Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

SMF PENYAKIT DALAM


RS MEDIROSSA 2 CIBARUSAH

HIPERTENSI ( ICD X: I10)

1. Pengertian (Definisi) Hipertensi adalah


1. Peningkatan tekanan darah Sistolik ≥ 140 mmhg dan atau
Peningkatan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmhg atau
2. Dalam terapi obat anti hipertensi
2. Anamnesa 1. Riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya, riwayat minum
obat anti hipetensi.
2. Riwayat keluarga hipertensi dan atau penyakit
kardiovaskuler, Riwayat merokok, Diabetes melitus,
obesitas, inaktifitas fisik, dislipidemia
3. Kepala terasa nyeri, berat, leher kaku terutama pagi hari
bangun tidur
4. Dapat tanpa gejala
3. Pemeriksaan Fisik 1. Hasil rata-rata pengukuran tekanan darah yang dilakukan
minimal 2 kali tiap kunjungan, pada 2 kali kunjungan, dengan
posisi duduk setelah beristirahat 5 menit adalah ≥ 140/90
mmhg.
2. Jantung dalam batas normal atau ada pembesaran ventrikel
kiri
3. Pemeriksaan fisik sesuai kerusakan target organ
4. Kriteria Diagnosis Sesuai kriteria JNC VII

5. Diagnosis Hipertensi

6. Diagnosis Banding Hipertensi sekunder


7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium:
1. Darah rutin
2. Urin Rutin,
3. Ureum
4. Kreatinin,
5. Elektrolit Darah Na, K, Cl, Ca, Mg, P Anorganik,
6. Gula darah,
7. Profil lipid
Pemeriksaan radiologi: X foto thoraks
Pemeriksaan lain:
1. EKG
2. Funduskopi
8. Terapi 1. Perubahan/ modifikasi gaya hidup (batasi asupan garam,
turunkan berat badan jika berlebih, olah raga teratur, tak
merokok, bebas alkohol ,meditasi ).
2. Obat anti Hipertensi (diuretik, beta bloker, ACE inhibitor,
ARB, Ca channel bloker, Anti aldosteron, Direct vasodilator,
α receptor central acting)
3. Hipertensi stage 1 dapat diberikan monoterapi, bila disertai
faktor risiko dapat dimulai obat kombinasi
4. Hipertensi stage 2 dapat diberikan obat kombinasi
5. Lama perawatan 3-5 hari jika tidak ada komplikasi
9. Edukasi 1. Perubahan gaya hidup. (menjaga BB ideal BMI 18,5-24,9
kg/m2, Aktifitas fisik minimal 30 menit perhari seminggu 5x,
kurangi konsumsi alkohol (<30ml etanol), Diet rendah garam
<3,5gr, DASH diet ( sayur, buah-buahan, rendah lemak))
2. Minum obat anti hipertensi teratur
3. Rajin kontrol tekanan darah
10. Prognosis Baik jika tanpa komplikasi kerusakan target organ. Atau bukan
hipertensi emergensi/urgensi.
11. Tingkat Evidens

12. Tingkat Rekomendasi

13. Penelaah Kritis SMF Penyakit Dalam

14. Indikator Medis

15. Kepustakaan a. JNC VII 2003


b. CHEP guideline 2013,
c. NICE guideline 2012
Cibarusah, Desember 2017

Ketua Komite Medik Koordinator Staf Medis Interna

dr. Erwin Milovan P Sp.OG dr. Sri Nilam Nasution Sp.PD

Direktur RS Medirossa 2 Cibarusah

dr. Fauzi Andiwinata


PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)
RS MEDIROSSA 2 CIBARUSAH

HIPERTENSI

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien hipertensi yang


sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam
1. Pengertian
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas

2. Asesmen/Pengkajian : Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila pasien


berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus. Nutrisionis/ Dietisien
Antropometri mengkaji data berat badan, tinggi badan, Lingkar Lengan Atas.

Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit, Albumin,


Biokimia
data laboratorium lain terkait gizi (bila ada)
Mengkaji tekanan darah, adanya anoreksia, mual, muntah, sakit
Klinis/Fisik perut, diare, konstipasi, suhu tubuh, perdarahan saluran cerna, gigi
geligi, dll
Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk
Riwayat Makan makanan, rata-rata asupan makan sebelum masuk RS (kualitatif
dan kuantitatif)
Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat
ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat
Riwayat Personal
penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental serta
status kognitif
1. Asupan makan per oral kurang berkaitan dengan kesulitan
makan, tidak napsu makan, mual, sakit perut ditandai dengan
3. Diagnosis Gizi (Masalah asupan makanan 50% dari kebutuhan (NI-2.1)
Gizi) 2. Kekurangan asupan cairan per oral berkaitan dengan demam
muntah tidak dapat mencukupi kebutuhan ditandai dengan
asupan cairan 60% dari kebutuhan (NI-3.1), Diagnosis Gizi
lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien
4. Intervensi Gizi (Terapi
Gizi) Tujuan :
Perencanaan 1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat, asupan makan ≥ 80%
3. Makanan diberikan bertahap

Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 25-30% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Garam rendah
6. Cukup vitamin dan mineral.
7. Cukup cairan dari makanan maupun minuman.
8. Makanan tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam.
9. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan
pagi, siang, malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi, siang,
malam.
10. Mudah dicerna porsi kecil sering.
11. Pemberian Energi dan Protein bertahap disesuaikan dengan
kemampuan mengkonsumsi.
12. Jenis Diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat
dikombinasi sesuai dengan daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun makan biasa.
13. Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/ kombinasi)
sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi.

Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet


Implementasi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
Edukasi pasien dan penunggu pasien (care giver)
Konseling Gizi Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait
Koordinasi dengan tenaga
asuhan pasien
kesehatan lain
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil
positif maupun negative dari :
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal


(pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui
6. Re Asesmen (Kontrol
keberhasilan intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
Kembali)
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di rawat jalan
untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi
gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit
1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan
7. Indikator (Target yang 2. Status Gizi Normal berdasarkan antropometri Indek Masa
akan dicapai/Outcome) Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas
menurut Umur (LLA/U)

1. Penuntun Diet. Instalasi Gizi RS Dr. Ciptomangunkusumo


dan Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) 2013
2. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi
Dietisien Indonesia (AsDI). Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
8. Kepustakaan 3. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition
Terminology (IDNT) Reference Manual 2013
4. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference
Manual. Standardize Language for the Nutrition Care
Process. Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics
2013

Anda mungkin juga menyukai