Oleh :
Gangguan makan hadir ketika seseorang mengalami gangguan parah dalam tingkah laku
makan, seperti mengurangi asupan makanan dengan ekstrem, makan terlalu banyak, serta
perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat dan bentuk tubuh yang ekstrem. Seseorang
dengan gangguan makan mungkin berawal dari mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau
lebih banyak daripada biasanya, tetapi pada tahap tertentu, hal tersebut akan terus menerus
terjadi di luar keinginan.(American Psychiatric Association [APA], 2005).
Eating disorder adalah suatu gangguan mental yang dapat membinasakan dan
mempengaruhi lebih dari tujuh juta wanita setiap tahunnya, terutama di negara-negara barat
seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Walaupuneating disorder berhubungan dengan makanan,
pola makan, dan berat badan, gangguan tersebut bukanlah mengenai makanan, tetapi mengenai
perasaan dan ekspresi diri. Gangguan makan digambarkan sebagai gangguan berat dalam
perilaku makan dan perhatian yang berlebihan tentang berat dan bentuk badan.
Pada tahun 2013, ada 38% orang diIndonesia yang memiliki gangguan pola
makan.Kebanyakan dari penderita adalah perempuan. Ini terjadi karena banyak
orang yang inginmelakukan apa saja untuk menjaga berat badan idealnya.
"Untuk terlihat kurus, banyak perempuan yang melakukan penurunan berat badan dengan
cara yang salah. Padahal, cara-cara instant bisamemperparah keadaan seseorang," ujar dr. Grace
Judio-Kahl Weight Control Consultant dalam Press Conference Eating Disorder Awareness
Campaign di Jakarta, Rabu (19/02).
Namun, tidak hanya perempuan, laki-laki juga terkadang 'dituntut' untuk terlihat rapih
danberbadan proporsional. Untuk menjaga beratbedan, kadang seseorang menerapkan
polamakan yang tidak sehat.
Terdapat dua tipe utama gangguan makan yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
Namun terdapat pula kategori ketiga yaitu “gangguan makan lain yang tidak ditetapkan”
(EDNOS – eating disorders not otherwise specified).
Tipe ketiga ini meliputi beberapa variasi gangguan makan. Sebagian besar gejalanya
mirip dengan anoreksia atau bulimia tetapi dengan karakter yang sedikit berbeda. Binge-eating
disorder, yang mengalami peningkatan dalam sejumlah penelitian beberapa tahun terakhir adalah
salah satu tipe dari EDNOS.
1. Anoreksia Nervosa
Anorexia Nervosa (AN) merupakan gangguan makan dengan perilaku diet atau olahraga
yang berlebihan, sehingga mencapai kondisi tubuh kelaparan. Penderita Anorexia bahkan tidak
mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut.
Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan berat
badan, walaupun sebenarnya mereka menderita kekurangan nutrisi. Makanan dan kontrol berat
badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan senantiasa mengukur berat badannya
berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, makan dengan jumlah yang sangat
kecil dan hanya sebagian jenis makanan saja.
Penderita anorexia biasanya memiliki kebiasaan makan yang aneh, seperti menyisihkan
makanan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil, mengunyah
lambat-lambat, serta menghindari makan bersama keluarga. Mereka sangat suka mengumpulkan
resep-resep dan masak untuk keluarga dan teman-temannya, tetapi tidak makan sedikitpun
makanan yang mereka masak. Dengan berlanjutnya gangguan ini, penderita mulai suka
menyendiri dan menarik diri dari teman dan keluarga.
2. Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa (BN) digambarkan sebagai makan berlebihan (binge eating) dengan
episode berulang yang kemudian diikuti dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa, atau
kombinasinya). Makan berlebihan disertai dengan perasaan dimana penderitanya merasa
kehilangan pengendalian diri ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja serta
penyalahgunaan obat pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin.
Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada
masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-orang yang kelihatannya sehat,
sukses di bidangnya, dan cenderung perfeksionis. Namun dibalik itu, mereka rnemiliki rasa
percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku
yang kompulsif, misalnya, mengutil di pasar swalayan, atau mengalami ketergantungan pada
alkohol.
3. Binge-eating disorder
Kriteria binge-eating disorder(BED) terdiri dari episode makan berlebihan, sama seperti
BN, tetapi yang membedakan adalah BED tidak melibatkan perbuatan untuk melawan perilaku
makan berlebihan, seperti memuntahkan kembali makanan, penggunaan pencahar dan berpuasa
secara berlebihan. Penderita EDNOS adalah seorang yang makan dengan tidak terkontrol dan
seringkali secara sembunyi-sembunyi.
Eating disorders dapat dialami oleh semua orang, tidak mengenal status sosial dan
ekonominya. Menurut lembagaNational Association of Neroosu and Associated Disorders,
90% penderita eating disorders adalah wanita. Gangguan tersebut biasanya diderita oleh remaja-
remaja putri yang kembar atau memiliki adik-kakak perempuan dan berumur antara 12 sampai
25 tahun. Umur 17 adalah umur rata-rata dimana eating disorder mulai berkembang.
Mereka juga ragu terhadap dirinya sendiri seperti dijelaskan dalam surat Al Mu’minuun
ayat 47 “Dan mereka berkata “apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti
kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang – orang yang menghambakan diri
kepada kita?”
Sebagai akibat dari nutrisi yang buruk, akan muncul gangguan endokrin yang melibatkan
hipotalamus-pituitari-gonad, bermanifestasi pada wanita yaituamenorrea dan pada laki-laki yaitu
kurangnya minat seksual dan kesuburan. Pada anak-anak prapubertas, pubertasnya akan lambat
dan perkembangan serta pertumbuhan fisiknya akan terhambat.Gejala metabolik lainnya, seperti
lelah dan intoleransi terhadap kedinginan juga disebabkan oleh gangguan aksis
hipotalamuspituitari-gonad. Selain itu, resiko untuk mengalami fraktur tulang berkaitan juga
dengan pasien AN karena ukuran tulang yang berkurang dan densitas mineral tulang.
Tidak seperti AN, orang yang menderita BN dapat jatuh kepada golongan dengan berat
badan yang normal sesuai dengan umur mereka. Akan tetapi, seperti AN, mereka juga
mempunyai ketakutan untuk pertambahan berat badan, dan sangat nekad untuk mengurangi berat
badan, merasa tidak bahagia atas ukuran dan bentuk tubuh mereka. Perilaku bulimia adalah
rahasia, karena selalu disertai dengan perasaan jijik dan malu. Siklus perilaku binging dan
penyingkiran ini selalu berulang selama beberapa kali dalam seminggu. Mirip dengan AN, orang
yang menderita BN juga mempunyai penyakit psikologis seperti depresi, ansietas dan
permasalahan penyalahgunaan zat.
Kebanyakan kondisi fisik adalah akibat dari aspek penyingkiran penyakit, termasuk
ketidakseimbangan elektrolit, masalah gastrointestinal, dan masalah berkaitan dengan rongga
mulut dan gigi.
Gejala lain yang terkait termasuk inflamasi kronis dan sakit tenggorokan, pembengkakan
kelenjar di leher dan di bawah rahang, robekan enamel gigi dan meningkatnya kepekaan dan
kerusakan gigi akibat daripada pemaparan terhadap asam lambung, penyakit refluks
gastroesofagus,intestinal distress dan iritasi akibat penyalahgunaan obat pencahar, masalah pada
ginjal akibat penyalahgunaan obat diuretik, dan dehidrasi berat karena kekurangan cairan tubuh.
Gangguan mood sering terjadi pada pasien dengan BN dan simptom kecemasan dan
ketegangan (tension) juga sering dialami. Kebanyakan pasien dengan BN mengalami depresi
ringan, mengalami gangguan mood dan perilaku yang serius seperti percobaan bunuh diri dan
penyalahgunaan alkohol serta obat-obatan terlarang. Biasanya, pasien dengan BN merasa malu
dengan perbuatannya sendiri dan cenderung untuk merahasiakannya dari keluarga dan teman-
teman.
5. Contoh Kasus
Banyak remaja terlalu meikirkan dietnya karena khawatir tentang penampilan mereka.
Juga banyak remaja putri yang tidak memahami bahwa peningkatan jaringan lemaknya selama
masa pubertas diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Remaja putra
dapat memiliki keyakinan yang salah bahwa diet akan memperbaiki penampilan atletis mereka.
Tetapi tanpa mereka sadari, perilaku dan pola makan yang salah dapat menimbulkan berbagai
masalah nutrisi baik yang bersifat actual maupun potensial.
Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas salah satu masalah gangguan gizi pada
remaja akibat perilaku dan pola makan remaja yang tidak baik, yang kemudian dapat
menyebabkan timbulnya penyakit nutrisi pada remaja.
Identitas Pasien :
Nama : Ny. A
Umur : 19 tahun
Pendidikan : mahasiswa
Merujuk kepada masalah pasien, tenaga kesehatan khususnya perawat memiliki peran yang
sangat penting untuk membantu mengatasi masalah yang dialami pasien diatas. Berikut beberapa
peran perawat yang dapat dijadikan pedoman untuk membantu mengatasi masalah pasien yakni :
Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat
untuk diberikan. Peran ini klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan. Dalam masalah ini, saya selaku tenaga kesehatan memberikan pelayanan dimana
pasien dapat berkonsultasi untuk menceritakan bagaimana keluhan dan masalah yang dihadapi
sehingga didapat solusi untuk mengatasi masalag pasien yang berhubungan dengan kesehatan
bio-psiko-sosial-spiritualnya.