PPK No. Revisi : 0
Tgl. Mulai Berlaku : 02 Januari 2016
Halaman : 1/5
PUSKESMAS Jalaludin Sayuti, SKM.MPH
LENEK NIP. 19751231 199803 1 013

masing-masing antihipertensi di atas. Sebaiknya pilih obat hipertensi


yang diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari.
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau
ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai

2. Hipertensi compelling indication (lihat tabel dibawah)

3. Kondisi khusus lain


 Lanjut Usia
Pertimbangkan penyakit penyerta dalam pemberian obat.
 Obesitas dan sindrom metabolic
Kriteria sindrom metabolik :
a) Toleransi glukosa terganggu dengan GDP ≥ 110 mg/dl.
b) Tekanan darah minimal 130/85 mmHg.
Modifikasi gaya hidup yang intensif dengan terapi utama penghambat
ACE dan penghambat kalsium.

 Kehamilan
Terapi dengan antagonis kalsium (nipedipin 3x10mg)
9. Edukasi 1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-obatan
yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk mengontrol
tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala
(misalnya untuk mengatasi mengi), dosis yang digunakan untuk tiap obat
dan berapa kali minum sehari.
2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.
HIPERTENSI
No. Dokumen : /PKML/2016
Terbitan : 01
PPK No. Revisi : 0
Tgl. Mulai Berlaku : 02 Januari 2016
Halaman : 1/5
PUSKESMAS Jalaludin Sayuti, SKM.MPH
LENEK NIP. 19751231 199803 1 013

Kontrol pengobatan dilakukan setiap kali obat habis minimal 5 hari.


3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga kecukupan
pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang disarankan
meskipun tak ada gejala.
4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan pengukuran
kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur.
Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1
tahun sekali.
Edukasi individu dan keluarga tentang pola hidup sehat untuk mencegah dan
mengontrol hipertensi, antara lain :
a) Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak (DASH)
b) Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal.
c) Gaya hidup aktif / olahraga.
d) Stop merokok, mengkonsumsi kopi
e) Membatasi konsumsi alkohol.
10. Prognosis Umumnya bonam apabila terkontrol
11. Tingkat evidence III
12. Tingkat A/B/C
rekomendasi
13. Penelaah kritis SMF PENYAKIT DALAM
SMF SARAF
14. Indikator Kriteria terkontrol
1. Tekanan darah <140/90 mmHg pada pasien tanpa komplikasi
2. Tekanan darah <130/80 mmHg pada pasien hipertensi dengan diabetes
atau penyakit ginjal.
Kriteria rujukan :
1. Hipertensi dengan komplikasi
2. Resistensi hipertensi
3. Krisis hipertensi (hipertensi emergensi dan urgensi)
15. Kepustakaan 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014
Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitass Pelayanan Kesehatan
Primer.

Anda mungkin juga menyukai