Anda di halaman 1dari 12

EATING DISORDER

Disusun oleh:
Ahmad Fadhil Sihombing (102121106)

Pembimbing:
dr. Fitta Deskawaty, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KEJIWAAN


RUMAH SAKIT RSUD RAJA AHMAD THABIB
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
DEFINISI

Eating disorder (gangguan makan) adalah suatu sindrom yang ditandai oleh pola makan
yang menyimpang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan
makan, bentuk tubuh, dan berat badan. Gangguan makan hadir ketika seseorang
mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan
dengan ekstrem atau makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau
keprihatinan tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem.
EPIDEMIOLOGI

Status sosial
Jenis kelamin

Sekitar 95% terjadi Menengah keatas


pada wanita

RAS usia

Dapat terjadi pada >21 tahun


semua ras
ETIOLOGI

● Faktor biologis:
Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya
juga ditemukan pada depresi, seperti hiperkortisolemia dan amenore kelainan
tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian makanan kembali.

● Faktor sosial:
Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat
yang menekankan kekurusan dan latihan. Tidak berkumpul dengan keluarga
adalah spesifik pada anoreksia nervosa. Pasien dengan anoreksia nervosa
kemungkinan memiliki riwayat keluarga depresi, ketergantungan alkohol, atau
suatu gangguan makan.

● Faktor psikologis dan psikodinamis:


merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih
mandiri dan meningkatkan fungsi sosial dan seksual. Biasanya mereka tidak
mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali
orang tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation) mungkin
merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebgai orang yang unik dan khusus.
Hanya memalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien anoreksia dapat
mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian.
GAMBARAN KLINIS

1. Anoreksia nervosa:
Dapat ditandai dengan sesorang yang makan lebih dikit dibandingkan yang dibutuhkan
manusia, anoreksia bisa dikaitkan dengan gangguan kejiwaan karena penderitanya terobsesi
untuk kurus meskipun berat badan penderita sudah berada di bawah rata-rata.

2. Bulimia:
Berbeda dengan anoreksia, bulimia adalah kecenderungan makan dalam porsi yang banyak
dan frekusensi sering, sebagai tindakan kompensasi karena takut peninggkatan berat badan,
orang dengan bulimia memiliki kebiasaan memuntahkan kembali apa yang dia makan
ataupun memiliki dorongan mengeluarkan makanan dari tubuh secara paksa.

3. Binge eating disorder:


Mirip dengan bulimia, bingge eating disorder juga maerupakan gangguan makan dengan
kemampuan tidak mampu mengontrol diri untuk makan dalam porsi bnayak dan sering,
namun orang dengan kelianan ini tidak melakukan kompensasi untuk memuntahkan dan
mengeluarkan makanan yang telah diknsumsinya. Gejala dari binge eating disorder ialah
makan lebih cepat dari normal, makan dalam jumlah banyak dan makan dalam jumlah
banyak saat tidak lapar secara fisik, bersembunyi saat makan dan sering merasa depresi
setelahnya.
KRITERIA DIAGNOSIS

Diagnosis Eating Disorder menurut buku DSM – IV adalah:

1. Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal
menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan untuk
mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang diharapkan; atau kegagalan untuk
menaikan berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan
berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).

2. Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun
sesungguhnya memiliki berat badan kurang.

3. Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan
atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal
keseriusan berat badannya yang rendah.

4. Pada wanita pascamenarki, amenore yaitu tidak ada sekurangnya tiga siklus menstruasi
berturut-turut
KRITERIA DIAGNOSA

Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ)


III atau International Classification of Diseases (ICD) 10, hanya terdapat dua kriteria
gangguan makan spesifik, yaitu anorexia nervosa dan bulimi nervosa:

A. Anorexia nervosa

1. Berat badan yang dipertahankan 15% di bawah berat badan yang seharusnya atau IMT ≤17,5. Pada
penderita pra pubertas, bisa terjadi kegagalan untuk mencapai berat badan yang diharapkan selama
periode pertumbuhan
2. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan cara menghindari makanan yang mengandung
lemak dan salah satu dari hal-hal berikut:
3. Merangsang muntah dengan sengaja
4. Menggunakan obat pencahar
5. Olah raga berlebihan
6. Memakai obat penekan nafsu makan dan atau diuretika
7. Terdapat distorsi body image dalam bentuk psikopatologi yang spesifik di mana terdapat ketakutan
menjadi gemuk yang terus menerus
8. Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-pituitary-gonadal axis, dengan
manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi seksual.
Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, naiknya kadar kortisol, perubahan metabolisme
periferal hormon tiroid, dan sekresi insulin abnormal
9. Jika onset terjadi pada masa pra pubertas, perkembangan pubertas bisa tertunda atau bahkan terhenti
(berhentinya pertumbuhan, tidak berkembangnya payudara dan amenore pada perempuan, pada anak
laki-laki genitalnya tetap kecil)
KRITERIA DIAGNOSA

B. Bulimia Nervosa

1. Terdapat perokupasi yang menetap untuk makan dan ketagihan (craving)


terhadap makanan yang tidak bisa dilawan. Penderita tidak berdaya terhadap
datangnya episode makan berlebihan, di mana makanan dalam jumlah besar
dimakan dalam waktu singkat
2. b. Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu cara atau
lebih seperti merangsang muntah sendiri, menggunakan pencahar secara
berlebihan, puasa berkala, memakai obat-obat penekan nafsu makan, dan
sediaan tiroid atau diuretik. Jika terjadi pada penderita diabetes, mereka akan
mengabaikan pengobatan insulinnya
3. c. Gejala psikopatologi terdiri atas ketakutan yang luar biasa akan kegemukan
dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari ambang berat
badannya sangat di bawah berat badan sebelum sakit yang dianggap berat
badan sehat atau optimal
DIAGNOSA BANDING

Hipertiroid

Diabetes Melitus

Depresi
TATALAKSANA

Medikamentos
Psikoterapi Nutrisi
a

R/ Fluoxetine 20 mg tab
Congestive Behavioral therapy Harus memenuhi berat badan
1-0-0 tab P.O
(CBT) (BB) ideal
PROGNOSIS

Faktor yang dapat memperburuk prognosis, antara lain perilaku binge


eating dan purging, gangguan berlangsung lebih dari 6 tahun, indeks massa
tubuh (IMT) yang lebih rendah, kepribadian yang kurang stabil, isu terhadap
bentuk tubuh, dan adanya hubungan disfungsional dengan orang lain. Prognosis
juga kurang baik jika gangguan makan terjadi bersamaan dengan depresi.
THANKYOU !

Anda mungkin juga menyukai