Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)

RS PANTI BHAKTININGSIH SARAF


(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
VERTIGO
(ICD 10 :………)
1. Pengertian / Definisi Metode pemecehan masalah gizi pada pasien vertigo yang
sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis dalam
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan atau
lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium terkait gizi seperti HB,
Hematokrit, leukosit,dll (bila ada)
4. Klinis/Fisik - Mengkaji data kepala pusing berputar, mual,muntah
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NI.2.1)Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan
(Masalah Gizi) patofisiologi vertigo ditandai dengan kepala pusing berputar,
mual,muntah
8. Intervensi Gizi (Terapi Tujuan :
Gizi) Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan
a. Perencanaan Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi 30-45 Kkal/KgBBI. Pada pasien dengan
gizi baik ditambah dengan faktor stres dan faktor aktifitas
-Protein : 1,5 - 2,0 gr/kgBB ( bagi pasien yang status gizinya
kurang).sedangkan dengan status gizi baik atau kegemukan
diberikan protein normal 0,8 – 1 gr/kgBB(misalkan pra bedah
dll)
-Selama pemulihan kondisi diberikan tinggi energi protein
-Lemak : 15 -25 % dari energi total
-Karbohidrat cukup yaitu sisa dari protein dan lemak
-Cukup vitamin dan mineral, terutama vitamin E,D dan B6.
Vitamin E yang berperan dalam menjaga elastisitas pembuluh
darah dan membantu melancarkan peredaran darah. Asupan
Vitamin D dan B6 yang cukup dapat mengurangi gejala
pusing berputar dan meringankan gejala vertigo.
-Makanan diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
-Mudah dicerna porsi kecil tapi sering jika pasien mual
muntah
- Cairan cukup
- Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima

b. Implementasi Pemberian makanan sesuai dengan prekripsi diet dengan


bentuk cair/saring/lunak/biasa.
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
d. Konseling Gizi penunggu pasien.
e. Koordinasi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi, demam, tidak nafsu makan, mual
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Tidak ada mual, anoreksia
4. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan 1.Persatuan ahli gizi indonesia (Persagi) dan Asosiasi
Dietisien Indonesia (ASDI) .Penuntun diet dan terapi gizi
edisi 4 (2019),Jakarta:EGC.
2.Dewanto, G.,Suwono., W.,Riyanto , B.,Turana, Y.
Diagnosis dan tata laksana penyakit saraf.2009.Jakarta:EGC
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH SARAF
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
STROKE
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien stroke yang
sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis dalam
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, Tinggi lutut, indeks masa
tubuh dan atau lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium terkait gizi seperti Kalium,
Natrium, Gula Darah, Profil Lemak, HB, Hematokrit,
leukosit,dll (bila ada)
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum : Sadar, pelo, dan sebagainya
- Sistem kardiovaskular : Bradikardia, takikardia, dispnea
- Sistem digestif : asites, kembung, nyeri abdomen,
konstipasi, diare, mual, muntah, penurunan nafsu makan,
kesulitan menelan, saliva berlebihan dan sebagainya
- Edema
- Kulit kering
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NC.1.1) Gangguan menelan atau kesulitan menggerakkan
(Masalah Gizi) makanan berkaitan dengan adanya gangguan otot saraf
dibuktikan dengan mengunyah makanan lama yang
menghabiskan waktu lama
8. Intervensi Gizi ` Tujuan :
(Terapi Gizi) Mencukupi kebutuhan energi dan zat gizi pasien stroke,
a. Perencanaan Memberikan makanan sesuai kondisi disfagia pasien stroke
Mencegah dehidrasi pasien stroke
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi: pada prinsipnya manajemen gizi pada
pasien stroke adalah mengoptimalkan pemenuhan energi
dalam mencegah katabolisme. Kebutuhan energi 30-45
Kkal/kgBBI, pada kondisi akut 1100 – 1500
Kkal/hari,dinaikan secara bertahap sesuai kondisi pasien.
-Protein : 0.8 – 1,5 gr/kgBB/Hari (normal).Jika ada penyakit
penyerta misalnya ginjal atau ensefalopati disesuaikan dengan
kondisi pasien
-Lemak : 20 -35 % dari energi total
-Kolesterol : < 200 mg/hari
-Karbohidrat : 60-70 %(kecuali ada diabetes mellitus
disesuaikan dengan kondisi pasien)
-Serat : 25-30 gr/Hari
-Cairan : 1500-2000 ml/hari(perhatikan kondisi edema,
restriksi cairan dll)
-Cukup vitamin dan mineral-Makanan diberikan bertahap
sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerimanya
- Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima

b. Implementasi Tahapan pemberian diet stroke dibagi menjadi dua fase yaitu:
-Fase akut (24-48 jam)
Diberikan kepada pasien dalam fase akut dengan kondisi
hemodinamik stabil. Makanan diberikan dalam bentuk cair
jernih, cair kental atau kombinasi yang diberikan secara
oral(tanpa penyulit disfagia) atau melalui selang
(NGT,PEG,PEJ, dan sebagainya sesuai dengan kondisi
klinis
-Fase pemulihan
Fase pemulihan adalah fase ketika pasien sudah melewati
masa akut, sudah sadar, dan masih dalam kondisi gangguan
fungsi menelan(disfagia)/tidak mengalami disfagia. Bentuk
makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien(cair,
c. Edukasi saring, lunak , atau biasa.
d. Konseling Gizi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
e. Koordinasi penunggu pasien.
dengan tenaga Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
kesehatan lain perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi, demam, tidak nafsu makan, mual
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Tidak ada mual, anoreksia
4. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan 1.Persatuan ahli gizi indonesia (Persagi) dan Asosiasi
Dietisien Indonesia (ASDI) .Penuntun diet dan terapi gizi
edisi 4 (2019),Jakarta:EGC.
2.Dewanto, G.,Suwono., W.,Riyanto , B.,Turana, Y.
Diagnosis dan tata laksana penyakit saraf.2009.Jakarta:EGC
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH SARAF
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
EPILEPSI
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien epilepsi yang
sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis dalam
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, Z-score (pada anak – anak)
indeks masa tubuh dan atau lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium terkait gizi seperti Keton urin,
EEG, gula darah, Profil Lemak, HB, Hematokrit, leukosit,dll
(bila ada)
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum : Kejang
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi NI.2.1)Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan pasien
(Masalah Gizi) kejang-kejang dibuktikan dengan hasil recall 24 jam
8. Intervensi Gizi Tujuan :
(Terapi Gizi) Memberikan makanan tinggi lemak secara bertahap sampai
a. Perencanaan terjadi kondisi ketosis untuk mengurangi kejang
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi: Kebutuhan energi sesuai dengan berat
badan ideal berdasarkan usia tinggi badan.
-Protein : protein diberikan 10- 15 % dari total energi
-Lemak : Kebutuhan lemak dinaikkan secara bertahap
sehingga perbandingan lemak dengan protein dan karbohidrat
mencapai tahap yang diinginkan
-Diberikan suplemen vitamin : B6, asam folat, B12, Kalsium
dan Besi
-Karbohidrat : diberikan sisa dari protein dan KH
-Cairan : cairan cukup
-Cukup vitamin dan mineral
-Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima
b. Implementasi Tahapan pemberian diet ketogenik modifikasi yaitu:
- Diet ketogenik modifikasi tahap I
Diet ini diberikan pada tahap I pemberian diet modifikasi,
lemak yang diberikan sebanyak 67 % dari total energi, protein
10-15%. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemmapuan
pasien menerima makanan
- Diet ketogenik modifikasi tahap II
Diet ini diberikan pada tahap II. Lemak diberikan sebanyak
75 % dari total energi, protein 10-15 %. Bentuk makanan
disesuaikan dengan kemampuan pasien menerima makanan
c. Edukasi
Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
d. Konseling Gizi
penunggu pasien.
e. Koordinasi
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga
perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain
asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi, demam, tidak nafsu makan, mual
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Frekuensi Kejang berkurang
4. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan 1.Persatuan ahli gizi indonesia (Persagi), Asosiasi Dietisien
Indonesia (ASDI), Ikatan dokter anak indonesia
(IDAI) .Penuntun Diet anak edisi 3 (2015)Jakarta:FKUI
2.Dewanto, G.,Suwono., W.,Riyanto , B.,Turana, Y.
Diagnosis dan tata laksana penyakit saraf.2009.Jakarta:EGC
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH SARAF
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
LOW BACK PAIN
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien low back Pain
yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis
dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi
sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan atau
lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium terkait LED, kalsium, posfor,
asam urat,alkali posfat, Profil Lemak, HB, Hematokrit,
leukosit,dll (bila ada)
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum : Nyeri punggung Bawah
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, suhu, nadi, Pernapasan,
suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NI.5.4) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik(Vit
(Masalah Gizi) A,B12,C,D,K,Fe,Kalsium,Magnesium) berkaitan dengan
percepatan penyembuhan ditandai dengan punggung bawah
terasa nyeri
8. Intervensi Gizi Tujuan :
(Terapi Gizi) Memberikan makanan untuk membantu mempercepat
a. Perencanaan penyembuhan
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi 30-45 Kkal/KgBBI. Pada pasien dengan
gizi baik ditambah dengan faktor stres dan faktor aktifitas
-Protein : 1,5 - 2,0 gr/kgBB ( bagi pasien yang status gizinya
kurang).sedangkan dengan status gizi baik atau kegemukan
diberikan protein normal 0,8 – 1 gr/kgBB
-Lemak : 15 -25 % dari energi total
-Karbohidrat cukup yaitu sisa dari protein dan lemak
-Cukup vitamin dan mineral yaitu : Vitamin A berfungsi
sebagai pembantu perbaikan jaringan dan pembentukan
tulang, Vitamin B12 berfungsi memelihara jaringan spoons
pada tulang serta membantu pertumbuhan tulang
belakang,Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen
untuk pembentukkan jaringan baru hal ini sangat diperlukkan
untuk penyembuhan kerusakan otot tendon,ligamen, dan
sendi antar tulang belakang, Vitamin D berfungsi dalam
penyerapan kalsium untuk penguatan tulang,Vitamin K
berfungsi untuk dapat menggunakan kalsium secara optimal
untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang, Zat besi
berfungsi untuk menjaga kesehatan sel tulang, Magnesium
berfungsi untuk membantu memelihara kepadatan otot,
Kalsium untuk menjaga kesehatan tulang dan kepadatan
sepanjang usia khususnya pada usia lanjut
-Makanan diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
-Makanan mudah dicerna
- Cairan cukup
-Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima
b. Implementasi Pemberian makanan sesuai dengan prekripsi diet dengan
bentuk cair/saring/lunak/biasa.
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
d. Konseling Gizi penunggu pasien.
e. Koordinasi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi, demam, tidak nafsu makan, mual
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Nyeri punggung bawah berkurang
4. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan 1.Dewanto, G.,Suwono., W.,Riyanto , B.,Turana, Y.
Diagnosis dan tata laksana penyakit saraf.2009.Jakarta:EGC
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH SARAF
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
TENSION TIPE HEADACHE
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien tension tipe
headache yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien
berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani
masalah gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan atau
lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium Laju endap darah, Uji fungsi
tiroid, , HB, Hematokrit, leukosit,dll (bila ada)
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum : Sakit pada bagian Kepala seperti kencang,
seperti ada yang menekan,nyeri pada bagian leher,sensai
nyeri/tidak nyaman dimata saat terpapar cahaya
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NI.5.4) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik(Vit
(Masalah Gizi) D,E,B2,B6,magnesium,potasium) berkaitan dengan
percepatan penyembuhan ditandai dengan kepala pusing dan
seperti ada yang menekan
8. Intervensi Gizi (Terapi Tujuan :
Gizi) - Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan
a. Perencanaan - Memberikan makanan yang tidak menyebabkan kepala
sakit/pusing
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi 30-45 Kkal/KgBBI. Pada pasien dengan
gizi baik ditambah dengan faktor stres dan faktor aktifitas
-Protein : 1,5 - 2,0 gr/kgBB ( bagi pasien yang status gizinya
kurang).sedangkan dengan status gizi baik atau kegemukan
diberikan protein normal 0,8 – 1 gr/kgBB
-Lemak : 15 -25 % dari energi total
-Karbohidrat cukup yaitu sisa dari protein dan lemak
-Cukup vitamin dan mineral, terutama vitamin E,D dan B6.
Vitamin E yang berperan dalam menjaga elastisitas pembuluh
darah dan membantu melancarkan peredaran darah. Asupan
Vitamin D dan B6, B2, Magnesium, Potasium yang cukup
dapat mengurangi gejala pusing dan meringankan gejala .
-Makanan diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
-Makanan mudah dicerna porsi kecil tapi sering
- Cairan cukup
-Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima
- Menghindari makanan dengan sumber kafein,keju,alkohol,
es krim dan minuman dingin karena dapat memperberat sakit
kepala
b. Implementasi Pemberian makanan sesuai dengan prekripsi diet dengan
bentuk cair/saring/lunak/biasa.
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
d. Konseling Gizi penunggu pasien.
e. Koordinasi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi,
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Frekuensi sakit kepala berkurang
4. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan 1.Dewanto, G.,Suwono., W.,Riyanto , B.,Turana, Y.
Diagnosis dan tata laksana penyakit saraf.2009.Jakarta:EGC
2.Anurogo,D.Neuroscience Department Brain And
Circulation Institute of Indonesia Surya
University.2014.Indonesia : Medical journal of indonesia
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH MATA
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
PTERIGIUM
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien Pterigium yang
sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis dalam
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan atau
lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium HB, Hematokrit, leukosit,dll (bila
ada)
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum : Mata seperti ada yang mengganjal, mata
merah, nyeri saat tekena angin atau sinar matahari, ada
selaput putih pada mata makin lama makin membesar
sehingga mengganggu penglihatan
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NI.5.4) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik(Vit
(Masalah Gizi) A,B1,B2,C, E,Zinc) berkaitan dengan percepatan
penyembuhan ditandai dengan mata merah dan terasa perih
dan seperti ada yang mengganjal
8. Intervensi Gizi (Terapi Tujuan :
Gizi) Memberikan makanan untuk membnatu mempercepat
a. Perencanaan penyembuhan
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi 30-45 Kkal/KgBBI. Pada pasien dengan
gizi baik ditambah dengan faktor stres dan faktor aktifitas
-Protein : 1,5 - 2,0 gr/kgBB ( bagi pasien yang status gizinya
kurang).sedangkan dengan status gizi baik atau kegemukan
diberikan protein normal 0,8 – 1 gr/kgBB(misalkan pra bedah
dll)
-Selama pemulihan kondisi diberikan tinggi energi protein
-Lemak : 15 -25 % dari energi total
-Karbohidrat cukup yaitu sisa dari protein dan lemak
-Cukup vitamin dan mineral, terutama vitamin A,B1,B2,C,
E,Zinc
- Cairan cukup
- Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima
b. Implementasi Pemberian makanan sesuai dengan prekripsi diet dengan
bentuk cair/saring/lunak/biasa.
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
d. Konseling Gizi penunggu pasien.
e. Koordinasi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi,
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Frekuensi sakit mata berkurang
4. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan .2007.Buku Ilmu Penyakit Mata.Yogyakarata: Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH MATA
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
CONJUNGTIVITIS
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien Conjungtivitis
yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis
dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi
sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan atau
lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium HB, Hematokrit, leukosit,dll (bila
ada)
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum : Mata merah, gatal, berair, belekan,
kelopak mata bengkak, sulit membuka mata saat bangun
tidur,rasa sakit atau seperti terbakar pad mata
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NI.5.4) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik(Vit
(Masalah Gizi) A,B1,B2,C, E,Zinc) berkaitan dengan percepatan
penyembuhan ditandai dengan mata merah dan terasa perih
8. Intervensi Gizi (Terapi Tujuan :
Gizi) Memberikan makanan untuk membnatu mempercepat
a. Perencanaan penyembuhan mata
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi 30-45 Kkal/KgBBI. Pada pasien dengan
gizi baik ditambah dengan faktor stres dan faktor aktifitas
-Protein : 1,5 - 2,0 gr/kgBB ( bagi pasien yang status gizinya
kurang).sedangkan dengan status gizi baik atau kegemukan
diberikan protein normal 0,8 – 1 gr/kg
-Lemak : 15 -25 % dari energi total
-Karbohidrat cukup yaitu sisa dari protein dan lemak
-Cukup vitamin dan mineral, terutama vitamin A,B1,B2,C,
E,Zinc
-Makanan diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
- memeberikan makanan yang mudah dicerna
- Cairan cukup
- Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima
b. Implementasi Pemberian makanan sesuai dengan prekripsi diet dengan
bentuk cair/saring/lunak/biasa.
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
d. Konseling Gizi penunggu pasien.
e. Koordinasi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi,
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan Suhardjo.,Sundari.S.Buku Ilmu Penyakit
Mata.2007.Yogyakata:FK UGM
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH MATA
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
KATARAK
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien Katarak yang
sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis dalam
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan atau
lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium Gula darah sewaktu, HB,
Hematokrit, leukosit, dll (bila ada)
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum : Penglihatan kabur, Kesulitan melihat di
malam hari, Mata semakin sensitif terhadap cahaya, Sering
mengganti ukuran lensa kacamata, Saat melihat warna tidak
seterang biasanya.Objek terlihat ganda
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NI.5.4) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik(Vit
(Masalah Gizi) A,B1,B2,C, E,Zinc,asam lemak omega 3) berkaitan dengan
percepatan penyembuhan ditandai dengan penglihatan kabur
8. Intervensi Gizi (Terapi Tujuan :
Gizi) Memberikan makanan untuk membantu mempercepat
a. Perencanaan penyembuhan mata
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi 30-45 Kkal/KgBBI. Pada pasien dengan
gizi baik ditambah dengan faktor stres dan faktor aktifitas
-Protein : 1,5 - 2,0 gr/kgBB ( bagi pasien yang status gizinya
kurang).sedangkan dengan status gizi baik atau kegemukan
diberikan protein normal 0,8 – 1 gr/kg(misalkan pra bedah
dll)
-Selama pemulihan kondisi diberikan tinggi energi protein
-Lemak : 15 -25 % dari energi total
-Karbohidrat cukup yaitu sisa dari protein dan lemak
-Cukup vitamin dan mineral, terutama vitamin A,B1,B2,C,
E,Zinc, asam lemak omega 3
-Makanan diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
- memberikan makanan yang mudah dicerna
- Cairan cukup
- Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima
b. Implementasi Pemberian makanan sesuai dengan prekripsi diet dengan
bentuk cair/saring/lunak/biasa.
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
d. Konseling Gizi penunggu pasien.
e. Koordinasi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi,
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan Suharjo.,Bayu Sasongko.M.Buku Ilmu Penyakit
Mata.2007.Yogyakata:FK UGM
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH MATA
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
DISORDER OF REFRACTION (KELAINAN REFRAKSI )
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien Disorder of
Refraction ( Kelainan Refraksi) yang sistematis dimana
Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis dalam membuat
keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman,
efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan atau
lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium Gula darah sewaktu, HB,
Hematokrit, leukosit, dll (bila ada)
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum Penglihatan ganda, Mata seperti terhalang
kabut, Silau atau lingkaran cahaya di sekitar cahaya terang,
Menyipitkan mata, Sakit kepala, Mata tegang, rabun jauh,
rabun dekat, mata silinder, dan mata tua
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NI.5.4) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik(Vit
(Masalah Gizi) A,B1,B2,C, E,Zinc,asam lemak omega 3) berkaitan dengan
percepatan penyembuhan ditandai dengan penglihatan kabur
8. Intervensi Gizi (Terapi Tujuan :
Gizi) Memberikan makanan untuk membantu mempercepat
a. Perencanaan penyembuhan mata
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi 30-45 Kkal/KgBBI. Pada pasien dengan
gizi baik ditambah dengan faktor stres dan faktor aktifitas
-Protein : 1,5 - 2,0 gr/kgBB ( bagi pasien yang status gizinya
kurang).sedangkan dengan status gizi baik atau kegemukan
diberikan protein normal 0,8 – 1 gr/kg(misalkan pra bedah
dll)
-Selama pemulihan kondisi diberikan tinggi energi protein
-Lemak : 15 -25 % dari energi total
-Karbohidrat cukup yaitu sisa dari protein dan lemak
-Cukup vitamin dan mineral, terutama vitamin A,B1,B2,C,
E,Zinc, asam lemak omega 3
-Makanan diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
- memberikan makanan yang mudah dicerna
- Cairan cukup
- Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima
b. Implementasi Pemberian makanan sesuai dengan prekripsi diet dengan
bentuk cair/saring/lunak/biasa.
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
d. Konseling Gizi penunggu pasien.
e. Koordinasi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi,
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan Hartono.,Haryo Yudono, R.,Tri Hernowo.A.Buku Ilmu
Penyakit Mata.2007.Yogyakarta:FK UGM
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH MATA
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
KERATITIS
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien Keratitis yang
sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis dalam
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining perawat terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan atau
lingkar lengan atas
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium Gula darah sewaktu, HB,
Hematokrit, leukosit, dll (bila ada)
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum: penglihatan kabur, mata merah tapi tidak
terlalu merah, kadang sakit, mata merasa seperti silau,
ketajaman penglihatan berkurang
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga,
riwayat penggunaan suplemen makanan, status kesehatan
mental, serta status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NI.5.4) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik(Vit
(Masalah Gizi) A,B1,B2,C, E,Zinc,asam lemak omega 3) berkaitan dengan
percepatan penyembuhan ditandai dengan mata merah dan
penglihatan kabur
8. Intervensi Gizi (Terapi Tujuan :
Gizi) Memberikan makanan untuk membantu mempercepat
a. Perencanaan penyembuhan mata
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi 30-45 Kkal/KgBBI. Pada pasien dengan
gizi baik ditambah dengan faktor stres dan faktor aktifitas
-Protein : 1,5 - 2,0 gr/kgBB ( bagi pasien yang status gizinya
kurang).sedangkan dengan status gizi baik atau kegemukan
diberikan protein normal 0,8 – 1 gr/kg(misalkan pra bedah
dll)
-Selama pemulihan kondisi diberikan tinggi energi protein
-Lemak : 15 -25 % dari energi total
-Karbohidrat cukup yaitu sisa dari protein dan lemak
-Cukup vitamin dan mineral, terutama vitamin A,B1,B2,C,
E,Zinc, asam lemak omega 3
-Makanan diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
- memberikan makanan yang mudah dicerna
- Cairan cukup
- Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima,
makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai
daya terima
b. Implementasi Pemberian makanan sesuai dengan prekripsi diet dengan
bentuk cair/saring/lunak/biasa.
c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
d. Konseling Gizi penunggu pasien.
e. Koordinasi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi,
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol
kembali/re asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan Suhardjo.,Sundari.S.Buku Ilmu Penyakit
Mata.2007.Yogyakata:FK UGM
PANDUAN PRAKTIK GIZI (PAG)
RS PANTI BHAKTININGSIH KANDUNGAN
(CHARITAS HOSPITAL BELITANG)
PLASENTA PREVIA
(ICD 10 :………)
1. Pengertian /Definisi Metode pemecahan masalah gizi pada pasien Plasenta previa
yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietesien berfikir kritis
dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi
sehingga aman, efektif dan berkualitas
2. Asesmen /Pengkajian: Melanjutkan skrining bidan terkait resiko malnutrisi atau
Antropometri kondisi khusus.
Data Berat badan Sebelum Hamil, Berat badan ibu hamil, tinggi
badan, indeks masa tubuh dan atau lingkar lengan atas,
3. Biokimia Mengkaji data laboratorium pemeriksaan golongan darah, HB,
Hematokrit, leukosit, dll
4. Klinis/Fisik - Keadaan Umum: Dari hasil usg plasenta menutupi jalan lahir
dan gejalanya Pendarahan pada trimester kedua dan perut terasa
keram
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, Pernapasan, suhu
5. Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan,
bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk rumah sakit
(kuantitatif dan kualitatif)
6. Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi,budaya, riwayat penyakit saat
ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat
penggunaan suplemen makanan, status kesehatan mental, serta
status kognitif
7. Diagnosis Gizi (NI.5.4) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik (Fe) berkaitan
(Masalah Gizi) dengan pasien pendarahan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
laboratorium hemoglobin kurang dari standar normal
8. Intervensi Gizi Tujuan :
(Terapi Gizi) Memberikan makanan untuk membantu mempercepat
a. Perencanaan penyembuhan mata
Prekripsi Diet:
-Kebutuhan energi 30-45 Kkal/KgBBI. Pada pasien dengan gizi
baik ditambah dengan faktor stres dan faktor aktifitas
-Protein : 1,5 - 2,0 gr/kgBB ( bagi pasien yang status gizinya
kurang / dengan kebutuhan kondisi khusus).sedangkan dengan
status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8 –
1 gr/kg(misalkan pra bedah dll)
-Selama pemulihan kondisi diberikan tinggi energi protein
-Lemak : 15 -25 % dari energi total
-Karbohidrat cukup yaitu sisa dari protein dan lemak
-Cukup vitamin dan mineral, terutama vitamin A,D,E,K, dan
Tinggi Fe
-Makanan diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien
untuk menerimanya
- memberikan makanan yang mudah dicerna
- Cairan cukup
- Bentuk makanan mulai cair atau sesuai daya terima, makanan
saring, makanan lunak dan makanan biasa sesuai daya terima
f. Implementasi Pemberian makanan sesuai dengan prekripsi diet dengan bentuk
cair/saring/lunak/biasa.
g. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien, keluarga dan
h. Konseling Gizi penunggu pasien.
i. Koordinasi Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter,
dengan tenaga perawat, farmasi , dan tenaga kesehatan lain terkait dengan
kesehatan lain asuhan pasien.
9. Monitoring dan Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
Evaluasi hasil positif maupun negative dari :
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi,
4. Asupan makanan
10. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien setelah kunjungan awal jika
kembali) diperlukan, jika ada masalah gizi dianjurkan kontrol kembali/re
asesmen dirawat jalan.
11. Indikator / Outcome 1. Asupan makan ≥ 80 % dari kebutuhan
2. Status gizi optimal
3. Peningkatan pengetahuan gizi seimbang
12. Kepustakaan Anwar, M., Baziad, A.,Prajitno Prabowo, R. Buku Ilmu
Kandungan edisi ketiga.2011.Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono PrawiroHardjo

Anda mungkin juga menyukai