Anda di halaman 1dari 33

GANGGUAN MAKAN

ANEROKSIA NERVOSA
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
PENDAHULUAN
Setiap orang saat ini terlihat begitu memperhatikan berat badan dan karena
kebanyakan orang pernah melakukan diet setidaknya sekali, sangat susah untuk
menyatakan diet yang normal dan diet yang dapat membahayakan dan kebahagiaan

Menurut data yang dikutip situs womenfitness.com, sekitar 30 persen penderita


anoreksia mengalami gangguan ini seumur hidup, dan hampir semuanya pernah
mengalami fase yang membahayakan nyawa mereka . Setiap dua ratus perempuan
dalam populasi umum, satu hingga enam orang akan diserang anoreksia. Lima
hingga delapan belas persen dari penderita akan meninggal akibat gangguan ini.
Anorexia merupakan penyebab kematian utama di antara orang-orang yang mencari
bantuan psikiater .
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Anoreksia (anorexia) berasal dari bahasa Yunani
an-, yang artinya “tanpa” dan orexis artinya
“hasrat untuk”. Anoreksia memiliki arti “tidak
memiliki hasrat untuk (makan)”, Anoreksia nervosa
adalah gangguan makan yang mengancam jiwa
yang ditandai dengan penolakan klien untuk
mempertahankan berat badan normal yang
minimal . Anoreksia Nervosa merupakan sebuah
penyakit kompleks yang melibatkan komponen
psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal
Epidomologi

Anoreksia nervosa telah dilaporkan lebih sering terjadi pada beberapa decade
belakangan ini dibandingkan di masa lalu, dengan meningkatnya laporan gangguan pada
anak perempuan prapubertas dan pada laki-laki. Usia yang tersering untuk onset
gangguan adalah pada awal 20 tahun. Anoreksia nervosa diperkirakan terjadi pada kira-
kira 0.5 sampai 1 persen gadis remaja. Gangguan ini terjadi 10 sampai 20 kali sering pada
wanita dibanding laki-laki.
Etiologi

Faktor biologis, sosial, dan psikologi terlibat dalam penyebab anoreksia nervosa.
Beberapa bukti menyatakan tingginya angka kesesuaian pada kembar monozigotik
dibandingkan kembar dizigotik. Saudara perempuan dari anoreksia nervosa
kemungkinan terkena, tetapi hubungan tersebut dapat lebih mencerminkan
pengaruh sosial dibandingkan faktor genetik.
Secara neurokimiawi, turn over dan aktivitas norepinefrin yang menurun
diperkirakan oleh penunrunan 3 methoxy-4-hydroxypnehylglycol (MHPG) pada urin
dan cairan serebrospinalis beberapa anoreksia nervosa. Suatu hubungan terbalik
ditemukan antara MHPG dan depresi pada pasien dengan anoreksia nervosa
Patogenesis

BIologIs

Keturunan pertama wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi
dari pada populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan kepada pusat
pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus
untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan
walaupun model biologis ini masih dalam tahap perkembangan

Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut cenderung


terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentangan genetik muncul yang dipicu oleh diet
yang tidak tepat atau stress emosional.
Perkembangan

Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini bahwa
penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap kehidupan ini .
Keterlibatan faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa penderita anoreksia
cenderung wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga yang bergerak
keatas yang menenkankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini menyebabkan
tuntutan dan harapan keluarga yang menimbulkan stress, dan dalam konteks ini,
penolakan wanita untuk makan mungkin tampaknya (tanpa disadari) sebagai cara
menunjukkan kendali.

LIngkungan
Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami
gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan makan sering
dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan keluarga
dengan konflik.
PsIkologIs

Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan sekelompok gejala


psikologi seperti rigiditas, kehati-hatian, Aspek psikologi anoreksia nervosa yang mendominasi
adalah keinginan yang kuat untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya
didahului oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan mood dan perubahan perilaku. Penurunan
berat badan biasanya dipicu oleh krisis yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi atau
kecelakaan interpersonal traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut
sampai tidak terkontrol

Pada situasi remaja meghadapi perceraian orang tau atau situasi lainnya remaja
mengalami kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan menjadi sebuah
area yang dapat melatih kontrol individu.
Sosiokultural

Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di


Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan
pengendalian terhadap tubuh seseorang menjadi indikator untuk
evaluasi diri. Di Amerika Serikat kelebihan berat badan dianggap
sebagai tanda kemalasan, kurang kontrol diri atau mendapatkan
tubuh yang sempurna disamakan dengan cantik
Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih
dari 500-700 kalori dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak
200 kalori, namun mereka merasa yang dimakan sudah cukup
memadai untuk kebutuhan hidup mereka. Walaupun melakukan
pembatasan, banyak penderita anoreksia mengalami preokupasi
atau terobsesi oleh makanan dan sering masak untuk keluarga.
Individu yang mengalami gangguan makan dapat melakukan
berbagai perilaku pengurasan termasuk latihan olahraga yang
berlebihan. Menggunakan diuretik yang diresepkan dan dijual
bebas, pil diet, laktasif dan steroid.
Manifestasi Klinis
Ada 2 tipe anoreksia nervosa : Gejala klinis/Symptom :
◦ Gejala yang predominan adalah ketakutan yang
sangat akan kenaikan berat badan, sampai terjadi
phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap
◦ Tipe terbatas : individu dengan tipe makanan disertai dengan penyalahartian dari body
image, banyak pasien merasa diri mereka sangat
ini menghindari makan berlebihan, gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat kurus.
mereka biasanya menyediakan ◦ Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyai
makan sendiri obsessive compulsive behavior, misalnya mereka
sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, pasien
cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan
pada diagnosis gangguan kepribadian. (
◦ Tipe binge : individu ini dapat makan ◦ Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukkan
dimana saja, akan tetapi selesai perilaku yang aneh tentang makanan. Seperti
makan ia akan segera memuntahkan menyembunyikan makanan, memotong makanan
menjadi potongan kecil-kecil. (1,2,3,4)
makanannya di kamar mandi, ◦ Gangguan tidur dan gangguan depresi pada
menggunakan pencuci perut atau umumnya.
memperlancar buang kotoran. ◦ Muntah yang dipaksakan.
◦ Biasanya aktifitas dan program olahraga yang
berlebihan.
Diagnosis

◦ Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :


Ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau
dipertahankan oleh penderita.
◦ Untuk diagnosis pasti dibutuhkan semua hal-hal dibawah ini :
 Berat badan tetap dipertahankan 15% dibawah yang seharusnya (baik yang berkurang maupun
yang tak pernah dicapai).
 Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan makanan yang
mengandung lemak dan salah satu dari hal-hal seperti merangsang muntah oleh diri sendiri,
 Terdapat distorsi “body image” dalam bentuk psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan
gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian berlebihan terhadap berat badan yang
rendah.
 Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-pituitary-gonadal axis,
dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria sebagai kehilangan minat dan
potensi seksual
 Jika onset terjadinya pada masa prapubertas, perkembangan pubertas, tertunda, atau dapat
juga tertahan , Pada penyembuhan, pubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat.
Diagnosis Banding

Diagnosis banding anoreksia nervosa dipersulit oleh


penyangkalan pasien terhadap gejala, kerahasiaan Skizofrenik (waham mengenai makanan)
seputar ritual makan mereka yang aneh, dan penolakan
untuk mencari terapi. Dengan demikian, Cenderung merasa makanannya diracuni,
pengidentifikasian mekanisme penurunan berat badan tidak memiliki rasa takut yang patologis
dan pikiran mengenai distorsi citra tubuh mungkin sulit. terhadap obesitas, memiliki kebiasaan
Gangguan depresif makan yang aneh tapi tidak memiliki
Perbedaan : berkurangnya nafsu makan, tidak memiliki semua sindrom anorexia nervosa
ketakutan terhadap obesitas atau gangguan citra tubuh
Anorexia nervosa : memiliki nafsu makan normal dan
merasa lapar
Bulimia nervosa
Somatisasi
Fluktuasi berat badan, muntah, dan penanganan
Memakan segala makanan yang
makanan yang aneh, penurunan berat badan tidak diinginkan, tetapi setelah itu, makanan
separah anorexia nervosa, tidak memiliki rasa takut yang dimakan akan dimuntahkan kembali
yang patologis akan memiliki berat badan yang
berlebih
dengan menggunakan pencahar.
Penatalaksanaan

Psikoterapi Dinamik
Memandang dampak medis dan psikologik anoreksia nervosa Psikoterapi ekspresif-suportif yang dinamik kadang-
yang rumit, disarankan melakukan rencana terapi yang kadang digunakan untuk terapi pasien anoreksia nervosa,
komprehensif termasuk rawat inap di rumah sakit, jika diperlukan
tetapi resistensi pasien bisa membuat proses menjadi sulit
dan terapi individual maupun keluarga.
dan harus dilakukan seksama. . Fase pembukaan proses
Pertimbangan pertama di dalam terapi anoreksia adalah psikoterapi harus diarahkan untuk membangun hubungan
mengembalikan keadaan gizi pasien. Dehidrasi, kelaparan, dan
terapeutik. Pasien akan mungkin merasakan interpretasi awal
ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan masalah
kesehatan yang serius serta pada beberapa kasus dapat seolah-olah seseorang mengatakan pada mereka apa yang
menyebabkan kematian benar-benar mereka rasakan sehingga yang sebenarnya
dirasakan sendiri menjadi minimal dan tidak berlaku lagi.
Adapun beberapa terapi untuk pasien anoreksia nervosa seperti
:
Diatas semua itu, psikoterapis harus fleksibel, persisten, dan
tahan lama dalam menghadapi kecenderungan pasien
Psikoterapi mengalahkan semua upaya untuk membantu mereka.
Terapi Perilaku-Kognitif
Farmakoterapi
Terapi perilaku ternyata efektif untuk peningkatan berat badan.
Pantauan adalah komponen penting pada terapi perilaku-kognitif. Sejumlah laporan mendukung penggunaan
Pada metode ini, pasien belajar berpikir dan membuat strategi untuk cyproheptadine (periactin), suatu obat dengan antihistaminic
menghadapi masalah interpersonal serta masalah yang berkaitan dan antiserotonergik, untuk pasien dengan tipe anoreksia
dengan makanan. nervosa yang membatasi. Obat lain yang dicobakan kepada
Terapi Keluarga pasien anoreksia nervosa dengan beragam hasil seperti
clomipramine (anafranil), pimozide (orap), dan
Analisis keluarga harus dilakukan pada semua pasien anoreksia
nervosa yang tinggal bersaama keluarganya. Berdasarkan analisis chlorpromazine (thorazine). Percobaan fluoxetine (Prozac)
ini, penilaian klinis dapat dibuat untuk menentukan jenis terapi dalam beberapa laporan menyebabkan kenaikan berat
keluarga atau konseling yang disarankan. badan,.
Prognosis

Pada pemantauan jangka panjang


didapatkan sekitar separuh penderita dapat
mencapai berat badan normal. Dua puluh
persen membaik tetapi dengan berat badan
kurang. Dua puluh persen tetap dengan
anoreksia, lima persen menjadi obes dan
enam persen meninggal. Kematian biasanya
disebabkan oleh kelaparan (terutama
karena aritmia jantung) dan bunuh diri.
KESIMPULAN
Anoreksia nervosa adalah suatu bentuk
ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat
badan atau menolak untuk mempertahankan berat
badan pada atau diatas berat badan normal
minimal menurut usia dan tinggi badan, dan
mengalami gangguan dalam cara memandang
berat atau bentuk badannya sendiri. Sehingga
menimbulkan bermacam komplikasi yang serius
bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena
itu penderita anoreksia nervosa membutuhkan
pengobatan medis dan psikis yang menyeluruh,
yaitu perawatan di rumah sakit jika diperlukan,
terapi individual serta keluarga.
GANGGUAN CEMAS YTT
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
Laporan Kasus : Gangguan Anxietas
YTT
IDENTITAS PASIEN RIWAYAT PSIKIATRI
◦ Nama : Ny. S Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan
alloanamnesis dari :
◦ No. RM : 178194
◦ Nama : Tn. M
◦ Umur : 30 tahun
◦ Umur : 32 tahun
◦ Alamat : Makassar
◦ Jenis kelamin : Laki-laki
◦ Agama : Islam
◦ Agama : Islam
◦ Suku : Makassar
◦ Pendidikan terakhir : Sarjana Komputer
◦ Status Perkawinan : Menikah
◦ Pekerjaan : Programmer sebuah perusahaan
◦ Pendidikan : SMA
◦ Alamat : Makassar
◦ Pekerjaan : IRT
◦ Hubungan dengan pasien : Suami pasien
◦ Tanggal Pemeriksa : 5 September 2019
LAPORAN PSIKIATRI
Keluhan Utama:
Cemas
Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang pasien perempuan masuk ke Poli RSKD Dadi untuk pertama kalinya
diantar oleh suaminya dengan keluhan cemas. Keluhan cemas dialami sejak 2 bulan
yang lalu, memberat 1 minggu terakhir. Pasien selalu merasa cemas ketika suaminya
akan keluar rumah, lama mengangkat telfonnya dan terlebih jika suaminya telat
pulang kerja. Pasien kadang berjalan mondar-mandir ketika gejala cemas timbul tapi
tidak pernah mendengar suara bisikan dan halusinasi juga tidak ada. Akhir-akhir ini
nafsu makan pasien menurun dan tidur semakin berkurang
Awal perubahan perilaku kurang lebih terjadi pada tahun 2015 saat pasien bercerai dari
suami pertamanya karena berselingkuh dengan teman kerja dikantor, usia pernikahan
pertamanya kurang lebih hanya 3 tahun dan belum dikaruniai anak. Sejak itu pasien mulai
merasa selalu curiga pada pasangannya.
◦ Pasien merasa takut hubungan di masa lalunya akan terulang kembali di pernikahan yang
keduanya ini. Pasien juga mengaku memiliki sikap egois untuk diikuti kemauannya
misalnya pasien selalu ingin dikabari suami jika suami diluar rumah dan pasien membatasi
pergaulan suami, Hubungan pasien dengan keluarga, suami, dan lingkungan tempat
tinggal sebelum awal perubahan perilaku dan setelah perubahan perilaku terjalin dengan
baik.
◦ Hendaya Disfungsi
Hendaya Sosial : Terganggu
Hendaya Pekerjaan : Terganggu
Hendaya waktu senggang : Terganggu
◦ Faktor Stressor Psikososial
Pasien bercerai dari suami pertamanya karena berselingkuh dengan teman kerja
dikantor.
Riwayat Gangguan Sebelumnya

◦ Riwayat penyakit dahulu :


Penyakit Infeksi (-)
Kejang (-)
Trauma (-)

◦ Riwayat penggunaan NAPZA :


Merokok (-)
Alkohol (-)
Obat – obatan (-)

◦ Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya:


Tidak ada riwayat menderita keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal


Pasien lahir cukup bulan dan normal di bantu oleh bidan. Waktu kecil pasien
mendapatkan ASI eksklusif. Berat badan lahir normal, riwayat kejang dan infeksi
pada saat bayi tidak ada.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (1 – 3 tahun)
Tumbuh kembang pasien normal seperti anak lain seusianya. Pasien tidak
mengalami keterlambatan dalam perkembangan.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( 4 – 11 tahun )
Pasien bersekolah di Sekolah Dasar, pasien mampu mengikuti pelajaran sekolah,
pergaulan pasien dengan teman seusianya juga baik
4. Riwayat Masa Remaja (Usia 15-18 tahun)
Pendidikan terakhir pasien SMA. Interaksi bersama temannya terjalin dengan
baik.
5. Riwayat Masa Dewasa
Dimasa ini pasien menikah pada usia 22 tahun, namun tidak lama kemudian kurang lebih
3 tahun bersama pasien bercerai karena suami pertama berselingkuh dengan teman kerja
dikantornya karena alasan suami merasa tidak kuat dengan sikap egois yang dimiliki pasien
untuk selalu diikuti kemauannya misalnya pasien selalu ingin dikabari suami jika suami diluar
rumah dan membatasi pergaulan suami. Saat ini pasien telah menikah kembali dan pasien
merasa takut hubungan di masa lalunya akan terulang kembali di pernikahan keduanya ini.
Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan jenjang pendidikan SMA
Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak pernah bekerja, hanya sebagai IRT
Riwayat Pernikahan
Pada tahun 2012 pasien menikah, namun pada tahun 2015 bercerai karena suaminya
berselingkuh dengan teman kerja dikantornya. Pada akhir tahun 2018, pasien telah menikah
kembali dan takut hubungan di masa alunya akan terulang kembali.
Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam. Pasien kurang melaksanakan ibadah .
Riwayat Kehidupan Keluarga

Anak ke 3 dari 3 bersaudara (♂,♀,♀). 2. Riwayat Penyakit yang sama dalam


Hubungan pasien dengan keluarga baik, Keluarga
pasien tinggal bersama suami, bapak, Tidak ada riwayat keluarga dengan
ibu, kakanya, ipar dan 1 orang penyakit dan keluhan yang sama
ponakannya.
3. Situasi Kehidupan Sekarang
1. Genogram
Pasien tinggal bersama suami dan
Keterangan : keluarga intinya, pasien tidak bekerja,
: Laki-Laki dirumah pasien dibantu ibunya dalam
mengurus pekerjaan rumah dan biasa
: Perempuan
pasien menjaga keponakannya bila
: Pasien kakaknya kerja, suami pasien bekerja
: Meninggal disalah satu perusahaan swasta
4. Persepsi Pasien Tentang Diri dan
Kehiduapnnya
Pasien menyadari dirinya sakit dan
perlu pengobatan.
PEMERIKSAAN FISIK DA
N NEUROLOGI
◦ Status Internus ◦ Status Neurologi

Keadaaan umum pasien tampak Gejala rangsang selaput otak :


baik, gizi cukup, kesadaran compos kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-),
mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm,
nadi 85 kali/menit, frekuensi reflex cahaya (+)/(+). Fungsi motorik
pernapasan 20 kali/menit, suhu tubuh dan sensorik keempat ekstremitas
36,5oC, konjungtiva tidak anemis, dalam batas normal, dan tidak
sklera tidak ikterus. Jantung dan paru – ditemukan reflex patologis.
paru dalam batas normal, abdomen
dalam batas normal, ekstremitas atas
dan bawah tidak ada kelainan.
PEMERIKSAAN STATUS MENT
AL
Deskripsi umum

1. Penampilan : Seorang perempuan datang dengan baju berwarna hitam dan


memakai celana jeans, wajah sesuai umur (30 tahun), perawakan tubuh dalam batas
normal, kulit sawo matang dan perawatan diri cukup.
2. Kesadaran : Baik
3. Perilaku dan aktifitas psikomotor : Tenang
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, kesan semangat dan cepat, intonasi biasa
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
Keadaan afektif Gangguan Persepsi dan Pengalaman Diri
◦ Halusinasi :
Mood : Cemas
- Visual : Tidak ada
Afek : Appropriate / sesuai - Auditorik : Tidak ada
Empati : Dapat dirabarasakan ◦ Ilusi : Tidak ada
◦ Depersonalisasi : Tidak ada
Fungsi Intelektual (Kognitif) ◦ Derealisasi : Tidak ada
1. Taraf pendidikan Proses Berfikir
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien -Produktivitas : Spontan
sesuai dengan tingkat pendidikannya yakni lulusan -Kontuinitas: Relevan
SMA -Hendaya berbahasa : Tidak ada 
2. Orientasi -Isi pikiran :

Waktu : Baik Preokupasi : Ada, pasien merasa cemas jika suaminya lambat
mengangkat telfonnya dan terlambat pulang kerja
Tempat : Baik -Gangguan isi pikir : Tidak ada
Orang : Baik Pengendalian Impuls : Baik selama wawancara
3. Daya ingat Daya Nilai dan Tilikan
Norma Sosial : Baik
Jangka panjang : Baik
Uji Daya Nilai : Baik
Jangka pendek : Baik
Penilaian Realitas : Baik
Jangka segera : Baik Tilikan :
4. Konsentrasi dan Perhatian : Tidak terganggu Derajat V ( Menyadari penyakitnya dan faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam
5. Pikiran abstrak : Baik perilaku praktisnya)
6. Bakat Kreatif : Tidak ada Taraf Dapat Dipercaya
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik Dapat dipercaya
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

◦ Seorang pasien perempuan 30 tahun masuk ke Poli


RSKD Dadi dengan keluhan cemas sejak 2 bulan yang
lalu, memberat 1 minggu terakhir.

◦ Pasien sering merasa lemas, jantung berdebar-debar,


keringat dingin, dan kadang tangannya gemetaran.

◦ Pasien selalu merasa cemas ketika suaminya akan


keluar rumah, lama mengangkat telfonnya dan terlebih
jika suaminya telat pulang kerja.

◦ Awal perubahan perilaku kurang lebih terjadi pada


tahun 2015 saat pasien bercerai dari suami pertamanya
karena berselingkuh dengan teman kerja dikantor.
 
E V A L U A S I M U L T I A K S I A L (Sesuai PPDGJ-III)
Aksis I :
Dari autoanamnesis dan alloanamnesis ditemukan adanya gejala klinis bermakna yaitu
pasien sering merasa cemas berlebihan, merasa lemas, jantung berdebar-debar, keringat
dingin, kadang tangannya gemetaran sehingga nafsu makan menurun dan tidur semakin
berkurang. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya dan keluarga serta
terdapat hendaya (dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan, dan penggunaan waktu
senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan Jiwa.
Dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan sehingga
kelainan organik dapat disingkirkan dan dikategorikan sebagai Gangguan Jiwa Non
Psikotik Non Organik. Pada pasien ditemukan adanya rasa cemas yang berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan yang terbatas. pasien
merasa cemas hanya ketika suami lama mengangkat telfonnya atau telat pulang kerja dan
mencakup gejala-gejala kecemasan kepada suami akan berselingkuh seperti suami
pertamanya.
Berdasarkan pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ III) diagnosis
pasien masuk dalam kategori Gangguan Anxietas YTT (F41.9).
Pasien didiagnosis banding dengan :
Gangguan Anxietas Menyeluruh (F41.1)
Gangguan cemas menyeluruh (GAD, Generalized anxiety disorder) merupakan kondisi
gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebih dan tidak
rasional bahkan kadang tidak realistis terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.
Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan. 1
Aksis II :
Ciri kepribadian tidak khas
Aksis III :
Tidak ditemukan kelainan
Aksis IV :
Stressor psikososial masalah di pernikahan pertama
Aksis V :
GAF Scale saat ini : 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).
DAFTAR MASALAH PROGNOSIS

◦ Organobiologik ◦ Prognosis : Bonam


Tidak ditemukan kelainan fisik ◦ Faktor yang mendukung kearah
bermakna, namun karena terdapat prognosis baik:
ketidakseimbangan neurotransmitter
- Tidak ada kelainan organik
maka memerlukan psikofarmakoterapi.
- Tidak ada riwayat yang sama
◦ Psikologi
dalam keluarga
Ditemukan adanya masalah - Pasien merasa sakit dan ingin
psikologi sehingga pasien memerlukan berobat
psikoterapi.
- Dukungan keluarga yang
◦ Sosiologik
kooperatif
Ditemukan adanya hendaya dalam
waktu senggang maka membutuhkan
sosioterapi
RENCANA TERAPI
Psikofarmakoterapi Sosioterapi
Alprazolam 0,25 mg/8 jam/oral Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat
Psikoterapi pasien sehingga bisa menerima keadaan pasien dan
memberikan dukungan moral serta menciptakan
Suportif lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan dan keteraturan pengobatan.
Ventilasi
Memberikan dukungan kesempatan kepada pasien
untuk menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan
sehingga beban pikiran pasien bisa berkurang.
Cognitive Behavioral Therapy
Memberikan dukungan dari keluarga kepada pasien
untuk dapat membantu pasien dalam memahami dan
menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan
pengertian mengenai penyakitnya seperti ketika cemas
datang sebaiknya pasien tenangkan diri atau bertanya
pendapat ke orang lain. memberitahu manfaat
pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin
timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien
supaya mau minum obat secara teratur
FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien


dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang
diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang
diberikan.
PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTA
KA
Berdasarkan kasus diatas, pada pasien ditemukan adanya rasa cemas yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan yang
terbatas. Dan mencakup adanya gejala-gejala pasien mengalami ketegangan motorik
seperti jari gemetaran dan pasien juga mengalami overaktivitas otonomik, yaitu
pasien merasa lemas, dadanya berdebar-debar, dan berkeringat dingin sehingga
berdasarkan pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ III) diagnosis
pasien masuk dalam kategori Gangguan Anxietas YTT (F41.9).
Gangguan anxietas adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak pada
tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu atau takut. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kecemasan (anxiety) Salah satunya adalah Pengalaman
negatif pada masa lalu sebab utama dari timbulnya rasa cemas kembali yaitu
timbulnya rasa tidak menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi
pada masa mendatang .

Anda mungkin juga menyukai