Anda di halaman 1dari 23

GANGGUAN MAKAN

dr. L. F. Joyce Kandou, SpKJ


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Manado
GANGGUAN MAKAN
 Gangguan makan dikarakteristik oleh adanya tanda
gangguan pada kebiasaan makan.
 Gangguan makan mayor adalah anorexia nervosa
dan bulimia nervosa
ANOREXIA NERVOSA
Suatu kondisi serius dan fatal yang kemungkinan besar
dikarakteristik oleh adanya gangguan pada gambaran tubuh
dan pemaksaan diri untuk membatasi diet yang selalu
berakhir dengan malnutrisi yang serius.

 Terdapat dua tipe dari anorexia nervosa:


1. Restricting type (no binge eating)
2. Purging type (binge eating)
ANOREXIA NERVOSA
EPIDEMIOLOGI
 Onset selalu diantara usia 10 dan 30 tahun; seringkali berhubungan dengan kehidupan yang stress.
 Rasio pria dan wanita adalah 1:10 sampai 1:20.
 Sebagian besar biasanya pada profesi yang memerlukan tubuh yang kurus (e.g, modeling, balet) dan
di negara berkembang.
ETIOLOGI
 Biologis  Indeks yang lebih tinggi pada kembar monozigotik dibandingkan pada kembar dizigotik.
Meningkat pada keluarga depresi, ketergantungan alkohol, atau gangguan makan yang sudah ada.
Predisposisi genetik boleh menjadi salah satu faktor.
 Psikologis  Muncul menjadi reaksi yang menuntut untuk kebebasan dan pergaulan atau fungsi
seksual dalam masa remaja.
 Sosial  Adanya perhatian masyarakat terhadap badan yang kurus dan olahraga. Pasien boleh
menjadi tertutup tetapi akan terdapat masalah dalam hubungan dengan orang tua.
ANOREXIA NERVOSA
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Anorexia Nervosa
A. Refusal to maintain body weight at or above a minimally normal weight for age and height (e.g.,
weight loss leading to maintance of body weight less than 85% of that expected; or failure to make
expected weight gain during perlod of growth, leading to body weight less than 85% of that
expected).
B. Intense fear of gaining weight or becoming fat, even though underweight.
C. Disturbance in the way in which one’s body weight or shape is experienced, undue influence of body
weight or shape on self-evaluation, or denial of the seriousness of the current low body weight.
D. In postmenarcheal females, amenorrhea (i.e., the absence of at least three consecutive menstrual
cycles). A woman is considered to have amenorrhea if her periods occur only following hormone
(e.g., estrogen) administration.
Specify type:
 Restricting type: during the current episode of anorexia nervosa, the person has not regularly
engaged in binge-eating or purging behavior (i.e., self induced vomiting or the misuse of laxatives,
diuretics, or enemas)
 Binge-eating/purging type: during the current episode of anorexia nervosa, the person have regularly
engaged in binge-eating or purging behavior (i.e., self-induced vomiting or the misuse of laxatives,
diuretics, or enemas)
ANOREXIA NERVOSA
DIAGNOSIS BANDING
1. Kondisi dan zat-zat medis yang digunakan pada suatu penyakit. Penyakit
(e.g., kanker, tumor otak, gangguan gastrointestinal, penyalahgunaan obat) dapat
menghasilkan penurunan berat badan.
2. Depresi. Pasien mengalami penurunan nafsu makan; pasien dengan anorexia
nervosa menuntut untuk mempunyai suatu nafsu makan yang normal dan merasa
lapar (kehilangan nafsu makan pada suatu penyakit terjadi belakangan). Tidak ada
keasyikan dengan mengkonsumsi kalori dari makanan. Tidak ada perasaan takut
untuk mengalami obesitas atau kerusakan penampilan tubuh. Komorbid depresi
mayor atau dysthymia ditemukan 50% dari pasien dengan anorexia.
3. Gangguan somatik. Kehilangan berat badan tidak berat; tidak ada kelainan berupa
rasa takut terhadap kelebihan berat badan; amenorrhea luar biasa.
4. Schizophrenia. Waham mengenai makanan (e.g., pasien percaya bahwa makanan
itu racun). Pasien jarang takut untuk menjadi gemuk dan tidak hiperaktif.
5. Bulimia nervosa. Pasien jarang mengalami kehilangan berat badan lebih dari
15%. Bulimia nervosa berkembang dalam 30 sampai 50% dari pasien dengan
anorexia nervosa dalam 2 tahun dengan onset anorexia nervosa.
ANOREXIA NERVOSA
TATALAKSANA
 Rawat Inap untuk memperbaiki keadaan gizi pasien. Pasien yang berat badannya
20% di bawah perbandingan berat badan yang diinginkan terhadap tinggi mereka
dianjurkan untuk mengikuti program inpatient, dan pasien yang berat badannya 30% di
bawah berat badan yang diinginkan membutuhkan hospitalisasi psikiatrik dalam jangka
waktu 2 sampai 6 bulan.
 Psikologis.
 Terapi kognitif-behavioral. Pasien diajarkan untuk memonitor intake makanan, perasaan
dan emosi mereka , kebiasaan mereka yang makan dan memuntahkan kembali, dan
problem mereka terhadap hubungan interpersonal mereka. Pasien juga diajarkan untuk
berpikir sendiri dan untuk menantang inti kepercayaannya (i.e., restruktur kognitf). Pasien
belajar bagaimana untuk berpikir bersambungan dan memikirkan strategi untuk mengatasi
hubungan mereka dengan makanan dan problem interpersonal (pemecahan masalah).
 Psikoterapi Dinamik. Karena pasien memandang gejala mereka merupakan suatu yang
spesial bagi mereka, pemberi terapi harus melarang penanaman yang berlebihan dalam
mencoba untuk mengganti kebiasaan makan mereka
 Terapi Keluarga. Analisisnya bahwa keluarga akan menyelesaikan segala masalah anorexia
nervosa pasien yang tinggal dengan keluarga mereka.
ANOREXIA NERVOSA
TATALAKSANA
 Farmakologis
 Beberapa laporan mendukung penggunaan cyproheptadin (Periactin),
yang dapat meningkatkan berat badan.
 Obat-obat lain yang telah dicoba dan memberikan hasil bervariasi antara
lain clomipramine (Anafranil), pimozide (Orap), dan chlorpromazine
(Thorazine).
 Percobaan menggunakan fluoxetine (Prozac) telah dilaporkan
meningkatkan berat badan, dan zat-zat serotonergik mungkin juga
berguna.
 Antidepresan diberikan jika disertai depresi. Terdapat perhatian khusus
untuk penggunaan obat-obat trisiklik pada pasien dengan berat badan
rendah yang mengalami depresi, yang menjadi rentan menderita
hipotensi, aritmia, dan dehidrasi; namun resiko efek samping akan
berkurang seiring bertambahnya berat badan.
ANOREXIA NERVOSA
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
 Prosesnya sangat berbeda-beda, ada yang sembuh spontan tanpa
pengobatan, ada yang sembuh dengan bermacam-macam pengobatan,
fluktuasi proses kenaikan berat badan dapat diikuti dengan
kekambuhan kembali atau relaps, ada pula yang berangsur-angsur
memburuk dan berakhir dengan kematian yang disebabkan oleh
adanya komplikasi dari penderitaan/mati kelaparan.
 Satu studi menemukan bahwa pasien restricting type memiliki
kemungkinan yang kecil untuk sembuh dan kembali seperti semula
dibandingkan dengan pasien binge-eating/purging type.
 Kira-kira setengah dari pasien anorexia nervosa mempunyai gejala-
gejala bulimia, selalu dalam tahun pertama setelah onset.
BULIMIA NERVOSA
Mengonsumsi sejumlah besar makanan dalam waktu singkat yang
terjadi episodik, tidak terkontrol, kompulsif dan berlangsung cepat, yang
diikuti oleh memuntahkannya kembali, penggunaan laksatif atau
diuretik, berpuasa, atau olaraga berlebihan untuk mencegah
pertambahan berat badan.

 Terdapat dua tipe bulimia nervosa:


1. Tipe purging  beresiko terhadap komplikasi medis seperti
hipokalemia akibat muntah atau penggunaan laksatif dan alkalosis
hipokloremik.
2. Tipe nonpurging  cenderung tidak memperhatikan bentuk badan,
lebih jarang merasa cemas, dan cenderung menjadi obese
BULIMIA NERVOSA
EPIDEMIOLOGI
 Prevalensi sekitar 1% dari populasi umum, dan 1-3% pada wanita muda.
 Usia onset 16-18 tahun.
 Rasio pria:wanita adalah 1:10.

ETIOLOGI
 Biologis. Penelitian metabolik menunjukkan adanya penurunan aktivitas dan turnover
norepinefrin dan serotonin. Kadar plasma endorfin meningkat pada beberapa pasien
bulimia nervosa setelah mereka muntah, yang akan menjadikannya suatu kebiasaan.
Menurut DSM-IV-TR, terdapat peningkatan frekuensi pada kerabat tingkat pertama dari
penderita gangguan ini.
 Sosial. Masyarakat melebih-lebihkan keadaan tubuh yang langsing. Pasien cenderung
perfeksionis dan berorientasi hasil.
 Psikologis. Pasien memiliki kesulitan dengan tuntutan masa remaja, namun pasien
dengan bulimia nervosa lebih mudah marah, lebih mudah patah semangat, dan lebih
impulsif dibandingkan dengan pasien anoreksia nervosa.
BULIMIA NERVOSA
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Bulimia Nervosa
A. Recurrent episodes for binge eating. An episode of binge eating is characterized by both of the following :
1. Eating, in a discrete period of time (e.g., within any 2-hour period), an amount of food that is definitely larger
than most people would eat during a similar period of time and under similar circumstances
2. A sense of lack of control over eating during the episode (e.g., feeling that one cannot stop eating or control
what or how much one is eating)
B. Recurrent inappropriate compensatory behavior in order to prevent weight gain, such as self-induced vomiting;
misuse of laxatives, diuretics, enemas, or other medications; fasting; or excessive exercise.
C. The binge eating and inappropriate compensatory behaviors both occur , on average, at least twice a week for 3
months.
D. Self-evaluation is unduly influenced by body shape and weight.
E. The disturbance does not occur exclusively during episodes of anorexia nervosa.
Specify type :
 Purging type : during the current episode of bulimia nervosa, the person has regularly engaged in self-induced
vomiting or the misuse of laxatives, diuretics, or enemas
 Nonpurging type : during the current episode of bulimia nervosa, the person has used other inappropriate
compensatory behavior, such as fasting or excessive exercise, but has not regularly engaged in self-induced
vomiting or the misuse of laxatives, diuretics, or enemas
BULIMIA NERVOSA
DIAGNOSIS BANDING
1. Penyakit neurologis. Kejang yang menyerupai epilepsi, tumor sistem
saraf pusat, sindrom Kluver-Bucy (peningkatan aktivitas oral dan
seksual), sindrom Kleine-Levin (hipersomnia, peningkatan nafsu
makan).
2. Gangguan kepribadian borderline. Pasien kadang-kadang makan
berlebihan dalam waktu singkat, namun disertai tanda lain dari
gangguan ini.
3. Gangguan depresif. Pasien jarang memiliki sikap yang tidak wajar
terhadap makanan.
BULIMIA NERVOSA
TATALAKSANA
 Rawat inap. Gangguan keseimbangan elektrolit, alkalosis metabolik, dan percobaan
bunuh diri memerlukan rawat inap di rumah sakit. Perhatian khusus harus diberikan pada
komplikasi fisik dari bulimia (misalnya pengeroposan gigi dan esofagitis), yang beberapa
diantaranya dapat mengancam jiwa.
 Psikologis
 Terapi kognitif-behavioral. Pertimbangkan sebagai penanganan pertama untuk bulimia nervosa,
umumnya memerlukan 20 sesi dalam 5-6 bulan. Beberapa prosedur yang dilakukan bertujuan
untuk: (1) menghentikan siklus bingeing and dieting (makan berlebihan dan membatasi makan),
dan (2) merubah pandangan pasien tentang makanan, berat badan, bentuk tubuh, dan konsep diri
secara keseluruhan.
 Psikoterapi dinamis. Terapi psikodinamis mempunyai kecenderungan ke arah mekanisme
pertahanan yang projektif dan introjektif. Dalam kelakuan yang analog dengan pemisahan, pasien
membagi makanan menjadi 2 kategori; yaitu yang bergizi dan yang tidak sehat. Makanan yang
dianggap bernutrisi mungkin ditahan karena dianggap sebagai benda introjek, tapi makanan sisa
dianggap sebagai simbol kehancuran, kebencian, dan keburukan, dan semuanya itu ditunjukkan
dengan muntah.
BULIMIA NERVOSA
TATALAKSANA
 Farmakologi
 Antidepresan sepertinya menjadi lebih menguntungkan dari pada dalam
anoreksia nervosa. Imipramine, desipramine, trazodone, dan MAO dapat
mengurangi gejala menurut studi. Fluoxetine juga menguntungkan karena
dapat mengurangi minum – minum.
 Carbamazepine dan lithium tidak menunjukkan hasil yang memuaskan untuk
minum – minum, tapi digunakan untuk terapi pasien dengan gangguan mood.
BULIMIA NERVOSA
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
 Perjalanan penyakit umumnya kronis namun tidak terlalu
berbahaya saat tidak disertai gangguan keseimbangan
elektrolit dan alkalosis metabolik.
 60% pasien akan sembuh dengan perawatan; namun tingkat
kekambuhan dapat mencapai 50% dalam periode 5 tahun.
 Pada beberapa kasus, kesembuhan spontan dapat terjadi
dalam 1-2 tahun.
Gangguan makan yang tidak spesifik
DSM-IV-TR Diagnostic criteria for Eating Disorder Not Otherwise Specified.
 The eating disorder not otherwise specified categories is for disorder of eating that do not meet
the criteria for any specific eating disorder. Examples include:
1. For females, allof the criteria for anorexia nervosa are met except that the individual has regular
menses.
2. All of the criteria for anorexia nervosa are met except that, The spite significant weight loss, the
individual’s current weight is in the normal range.
3. All of the criteria for bulimia nervosa are met except that the binge eating and innappropriate
compensatory mechanisms occur at a frequency of less than twice a week or for a duration of
less than three months.
4. The regular use of innappropriate compensatory behaviour by an individual of normal body
weight after eating a small amounts of food (e.g., self-induced vommiting after the consumption
of two cookies).
5. Repeatedly chewing and spitting out, but not swallowing, large amounts of food.
 Binge-eating disorder: recurrent episodes of binge eating in the absence of the regular use of
innappropriate compensatory behaviours
OBESITAS
 Obesitas adalah suatu kondisi yang ditandai oleh akumulasi dari lemak pada tubuh.
 Obesitas dapat ditentukan bila berat badan sudah lebih dari 20% dari berat standard
yang sudah ditentukan.

EPIDEMIOLOGI
1. Lebih dari setengah penduduk USA adalah obesitas.
2. Obesitas lebih sering pada wanita daripada pria.
3. Obesitas 6 x lebih banyak pada wanita dengan sosioekonomi rendah daripada yang
sosioekonomi tinggi.
OBESITAS
ETIOLOGI
1. Biologi. Ada satu teori dimana ada gangguan pada signal metabolik pada hipotalamus sehingga seseorang terus
makan. Teori yang lain yaitu leptin, suatu hormon yang dibuat oleh sel lemak, beraksi sebagai termostat lemak.
2. Genetik. Sekitar 80% Pasien dengan obesitas mempunyai riwayat keluarga obesitas.

3. Aktifitas fisik. Kurangnya aktifitas fisik dalam kehidupan masyarakat menengah ke atas memainkan peranan
utama dalam perkembangan obesitas (kegemukan).
4. Obat-obatan psikotropik. Olanzapin antipsikotik atipikal (Zyprexa), Clozapine (Clozaril), dan Quetiapine memiliki
efek samping terhadap berat badan. Diantara pengatur mood, Lithium (Eskalith), Valproate (Depakene), dan
Carbamazepine (Tegretol) juga berhubungan dengan berat badan
5. Psikologis. Banyak orang yang menderita obesitas memiliki gangguan emosional, dan sesuai dengan
ketersediaan makanan dalam lingkungan mereka, belajar untuk menggunakan makan yang berlebihan sebagai
alat untuk menyelesaikan masalah-masalah psikologi.
6. Faktor-faktor klinis lainnya. Penyakit Cushing berhubungan dengan karakteristik distribusi lemak (adipositas
kerbau). Myxedema berhubungan denga berat badan yang diperoleh, meskipun tidak selalu. Penyakit
neuroendokrin lainnya mencakup dystrophy adiposogenital (sindrom Fröhlich), yang ditandai dengan obesitas
serta abnormalitas seksual dan skeletal.
OBESITAS
DIAGNOSIS BANDING
1. Sindrom makan-malam (night-eating syndrome): dipercepat dengan adanya
sirkumstansi tekanan dalam kehidupan (stress) dan ketika terjadi, cenderung
berulang setiap hari sampai stress berkurang.
2. Bulimia nervosa: penyakit pola makan yang berlebihan bersifat periodik dan lebih
sering berhubungan dengan percepatan sirskumstansi khusus.
3. Sindrom Pickwickian: terjadi disaat seseorang mengalami kelebihan berat badan
100% dari berat yang diinginkan dan berhubungan dengan respirator dan patologi
kardiovaskular.
4. Penyakit dysmorphic tubuh (dysmorphophobia): orang yang percaya bahwa
mereka mengalami obesitas tetapi kelebihan berat badan yang kecil/ringan.
OBESITAS
TATALAKSANA
1. Diet. Secara umum, metode pengurangan berat badan yang terbaik adalah diet yang seimbang dengan 1000
sampai 1200 kalori. Program diet seperti itu dapat diikuti untuk periode yang panjang akan tetapi seharusnya
diikuti dengan suplemen vitamin, terutama zat besi, asam folat, zinc, dan vitamin B6.
2. Latihan. Peningkatan aktivitas fisik secara nyata dapat menyebabkan pengurangan asupan makanan bagi
mereka yang banyak duduk.
3. Farmakoterapi. Beberapa obat (misalnya sibutramine [Meridia], orlistat [Xenical] juga digunakan untuk
mempertahankan berat badan yang ideal.
4. Operasi. Gastric bypass merupakan prosedur perawatan di mana lambung diperkecil dengan melakukan
transeksi atau memperkecil salah satu curvaturanya.
5. Psikoterapi. Modifikasi kebiasaan merupakan cara yang paling berhasil dalam psikoterapi. Pasien berpikir untuk
mengenali pola makan dan mengembangkan pola-pola kebiasaan makan. Terapi kondisi misalnya pujian atau
pakaian baru untuk mengurangi berat badan dapt juga berhasil. Terapi kelompok membantu untuk menjaga
motivasi, pengenalan identifikasi di antara para anggota terapi yang mengalami penurunan berat badan, dan
memberikan pendidikan tentang nutrisi . orientasi psikoterapi umumnya belum memberikan manfaat yang
signifikan.
6. Pendekatan Komprehensif. Mencakup fasilitas (misalnya ruang pengukuran metabolis) dan personil (misalnya
ahli diet dan ahli fisioterapi) pada suatu tempat; akan tetapi bagaimanapun hal-hal ini jarang tersedia. Program
kualitas tinggi dapat dipertimbangkan dengan ketersediaanya sumber daya (misalnya perawatan manual) dan
penggunaan pendekatan integrasi yang mengkombinasikan latihan, psikoterapi, dan farmakoterapi.
APA ITU PENYEBAB
GANGGUAN GANGGUAN GANGGUAN
MAKAN MAKAN? MAKAN?
• Genetika
Gangguan Makan 50% terjadi gangguan
makan yang sama pada
adalah lingkup kembar.
kondisi psikologis
yang menyebabkan • Ciri Kepribadian
Ciri Kepribadian
berkembangnya perfeksionis atau
kebiasaan makan Obsesive-Compulsive
yang tidak sehat Disorder cenderung
mengalami gangguan
makan

Bisa terjadi pada siapa • Lingkungan dan Budaya


saja dari berbagai Tekanan dari lingkungan
BAGIAN PSIKIATRI
kalangan usia, namun dan kebiasaan budaya
FAKULTAS KEDOKTERAN
dengan label kurus lebih
UNIVERSITAS SAM paling sering terjadi
cantik membuat orang-
RATULANGI pada wanita berusia orang pada
MANADO muda. lingkungan/budaya
tersebut cenderung
mengalami gangguan
makan.
JENIS-JENIS JIKA SAYA
JENIS-JENIS GANGGUAN PENGIDAP
GANGGUAN MAKAN GANGGUAN
MAKAN
MAKAN?
• Anoreksia Nervosa • Pica
adalah gangguan makan Adalah gangguan makan
yang meliputi memakan
dengan cara membatasi • Gangguan makan
hal-hal yang pada dasarnya
asupan makanan tertentu adalah gangguan
bukan makanan manusia.
atau secara keseluruhan. psikologi dan
Pica sering ditemukan
Memiliki ketakutan akan
pada anak-anak, wanita membahayakan
menjadi gemuk walau
hamil dan orang dengan penderitanya.
sebenarnya penderita gangguan jiwa.
sudah kurus atau BB
• Konsultasikan ke
dibawah normal. • Gangguan Ruminansia psikiater atau dokter ahli
Adalah gangguan makan
• Bulimia Nervosa kejiwaan untuk dapat
dimana penderita
Adalah gangguan makan ditangani lebih lanjut.
mengeluarkan kembali
dimana penderita makan makanan yang telah
dengan kuantitas yang ditelannya dan
besar lalu dengan paksa mengunyahnya kembali
memuntahkannya dan menelannya lagi
kembali. Penderita merasa berulang-ulang. Biasa
bersalah atas dilakukan dalam kurun
ketidakmampuan waktu kurang lenih 30
mengontrol nafsu makan menit setelah makan.
dan takut menjadi gemuk.

Anda mungkin juga menyukai