KEPERAWATAN JIWA
“ GANGGUAN MAKAN “
Oleh :
1902005
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
tidak bertenaga, sulit berkonsentrasi dan terjadi gangguan mentruasi. Namun dampak
psikis juga terpengaruhi, seperti mempunyai perasaan tidak berharga, sensitive,
mudah tersinggung atau marah, mudah merasa bersalah, kehilangan minat untuk
berinteraksi dengan orang lain, tidak percaya diri, cenderung berbohong untuk
menutupi perilaku makannya, minta perhatian orang lain, dan depresi. Dampak fisik
maupun psikis yang terjadi akibat gangguan makan tersebut memerlukan
pertolongan segera dari psikolog, dokter, ahli gizi, dan tentu saja orang tua. 1,2,3
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Defenisi anoreksia nervosa menurut DSM-IV adalah : 1,3
1. Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal
minimal menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan
untuk mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang diharapkan; atau
kegagalan untuk menaikan berat badan yang diharapkan selama periode
pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang
diharapkan).
2. Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk,
walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang.
3. Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat
badan atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri,
atau menyangkal keseriusan berat badannya yang rendah.
4. Pada wanita pasca menarki, amenore yaitu tidak ada sekurangnya tiga siklus
menstruasi berturut-turut (seorang wanita dianggap mengalami amenore jika
periodenya timbul hanya setelah pemberian hormon, misalnya, estrogen).
Bulimia nervosa merupakan satu gangguan fungsi makan yang ditandai oleh
episode nafsu makan yang lahap tanpa dapat dikendalikan, diikuti dengan
muntah yang disengaja atau upaya pencahar lain yang dimaksudkan untuk
mencegah meningkatnya berat badan (contoh, penggunaan laksansia).1,3
4
B. EPIDEMIOLOGI
Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pada laki-
laki, tetapi onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan pada masa dewasa
awal. Diperkirakan bulimia nervosa terentang dari 1-3 persen wanita muda.
Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang normal dan
kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-
orang yang kelihatannya sehat, sukses di bidangnya dan cenderung perfeksionis.
Namun, dibalik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering
mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku kompulsif, misalnya,
mengutil di pasar swalayan, atau mengalami ketergantungan pada alkohol atau
lainnya. Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pada laki-
laki, tetapi onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan pada masa dewasa
awal. Diperkirakan bulimia nervosa terentang dari 1-3 persen wanita muda.4,5,6
Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang normal dan
kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-
orang yang kelihatannya sehat, sukses di bidangnya dan cenderung perfeksionis.
5
Namun, dibalik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering
mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku kompulsif, misalnya,
mengutil di pasar swalayan, atau mengalami ketergantungan pada alkohol atau
lainnya.4,5,6
Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood dan
gangguan pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada orang
yang memiliki resiko gangguan berhubungan dengan zat dan gangguan kepribadian,
memiliki angka gangguan kecemasan dan gangguan dissosiatif yang meningkat dan
riwayat penyiksaan seksual. Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka
gangguan mood dan gangguan pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah
dilaporkan terjadi pada orang yang memiliki resiko gangguan berhubungan dengan
zat dan gangguan kepribadian, memiliki angka gangguan kecemasan dan gangguan
dissosiatif yang meningkat dan riwayat penyiksaan seksual.4,5,6
C. ETIOLOGI
1. Faktor biologis
2. Faktor sosial
6
Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat
yang menekankan kekurusan dan latihan. Tidak berkumpul dengan keluarga adalah
spesifik pada anoreksia nervosa. Pasien dengan anoreksia nervosa kemungkinan
memiliki riwayat keluarga depresi, ketergantungan alkohol, atau suatu gangguan
makan.6,7,8
D. GAMBARAN KLINIS
Gejala klinis/symptom :
7
Ketakutan terhadap makanan disertai dengan penyalahartian dari body
image; banyak pasien merasa diri mereka sangat gendut, walaupun
sebenarnya mereka sangat kurus.
8
Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan
anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.
D. DIAGNOSIS
Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang
berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index
adalah 17,5% atau kurang.
o Menggunakan pencahar
9
o Olah raga berlebihan
10
1. Episode rekuren pesta makan ( binge eating ). Episode pesta makan ditandai oleh
kedua hal berikut ini : Makan, dalam periode waktu tertentu (misalnya dalam 2
jam), jumlah makan jauh lebih besar daripada yang dimakan kebanyakan orang
pada waktu dan situasi yang serupa. Perasan hilang kendali terhadap makan
selama episode tersebut (misalnya merasa tidak dapat menghentikan makan atau
mengendalikan apa atau berapa banyak yang dimakannya).
2. Perilaku kompensasi yang relevan yang tidak layak untuk mencegah
kenaikan berat badan, seperti muntah diinduksikan sendiri, penyalahgunaan
laksatif, enema, atau medika lain, puasa, atau olahraga berat.
3. Pesta makan dan perilaku kompensasi yang tidak sesuai, keduanya terjadi dengan
rata-rata sekurangnya dua kali dalam seminggu selama 3 bulan.
4. Pemeriksaan diri sendiri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat
badan.
5. Gangguan tidak terjadi semata mata selama episode anoreksia nervosa.
11
5. Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema.
6. Hematologys : leucopenia
7. Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defesiensi dari
seng ), depresi apatetik, gangguan kognitif ringan.
8. Rangka : osteoporosis.
9. Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan penyalahgunaan laksatif).
10. Metabolisme : kelainan elektrolit, terutama alkalosis hipokalemik,
hipokloremik, dan hipomagnesimia.
11. Pencernaan-gastrointestinal : peradangan dan pembesaran kelenjar liur dan
pancreas, dengan peningkatan amylase serum, erosi esophagus dan lambung,
usus disfungsional dengan dilatasi haustra.
12. Gigi: erosi enamel gigi, terutama bagian depan, dengan dengan kerusakan gigi
yang bersanngkutan.
13. Neuropsikiatrik : kejang (berhubungan dengan pergeseran cairan yang besar
dan gangguan elektrolit), neuropati ringan, kelelahan, dan kelemahan,
gangguan kognitif lainnya.
F. DIAGNOSIS BANDING
12
hiperaktifitas yang ditemukan pada anoreksia nervosa adalah direncanakan
dan merupakan ritual. Preokupasi dengan makanan yang mengandung kalori,
resep makanan dan persiapan pesta pencicipan makanan adalah tipikal pada
pasien anoreksia nervosa dan tidak ditemukan pada penderita gangguan
depresif. Dan pada pasien dengan gangguan depresif tidak memiliki ketakutan
yang kuat akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti yang dimiliki
oleh pasien anoreksia nervosa.
3. Sindroma.Kluver-Bucy.
Ciri patologis yang dimanifestasikan oleh sindroma Kluver-Bucy adalah
agnosia visual, menjilat dan menggigit yang kompulsif, memeriksa objek
dengan mulut, ketidakmampuan mengenali tiap stimulus, plasiditas,
perubahan perilaku seksual (hiperseksualitas), dan perubahan kebiasaan
makan, khususnya hiperfagia.
4. Sindroma.Kleine-Levin
Sindroma Kleine-Levin terdiri dari hipersomnia periodik yang berlangsung
dua sampai tiga minggu atau hiperfagia.
G. PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis adalah tidak baik untuk Anoreksia Nervosa. Pada
mereka yang telah mencapai berat badan ideal kembali, preokupasi dengan makanan
dan berat badan sering kali terus terjadi, hubung social sering kali buruk, dan banyak
pasien mengalami depresi. Namun respon jangka pendek pien terhadap hamper
semua program pengobatan rumh sakit adalah baik. indikator suatu hasil yang baik
adalah pengakuan rasa lapar, sedikit penyangkalan, kurangn imaturitas, dan
peningkatan harga diri.4,5,6
13
nervosa yang mampu melibatkan diri dalam pengobatan telah dilaporkan lebih dari 50
% yang mengalami perbaikan.5,6
H. TERAPI
1. Mengingat implikasi psikologi dan medis anoreksia nervosa yang sulit, suatu
rencana pengobatan harus menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika
diperlukan dan terapi individual serta keluarga adalah dianjurkan. Pendekatan
perilaku, interpersonal, dan kognitif pada beberapa kasus medikasi harus
dipertimbangkan.4,5,6
A. Perawatan di rumah sakit. Clinical harus memutuskan pasien mana yang harus
diberi perawatan di rumah sakit, dan yang tidak harus. 4,5,6
1. Kehilangan energi yang banyak, pada umumnya, pasien anoreksia
nervosa yang berada 20% di bawah berat badan yang diharapkan
untuk tinggi badannya adalah dianjurkan untuk program rawat inap,
dan pasien yang berada 30% di bawah berat badan yang diharapkan
memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik yang terentang dari dua
sampai 6 bulan..
14
4. Assessment yang berhati-hati dan penatalaksanaan masalah kesehatan
dan gangguan kejiwaan lainnya.
jika pasien tidak lagi tirah baring, pasien harus diawasi selama
2 jam setelah makan. Hal ini dilakukan agar pasien tidak memuntahkan
makanannya.
15
Amitrypline, dimulai dengan dosis 50mg/hari dan dinaikan perlahan-lahan
sampai 150mh/hari. Obat ini terbukti bermanfaat untuk pasien anoreksia
nervosa, biasanya pasien mengalami panaikan berat badan, biasanya
digunakan untuk pasien dengan gangguan depresi.
16
A. Psikoterapi
Ada tiga langkah mengatasi Bulimia Nervosa, yaitu :
1. Memberi kepercayaan kepada pasien sehingga pasien mau bekerjasama dalam
pengobatan.
2. Menghentikan kebiasaan makan yang salah dan episode muntah serta diare.
3. Mempertahankan dan mendorong pasien kepada kondisi yang lebih baik, oleh
karena kambuh kembali sangat besar.
17
mudah berulang kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan
memberikan rasa percaya diri kepada pasien terhadap penampilan dan berat
badannya.
E. Farmakoterapi.
Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), serotonin spesipik re–
uptake inhibitor (SSRI) yaitu fluoksetin (prozac) dan penghambat monoamin
oksidase (MAOI) yaitu fenelzin (Nardil) bermanfaat untuk mengobati depresi pada
bulimia nervosa.Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program terapi
yang menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi
dapat diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.
BAB III
KESIMPULAN
18
gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri serta terjadi
pada orang dengan angka gangguan mood dan gangguan pengendalian impuls yang
tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada orang yang memiliki resiko gangguan
berhubungan dengan zat dan gangguan kepribadian, memiliki angka gangguan
kecemasan dan gangguan dissosiatif yang meningkat dan riwayat penyiksaan seksual.
Sehingga menimbulkan bermacam komplikasi yang serius bahkan dapat
menyebabkan kematian. Oleh karena itu penderita anoreksi nervosa membutuhkan
pengobatan medis dan psikis yang menyeluruh, yaitu perawatan di rumah sakit jika
diperlukan, terapi individual serta keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
LA Via M, Marcus M. Eating disorders. Dalam: Daley DC, Salloum IM, editor.
Clinician’s guide to mental illness. Ed. Internasional. Boston: McGraw-Hill;
2001. Hal.231-47.
19
Halgin RP, Whitbourne SK. Eating disorder an impulse – control disorder. Dalam:
Abnormal psychology, clinical perspective on psychological disorsders.
Boston: McGraw-hill;2003.hal.456-64.
Cameron AD. Eating disorders. Dalam: Psychiatry. Ed. Ke-2. Edinburgh: Mosby;
2006. Hal 121-3.
Becker AE. Eating disorder. Dalam: Stern TA, Herman JB, editor. Massachusets
general hospital psychiatry update and board preparation. Ed. Ke-2 New
York: McGraw-Hill;2004.hal. 165-71.
Stevens Vm, dkk Eating Disorder and obesity. Dalam: Behavioral science. St.Louis:
Mosby; 2004. Hal.139-44.
Puri BK, Laking PJ, Treasden IH. Eating disorders. Dalam: Textbook of
Psychiathry.Ed. Ke-2. Edinburgh: Churchil-Livingstone; 2002. Hal.363-76.
Farkas TA. Anoreksia nervosa [on line]. 2006 august.1 [diakses 14 september 2013];
Tersedia dari : www.emedicine.com
20