Anda di halaman 1dari 9

TUGAS GIZI DAN DIET

GANGGUAN MAKAN (EATING DISORDER) PADA REMAJA

Oleh :

NAMA : Gusti Ayu Komang Sri Kandi Maha Putri


NIM : P07120017127
TINGKAT : 1.4

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D-3 KEPERAWATAN
2018
1. Eating Disorder (Gangguan Makan)

Gangguan makan hadir ketika seseorang mengalami gangguan parah dalam tingkah laku
makan, seperti mengurangi asupan makanan dengan ekstrem, makan terlalu banyak, serta
perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat dan bentuk tubuh yang ekstrem. Seseorang
dengan gangguan makan mungkin berawal dari mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau
lebih banyak daripada biasanya, tetapi pada tahap tertentu, hal tersebut akan terus menerus
terjadi di luar keinginan.(American Psychiatric Association [APA], 2005).

Eating disorder adalah suatu gangguan mental yang dapat membinasakan dan
mempengaruhi lebih dari tujuh juta wanita setiap tahunnya, terutama di negara-negara barat
seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Walaupuneating disorder berhubungan dengan makanan,
pola makan, dan berat badan, gangguan tersebut bukanlah mengenai makanan, tetapi mengenai
perasaan dan ekspresi diri. Gangguan makan digambarkan sebagai gangguan berat dalam
perilaku makan dan perhatian yang berlebihan tentang berat dan bentuk badan.

Pada tahun 2013, ada 38% orang diIndonesia yang memiliki gangguan pola
makan.Kebanyakan dari penderita adalah perempuan. Ini terjadi karena banyak
orang yang inginmelakukan apa saja untuk menjaga berat badan idealnya.

"Untuk terlihat kurus, banyak perempuan yang melakukan penurunan berat badan dengan
cara yang salah. Padahal, cara-cara instant bisamemperparah keadaan seseorang," ujar dr. Grace
Judio-Kahl Weight Control Consultant dalam Press Conference Eating Disorder Awareness
Campaign di Jakarta, Rabu (19/02).

Namun, tidak hanya perempuan, laki-laki juga terkadang 'dituntut' untuk terlihat rapih
danberbadan proporsional. Untuk menjaga beratbedan, kadang seseorang menerapkan
polamakan yang tidak sehat.

2. Jenis-jenis Eating Disorder

Terdapat dua tipe utama gangguan makan yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
Namun terdapat pula kategori ketiga yaitu “gangguan makan lain yang tidak ditetapkan”
(EDNOS – eating disorders not otherwise specified).
Tipe ketiga ini meliputi beberapa variasi gangguan makan. Sebagian besar gejalanya
mirip dengan anoreksia atau bulimia tetapi dengan karakter yang sedikit berbeda. Binge-eating
disorder, yang mengalami peningkatan dalam sejumlah penelitian beberapa tahun terakhir adalah
salah satu tipe dari EDNOS.

1. Anoreksia Nervosa

Anorexia Nervosa (AN) merupakan gangguan makan dengan perilaku diet atau olahraga
yang berlebihan, sehingga mencapai kondisi tubuh kelaparan. Penderita Anorexia bahkan tidak
mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut.

Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan berat
badan, walaupun sebenarnya mereka menderita kekurangan nutrisi. Makanan dan kontrol berat
badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan senantiasa mengukur berat badannya
berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, makan dengan jumlah yang sangat
kecil dan hanya sebagian jenis makanan saja.

Penderita anorexia nervosamakan dalam jumlah sangat sedikit dan berolahraga


berlebihan untuk menjadi kurus, hingga mencapai 15% sampai 60% dibawah berat badan
normal. Namun demikian, mereka tetap "merasa gemuk" walaupun sebenarnya sudah sangat
kurus. Mereka menganggap daging pada tubuh mereka sebagai lemak yang harus dimusnahkan.

Penderita anorexia biasanya memiliki kebiasaan makan yang aneh, seperti menyisihkan
makanan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil, mengunyah
lambat-lambat, serta menghindari makan bersama keluarga. Mereka sangat suka mengumpulkan
resep-resep dan masak untuk keluarga dan teman-temannya, tetapi tidak makan sedikitpun
makanan yang mereka masak. Dengan berlanjutnya gangguan ini, penderita mulai suka
menyendiri dan menarik diri dari teman dan keluarga.

2. Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa (BN) digambarkan sebagai makan berlebihan (binge eating) dengan
episode berulang yang kemudian diikuti dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa, atau
kombinasinya). Makan berlebihan disertai dengan perasaan dimana penderitanya merasa
kehilangan pengendalian diri ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja serta
penyalahgunaan obat pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin.

Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada
masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-orang yang kelihatannya sehat,
sukses di bidangnya, dan cenderung perfeksionis. Namun dibalik itu, mereka rnemiliki rasa
percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku
yang kompulsif, misalnya, mengutil di pasar swalayan, atau mengalami ketergantungan pada
alkohol.

3. Binge-eating disorder

Kriteria binge-eating disorder(BED) terdiri dari episode makan berlebihan, sama seperti
BN, tetapi yang membedakan adalah BED tidak melibatkan perbuatan untuk melawan perilaku
makan berlebihan, seperti memuntahkan kembali makanan, penggunaan pencahar dan berpuasa
secara berlebihan. Penderita EDNOS adalah seorang yang makan dengan tidak terkontrol dan
seringkali secara sembunyi-sembunyi.

3. Penyebab Eating Disorder Pada Remaja

Eating disorders dapat dialami oleh semua orang, tidak mengenal status sosial dan
ekonominya. Menurut lembagaNational Association of Neroosu and Associated Disorders,
90% penderita eating disorders adalah wanita. Gangguan tersebut biasanya diderita oleh remaja-
remaja putri yang kembar atau memiliki adik-kakak perempuan dan berumur antara 12 sampai
25 tahun. Umur 17 adalah umur rata-rata dimana eating disorder mulai berkembang.

Menurut survey, antara 5% sampai 10% dari remaja-remaja menderita eating


disorder. Gangguan tersebut juga diderita oleh wanita-wanita berumur dan pria tetapi dalam
jumlah yang sedikit.

Pada umumnya, penderita eating disorder adalah orang-orang yang memiliki


kepercayaan diri yang rendah, perasaan tidak berdaya, dan perasaan tidak sebanding dengan
orang lain. Mereka menggunakan makanan dan diet sebagai cara untuk mengatasi masalah-
masalah dalam hidup mereka. Banyak dari mereka berpikir bahwa makanan adalah sumber
kenyamanan atau penghilang stress sementara penurunan berat badan dianggap sebagai cara agar
diterima oleh teman-teman dan keluarga.

Kejadian-kejadian maupun keadaan tertentu dalam kehidupan seseorang dapat juga


menjadi faktor pendukung timbulnya gangguan tersebut. Kejadian-kejadian ini dapat berupa
penghinaan terhadap bentuk tubuh, pemerkosaan, perceraian, pernikahan, ataupun masuk
universitas. Orang tua yang terlalu mengkhawatirkan berat tubuh anaknya, pelatih olah raga yang
secara terus menerus mendesak agar para atletnya mencapai berat tubuh "ideal," ataupun hidup
dalam masyarakat dan budaya dimana penghargaan diri diasosiasikan dengan kelangsingan dan
kecantikan dapat juga menjadi salah satu penyebab eating disorder.

Banyak remaja, terutama remaja-remaja putri, merasa tertekan dengan pemikiran


masyarakat yang salah tentang ukuran dan berat badan ideal seorang wanita. Mereka merasa
sangat tertekan dengan "kewajiban" untuk tampil langsing seperti yang dimunculkan oleh
televisi dan majalah. Media massa secara tidak langsung menyebabkan perbedaan antara ukuran
rata-rata tubuh seorang wanita dan ukuran yang dipikirkan wanita sebagai ukuran "ideal" sangat
jauh berbeda.

Menurut pandangan agama,aneroksia nervosa juga disebabkan karena individu tersebut


mengingkari nikmat yang telah diberikan padanya seperti tercantum dalam surat Ibrahim ayat 7
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka
sesungguhnya azabku sangat pedih”.

Mereka juga ragu terhadap dirinya sendiri seperti dijelaskan dalam surat Al Mu’minuun
ayat 47 “Dan mereka berkata “apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti
kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang – orang yang menghambakan diri
kepada kita?”

4. Dampak Eating Disorder Pada Remaja

Kebanyakan pasien denganAnoreksia Nervosa juga akan mempunyai masalah psikiatri


dan berbagai macam penyakit fisik, termasuk depresi, perilaku merusak (obsessive),
penyalahgunaan zat, komplikasi kardiovaskular dan neurologis, serta perkembangan fisik yang
terhambat.
Gejala lain yang mungkin terlihat dari waktu ke waktu termasuk penipisan tulang
(osteopenia atau osteoporosis), rambut dan kuku yang rapuh, kulit yang kering dan kekuningan,
tumbuhnya rambut halus diseluruh tubuh (misalnya, lanugo), anemia ringan, kelemahan dan
kehilangan otot, konstipasi berat, tekanan darah rendah, pernafasan dan pergerakan yang
melemah, penurunan suhu tubuh yang menyebabkan orang tersebut sering merasa dingin, dan
lesu.

Sebagai akibat dari nutrisi yang buruk, akan muncul gangguan endokrin yang melibatkan
hipotalamus-pituitari-gonad, bermanifestasi pada wanita yaituamenorrea dan pada laki-laki yaitu
kurangnya minat seksual dan kesuburan. Pada anak-anak prapubertas, pubertasnya akan lambat
dan perkembangan serta pertumbuhan fisiknya akan terhambat.Gejala metabolik lainnya, seperti
lelah dan intoleransi terhadap kedinginan juga disebabkan oleh gangguan aksis
hipotalamuspituitari-gonad. Selain itu, resiko untuk mengalami fraktur tulang berkaitan juga
dengan pasien AN karena ukuran tulang yang berkurang dan densitas mineral tulang.

Tidak seperti AN, orang yang menderita BN dapat jatuh kepada golongan dengan berat
badan yang normal sesuai dengan umur mereka. Akan tetapi, seperti AN, mereka juga
mempunyai ketakutan untuk pertambahan berat badan, dan sangat nekad untuk mengurangi berat
badan, merasa tidak bahagia atas ukuran dan bentuk tubuh mereka. Perilaku bulimia adalah
rahasia, karena selalu disertai dengan perasaan jijik dan malu. Siklus perilaku binging dan
penyingkiran ini selalu berulang selama beberapa kali dalam seminggu. Mirip dengan AN, orang
yang menderita BN juga mempunyai penyakit psikologis seperti depresi, ansietas dan
permasalahan penyalahgunaan zat.

Kebanyakan kondisi fisik adalah akibat dari aspek penyingkiran penyakit, termasuk
ketidakseimbangan elektrolit, masalah gastrointestinal, dan masalah berkaitan dengan rongga
mulut dan gigi.

Gejala lain yang terkait termasuk inflamasi kronis dan sakit tenggorokan, pembengkakan
kelenjar di leher dan di bawah rahang, robekan enamel gigi dan meningkatnya kepekaan dan
kerusakan gigi akibat daripada pemaparan terhadap asam lambung, penyakit refluks
gastroesofagus,intestinal distress dan iritasi akibat penyalahgunaan obat pencahar, masalah pada
ginjal akibat penyalahgunaan obat diuretik, dan dehidrasi berat karena kekurangan cairan tubuh.
Gangguan mood sering terjadi pada pasien dengan BN dan simptom kecemasan dan
ketegangan (tension) juga sering dialami. Kebanyakan pasien dengan BN mengalami depresi
ringan, mengalami gangguan mood dan perilaku yang serius seperti percobaan bunuh diri dan
penyalahgunaan alkohol serta obat-obatan terlarang. Biasanya, pasien dengan BN merasa malu
dengan perbuatannya sendiri dan cenderung untuk merahasiakannya dari keluarga dan teman-
teman.

5. Contoh Kasus

Banyak remaja terlalu meikirkan dietnya karena khawatir tentang penampilan mereka.
Juga banyak remaja putri yang tidak memahami bahwa peningkatan jaringan lemaknya selama
masa pubertas diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Remaja putra
dapat memiliki keyakinan yang salah bahwa diet akan memperbaiki penampilan atletis mereka.
Tetapi tanpa mereka sadari, perilaku dan pola makan yang salah dapat menimbulkan berbagai
masalah nutrisi baik yang bersifat actual maupun potensial.

Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas salah satu masalah gangguan gizi pada
remaja akibat perilaku dan pola makan remaja yang tidak baik, yang kemudian dapat
menyebabkan timbulnya penyakit nutrisi pada remaja.

Identitas Pasien :

Nama : Ny. A

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : Jembrana, bali

Pendidikan : mahasiswa

Setelah melakukan wawancara, pasien mengatakan bahwa pasien mengalami kesulitan


untuk mengatur pola makan yang baik untuk tetap menjaga kesehatannya. Disisi lain, pasien
tidak suka mengonsumsi sayuran dan sangat takut mengalami kelebihan berat badan sehingga
sering mengabaikan waktu makan. Akibatnya timbul beberapa masalah seperti cepat me rasa l
lelah, lesu dan timbul gangguan pada mukosa lambung sehingga sering merasakan nyeri
pada hulu hati dan lambungnya.

Merujuk kepada masalah pasien, tenaga kesehatan khususnya perawat memiliki peran yang
sangat penting untuk membantu mengatasi masalah yang dialami pasien diatas. Berikut beberapa
peran perawat yang dapat dijadikan pedoman untuk membantu mengatasi masalah pasien yakni :

1. Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan.

Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan


dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar
bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan
dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.Peranan ini
umumnya dilaksanakan oleh para pelaksana keperawatan, baik itu dari puskesmas sampai
dengan tingkat rumah sakit.

2. Peran Perawat sebagai Edukator.

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat


pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.Biasanya bila
dalam lingkungan rumah sakit diberikan sewaktu pasien akan pulang sehingga
diharapkan pasien dapat menjalankan pola hidup sehat dan juga menjaga kesehatannya.
Untuk masalah pasien diatas, saya menerapkan peran perawat sebagai educator dimana
saya memberikan pengarahan kepada pasien bagaimana cara diet yang tepat, bagaimana
cara yang tepat untuk tetap menjaga keseimbangan gizi dengan mengonsumsi makanan
pengganti sayuran seperti buah buahan dan suplemen, dan memberitahukan 12 pesan
dasar gizi seimbang yang meliputi :

a. Makanlah dilakukan atas permintaan aneka ragam makanan.


b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energy
e. Gunakan garam beryodium
f. Makanlah makanan sumber zat besi
g. Biasakan makan pagi
h. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
i. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
j. Hindari minuman beralkohol
k. Makanlh makanan yang aman bagi kesehatan
l. Bacalah label pada makanan yang di kemas.
3. Peran Perawat sebagai Konsultan.

Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat
untuk diberikan. Peran ini klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan. Dalam masalah ini, saya selaku tenaga kesehatan memberikan pelayanan dimana
pasien dapat berkonsultasi untuk menceritakan bagaimana keluhan dan masalah yang dihadapi
sehingga didapat solusi untuk mengatasi masalag pasien yang berhubungan dengan kesehatan
bio-psiko-sosial-spiritualnya.

Anda mungkin juga menyukai