PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok Klinik
SKENARIO Ada Apa dengan Kehamilanku?
Minggu ke-6
Tanggal 27 Maret s.d 2 April 2015
Grup H
ZUNIA NGESTI RACHMAWATI
(125070300111005)
(125070300111012)
(125070300111023)
AFRIELIA LAILY W
(125070300111032)
(125070300111043)
(125070300111047)
REDY AMUKTI
(125070300111050)
(125070301111001)
(125070301111002)
RACHMI FARICHA
(125070301111005)
MAULIDATUL KHASANAH
(125070301111020)
(125070302111001)
RUDI NURYADI
(125070307111002)
2015DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
ISI .................................................................................................................................. 1
A. SKENARIO ............................................................................................................ 1
B. DAFTAR UNCLEAR TERM ...................................................................................... 1
C. DAFTAR CUES ...................................................................................................... 4
D. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE ............................................................................. 4
E. HASIL BRAINSTORMING ....................................................................................... 5
F. HIPOTESIS ............................................................................................................ 10
G. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE ................................................................... 12
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................. 14
A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 28
B. REKOMENDASI ..................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 31
TIM PENYUSUN ............................................................................................................... 33
ISI
A. SKENARIO
Ada Apa dengan Kehamilanku?
Ny. Al, seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun, MRS di RSUB setelah
dirujuk oleh dokter spesialis obgyn yang menangani pasien. Diagnose sementara
pasien adalah G2 P1001 Ab000 gravid 26 28 minggu + Gestastional DM +
Hiperemisis Gravidarum. Keadaan awal pasien lemah, mual, muntah pusing dan
dada terasa panas. Keluhan maldan mntah muncul sejak 1 minggu SMRS dan
semakin parah pada hari hari berikutnya. Intake makan dan minum pasien rendah
karena nafsu makan pasien menurun akibat keluhan yang dirasakan.
Berdasarkan hasil anamnesis dan pengukuran, BB sebelumhami = 76 kg,
BB saat ini = 81 kg, TB = 153 cm, LILA = 34 cm, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
= 80x/menit, RR = 20x/menit, suhu = 360C dan pasien dalam keadaan compos
mentis. Hasil tes laboratorium menunjukkan bahwa kadar BSN 252 mg/dl, GDP 212
mg/dl, dan GD2JPP 325 mg/dl. Untuk kebiasaan makan pasien selama hamil,pasien
terbiasa makan 2 3x/hari dengan susunan menu terdiri dari makanan pokok (nasi
putih 3 5 sdm /makan), lauk hewani (telur, daging, ayam 1 2x/minggu @50
gram), lauk nabati (tahu atau tempe setiap hari @50gram), dan tidak bergitu
menyukai sayuran (bayam, wortel, kangkung 1 2x/minggu @25 gram). Cara
pengolahan makanan yang sering digunakan adalah ditumis, digoreng, dan
disantan. Sedangkan untuk buah buahan, pasien menyukai papaya dan pisang
(2x/minggu @100 gram). Pasien terbiasa minum teh manis 1 -2 gelas/hari dengan
penambahan gula 60 gram dan susu ibu hamil 1x/hari @200cc. karena merasa
kondisinya lemah, pasien juga mengkonsumsi minuman berenergi 1x/minggu.
Berdasarkan hasil recall 24 jam, jumlah asupan pasien adalah energy 986 kkal, KH
152 gr, lemak 29 gr, dan protein 33 gram.
Pasien mengaku tidak pernah mengalami kenaikan gula darah pada
kehamilan sebelumnya, oleh karena itu pasie makan dalam julah sedikit karena
khawatie kadar gula darahnya akan semakin menignkat bila makan dalam jumlah
banyak. Pasien belum pernah mendapat edukasi gizi sebelumnya dan pasien juga
kurang sukaberolahraga sehingga berat badannya tidak pernah < 65 kg sejak
remaja. Pasien sekarang mendapat inf. RL, inf.KaENMg3, neurobion, folavit,
ranitidine, metoclopramic, glibenklamis, dan metformin.
B. DAFTAR UNCLEAR TERM
1. Hiperemisis Gravidarum
Muntah yang hebat pada kehamilan (Dorland, 2009).
2. Gestastional Diabetes Melitus
Diabetes dimana awita atau pengenalan penurunan toleransi glukosa yang terjadi
T (Term angka pertama pada P) = jumlah anak yang lahir setelah usia
kehamilan 37 minggu.
L (living angka keempat pada P) = jumlah anak yang hidup dari yang
telah dilahirkan (Davidson, Antepartal Nursing Assessment, 2004)
c. Ab merupakan abnormal
Digit
ketiga
menunjukkan
molahidatidosa
atau
kehamilan
anggur
(Simkin, 2005)
Kesimpulan dari pasien adalah : pasien Ny. AL sedang menjalani kehamilan kedua,
dan sebelumnya pernah melahirkan satu kali dengan jumlah anak hidup adalah 1
orang, dan sekarang usia kehamilannya sekitar 26-28 minggu (Obgyn Pregnancy
Issues, 2005).
4. Infus RL (Ringer Laktat)
Merupakan larutan elektrolit yang terdiri dari kalsium klorida, sodium klorida,
sodium laktat dan kalium klorida. Infus ini digunakan untuk pertolongan
pertama pada kehilangan cairan tubuh karena penyakit, pendarahan, muntah
ataupun penyakit lainnya (Hospira Inc, 2004 dalam Khoesoema, 2013)
2
RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada
kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan
sebagai
replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan
luka bakar.
Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh hati menjadi
bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti
asidosis
sehingga
bila
akan
dipakai
sebagai
cairan
rumatan,
dapat
gastric,
digunakan
dalam
bentuk
garam
hidroklorida
sebagai
untuk
memenuhi
kebutuhan
harian
air
dan
elektrolit
dengan
500-1000
ml/sekali
pemberian
pasca
operasi
24-48
jam
(Apotikantar.com).
Volume 1000 ml , kalori 400 kkal, osmolariti 695 mosm/L (Basic Principles Of
Parenteral Nutrition For Diabetes Patients, 2012).
Bisanya ditambah dextrose 10% sehingga ada glukosa 100 gam. Sehingga
3
dapat digunakan sebagai suplai cairan saat asupan oral tidak mencukupi
(Cokroprawiro, 2004).
Untuk penyakit diabet komposisi tidak di tambahkan dectrose (Soepriyanto ,
2012).
9. Folavit
suplemen asam folat untuk pertumbuhan janin yang normal dan membantu
memelihara kesehatan tubuh (diyanti, 2007)
Tiap tablet Folavit memiliki kadar asam folat 400 mcg. (Sanbe Farma, 2015)
10. Glibenklamid
Obat
antidiabetika
golongan
sulfonil
urea
yang
bekerja
dengan
cara
a.Patofisiologi penyakit
b.Etiologi penyakit
c. Sign/symptom penyakit
d.Penegakan diagnose Gestastional DM
e.Hubungan antara kedua penyakit
2. Bagaimana interaksi obat dan makanan yang dikonsumsi pasien? Dan kapan
pemberian insulin yang tepat bagi penderita gestastional DM?
3. Bagaimana asuhan gizi yang sesuai dengan kondisi pasien?
a. Assessment
b. Diagnose
c. Intervensi
Berapa kebutuhan zat gizi makronya?
Sumbe r zat gizi apa yang baik diberikan pada pasien dengan
hiperemisis gravidarum?
Bagaimana pembagian porsi makanan sehari?
Bagaimana distribusi karbohidrat untuk pasien GDM?
Jenis karbohidrat apa yang dapat digunakan?
Berapa lama jangka waktu diet ini diberian?
Apa saja zat gizi mikro yang diperlukan, mengapa harus diberikan
dan berapa jumlahnya?
Jenis serat apa yang dapat diberikan dan berapa jumlahnya?
Berapa kebutuhan cairan pasien?
d. Monitoring dan evaluasi
Apa saja data yang dimonitoring dan evaluasi?
Berapa target pencapaiannya?
Berapa frekuensi pemeriksaan data-data tersebut?
E. HASIL BRAINSTORMING
Bagaimana gambaran umum dari Gestastional DM dan hiperemisis gravidarum?
a) Gestastional Diabetes Melitus
Patofisiologi
Pada waktu kehamilan, terjadi peningkatan kebutuhan, salah satunya adalah
kebutuhan
Peningkatan
karbohidrat
untuk
perkembangan
kebutuhna 5karbohidrat
ini
dan
berdampak
pertumbuhan
pada
janin.
pengeluaran
yang paling perlu diwaspadai pada masa kehamilan karena pada usia
kehamilan ini sangat rentan terjadinya resistensi insulin.
Etiologi
GDM dapat disebabkan oleh : Status gizi pasien sebelum hamil yaitu obesitas
dan hormone-hormon yang muncul pada saat kehamilan.
Sign/symptom
Dilihat dari Gula Darah Puasa (GDP) > 126 mg/dl dan Gula darah 2 Jam Post
Prandial (GD2JPP) > 200 mg/dl. Jika Gula darah puasa menunjukkan angka >
110 mg/dl maka bisa dicurigai ibu hamil terkena GDM.
Penegakan diagnose
Dengan menggunakan glukosa test, sehingga pasien bisa mengetahuo gula
darah sebelum (GDP) dan sesudah makan (GD2JPP).
b) Hiperemisis Gravidarum
Patofisiologi
Adanya
peningkatan
asam
lambung
dapat
menimbulkan
hiperemisis
2. Bagaimana interaksi obat dan makanan yang dikonsumsi pasien? Dan kapan
pemberian insulin yang tepat bagi penderita gestastional DM?
a. Ranitidine
Ranitidine tidak boleh dikonsumsi bersamaan
merupakan
salah
satu
obat
antihipertensi.
Glibenklamid
glukosa darah sedikit demi sedikit sehingga dapat disesuaikan dengan onset
kerja glibenklamid.
c. Penggunaan insulin
Pada masa kehamilan, tidak diperbolehkan untuk melakukan diet ketat untuk
menurunkan berat badan ataupun gula darah. Penanganan ibu hamil dengan
GDM diuatamakn terlebih dahulu dari diet atau pengaturan pola makan. Jika
masih tidak bisa mengontrol gula darahnya maka insulin diperlukan. Insulin
diperlukan hanya jika pancreas sudah tidak dapat memproduksi insulin.
3. Bagaimana asuhan gizi yang sesuai dengan kondisi pasien?
Assessment dan Diagnosa
Data assessment
Antropometri
Sintesa data
Diagnosa gizi
BB sblm lahir = 76 kg
BB saat ini = 81 kg
32,47 (Obesitas)
TB = 153 cm
LILA = 34 cm
34,6 (Obesitas)
disebabkan
Biokimia
kurang tepat
BSN (tinggi)
GDP (tinggi)
GDP
Intake
KH
sederhana
hamil130-140
Fisik klinis
dengan
GDP
212,
GD2jpp 325
RR = 20x/menit
pusing (+)
Kurangnya
Suhu = 360 C
disebabkan
pasien
mengalami
mual
intake
lemah (+)
muntah
mual (+)
muntah (+)
ditandai
pusing (+)
Dietary
Dahulu :
Pasien terbiasa makan
2-3x/hari
Makanan
pokok
(nasi
hewani
(telur,
ayam
1-
konsumsi
KH
sederhana menyebabkan
kenaikan GD
,
tidak
begitu
menyukai
8
sayuran,
konsumsi
dengan
cara
sehari
pengolahan
perminggu,
minuman
dan
oral
kurang
dengan
hasil
mendapatkan
Gizi
dengan
makanan
pengolahan
kurang tepat
ditandai
pemilihan
dan
cara
yang
Prinsip
rendah KH sederhana, rendah Glikemik indeks, tinggi serat, rendah lemak
Syarat
Zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang diperlukan untuk pasien
GDM
a) B12, asam folat, zat besi (untuk memenuhi kebutuhan janin)
b) Zat besi untuk imunitas jika kurang gampang terserang penyakit
dan akan mempengaruhi janin, kemudian pada awal kelahiran zat
besi yang digunakan dari si ibu
c) Kalsium, Mg, Fosfor untuk ibu karena kalsium diambil oleh anaknya
peningkatan 50% dari kebutuhan
10
F.
HIPOTESIS DK1
Gestastiona Diabetes
Hiperemesis Gravidarum
Asuhan Gizi
Asuhan Medis
BIOKIMIA
Antropometri
Fisik Klinis
Dietary
GDP, GD2JPP, BSN
IMT
tinggi
sebekum hamil 32,47 TD,
(obesitas)
Nadi, RR, Suhu Konsumsi
normal KH sederhana tinggi
Mual, muntah, lemas (+)Konsumsi serat kurang
Nafsu makan turun Konsumsi kafein tinggi
Dada terasa panas
INTERVENSI
TUJUAN
Normalkan GD pasien
Tingkatkan nafsu makan
Kurangi mual dan muntah
Cukupi kebutuhan
Prinsip
Syarat
Rendah KH sederhana KH sederhana dibatasi, KH kompleks siutamakan
Rendah Glikemik indeks
Tidak ada aturan khusu pemberian KH
Tinggi serta
Utamakan lemah tidak jenuh
Rendah lemak
MONEV
11
G. HIPOTESIS DK2
Gestastiona Diabetes
Hiperemesis Gravidarum
Asuhan Gizi
Asuhan Medis
BIOKIMIA
Antropometri
Fisik Klinis
Dietary
GDP, GD2JPP, BSN
IMT
tinggi
sebekum hamil 32,47 TD,
(obesitas)
Nadi, RR, Suhu Konsumsi
normal KH sederhana tinggi
Mual, muntah, lemas (+)Konsumsi serat kurang
Nafsu makan turun Konsumsi kafein tinggi
Dada terasa panas
Diagnosa : NI 2.1 Keditakcukupan intake oral disebabkan mual muntah berlebihan ditandai dengan hasil recall yang deficit berat
INTERVENSI
TUJUAN
Cegah penyakit komplikasi
Cukupi intake oral
Menyeimbangkan cairan
Menurunkan GD dan cegah katabolisme
Prinsip
Low GI
Tinggi serat
Syarat
E : 2325 kkal
KH : 60% (KH komplek 55%, KH sederhana 5%
L : 20 % (omega 3)
P : 20%
Aturan pemberian KH
Patofisiologi
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron
yang keduanya menyebabkan hiperplasia dan hipersekresi insulin. Efek dari
adaptasi
hormonal
ini
meningkatkan
penggunaan
glukosa
perifer
dan
Etiologi
GDM dapat disebabkan oleh : peningkatan hormon tertentu dan kondisi
pankrean yang tidak bisa mengkompensasi (Ganathipan, 2011)
Faktor Resiko
a) Obesitas (> 20% berat badan ideal) karena adanya jaringan adiposa
pada orang obesitas, sehingga terdapat adipocytokines, adiponektin, TNF
, resistin, leptin, visfatin, apelin yang dapat membuat resistensi insulin
pada saat kehamilan.
b) Umur > 30 th
c) Terdapat riwayat keluarga DM
d) Pernah menderita GDM pada kehamilan sebelumnya
e) Adanya glukosauria
f) Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (hispanik, black,
penduduk asli Amerika, atau Asia)
g) Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula
13
darah yang tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes)
h) Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg
i) Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati
j) Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya
14
(Ganathipan, 2011)
Penegakan diagnose
Banyak tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosa adanya GDM. Berikut
tes yang dapat dilajukan beserta cut offnya:
a) TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) adalah rutin untuk semua wanita
hamil. Tes ini juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan
(diabetes gestasional). Banyak di antara ibu-ibu yang sebelum hamil
tidak menunjukkan gejala, tetapi menderita gangguan metabolisme
glukosa pada waktu hamil. Prosedur singkatnya yaitu setelah berpuasa
selama 8-12 jam, sampel darah diambil. Sebelumnya pasien harus
mengkonsumsi 150 gram karbohidrat tiap hari, selama 3 hari.
Kemudian minuman yang mengandung 75 gram sampel glukosa dan
darah diambil setelah satu dan dua jam. Jika glukosa darah di atas
normal tingkat, makan memiliki gestasional diabetes.
Intepretasi hasil Lab TTGO bagi GDM :
Puasa : 95 mg / dL atau lebih tinggi
Jam Pertma : 180 mg / dL atau lebih tinggi
Jam Kedua : 155 mg / dL atau lebih tinggi
Jam Ketiga : 140 mg / dL atau lebih tinggi
Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum kopi, teh, makan
permen, merokok, berjalan-jalan, atau melakukan aktifitas fisik yang
berat.
Minum
air
putih
yang
tidak
mengandung
gula
masih
diperkenankan.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil laboratorium
Penggunaan obat-obatan tertentu
Stress (fisik, emosional), demam, infeksi, trauma, tirah baring,
obesitas dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
15
Aktifitas berlebihan dan muntah dapat menurunkan kadar
glukosa darah.
Obat hipoglikemik dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Dikatakan positif bila gula darah vena lebih dari 140 mg/dl setelah
1 jam pemberian
1)
2)
3)
4)
c) Menurut WHO
Sejak tahun 1980 WHO telah membuat cara skrining untuk Diabetes
Melitus. Untuk mendeteksi DM dilakukan tes toleransi glukosa oral
16
dengan beban 75 gram glukosa setelah berpuasa 8-14 jam
Dinyatakan DM bila kadar glukosa darah puasa 126 mg/dl dan
setiap 2jam setelah pembebasan > 200 mg/dl
Bila hasil negatif diulangi dengan cara pemeriksaa yang sama pada
usia hamil 24-28 minggu
Mereka yang mempunyai kadar glukosa darah diantara kadar
normal dan DM disebut kelompok toleransi glukosa terganggu
d) Menurut American Collage Of Obgyn
ACOBC merekomendasikan bahwa penapisan perlu untuk wanita
beresiko tinggi yaitu berumur 30 tahun, ada riwayat keluarga
Diabetes
pernah
melahirkan
bayi
makrosomia,
ada
dengan
plasma level
level
(mg/d
(mmol/l)
(mg/dl)
(mmol/l)
l)
e) M
e
fasting
95
5,3
105
5.8
1 hour
180
10,0
190
10.6
ur
2 hour
155
8,6
165
9.2
3 hour
140
7,8
145
8.0
ut
kadar
hirmon
hCG
akan
menginduksi
ovarium
untuk
kehamilan
dibandingkan
ganda
dengan
diketahui
perempuan
memiliki
hamil
yang
kadar
lain.
hCG
lebih
Progesteron
tinggi
juga
penyebab
hiperemesis
gravidarum
termasuk
ketidakseimbangan
tahun 1900 teori untuk hiperemesis didominasi oleh proposal psikologis terlalu
mengada-ada seperti penolakan kehamilan karena malu tentang hubungan
seksual atau takut melahirkan dan ibu, baru-baru ini, penelitian ilmiah telah
menunjukkan bahwa 94% dari wanita dengan hiperemesis tidak memiliki
riwayat kejiwaan sebelum dan meskipun wanita mungkin tertekan atau cemas
selama kehamilan ketika mereka terlalu mual untuk makan sehat atau merawat
keluarga mereka, mereka kembali ke normal ketika gejala fisik yang ekstrim
mereka mereda.
Akhirnya, banyak wanita yang tidak atau mual normal pada kehamilan
mengalami infeksi H. Pylori dan / atau abnormal tingkat tinggi hormon
kehamilan seperti hCG dan estrogen. Dengan demikian, meskipun beberapa
studi klinis, peneliti telah mampu definitif menentukan mengapa hiperemesis
gravidarum terjadi.
Beberapa bukti mendukung kecenderungan genetik untuk mual dan muntah
dalam kehamilan. Dalam sebuah studi mual dan muntah kehamilan kembar,
tingkat konkordansi lebih dari dua kali tinggi untuk monozigot dibandingkan
dengan kembar dizigot. Studi menunjukkan agregasi familial hiperemesis
gravidarum karena ada prevalensi sangat tinggi saudara kandung yang terkena
dampak dan ibu dari pasien yang terkena dengan mual dan muntah kehamilan
dan hiperemesis gravidarum, dan peningkatan risiko yang signifikan untuk anak
perempuan dan saudara perempuan dengan riwayat HG. Selain itu, komponen
biologis dengan kondisi telah diusulkan dari studi hewan. Ada juga data yang
sugestif dari peran predisposisi genetik dalam pengembangan mual dan
muntah kehamilan. Namun, penyebab hiperemesis gravidarum saat ini belum
diketahui dan alasan untuk pemeliharaan gen yang mempengaruhi dehidrasi
dan kekurangan gizi pada kehamilan masih menjadi teka-teki evolusi. Satu
akan berpikir bahwa suatu kondisi yang umum mengakibatkan kematian ibu
dan janin sebelum pengenalan cairan vena intra pada 1950-an pasti sudah
sangat terpilih melawan di alam.
Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa faktor-faktor tertentu dapat
dikaitkan dengan peningkatan risiko mengembangkan atau meningkatkan
durasi hiperemesis gravidarum termasuk usia yang lebih muda ibu, berat
badan tinggi (obesitas), tidak ada kehamilan selesai sebelumnya (nulliparity),
membawa kembar, yang pertama kali kehamilan, riwayat keluarga, alergi, diet
19
ketat, dan / atau riwayat hiperemesis
gravidarum pada kehamilan sebelumnya
((National Organization for Rare Disorders).
Berikut faktor pre disposisi dan faktor lain yang mempengaruhinya:
Faktor predisposisi
c)
20
Helicobacter pylori dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum. Mulanya H.
berlebihan (Yasa, 2012; Cardaropoli, 2014; Neal, 2006). Selain itu, H. pylori juga
dapat
meningkatkan
pelepasan
sitokin
proinflamasi.
Peningkatan
sitokin
asam
folat,
sehingga
disarankan
untuk
dilengkapi
dnegan
metformin dapat
asam folat dan vitamin B 12 sendiri itu membantu dalam penyerapan dari sistem
kerja kalsium sendiri, itu yang membuat mekanisme dari kalsium dalam tubuh
terganggu( Alan R Gaby, 2006). Sehingga ketika mengonsumsi metformin
sebaiknya mengonsumsi asam folat, vitamin B12, dan suplementasi kalsium
untuk meningkatkan homosistein darah (Watson, 2013).
c. Folavit
Apabila
mengkonsumsi
penyerapan.
Beberapa
bersama
penelitian
makanan
menyatakan
akan
sedikit
bahwa
menurunkan
teh
hijau
dapat
menghambat kerja folat dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi asam folat
(Medicine plus, 2010). Obat dikonsumsi sebelum dan sesudah makan, kemudian
kontraindikasi dengan terapi jangka panjang pada defisiensi cobalamin yang tidak
diobati(RADAR, 2005).
d. Glibenklamid
Glibenclamide merupakan sulfunilurea. hindari alcohol karena alcohol dapat
menyebabkan hipoglikemi. Glibenklamid memiliki efek hipoglikemik yang poten
sehingga pasien perlu diingatkan untuk jadwal makan yang ketat (Depkes, 2005).
Kemudian
glibenklamid
juga
dapat
meningkatkan
sekresi
ADH,
sehingga
Metokclopramid
Metoclopramid bisa juga menyebabkan hypogeusia. Konsumsi grape fruit dan
buah
buahan
jeruk
memiliki
interaksi
farmakokinetik
yaitu
dengan
DM tipe 1 sebelum
Data assessment
Antropometri
Sintesa data
Diagnosa gizi
32,47 (Obesitas)
BB saat ini = 81 kg
ditandai
TB = 153 cm
dari
LILA = 34 cm
pertambahan
berat
dengan
BSN,
menggunakan Hb.
Inadekuat
Berdasarkan penambahan
berat
badannya
(5kg),
dan
selama
kehamilan
ditandai
obese
kurang
pada
sesuai.
konsumsi
fiber
intake
buah-buahan
dengan
bayam
wortel,
tidak
2x/minggu @25gram
sesuai
hiperemesis
yang kurang
dan
karena
kangkung
dan
1-
asupan
Keditakcukupan intake
oral disebabkan mual
23
muntah
berlebihan
Biokimia
BSN = 252 mg/dl
recall
berat
yang
deficit
Kurang
BSN (tinggi)
GDP
hamil
pernah <65 kg
mg/dl
Fisik klinis
Tekanan
darah
ditandai
95-105 mg/dl
fisik
aktivitas
Kurang
pengetahuan
disebabkan
oleh
tidak
pernah
pasien
mendapat
110/80
Nadi = 80x/menit
pemilihan
RR = 20x/menit
Suhu = 360 C
tepat
Keadaan
mentis
lemah (+)
muntah (+)
mual (+)
pusing (+)
muntah (+)
pusing (+)
makan
Px terbiasa minum teh manis
menurun
Dietary
Pasien
terbiasa
Makanan
pokok
putih
3-5
sdm/makan)
Lauk hewani (telur,
ayam
2x/minggu
1@50
gram)
Lauk
nabati
kenaikan GD
,
makan 2-3x/hari
daging,
KH
sederhana menyebabkan
Dahulu :
(nasi
konsumsi
(tahu
tidak
begitu
menyukai
sayuran,
konsumsi
dengan
cara
sehari
pengolahan
buah
dan
sayur
makan
dan
obese
Tidak
begitu
menyukai
sayuran
(bayam,
wortel,
kangkung
1-
2x/minggu
@25
gram)
Cara
pengolahan
makanan
yang
sering
digunakan
adalah
ditumis,
digoreng,
dan
disantan
Buah
(pasien
menyukai
pepaya
dan
pisang
2x/minggu
@100
Deficit berat
gram)
Pasien
terbiasa
gula
hamil
1x/hari
@200cc
Mengkonsumsi
minuman berenergi
1x/minggu
Sekarang
Recall
Energy : 986 kkal =
42,4%
KH : 152 gr = 43,9
%
25
Lemak : 29 gr =
56%
Protein : 33 gr =
28%
Client history
kurang
AF, kurang
edukasi
Tujuan
Prinsip
Low GI, Tinggi serat
Syarat
= 116,25 gr
c) Lemak 20%
= 51,67 gr
= 319,7 gram
= 29 gram
Sumbr zat gizi yang baik diberikan pada pasien dengan hiperemisis
gravidarum adalah protein sehingga makanan yang baik digunakan
adalah makanan yang tinggi protein.
Pagi
Siang
b) Snack :
-
= 116,25 kkal
Snack siang
Snack malam
mengalami
GDM
dan
hiperemesis
gravidarum.
Setelah
Kalium (4,7 g/hari), magnesium (350 mg/hari), seng (11 mg/hari) dan
kromium (1.000 mcg/hari) dapat membantu dalam mentolerir
karbohidrat (American Diabetes Association, 2004 ; Sudaryani, 2010 ;
Gunawan 2011 ).
Vitamin D 5 mcg/hari
28
Vitamin K 90 mcg/hari
Serat
yang
diutamakan
adalah
serat
larut
karena
mambantu
2) Edukasi gizi
-
Makanan dibatasi
Gula sederhana (gula pasir), high GI (roti putih,
nasi putih, rice milk, semangka)(Krause, 2004)(Rae dkk, 2013 ; NICHD,
2004)
Aktivitas fisik
Jalan (15-30 menit), berenang, terapi ibu hami, yoga, low inpact exercise
(Rae dkk, 2013 ; NICHD. 2004).
Senam hamil, terapi gerak untuk mempersiapkan ibu hamil secara fisik
dan mental (prasetyo, 2009).
Pemanasan sebelum olahraga 5-10menit dg waktu olahraga 30 menit.
Dilakukan 3x/minggu. Diperhatikan juga pemberian obat dan aktivitasnya
29
c.
Frekuensi
Setiap minggu
Target
0,34 0,5 kg/minggu
Gula darah
Normal dan
dipertahankan
Keseimbangan cairan
tidur
Normal
dan elektrolit
Setiap hari
Setiap hari
pengecekan fisik
Intake energi dan
makronutrien
Pengetahuan
Normal dan
dipertahankan
Setiap hari
Setiap hari
Pemeriksaan frekuensi
Setiap hari
terhadap diet
Intake makan sehari
dapat dihabiskan
30
resistensi
penyebab utama
terjadinya GDM adalah perubahan hormone saat kehamilan dan pancreas yang
tidak bisa memproduksi cukup insulin untuk mengkompensasi peningkatan gula
darah. Tanda dan gejala dari GDM sendiri hamper menyerupai Diabetes mellitus
biasa. Yaitu sering hauh, sering BAK, mual dan kelelahan serta GDP 92 mg/dl,
GD1JPP 180 mg/dl, GD2JPP 153 mg/dl. Penegakan doagnosa untuk GDM
ada berbagai macam cara yaitu TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral), Menurut
Osulivan dan Mahan, Menurut WHO, Menurut American Collage Of Obgyn,
Menurut Asean study Group of Diabetes in Pregnancy (ASGOIP) dan Menurut
Endrokinologi Indonesia. Keenam cara ini secara garis besar sama. Yang
membedakan adalah adanya prose skrining atau tidak pada ibu hamil yang
akan dilakukan tes. Secara umum, tes yang dilakukan dengan pemberian
sejumlah glukosa kemudian mengukur gula darah puas, gula darai 1 jam
setelah makan, 2 jam setelah makan dan 3 jam setelah makan. Cut off untuk
masing masing teori berbeda beda tetapi perbedaanya tidak terlalu jauh.
b) Hiperemesis Gravidarum
Penyebab terjadinya hiperemisis gravidarum masih belum diketahui. Tetapi ada
beberapa penelitian melihat ada 2 mekanisme dasar terjadinya hiperemisis
gravidarum, yaitu adanya perubahan hormone pada masa kehamilan dan
adanya infeksi Helicobacter pylori. Peningkatan kadar hormon hCG akan
menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen yang dapat merangsang
mual dan muntah. Progesteron juga menyebabkan mual dan muntah dengan
cara menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot polos
lambung. Penurunan kadar 31
thyrotropin-stimulating hormone (TSH) pada awal
kehamilan juga berhubungan dengan hiperemesis gravidarum meskipun
mekanismenya
belum
jelas.
Helicobacter
pylori
dapat
menyebabkan
hipergastremia
kronis,
yang
menstimulasi
sekresi
asam
mengkonsumsi
penyerapan.
Beberapa
bersama
penelitian
makanan
menyatakan
akan
sedikit
bahwa
teh
menurunkan
hijau
dapat
menghambat kerja folat dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi asam folat.
Terapi jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi cobalamin.
d. Glibenklamid
Glibenclamide merupakan sulfunilurea. hindari alcohol karena alcohol dapat
menyebabkan hipoglikemi. Glibenklamid memiliki efek hipoglikemik yang poten
sehingga pasien perlu diingatkan untuk jadwal makan yang ketat.
e. Neurobion
Suplemen ini berinteraksi dengan zar dalam teh, yaitu tannin.
f.
Metokclopramid
Konsumsi grape fruit dan buah buahan jeruk memiliki interaksi farmakokinetik
yaitu dengan meningkatkan bioavabilitas obat sehingga efek samping obat
meningkat .
g. Pemberian insulin pada pasien GDM
32
Tidak ada rekomendasi yang jelas mengenai kada gula darah target sebelum
diperbolehkan diberikan insulin. Bisa diberikan pada pasien dengan terapi diet
yang ketia kadar gula darah 1 jam setelah mkana > 130 - 140 mg/dl, 2 jam
setelah makan > 120 mg/dl atau fpg >95 mg/dl (acog, 2010 dalam srinivasa,
DM tipe 1 sebelum
kehamilan.
3. Asuhan gizi untuk pasien
a. Assessment
Status gizi pasien obesitas disebabkan oleh pola konsumsi pasien terdahulu
yaitu kurang asupan serat dan banyak mengkonsumsi karbohidrat sederhana.
Penambahan berat badan selama kehamilan dibawah dari standar yang
ditetapkan dikarenakan pasien membatasi asupannya setelah mengetahui nilai
gula darah yang tinggi. Nila GDP, GD2JPP dan BSN pasien tinggi dikarenakan
GDM yang di derita pasien. Nilai fisik klinis pasien normal dengan ada keluhan
berupa mual, muntah, lemas yang disebabkan karena kekurangan energy
karena hiperemesis gravidarum dan GDM serat dada terasa panas hal ini di
dukung dengan hasil recall yang menunjukkan asupan energy, karbohidrat,
protein dan lemak deficit berat.
b. Diagnose
Diagnose yang dapat ditegakkan adalah Keditakcukupan intake oral disebabkan
mual muntah berlebihan ditandai dengan hasil recall yang deficit berat
c. Intervensi
Intervensi yang diberikan adalah
ND1.1 General Of Health Full Diet (memberikan porsi kecil tapi sering,
hindari berlemak dan merangsang mual dan muntah).
NE1.1 Nutrition Education Content (mengedukasi pasien mengenai pola
makan yang tepat sesuai dengan kondisinya).
ND3.2 Vitamin and Mineral ( memperhatikan jumlahnya sesuai kebutuhan
pasien).
RC1 peningkatan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
d. Monitoring dan evaluasi
33
Penambahan BB
Tanda-tanda vital dengan pengecekan fisik
Nilai Lab :
- Gula darah
B. REKOMENDASI
Skenario klinik pada week 6 ini mampu mengingatkan kembali dan memberikan
pengetahuan mengenai bagaimana cara memberikan asuhan gizi untuk ibu hamil
yang terkena hiperemisis gravidarum dan gestastional DM. Sebelumnya skenario ini
cukup menjebak mahasiswa karena dibagian akhir scenario tidak terdapat kata
kunci untuk menunjukkan tujuan dari scenario ini.
34
DAFTAR PUSTAKA
Grup health cooperative. 2011. Gestational diabetes screening and treatment guidline
Umiyarni, Dyah. Diabetes Mellitus
Rudi, M.mukhlis. 2006. Pengaruh pemberian cairan RL dibandingkan NaCl 0,9% terhadap
keseimbangan asam basa pada pasien sectio caesaria dengan anestesi regional.
SEMARANG: UNDIP
WHO.2013. Diagnostic criteria and classification of hyperglicemia in prrgnancy
NORD. Hyperemesis gravidarum
American
Diabetes
Association.
January
2004.
Nutrition
Principles
and
Fakultas Kedokteran
Rae, Anne dkk. 2013. Healthy Eating for Gestational Diabetes. Australia : Women and
Newborn Health Service
NICHD. 2004. Managing Gestational Diabetes. [online] dari http://www.nichd.nih.gov [28
Maret 2015]
IDNT
Khoesoema, Emelya. 2013. Pra Rancangan Pabrik PEmbuatan Sodium Laktat dari Molase
dengan Kapasitas Produksi 1800 ton/tahun. Medan : USU
Escott-stump, Sylvia. 2012. Nutrition and Diagnosis - Related care - seventh edition.
North carolina: Wolters kluwer
Sandar Myaing Co, 2009. Neurobion (Vitamin B Complex). Jakarta
Gunawan, dkk. 2011. Diagnosis dan Tata Laksana Hiperemesis Gravidarum. J Indon Med
Assoc, Vol. 61, No. 11
Athriyah, umi, et.al. 2014. Profil Informasi Obat pada Pelayanan Resep Metformin dan
Glibenklamid di Apotek Wilayah Surabaya
WHNS. 2013. Healthy eating for Gestational Diabetes
Medicinus. 2014. DM type 2 & Tatalaksana terkini
Mursilah, Hilyah, et.al. 2012. Referat Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Melitus
Gestational
WHO dan Kemenkes RI. Buku Saku Asuhan Gizi di Puskesmas. Jakarta
Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik
Joslin Diabetes Center and Joslin Clinic. 2005. Guideline for Detection and Management
of Diabetes in Pregnancy
Kaaja, Risto dan Tapani Ronnemaa. 2008. Gestational Diabetes: Pathogenesis and
Consequences to Mother and Offspring. Review of Diabetic Studies Vol. 5 No. 4.
Tan, Peng C., Reena Jacob, Kia F. Quek, dan Siti Z. Omar, 2007. Pregnancy outcome in
hyperemesis gravidarum and
the effect of laboratory clinical indicators of
hyperemesis severity. Journal Compilation Obstetrics Gynaecology Res. Vol. 33, No. 4:
457464. Japan Society of Obstetrics and Gynecology.
Boulatta, Joseph I. dan Vincent T. Armenti. 2004. Handbook of Nutrient and Drug
Interaction. New Jersey: Humana Press.
Depkes. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Dirjen Bina
Kefrmasian dan Alat Kesehatan.
Sugiyama, Takashi.2011. Management36
Of Gestasional Diabetes Mellitus. JMAJ Vol 54 (5)
Ecu Family Medicine.2007. You And Gestasional Diabetes
Falluca, Francesco.1997. Pathophysiology Of Diabetes In Pregnancy. Ann 1st, Super
Sanita Vol 33(3) :353-360
Gunawan, Kevin Dkk. 2011. Diagnosa Dan Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum. Journal
37
TIM PENYUSUN
A. KETUA
REDY AMUKTI
(125070300111050)
B. SEKERTARIS
MAULIDATUL KHASANAH
(125070301111020)
(125070301111002)
C. ANGGOTA
ZUNIA NGESTI RACHMAWATI (125070300111005)
DEWI NOORSYALI HANDAYANI (125070300111006)
FINDY SIRATU PUTRI
(125070300111012)
(125070300111023)
AFRIELIA LAILY W
(125070300111032)
(125070300111043)
(125070300111047)
(125070301111001)
RACHMI FARICHA
(125070301111005)
(125070302111001)
RUDI NURYADI
(125070307111002)
D. FASILITATOR
Wididarma A.
E. PROSES DISKUSI
1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI
38
Mampu mendampingi mahasiswa dalam melakukan diskusi dengan lancar dan
mengarahkan apabila topik pembahasan mulai menyimpang.
Mahasiswa
mampu
memahami
keterkaitan
antara
penyakit
GDM
denganhiperemesis gravidarum.
39