Anda di halaman 1dari 14

EATING DISORDERS

RATRI NURWANTI, M.PSI., PSI

GANGGUAN MAKAN
Gangguan makan adalah gangguan berat pada perilaku makan

Dieting disorder (gangguan diet) merupakan istilah yang lebih akurat, karena
ketakutan menambah berat badan dan obsesi mengurangi berat badan sering
menjadi figur sentral gangguan makan
Klasifikasi utama:
Anoreksia Nervosa
Bulimia Nervosa

ANOREKSIA NERVOSA
Secara harafiah anoreksia = kehilangan
nafsu makan
Anoreksia nervosa merupakan gangguan
yang ditandai oleh penurunan berat
badan yang disengaja, yang dimulai
dan/atau dipertahankan oleh pasien
(PPDGJ III)

Karakteristik anoreksia nervosa adalah


emasiasi (kekurusan) ekstrem, atau
secara lebih teknis, menolak untuk
mempertahankan nafsu makan
Gangguan ini disertai oleh kekurangan
gizi dengan berbagai tingkat keparahan,
yang mengakibatkan gangguan hormon
dan metabolisme sekunder, serta
gangguan fungsi tubuh

KRITERIA DSM-IV-TR: ANOREKSIA


NERVOSA
A. Menolak untuk menjaga berat badan di atas berat badan minimal-normal sesuai
umur dan tinggi badan (misalnya, mengurangi berat badan yang menghasilkan
berat badan yang terus kurang dari 85% berat yang diharapkan; atau gagal
menambah berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, yang
menghasilkan berat badan kurang dari 85% dari berat yang diharapkan
B. Ketakutan intens untuk menambah berat badan atau menjadi gemuk, meskipun
berat badannya kurang
C.

Gangguan dalam cara mengalami berat atau bentuk badan, pengaruh yang tidak
semestinya dari berat atau bentuk badan padan evaluasi diri, atau mengingkari
keseriusan berat badannya yang rendah saat ini

D. Pada perempuan pasca-menarke, terjadi amenore, artinya tidak hadir siklus


menstruasi tiga kali berturut-turut

ONSET, PREVALENSI DAN PROGNOSIS


Onset: terjadi pada masa remaja atau awal masa dewasa

90% terjadi para perempuan, dan prevalensi pada perempuan yaitu 1% - 2% dari
populasi
70% penderita sembuh dengan proses penyembuhan yang berlangsung selama 6
7 tahun, dan kekambuhan umum terjadi sebelum tercapainya pola makan yang
stabil dan dipertahankannya berat badan (Strober, Freeman, & Morrel dalam
Davison, Neale & Kring, 2012)
Merupakan gangguan yg mengancam jiwa; penderita anoreksia memiliki angka
kematian 10 kali lebih besar disbanding populasi umum dan 2 kali lebih besar
dibandingkan pada pasien yang menderita gangguan psikologis lainnya

KOMPLIKASI MEDIS
Konstipasi, nyeri perut, intoleransi terhadap dingin, dan kelesuan: tekanan darah
dan suhu tubuh di bawah normal yang merupakan efek semi-kelaparan
Kulit kering dan pecah-pecah; sebagian penderita mengembangkan lanugo, rambut
halus di batang tubuh atau wajahnya
Kesulitan lain yang lebih luas: anemia, infertilitas, fungsi ginjal yang terhendaya,
kardiovaskular, erosi gigi, dan osteopenia
Ketidaksemibangan elektrolit, gangguan pada kadar potassium, sodium, kalsium
dan elemen-elemen vital lainnya

GANGGUAN PSIKOLOGIS KOMORBID


Gangguan obsesif-kompulsif; terobsesi dengan makanan dan diet, dan mereka
sering mengikuti ritual makan kompulsif
Depresi; penderita anoreksia memperlihatkan simptom depresi, seperti suasana
perasaan sedih, iritabilitas, insomnia, menarik diri secara sosial, dan berkurangnya
minat pada seks

Note: perilaku obsesif-kompulsif dan depresi adalah suatu reaksi lazim terhadap
kelaparan, sehingga selain menjadi faktor resiko, obsesif-kompulsif dan depresi, juga
dapat merupakan suatu reaksi terhadap gangguan makan

BULIMIA NERVOSA
Makna harafiah: ox appetitie (cukup
lapar untuk melahap seekor kerbau)
Bulimia nervosa adalah suatu sindrom
yang ditandai oleh serangan berulang
perilaku makan berlebih dan
preokupasi berlebihan perihal berat
badannya, sehinga pasien
menggunakan cara yang ketat untuk
mengurangi efek menggemukkan dari
makanan
Bulimia nervosa ditandai oleh episode
binge-eating berulang kali, yang diikuti
oleh perilaku kompensatorik yang
tidak semestinya

KRITERIA DSM-IV-TR: BULIMIA NERVOSA


A.

Episode binge-eating berulang. Suatu episode ditandai oleh kedua hal di bawah ini.
1.
2.

Makan, selama periode waktu diskrit (misalnya, dalam 2 jam), makanan yang banyaknya mutlak lebih
banyak dibanding yang akan dimakan kebanyakan orang selama jangka waktu yang sama dan dalam
keadaan serupa
Perasaan tidak memiliki kontrol atas makan selama episode tersebut (misalnya, perasaan bahwa
dirinya tidak dapat berhenti makan atau mengontrol berapa banyak yang dimakan

B.

Perilaku Kompensatorik yang tidak semestinya yang terjadi berulang kali untuk
mencegah penambahan berat badan, seperti muntah yang diinduksi sendiri;
penyalahgunaan pencahar, diuretik, enema, atau obat-obatan lain; puasa atau
olahraga eksesif

C.

Binge-eating dan perilaku kompensatorik yang tidak semestinya (kedua-duanya)


terjadi, (secara rata-rata) paling tidak dua kali seminggu selama tiga bulan

D.

Evaluasi diri dipengaruhi secara tidak semestinya oleh bentuk dan berat badan

E.

Gangguan itu tidak terjadi secara eksklusif selama episode-episode anoreksia-nervosa

KOMPLIKASI MEDIS
Erosi email gigi akibat muntah berulang-ulang, khususnya gigi depan, pada kasus
berat gigi akan terkelupas dan terlihat compang-camping
Menghasilkan refleks muntah yang terlalu mudah terpicu dan mungkin secara tanpa
sengaja; konsekuensi reflex mudah yang tersensitisasi adalah rumination:
regurgitasi (mengeluarkan kembali ke mulut sebagian makanan yang sudah masuk
ke perut) dan mengunyah kembali makanan
Pembesaran kelenjar ludah, komplikasi medis yang secara potensial serius karena
ketidakseimbangan elektrolit
Kematian karena pecahnya kerongkongan dan lambung

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN KUNCI


ISU

Anoreksia Nervosa

Bulimia Nervosa
Perbedaan

Makan/Berat Badan

Diet ekstrem, berat badan di


bawah normal-minimal

Binge-eating/perilaku
kompensatorik; berat normal

Pandangan tentang gangguan

Mengingkari anoreksia;
bangga dengan dietnya

Menyadari masalahnya;
sembunyi-sembunyi/malu
dengan bulimianya

Perasaan Kontrol

Nyaman dengan pengendalian Distres oleh tidak adanya


diri yang kaku
kontrol
Persamaan

Evaluasi diri

Dipengaruhi secara tidak semestinya oleh berat/bentuk badan

Komorbiditas AN/BN

Sebagian kasus AN juga


mengalami binge dan purge

SES, umur, gender

Menonjol dikalangan SES tinggi, muda, perempuan

Banyak kasus BN memiliki


riwayat AN

ETIOLOGI GANGGUAN MAKAN


Biologis
Kontribusi genetik:
Bulimia Nervosa: Kembar MZ ditemukan konkordansi 23% dan DZ 9%
Anoreksia Nervosa: Kembar DZ memiliki konkordansi lebih tinggi
Mewarisi tipe tubuh kurus akan meningkatkan faktor resiko anoreksia jika berkombinasi dengan
budaya kurus, internalisasi diri, dan perfeksionisme
Mewarisi tipe tubuh gemuk akan meningkatkan faktor resiko bulimia jika berkombinasi dengan
tekannan sosial untuk mempertahankan berat badan di bawah set point alamiah seseorang

Psikologis
Isu kontrol diri, conforming dan perfeksionisme
Perfeksionis menetapkan standar yang tinggi secara tidak realistis, kritis terhadap diri
sendiri, dan menuntut penampilan nyaris tanpa cacat untuk dirinya sendiri
Self esteem dan body image satisfaction yang rendah

Sosiokultural

FAKTOR SOSIOKULTURAL
Standar kecantikan dan nilai tinggi yang diberikan pada penampilan perempuan
berkontribusi menyebabkan gangguan makan
Prediktor risiko tunggal terbaik untuk mengembangkan suatu gangguan makan adalah
berjenis kelamin perempuan
Prevalensi gangguan makan meningkat ketika gambaran tubuh ideal semakin
menekankan kekurusan ekstrim

Lebih lazim terjadi pada perempuan muda yang bekerja dibidang yang menekankan berat
badan, seperti model, penari balet dan pesenam
Perempuan mengembangkan gangguan makan pada remaja dan dewasa muda, umur
dimana budaya kita memberikan penekanan besar pada penampilan, kecantikan dan
kekurusan

Lebih lazim terjadi pada wanita kulit putih (kaukasian)


Prevalensi gangguan makan lebih tinggi di perempuan Arab dan Asia yang tinggal atau
bekerja di negara-negara barat

PENANGANAN GANGGUAN MAKAN


90% penderita tidak memperoleh penanganan -> pasien mengingkari adanya
masalah
Perumahsakitan: membantu pasien mencapai berat badan paling tidak mencapai
berat minimal, diberi makan secara paksa atau melalui infus, dan menjalani
program diet yang ketat, pencegahan usaha bunuh diri, penanganan depresi berat
atau komplikasi medis, atau menyingkirkan pasien untuk sementara pada keadaan
yang disfungsional.
Proses penanganan berkisar 6 7 tahun
Penanganan Biologis
Antidepresan (fluoksetin) pada penderita bulimia

Penangananan Psikologis
Psikoterapi: Psikodinamika dan Cognitive-Behavioral Therapy

Anda mungkin juga menyukai