Disusun oleh:
Ahmad Fadhil Sihombing (102121106)
Pembimbing:
dr. Fitta Deskawaty, Sp.KJ
Eating disorder (gangguan makan) adalah suatu sindrom yang ditandai oleh pola makan
yang menyimpang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan
makan, bentuk tubuh, dan berat badan. Gangguan makan hadir ketika seseorang
mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan
dengan ekstrem atau makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau
keprihatinan tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem.
EPIDEMIOLOGI
Status sosial
Jenis kelamin
RAS usia
● Faktor biologis:
Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya
juga ditemukan pada depresi, seperti hiperkortisolemia dan amenore kelainan
tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian makanan kembali.
● Faktor sosial:
Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat
yang menekankan kekurusan dan latihan. Tidak berkumpul dengan keluarga
adalah spesifik pada anoreksia nervosa. Pasien dengan anoreksia nervosa
kemungkinan memiliki riwayat keluarga depresi, ketergantungan alkohol, atau
suatu gangguan makan.
1. Anoreksia nervosa:
Dapat ditandai dengan sesorang yang makan lebih dikit dibandingkan yang dibutuhkan
manusia, anoreksia bisa dikaitkan dengan gangguan kejiwaan karena penderitanya terobsesi
untuk kurus meskipun berat badan penderita sudah berada di bawah rata-rata.
2. Bulimia:
Berbeda dengan anoreksia, bulimia adalah kecenderungan makan dalam porsi yang banyak
dan frekusensi sering, sebagai tindakan kompensasi karena takut peninggkatan berat badan,
orang dengan bulimia memiliki kebiasaan memuntahkan kembali apa yang dia makan
ataupun memiliki dorongan mengeluarkan makanan dari tubuh secara paksa.
1. Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal
menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan untuk
mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang diharapkan; atau kegagalan untuk
menaikan berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan
berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).
2. Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun
sesungguhnya memiliki berat badan kurang.
3. Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan
atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal
keseriusan berat badannya yang rendah.
4. Pada wanita pascamenarki, amenore yaitu tidak ada sekurangnya tiga siklus menstruasi
berturut-turut
KRITERIA DIAGNOSA
A. Anorexia nervosa
1. Berat badan yang dipertahankan 15% di bawah berat badan yang seharusnya atau IMT ≤17,5. Pada
penderita pra pubertas, bisa terjadi kegagalan untuk mencapai berat badan yang diharapkan selama
periode pertumbuhan
2. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan cara menghindari makanan yang mengandung
lemak dan salah satu dari hal-hal berikut:
3. Merangsang muntah dengan sengaja
4. Menggunakan obat pencahar
5. Olah raga berlebihan
6. Memakai obat penekan nafsu makan dan atau diuretika
7. Terdapat distorsi body image dalam bentuk psikopatologi yang spesifik di mana terdapat ketakutan
menjadi gemuk yang terus menerus
8. Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-pituitary-gonadal axis, dengan
manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi seksual.
Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, naiknya kadar kortisol, perubahan metabolisme
periferal hormon tiroid, dan sekresi insulin abnormal
9. Jika onset terjadi pada masa pra pubertas, perkembangan pubertas bisa tertunda atau bahkan terhenti
(berhentinya pertumbuhan, tidak berkembangnya payudara dan amenore pada perempuan, pada anak
laki-laki genitalnya tetap kecil)
KRITERIA DIAGNOSA
B. Bulimia Nervosa
Hipertiroid
Diabetes Melitus
Depresi
TATALAKSANA
Medikamentos
Psikoterapi Nutrisi
a
R/ Fluoxetine 20 mg tab
Congestive Behavioral therapy Harus memenuhi berat badan
1-0-0 tab P.O
(CBT) (BB) ideal
PROGNOSIS