DISUSUN OLEH :
MUFTIHATURRAHMAH (M202301019)
2023
A. GANGUAN MAKAN
Gangguan makan adalah gangguan mental yang ditandai dengan perilaku makan yang
tidak normal dan disertai gangguan emosi. Penderita gangguan makan bisa
mengonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak makanan, serta terobsesi pada berat
badan atau bentuk tubuhnya.
Ada beberapa jenis gangguan makan, tetapi tiga yang paling sering terjadi adalah
anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, serta gangguan makan berlebihan atau binge
eating disorder. Gangguan makan dapat terjadi pada semua kelompok usia, tetapi
lebih sering dialami oleh remaja usia 13–17 tahun.
1. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan berat badan
yang terlalu rendah dan rasa takut jika berat badannya naik. Hal ini membuat
penderita membatasi asupan makan, karena merasa berat badannya berlebihan,
meskipun pada kenyataannya, tubuhnya sudah ramping atau justru terlalu kurus.
Asupan kalori yang terlalu sedikit pada penderita anoreksi nervosa dapat
menyebabkan keluhan berupa:
a. Kulit kering
b. Rambut rontok
c. Tubuh terasa lemas
d. Sering merasa kedinginan akibat suhu tubuh yang rendah
e. Menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti (amenorrhea)
f. Sembelit atau konstipasi
g. Hipotensi atau tekanan darah rendah
h. Gangguan irama jantung
i. Kerusakan otak
Anoreksia nervosa dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian. Selain itu,
penderita juga bisa mengalami depresi dan sangat putus asa hingga melakukan
percobaan bunuh diri.
2. Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang membuat penderitanya makan
secara berlebihan, kemudian ingin segera membuang makanan yang
dikonsumsinya dengan cara yang tidak sehat.
Cara membuang makanan tersebut bisa dengan memuntahkan kembali makanan
yang baru dimakan, menggunakan obat pencahar atau obat diuretik, atau
berolahraga secara berlebihan. Tindakan tersebut dilakukan karena penderita
merasa bersalah telah makan banyak dan takut berat badannya menjadi
berlebihan.
Akibat perilakunya tersebut, penderita bulimia dapat merasakan keluhan fisik
berupa:
a. Sakit tenggorokan
b. Pembengkakan pada wajah atau kelenjar di rahang
c. Gangguan siklus menstruasi
d. Gigi sensitif dan rusak
e. Gusi berdarah
Pada dasarnya, makan dalam jumlah besar tidak akan memengaruhi kesehatan jika
dilakukan sesekali, misalnya saat acara makan keluarga atau setelah melakukan
aktivitas yang menguras energi. Namun, berbeda dengan pengidap binge eating
disorder. Mereka cenderung makan dalam porsi besar setiap saat, hal ini dapat
memicu berbagai penyakit.
Di samping itu, binge eating disorder juga dapat dipicu oleh kebiasaan makan
saat stres (stress eating), bahkan menonton video mukbang (makan-makan)
juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami binge eating disorder.
Selain itu, beberapa gejala lain dari binge eating disorder adalah sebagai
berikut:
a. Tidak memiliki jadwal makan yang jelas sehingga terus-menerus makan
sepanjang hari.
b. Selalu makan dalam porsi besar.
c. Terkadang menyembunyikan makanan untuk dimakan secara diam-diam.
d. Terbiasa makan porsi besar dalam waktu singkat.
e. Terus makan sekalipun sudah merasa kenyang.
f. Merasa stres hanya bisa diredakan dengan makan.
g. Depresi setelah makan terlalu banyak.
h. Merasa frustasi karena tidak mampu mengendalikan berat badan.
B. BULLYING/PERUNDUNGAN
Perundungan atau bullying adalah tindak kekerasan verbal dan nonverbal yang sering
ditemukan dalam ruang lingkup anak-anak. Banyak hal yang membuat seorang anak
menjadi korban bullying oleh teman-teman sepermainan, salah satunya kondisi tubuh
terlalu gemuk atau obesitas.
D. DAMPAK BULLYING
Penindasan, perundungan, atau bullying menjadi perilaku buruk yang bisa
memberikan dampak negatif. Kabar buruknya, siapa pun bisa menjadi korban
bullying. Ada berbagai bentuk dari perilaku bullying, mulai dari verbal, non verbal,
hingga tindakan fisik. Tentunya, ini semua bisa berdampak pada kehidupan korban.
Bahkan, tanpa disadari, perilaku perundungan juga bisa memengaruhi tingkah pelaku.
Lalu, apa saja dampak bullying bagi korban dan pelaku? Mari ketahui
sejumlah dampak yang bisa dialami oleh korban dan pelaku perundungan.
2. Sulit Berkonsentrasi
dampak kognitif dari perilaku bullying dapat membuat korban sulit berkonsentrasi
dan memproses hal baru. Karena adanya rasa cemas, ini juga membuat korban sulit
untuk membuat keputusan dan menghindari konflik. Bahkan, dampak bullying bagi
siswa juga akan membuat korban kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran di
sekolah. Selain terjadi pada korban, ini juga bisa menjadi dampak bullying bagi saksi
yang melihat peristiwa perundungan.
4. Masalah Fisik
Karena menurunnya kepercayaan diri akibat kondisi fisik, ini juga bisa memunculkan
gejala-gejala psikosomatis. Gangguan psikosomatis merupakan kondisi di mana
munculnya penyakit fisik akibat pikiran atau emosi yang dirasakan korban. Gejala
psikosomatis yang bisa muncul adalah gastroesophageal reflux disease (GERD),
tremor, atau mimisan. Menurut Iswan, ini terjadi karena korban dikuasai oleh emosi
negatif, seperti takut, cemas, dan sedih.
https://ameera.republika.co.id/berita/ogka7x366/awas-bullying-sebabkan-obesitas-anak
https://www.verywellfamily.com/obesity-and-bullying-what-is-the-com
https://ayosehat.kemkes.go.id/pola-makan-yang-bisa-menyebabkan-obesitas
https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/penyebab-anak-obesitas-rentan-
menjadi-korban-bullying