Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

OLAH RAGA ATLETIK

Tugas Makalah Penjaskes Kelas XII IPS

DI SUSUN OLEH

KADEK AYU KARUNIAWATI


FITRA NUR SUTRIANINGSIH
NI PUTU EKA MERTASARI
LUSIANI IKASARI
IIS SUKMAWATI
FITRI ERDIANA
PERNIATI
SUHARTI

SMA SWASTA BIMA MAROA

TAHUN PELAJARAN
2017/2018

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah yang berjudul "OlahRaga Atletik " ini dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Konawe Selatan, 26 november 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1.1.Latar Belakang.............................................................................................................................4

1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................................................5

1.3.Tujuan Penulisan.........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6

2.1 Pengertian dan Sejarah Atletik....................................................................................................6

2.2.Makna dan Nilai dalam Atletik.....................................................................................................9

2.3. Ruang Lingkup Pembelajaran Atletik........................................................................................12

2.4.Pengertian Lari Dan Jenis Lari....................................................................................................12

2.5.Pengertian Lompat Dan Jenis Nya.............................................................................................21

2.6.Pengertian Lempar Dan Jenis Nya.............................................................................................25

BAB III PENUTUP................................................................................................................................29

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................29

3.2 Saran..........................................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................30

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Atletik merupakan salah satu cabang Olah raga yang kompleks,karena memiliki
ketentuan – ketentuan dan peraturan – peraturan yang rinci dan ketat. Atletik juga
merupakan cabang olahraga yang tidak membahayakan diri sendiri maupun
lawan. Atletik juga sering mengadakan berbagai kejuaraan dari tingkat Kabupaten
hingga Dunia. Dikabupaten, Pemda menyeleksi para Atlet yang berbakat untuk
mengikuti kejuaraan berikutnya ditingkat Propinsi dan seterusnya. Olah raga
atletik merupakan olah raga yang santai tapi berat,maksudnya yaitu dalam
melakukan latihan kita bisa dengan santai tapi juga serius dalam latihan.

Atletik juga bisa membangkitkan semangat kita untuk menjadi yang terbaik bagi
diri kita sendiri dan bagi keluarga,masyarakat bahkan untuk Negara kita. Atletik
kini bukan hanya sekedar hobi, tetapi juga Profesi. Seperti halnya dengan kegiatan
yang lain. Misalnya si A menyukai olah raga bola voli dan si A selalu di kontrak
untuk bermain di tim lain. Si A tersebut bisa di katakan Hobi dengan bola voli
bisa juga di katakan pemain bola voli. Disini kata pemain di artikan sebagai
Profesi atau pekerjaan sebagai pemain bola voli. Begitu juga dengan Atletik,kita
bukan hanya hobi berlari atau jalan jauh,tetapi hobi kita tersebut bisa di tuangkan
atau dipamerkan di depan umum,misalnya dalam Event Jalan cepat 5000 meter.
Dalam kenyataannya atletik di pergunakan dalam olah raga lain. Misalnya dalam
olah raga sepak bola,lari dipergunakan untuk mengejar bola. Lari membutuhkan
kekuatan. Atletik merupakan induknya dari berbagai cabang olah raga.

Pembelajaran atletik di sekolah-sekolah tetap berpedoman pada kurikulum


pendidikan jasmani dan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun
bukan berarti bahwa semua nomor atletik yang tercantum dalam kurikulum
tersebut bisa dilaksanakan. Hal tersebut terkait erat dengan sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh sekolah yang bersangkutan. Banyak guru-guru pendidikan

4
jasmani yang hanya bisa mengajarkan satu dua nomor atletik saja dalam satu
tahun atau mungkin ada nomor-nomor yang

tidak bisa diberikan sama sekali kepada siswanya. Secara umum ruang lingkup
pembelajaran atletik di sekolah-sekolah meliputi nomor-nomor : jalan, lari,
lompat dan lempar.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat ditentukan rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertan dan sejarah atletik ?

2. Apa saja makna dan nilai yang terkandung dalam atletik ?

3. Apa saja luang lingkup dalam atletik ?

4. Apa pengertian dari lari dan jenis-jenis lari ?

5. Apa pengertian dari lompat dan jenis-jenis lompat ?

6. Apa pengertian dari lempar dan jenis-jenis lempar ?

1.3.Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari atletik.

2. Mengetahui makna dan nilai yang terkandung dalam atletik.

3. Mengetahui luang lingkup dalam atletik.

4. Mengetahui pengertian lari dan jenis-jenisnya.

5. Mengetahui pengertian lempar dan jenis-jenisnya.

6. Mengetahui pengertian lompat dan jenis-jenisnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Atletik

Pengertian Atletik

Istilah atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber antara
lain bersumber dari bahasa Yunani, yaitu “athlon” yang mempunyai pengertian
berlomba atau bertanding. Misalnya ada istilah pentathlon atau decathlon. Istilah
lain yang menggunakan atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek (bahasa
Belanda), athletique (bahasa Perancis) atau athletik (bahasa Jerman). Istilahnya
mirip sama, namun artinya berbeda dengan arti atletik di Indonesia, yang berarti
olahraga yang memperlombakan nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan lempar.
Istilah lain yang mempunyai arti sama dengan istilah atletik di Indonesia adalah

 “Leichtatletik” (Jerman),
 “Athletismo” (Spanyol),
 “Olahraga” (Malaysia), dan
 “Track and Field” (USA).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atletik merupakan cabang olah raga
terutama yang dilakukan diluar dan memerlukan kekuatan, ketangkasan, dan
kecepatan. Terdiri atas nomor lari, jalan lompat dan lempar.

Sejarah Ringkas Atletik

Atletik yang kita kenal saat ini tergolong sebagai cabang olahraga yang paling tua
di dunia. Gerak-gerak dasar yang terkandung dalam atletik sudah dilakukan sejak
adanya peradaban manusia di muka bumi ini. Bahkan gerak tersebut sudah
dilakukan sejak manusia dilahirkan yang secara bertahap berkembang sejalan
dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kematangan biologisnya, mulai
dari gerak yang sangat sederhana sampai pada gerakan yang sangat kompleks.
Pada jaman purba, ketika peradaban manusia masih sangat primitif, hukum rimba

6
masih berlaku dimana yang kuat memakan yang lemah. Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya manusia saat itu harus bertahan dari gangguan binatang buas
atau harus berburu binatang untuk dijadikan santapan hidupnya atau mencari
makanan berupa umbi-umbian atau buah-buahan. Dalam upaya tersebut mereka
melakukan berbagai ketangkasan seperti: memanjat pohon, melempar, melompat
dan berlari. Mereka harus berjalan bermil-mil jauhnya, kadangkala harus berlari
secepat-cepatnya serta terampil dalam melempar atau melompat untuk
mendapatkan buruannya atau menghindar dari sergapan binatang buas. Gerakan
tersebut merupakan cikal bakal gerakan atletik yang ada sekarang ini.

Menurut seorang pujangga Yunani bernama Humeros

dalam bukunya berjudul Illiad,

diperkirakan kegiatan atletik sudah dilakukan tahun 1100 SM, tercatat nama-nama
seperti Eurialus, Epius, Odysseus, Aias dan Argamenon. Mereka disebut sebagai
jago-jago lomba berkuda, lari dan lempar lembing Odysseus saat itu disebut
sebagai jago lempar cakram yang belum terkalahkan lemparannya. Sehingga
gambar Odysseus dengan cakramnya diabadikan sebagai symbol atletik dan di
Indonesia dipakai sebagai lambang atau logo PASI.

Olympiade Kuno

Pada tahun 776 SM bangsa Yunani menyelenggarakan pesta olahraga yang


dinamakan “Olympiade Kuno” (The Ancient Olympic Games). Tujuan utama
pesta olahraga ini adalah sebagai bentuk upacara pemujaan kepada dewa-dewa
mereka saat itu di suatu tempat yang khusus. Nomor-nomor yang dipertandingkan
dalam Olympiade kuno itu adalah lomba lari, pentathlon, pankration, gulat, tinju
dan pacuan kuda. Juara pentathlon (nomor lari cepat, lompat jauh, lempar cakram,
lempar lembing dan gulat) dinobatkan sebagai juara olympiade. Untuk lomba lari
cepat diselenggarakan pada suatu lintasan lurus di tengah stadion. Pada zaman itu
sudah dikenal tiga macam lomba lari yaitu:

1) Stade yaitu lari cepat pada jalur lurus sepanjang kurang lebih 185 m
dilakukan di dalam stadion.

7
2) Diaulos yaitu lomba jarak menengah yang jaraknya kurang lebih dua kali
stade.
3) Dolichos yaitu lomba lari jarak jauh yang jaraknya kurang lebih 7 sampai
24 kali stade, yang dilakukan mengelilingi stadion.

Sampai kini kompleks bekas tempat penyelenggaraan Olympiade kuno tersebut


masih terpelihara dengan baik dan orsinil, walaupun hanya berupa puing-
puingnya saja. Upaya untuk merehabilitasi peninggalan sejarah itu juga sangat
besar, namun lebih besar lagi upaya untuk memelihara keaslian dari peninggalan
sejarah tersebut. Sehingga sampai kini tempat tersebut menjadi kebanggaan
masyarakat dunia yang tak pernah sepi dari kunjungan wisata. Yang menarik dari
lomba lari cepat ini adalah telah diperkenalkannya start block yang terbuat dari
tembok yang berparit dan dipasang permanen di atas lapangan dan sampai kini
masih ada.Sebenarnya bentuk start block lari pada lapangan di dalam stadion
bekas Olympiade kuno diselenggarakan yang dibuat melebar lintasan lari. Parit
dalam tembok gunanya adalah untuk menyimpan kaki penolak agar tidak
terpeleset.Untuk memberangkatkan para pelari tersebut, tidak menggunakan aba-
aba seperti sekarang ini berupa bunyi pistol atau kibaran bendera start, namun di
depan start block itu dipasang sebuah

“starting gate” yang dikenal dengan sebutan “Husplex”

berfungsi untuk mencegah adanya yang mencuri start. Para pelari berada di atas
statr block dalam posisi berdiri di belakang starting gate sebelum dibuka (sikap
bersedia). Seorang juri atau wasit berada dibelakang para pelari dengan
memegang tali yang dihubungkan dengan starting gate tersebut. Manakala tali
dilepas maka secara serempak akan membuka kayu penghalang yang ada di depan
pelari. Saat pintu terbuka maka secara serempak pula para pelari berlari
secepatnya menuju garis akhir.

Pada tahun 186 SM bentuk olahraga atletik sempat dilupakan, pada saat itu yang
berkuasa adalah kekaisaran Romawi. Bangsa Romawi lebih banyak yang
menyenangi

8
“Gladiator”, yaitu olahraga yang memperlihatkan adu kejantanan, adu pedang dan
pertarungan yang kadang-kadang sampai mati. Mulai tahun 1154 Masehi kegiatan
olahraga atletik mengalami pasang surut. Kegiatan dan club-club atletik mulai
menyebar ke luar Eropa dimulai dari Kerajaan Inggris, terus ke Amerika, New
Zealand, Belgia, Afrika Selatan, Norwegia, Hungaria, Finlandia dan ke negara-
negara lainnya. Pada tahun

1912 pada saat penyelenggaraan Olympiade Modern yang ke 5, yang di adakan di


Stockholm Swedia, diadakan kongres dalam rangka membentuk Federasi Atletik
Dunia yang kemudian lahirlah Federasi itu dengan nama IAAF (International
Athletic Amateur Federation) Sedangkan di Indonesia organisasi atletik untuk
pertama kalinya didirikan yaitu pada tanggal 3 September tahun 1950 di kota
Semarang, yang sekarang disebut PASI.

2.2.Makna dan Nilai dalam Atletik

Di kalangan para siswa, ada kesan bahwa olahraga atletik hanya merupakan
seperangkat gerak monoton dan tak bervariasi. Isinya meliputi gerak lari, lempar
dan lompat yang di anggap kurang menuntut keterampilan yang tinggi namun
melelahkan. Unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu tidak heran apabila pelajaran
atletik dalam pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian dibanding dengan
cabang olahraga permainan seperti: sepakbola, basket atau bolavoli.

1) Atletik Berorientasi Bermain

Atletik dalam konteks pendidikan jasmani selain mengandung tantangan, juga


berisi unsur permainan menyertai proses belajar keterampilan atletik itu sendiri.
Berlangsungnya aktivitas bermain khususnya pada anak-anak, tidak hanya terjadi
pada olahraga permainan saja. Kalau kita simak secara hakiki, di dalam aktivitas
bermain tersebut tidak lepas dari gerak-gerak yang ada dalam atletik seperti, jalan,
lari lompat dan kadang juga berisi gerakan melempar. Oleh karena itu
pembelajaran atletik dengan pendekatan bermain bukan suatu hal yang tidak logis.
Atletik secara bermain dapat menggugah perhatian anak-anak dan dapat

9
memfasilitasi semua tingkat keterampilan yang ada pada kelas yang kita ajar.
Permainan atletik tidak berarti menghilangkan unsur keseriusan, mengabaikan
unsur ketangkasan atau menghilangkan substansi pokok materi atletik. Akan
tetapi permainan atletik berisikan seperangkat teknik dasar atletik berupa : jalan,
lari, lompat dan lempar yang disajikan dalam bentuk permainan yang bervariasi
dengan memperkaya perbendaharaan gerak dasar anak-anak. Kegiatannya
didominasi oleh pendekatan eksplorasi dalam suasana kegembiraan dan diperkuat
oleh pemenuhan dorongan berkompetisi sesuai dengan tingkat perkembangan
anak, baik yang menyangkut perkembangan kognitif, emosional maupun
perkembangan geraknya. Untuk bermain dalam atletik sebetulnya tidak dikenal
batasan tingkat pendidikan. Yang membedakan barangkali adalah jenis
permainan, berat ringannya, bobot permainan serta kemampuan pemahaman anak
untuk melakukannya.

2) Nilai Yang Terkandung Dalam Permainan Atletik

Nilai-nilai yang terkandung tersebut seperti dikemukakan Hans


Katzenbogner/Michael Medler. (1996) adalah:

1. Pengembangan Dimensi Permaian Atletik

Unsur yang terkandung dalam permainan adalah kegembiraan atau keceriaan.


Tanda-tanda menuju ke arah permainan yang menggembirakan tersebut antara
lain:

a) Menempatkan diri pada situasi, gerakan dan irama.

b) Menanamkan kegemaran berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan


yang sehat, penuh tantangan dan kegembiraan.

c) Unsur kegembiraan dan kepuasan harus tercermin dalam bentuk praktek.

d) Memberikan kesempatan untuk memamerkan kemampuan atau ketangkasan


yang dikuasainya.

10
Permainan atletik berujud manakala unsur kegembiraan dalam praktek merasuk ke
dalam diri subyek yang dihadapi.

2. Pengembangan Dimensi Variasi Gerakan Atletik

Dominasi stop watch dan pita ukur dalam pelajaran atletik seringkali
menyebabkan pelajaran atletik sangat membosankan, melelahkan dan kurang
bervariasi. Keterbatasan sarana dan perlengkapan atletik yang dimiliki, juga
menjadi penyebab guru penjas tidak bisa memberikan pengembangan gerak-gerak
dasar secara optimal. Penggunaan alat-alat bantu yang dimodifikasi berupa
barang-barang bekas seperti: ban sepeda, kardus, tali, bilah bambu, bola besar atau
bola-bola kecil dapat membantu menampilkan berbagai variasi gerak-gerak dasar
atletik.

3. Pengembangan Dimensi Irama Atletik

Dalam atletik, keharmonisan gerak tubuh atau koordinasi gerak merupakan hal
yang sangat dibutuhkan. Sebagai bagian dari koordinasi gerak, dibutuhkan
penguasaan dan pengaturan irama gerak. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani
perlu memperhatikan pengembangan irama gerak antara lain seperti melalui pola
gerak dasar dominan. Realisasinya seperti bagaimana mengatur irama langkah,
frekuensi langkah, atau irama melewati rintangan, atau irama putaran dsb. Dengan
demikian maka pengembangan irama dalam pembelajaran atletik tetap harus
diperhatikan.

4. Pengembangan Dimensi Kompetisi Atletik

Dalam atletik, keharmonisan gerak tubuh atau koordinasi gerak merupakan hal
yang sangat dibutuhkan. Sebagai bagian dari koordinasi gerak, dibutuhkan
penguasaan dan pengaturan irama gerak. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani
perlu memperhatikan pengembangan irama gerak antara lain seperti melalui pola
gerak dasar dominan. Realisasinya seperti bagaimana mengatur irama langkah,
frekuensi langkah, atau irama melewati rintangan, atau irama putaran dsb. Dengan
demikian maka pengembangan irama dalam pembelajaran atletik tetap harus
diperhatikan.

11
5. Pengembangan Pengalaman Atletik

Mengembangkan seluruh macam gerakan dalam atletik bukan berarti


menginginkan pendangkalan, kurang sistematis, atau usaha yang tidak bertujuan.
Atletik yang berorientasi pada hasil, akan memungkinkan anak menjadi bosan dan
kurang kreatif dalam menerima pengalaman gerak atletik. Padahal dengan
berorientasi pada pengalaman gerak yang seluas-luasnya akan memberikan
kepuasan tersendiri pada diri si anak. Permainan atletik yang penuh dengan
suasana keriangan dan kegembiraan bermain yang mempesona dengan berbagai
macam variasi gerak, memungkinkan anak untuk menikmati seperti layaknya
pada permainan olahraga lain. Namun substansi pokok pengajaran yaitu dimensi
jalan, lari, lompat dan lempar tetap terkandung di dalamnya, sehingga unsur
variasi, irama, pengalaman atletik sarta pengalaman kompetisi tetap terpelihara.

2.3. Ruang Lingkup Pembelajaran Atletik.

Pembelajaran atletik di sekolah-sekolah tetap berpedoman pada kurikulum


pendidikan jasmani dan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun
bukan berarti bahwa semua nomor atletik yang tercantum dalam kurikulum
tersebut bisa dilaksanakan. Hal tersebut terkait erat dengan sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh sekolah yang bersangkutan. Banyak guru-guru pendidikan
jasmani yang hanya bisa mengajarkan satu dua nomor atletik saja dalam satu
tahun atau mungkin ada nomor-nomor yang tidak bisa diberikan sama sekali
kepada siswanya. Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-
sekolah meliputi nomor-nomor : jalan, lari, lompat dan lempar.

Pembagian kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

2.4.Pengertian Lari Dan Jenis Lari.

A. Pengertian Lari

Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada
kecenderungan badan melayang, (M Djumijar, 2004: 13). Lari merupakan gerak
mengais, badan bergerak maju karena akibat dari gaya dorong ke belakang

12
terhadap tanah. Lari cepat merupakan lari yang dilakukan mulai dari garis star
hingga garis finish dengan kecepatan maksimal, yaitu melangkah selebar dan
secepat mungkin. Lari 60 meter termasuk katergori lari sprint karena merupakan
lari jarak pendek, dimana lari jarak pendek merupakan lari yang menempuh jarak
60 meter sampai 400 meter. Lari sprint merupakan jenis lari yang dilakukan
dengan kecepatan maksimal, dalam melakukan lari sprint pada umumnya
menggunakan star jongkok.

B. Istilah-istilah Dalam Lari

1. Start

Start adalah suatu persiapan awal seorang pelari akan melakukan gerakan lari.
Untuk nomor jarak pendek star yang dimpakai adalah start jongkok (Crouch
Start). Tujuan utama start dalam lari jarak pendek adalah untuk
mengoptimalisasikan pola lari percepatan. Aba-aba lari sprint meliputi bersedia,
siaap, yaak atau door bunyi pistol.

- Bersedia

Setelah setarter memberikan aba-aba “Bersedia”, maka pelari akan menempatkan


kedua kaki dalam menyentuh blok star bagian depan dan belakang, lutut kaki
belakang diletakan di tanah, terpisah selebar bahu lebih sedikit. Jari-jari tangan
membentuk huruf V terbalik, dan kepala dalam keadaan datar dengan punggung,
sedangkan pandangan mata menatap lurus ke bawah.

- Siaaap

Pada saat aba-aba “Siaaap” pelari menempatkan posisi lutut ditekan ke belakang,
lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siki-siku 900 sedangkan lutut
kaki belakang membentuk sudut antara 1200- 1400. Posisi pinggang sedikit
diangkat tinggi dari bahu, tubuh sedikit condong ke depan, serta bahu sedikit lebih
maju ke depan dari kedua tangan.

13
- Yaaa

Gerakan yang akan dilakukan pelari setelah aba-aba “Yaak/Bunyi pistol” adalah
badan diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak/menekan keras pada
start blok. Kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun
bergantuan. Kaki belakang mendorong kuat/singkat, dorongan kaki depan sedikit
kaki belakang diayun ke depan dengan cepat sedangkan badan condong ke depan,
lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan.

2. Teknik Lari

Menurut Yoyo Bahagia, dkk (2000 : 113) bahwa nomor-nomor perlombaan atletik
kelompok umur yang disarankan untuk lari 60 m kelompok umur putra 11-12
tahun sedangkan kelompok umur putri 10-13 tahun. Unsur-unsur tersebut
biaasanya ditemukan pada tingkat sekolah dasar kelas atas. Untuk setiap umur
yang berbeda akan menempuh jarak yang berbeda. Hal ini menyesuaikan dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan pelari. Dalam berlari panjang tungkai
untuk setiap atlet berbeda, semakin panjang ukuran panjang tungkai, semakin jauh
panjang langkah.

3. Teknik Melewati Garis Finish

Sebuah perlombaan diakhiri dengan finish. Hal ini juga berlaku pada lari 60 m
untuk siswa Sekolah Dasar. Untuk memenangkan sebuah perlombaan seorang
pelari harus menguasai teknik start, teknik lari 60 m, dan teknik finish. Walaupun
waktu antara pelari hanya beberapa detik. Pelari yang menyentuh finish pertama
kali yang menang. Menurut khomsin (2005 : 42) teknik memasuki garis finish
dapat melalui tiga cara : 1) lari terus tanpa mengubah sikap, 2) dada dicondongkan
kedepan dengan kedua tangan diayun kebelakang, dan 3) dada diputar dengan
mengayunkan tangan ke depan sehingga bahu sebelah maju kedepan. Dalam
perlakuan atletik, seorang pelari dianggap sudah memasuki garis finish ketika
salah satu bagian tubuhnya (torso) menyentuh bidang tegak finish.

14
C. Jenis-jenis Lari

a. Lari Jarak Pendek

Lari jarak pendek atau lari sprint adalah lari dengan kecepatan penuh. Lari jarak
pendek menempuh jarak 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.

Untuk pelatihan cabang lari untuk permulaan ikut dalam latihan dipusat latihan
adalah sebagai berikut :

- Jalan perlahan-lahan kemudian cepat

Mula-mula sang atilit di berikan latihan berjalan perlahan-lahan, bila ada abaaba
dari pelatih “jalan agak cepat” maka si atlet harus melakukan seperti perintah
pelatih. Latihan ini bertujuan untuk merangsang agar otot yang belum biasa
digunakan untuk berlari agar lemas dan tidak kaku.

- Lari pelan-pelan kemudian cepat

Seperti halnya dengan di atas si atlet berlari pelan-pelan kemudian sang pelatih
memberi aba-aba “lari agak cepat”. Latihan ini juga bertujuan untuk melatih otot-
otot kaki si atlet agar lemas dalam melakukan lari. Untuk para atlit yang sudah di
persiapkan untuk perlombaan yaitu latihannya sebagai berikut :

o Latihan angkling dril

Angkling dril yaitu latihan mata kaki untuk menyelesaikan latihan pemanasan. Di
antara latihan tersebut terdapat latihan yang lain seperti : Tumit tendang pantat,
Berjingkat-jingkat, Lutut angkat tinggi dan Lutut angkat tinggi kaki diluruskan.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan ketangkasan dasar lari.

o Latihan dril-dril dasar

Latihan tersebut menggunakan berbagai latihan dasar antara lain yaitu : Latihan
kombinasi & Variasi ( lutut tinggi, tiga langkah lari, tumit menendang, tiga
langkah lari, lutut tinggi dst) ; latihan kombinasi & latihan transisi (dari
berjingkat-jingkat berubah menjadi ke angkat lutut tinggi, dari angkat lutut tinggi
ke lari sprint, dari tumit menendang berubah ke lari sprint dan dari angkat lutut

15
tinggi dengan kaki di luruskan ke lari sprint) ; Dril gerakan lengan (lengan
memegang pinggang.melakukan percepatan 20 m, sedangkan lengan tetap diam.
Lepaskan lengan kemudian lari sprint secara normal) ; latihan In & Out
(melakukan percepatan lari 10 m – melayang – 10-15 m – dst.). Tujuannya adalah
untuk mengembangkan kecakapan sprint dan koordinasi

§ Latihan dengan tahanan

Dalam latihan ini atlit menggunakan suatu alat misalnya ban mobil sedan sebagai
alat penahan atau alat lain yang cocok. Alat penahan tersebut oleh si atlit di bawa
berlari secepat mungkin dengan jarak 20-30 m. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan phase dorongan dn kekuatan khusus.

§ Latihan mengejar

Atlit berpasangan dua-dua, dengan menggunakan sepotong tongkat atau tali 1,5
m, berlari jogging sebaris. Pelari depan melepaskan tongkat atau tali untuk
memulai pengejaran. Melakukan pada jarak 30-40 m. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari.

§ Lari percepatan

Pelatih membuat tanda dari jarak 0 sampai 6 m. Salah satu atlit berada di jarak 0
dan satu lagi di jarak 6 m. Dengan tanda peluit dari pelatih para atlit mempercepat
lari sampai jarak 30-40 m. Tujuannya adalah untuk mengembangkan lari
percepatan dan kecepatan maksimum.

§ Start melayang kemudian lari sprint

Memberi tanda pada jarak 0 hingga 20 dan 30 m. Sang atlit berlari pada jarak
tersebut dengan kecepatan maksimum. Latihan ini di ulang 5 kali dalam setiap
latihan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kecepatan maksimum.

16
b. Lari Jarak Menengah dan Jarak Jauh

Lari Jarak Menengah atau disebut Middle Distance merupakan bagian dari nomor
lari dengan menempuh jarak yang lebih jauh dar lari jarak pendek. Nomor lari
jarak menengah meliputi jarak 800 meter, 1.500 meter, dan 3.000 meter.

Lari Jarak Jauh adalah cabang olahraga atletik yang mengutamakan ketahanan
fisik saat berlari yang menempuh jarak 5.000 meter, 10.000 meter, dan 42.195
meter (marathon).

Untuk pelari jarak menengah dan jarak jauh, sang atlit harus mengembangkan
daya tahan umum, juga daya tahan yang khusus terhadap tuntutan energi dari
event masing-masing. Daya tahan umum adalah daya tahan aerobik, yang berarti
sistem jantung-pernapasan dapat memenuhi semua kebutuhan oksigen untuk
keperluan latihan. Daya tahan khusus adalah kombinasi dari daya tahan umum
dan daya tahan an-aerobik dimana sistem jantung pernapasan dapat memenuhi
kebutuhan oksigenlatihan dan perlombaan.

- Latihan terus menerus

Berlari relatif jarak jauh dengan kecepatan hampir konstan tanpa istirahat. Hal ini
dimaksudkan untuk mengembangkan daya tahan umum.

- Latihan interval

Latihan interval yaitu himpinan lari latihan atau usaha dimana kecepatan, jarak
dan interval istirahat di jelaskan. Dalam latihan interval sama dengan latihan lari
jarak pendek.

- Latihan intensif

Latihan intensif antara lain sebagai berikut :

¤ 2 x 10 x 200 m ( lari dengan intensitas 60 – 80 % dengan istirahat 5 menit )

¤ 15 x 400 m ( lari dengan intensitas 60 – 80 % dengan istirahat sama dengan


waktu berlari )

17
¤ lari 2 menit, 3 menit, 1 menit ( dengan intensitas 50-70% dengan istirahat 2
menit ).

c. Lari Sambung (Estafet)

Lari sambung atau estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada perlombaan
atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari
sambung terdapat 4 orang pelari, yaitu pelari I, II, III, dan Iv. Pada nomor lari
sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang lain,
yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari ke satu kepada pelari
berikutnya.

Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4x100 meter dan
nomor 4x400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saya yang
perlu diperhatikan, akan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat dizona (daerah)
pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari .

a. Latihan Teknik Lari Sambung

Suksesnya lari sambung sabgat bergantung dari kelancaran pergantian tongkat.


Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet
berlangsung dengan baik pula. Regu bagi pelari estafet yang baik hanya akan
dapat memenangkan perlomnbaan, jika mampu melakukan pergantian tongkat
estafet dengan baik dan benar. Terdapat beberapacera pemberian tongkat estafet
dari satu pelari ke pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat estafet
itu ada dua macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat (non-visual).
Teknik-teknik tersebut antara lain

o Latihan Teknik Penerimaan Tongkat

1. Ketrampilan teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat Pelari yang


menerima tongkat melakukan denagn berlari sambil menolehkan kepala untuk
melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan tongkat
dengan cara mewlihat biasanya dilakukan pada nomor 4x400 meter.

18
2. Ketrampilan penerimaan tongkat dengan cara tanpa melihat Pelari yang
menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan
diterimanya. Ketrampilan gerak penerimaan tongkat tanpa melihat lebih sulit dara
pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya antara penerima dan pemberi
perlu melakukan latihan yang lebih lama untuk melatih koordinasi dan
kekompakan. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan dalam
lari sambung 4x100 meter.

o Latihan Teknik Pemberian Dan Penerimaan Tongkat Estafet

Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya yang


dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada pelari
lainnya. Agar dapat melakukan teknik tersebut,pelari harus menguasai
ketrampilan gerak lari dan ketrampilan memberi serta menerima tongkat yang
dibawanya. dalam perlombaan suatu regu ada yang didiskialifikasi hanya karena
kurang tepatnya penerimaan dan pemberian tongkat. Maka dari itu biar kita dapat
maksimal dalammelakukan lari sambung perhatikan teknik dibawah ini:

1. Ketrampilan Teknik Pemberian Dan Penerimaan Tongkat Dari Bawah.

§ Teknik ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat dengan tangan kiri.

§ Sambil berlari pelari akan memberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri.

§ Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui
bawah.

§ Sementara itu, tangan penerima telah siap di belakang dengan telapak tangan
menghadap ke bawah.

§ Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari lainnya dirapatkan

§ Tangan penerima berada di bawah pinggang.

2. Ketrampilan Teknik Pemberian Dan Penerimaan Tongkat Dari Atas

Pada teknik pemberian tongkat dari atas, pemberian dan penberimaan tongkat
dilakukan pada bagian tangan yang sama. Apabila pemberi melakukannya dengan

19
tangan kiri, penerima akan melakukannya dengan tangan kiri pula. Teknik
pelaksanaannya sebagai berikut:

§ Teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari belakang ke depan.

§ Kemudian segera meletakkan tongkat dari atas pada telapak tangan penerima.

§ Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangannya dari depan


kebelakang dengan telapak tangan menghadap ke atas.

§ Ibu jari dibuka lebar dan jari-jari tangan lainnya rapat.

§ Setelah tongkat berada di telapak tangannya, ayunkan tangan yang memegang


tongkat ke depan diikuti dengan langkah lari.

b. Daerah Pergantian Tongkat Estafet Antar Pelari

Cara menempatkan antara pelari-pelari dalam lari estafet adalah sebagai berikut:

- Pelari ke-1 ditempatkan di daerah start pertama dengan lintasan ditikungan.

- Pelari ke-2 ditempatkan di daerah start kedua dengan lintasan lurus.

- Pelari ke-3 ditempatkan di daerah start ketiga dengan lintasan ditikungan.

- Pelari ke-4 ditempatkan di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan

- Berakhir di garis finish.

Disamping itu yang harus diperhatikan oleh seorang pelari meliputi:

1. Bidang pergantian tongkat estafet

Ketika berada di zona penerimaan tongkat, si pemberi berteriak atau memberi


aba-aba kepada si penerima bahwa ia akan segera memberikan tongkat. Setelah
menerima tongkat, si penerima terus melanjutkan larinya tanpa melihat kearah
tongkat. Cara ini sering disebut dengan cara non-visual (tidak melihat).

20
2. Teknik menerima tongkat estafet

Pergantian tongkat estafet cara non-visual, penerimaan menggunakan teknik


menerima tongkat dengan lengan lurus, telapak tangan menghadapke atas.

3. Latihan memberi dan menerima tongkat estafet.

Nomor lari dibagi lagi kedalam :

Lari lari jarak pendek meliputi : 100 m, 200 m, 400 m


Lari jarak menengah meliputi : 800 m dan 1500 m
Lari jarak jauh meliputi : 5000 m , 10.000 m, marathon
Lari estafet meliputi : 4 x 100 m, 4 x 400 m
Lari rintangan meliputi : lari gawang 100 m, 110 m, 400 m dan 3000 m
halang rintang.

2.5.Pengertian Lompat Dan Jenis Nya.

Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain
dengan tumpuan satu kaki dan mendarat dengan kaki. Lompat merupakan
kegiatan menghentakkan badan ke udara yang diawali dengan satu kaki sebagai
tumpuan.

a. Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik
yang paling popular dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia,
termasuk olimpiade.

Lompat jauh adalah suatu gerakan melompat ke depan atas dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin diudara (melayang di udara) yang
dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakuka tolakan pada satu kaki untuk
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Untuk permulaan latihan di perlukan latihan sebagai berikut :

- Latihan lari umum atau Dril

21
Semua latihan & dril yang dijelaskan dalam latihan lari adalah berguna bagi para
pelompat.

- Latihan khusus

Lari percepatan (semua event)-imitasi/tiruan lari ancang-ancang dengan atau


tanpa imitasi bertolak, berlari engklek, tumit tendang pantat, angkat lutut tinggi
dan lari percepatan

- Latihan meloncat-loncat

Meloncat dari suatu start berdiri, meloncat dari suatu ancang-ancang pendek,
meloncat dari suatu ancang-ancang cepat dan meloncat dengan kecepatan.

- Berjingkat-jingkat (bertolak & mendarat dengan kaki yang sama)

Dengan berjingkat-jingkat akan menghasilkan beban yang lebih tinggi dari pada
meloncat-loncat. Selalu bergantian kiri-kanan dengan tiap pengulangan. Cara
berjingkat-jingkat yaitu ki-ki-ki-ka-ka-ka-ki-ki-ki-ka-ka-ka dst. Sampai jarak 20-
30 m.

- Melompati gawang

Bertumpu dengan satu kaki untuk lompat gawang dengan satu langkah di antara
gawang dan mendarat dengan kaki tumpu. Dengan kedutan mata kaki (ankle flips)
melewati gawang mini. Lompat gawang dengan kedua kaki. Lompat gawang
dengan bertolak atas satu kaki dengan satu langkah di antara gawang dan dengan
kaki depan untuk mendarat.

- Standing jump

Standing jump adalah melakukan lompatan dengan dua kaki di bak pasir, dengan
tangan di ayunkan ke atas.

- HOP

Dengan langkah 5-10 m berlari kemudian melompat dengan kaki tolak dan
mendarat dengan kaki yang lain secara bergantian.

22
b. Lompat Tinggi

Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga yang melakukan gerakan
lompatan untuk mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Ukuran lapangan
sama dengan lompat jauh, t inggi tiang mistar min 2.5 meter, Panjang mistar
3.15m.

Dalam lompat tinggi di perlukan tubuh yang tinggi. Latihan lompat tinggi
diantaranya sebagai berikut :

- Berlari melengkung

Atlit berlati mengikuti/membentuk angka delapan. Berlari cepat tetapi terkontrol,


menambah kecepatan bila memasuki tiap belokan dengan variasi lutut tinggi atau
frekwensi tinggi.

- Berlari di tikungan dengan bertolak/bertumpu

Pelatih membuat suatu tikungan dan titik start. Atlit menggunakan awalan 4-
6langkah. Meningkatkan frekwensi langkah dalam langkah terakhir. Atlit
menggunakan sasaran yang berbeda-beda dengan variasi latihan melompat dengna
lutut tinggi atau berjingkat. Tujuannya adalah belajar melompat vertikal dengan
awalan melengkung.

- Latihan interval

Latihan dasar ini sama halnya dengan latihan dasar untuk lari sprint dan lompat
jauh.

Ø Gaya dalam Lompat tinggi

- Gaya Gunting (Scissors ).

Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney , sebab pada waktu sebelumnya (yang
lalu) masih digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun
1896 sweny mengubahnya dari gaya jongkok menjadi gaya gunting. Diganti
karena kurang ekonomis. Cara melakukan: Si pelompat mengambil awalan dari
tengah. Bila pelompat pada saat akan melompat, tumpuan pakai kaki kiri (bila

23
ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh ) dengan kaki lagi. Waktu di udara
badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali
ke tempat awalan tadi.

- Gaya Guling sisi (Western Roll )

Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri
lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari
tengah tapi dari samping.

- Gaya Guling (Straddle )

Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung


ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil.

Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan.
Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan
diatas mistar telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala
nunduk.

Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan
tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu
menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.

c. Lompat Jangkit

Lompat jangkit (kadang-kadang disebut sebagai hop, step dan jump) adalah suatu
bentuk gerakan lompat yang merupakan rangkaian urutan gerak yang dilakukan
dengan berjingkat, melangkah, dan melompat untuk mencapai jarak yang sejauh-
jauhnya. Lompat jangkit biasanya disebut lompat tiga urutan gerak yaitu gerak
berjingkat, gerak melangkah, dan gerakan melompat.

Latihan lompat jangkit sama halnya dengan latihan lompat jauh dan lompat tinggi.
Adapaun latihannya adalah sebagai berikut :

24
- Lompatan berirama

Si atlit menggunakan awalan 3-5 langkah dan mengunakan kombinasi lompatan


dan jingkatan. Melompat secara berturut-turut secara bergantian. Misalnya : ki-ki-
kaki- ki-ka-ka atau ka-ka-ki-ki-ka-ka-ki-ki. Tujuan latihan jingkat ini yaitu untuk
meningkatkan ketangkasn melompat dengan menggunakan kedua kaki untuk
bertolak/bertumpu.

2.6.Pengertian Lempar Dan Jenis Nya.

Banyak sekali cara latihan untuk event lempar antara lain yaitu :

a. Lempar Lembing

Lembing adalah sebuah alat dalam salah satu nomor olahraga atletik. Lembing
berbentuk seperti tombak dengan sudut tajam disalah satu ujungnya. Melempar
adalah melakukan gerakan menolak/mendorong seperti membuang sesuatu dari
tangan kita.

Lempar Lembing

adalah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik yang
menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar
sejauh-jauhnya.

Jadi lempar lembing dapat diartikan, melakukan gerakan untuk mendorong lepas
lembing dari tangan dengan tenaga ke arah yang diinginkan.

- Lemparan depan

Dengan badan condong kebelakang, menambah jarak, melempar lembing kedepan


dengan jarak 3-4 meter. Tujuannya untuk mempercepat lembing sepanjang suatu
jalur lurus.

- Lemparan dengan berdiri

Si atlit berdiri terpisah 60-90 cm, kaki-kaki menunjuk kearah lemapran. Pertarik
lembing dan pertahankan telapak berada di atas tinggi bahu. Angkat sedikit kaki

25
kiri untuk mengawali gerakan, pertahankan berat badan pada kaki kanan yang di
tekuk. Tujuan untuk melempar dari posisi power.

- Lari langkah berirama kemudian lempar

Atlit memulai dengan kaki kanan kedepan dan lembing ditarik melangkah dengan
kaki kiri kekiri (seluruh telapak) dan dorong ke langkah-impuls (kaki mendarat
sepat satu sesudah yang lain) dan teruskan dengan lemparan. Tujuan adalah untuk
memperkenalkan langkah-impuls dan rangkaian lemparan dengan posisi power.

b. Tolak Peluru

Olahraga tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik yang telah
dipertandingkan nasional maupun internasional. Oleh karena itu, tolak peluru
telah diajarkan disekolah-sekolah sebagai pokok materi dalam pelajaran
pendidikan jasmani. Tolak peluru adalah cabang olahraga atletik yang bertujuan
untuk menolak sebuah peluru sejauh-jauhnya.

Dalam latihan event tolak peluru adalah sebagai berikut :

- Perkenalan

Pelurusan tangan lambat-lambat atau mendorong peluru keatas dengan


memainkan peluru dengan jari-jari tangan. Melempar peluru atas kepala kedepan
dan lempar peluru atas kepala ke belakang. Tujuan latihan ini adalah untuk
membiasakan alat dan gerak dasar melemapr peluru.

- Tolak peluru kedepan

Atlit berdiri dengan kaki selebar bahu, memutar dengan lutut bengkok, berhenti
memutar kemudian melempar peluru. Tujuannya yaitu untuk menggunakan kaki
untuk gerak percepatan dan belajar gerak mendorong lengan yang benar. Menolak
peluru dari suatu langkah Atlit melangkah kedepan, memutar pinggang dan bahu
terhadap arah lemapra. Kemudian dilanjutkan dnegan pelurusan kaki-kaki dan
pinggang dengan gerak pilihan yang tujuannya untuk mengembangkan aktivitas
kaki kanan dan penghambatan sisi kiri (kaki & tubuh).

26
- Gerakan menggelincir

Atlit bergerak menggelincir dengan mitra latihan memegang lengan yang bebas.
Di teruskan menggelincir sepanjang garis, berhenti dalam posisi power
(tanpa/dengan peluru dilepaskan) Tujuannya untuk mengembangkan gerak
gelincir dari kaki dan rangkaian dengan lepasnya peluru.

c. Lempar Cakram

Lempar cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar yang utama dalam
atletik. Namun dalam perlombaan atletik indoor, nomor lempar cakram tidak
diperlombakan.

Lempar cakram juga merupakan salah satu perlombaan atletik yang dapat
menimbulkan bahaya dalam perlombaan atletik tingkat professional. Para atlet
mampu melemparkan cakram dengan sangat jauh, tentu saja hal ini dapat
menimbulkan akibat yang fatal jika cakram mengenai seseorang.

Si atlit harus mengenal terlebih dahulu cara pemegangan cakram. Adapun


latihannya adalah sebagai berikut :

- Perkenalan

Atlit menggulingkan cakram ketanah ke mitra latihan kemudian melepaskannya


dengan telunjuk. Merubah cara menggulingkan dengan melemparkannya keudara.
Tujuan dari latihan ini adalah untuk membiasakan dengan cakram dan belajar
memutarnya dengan benar.

- Lemparan kedepan dari berdiri

Memulai dengan kaki paralel atau dari posisi kangkang kemudian memutar
kebelakang menggunakan kaki untuk percepatan kemudian berhenti memutar dan
melempar. Dengan menggunakan alat yang lain seperti ring, bola-medis ringan
melemparkan kesasaran. Tujuannya untuk belajar melempar lurus dari suatu gerak
percepatan memutar/rotasi.

- Lemparan berdiri menyamping

27
Atlit memulainya dengan bahu kiri menuju kearah lemparan, kaki terpisah 1 ½
lebar bahu. Mengayunkan cakram kebelakang, berputar dengan poros kaki kanan.
Memutar tumit kanan keluar sambil mendorong pinggang kanan kedepan,
menghalangi dengan kaki kiri. Tujuannya untuk belajar menggunakan kaki
kanan,aktivitas pinggang dan gerakan menghalangi.

- Lempar berdiri dari posisi power

Di mulai dengan punggung menghadap keaarah lempar. Mengawali lemparan


tersebut dengan gerakan yang kuat dari pinggang kanan yang memutar kedepan.
Mengayunkan cakram kebelakang keatas dengan telapak tangan kebawah
(gerakan tidak putus). Tujuan dari latihan adalah untuk belajar aktivitas dari kaki
kanan, pemutaran kaki, pinggang dan bahu.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Atletik merupakan induk dari segala cabang Olahraga karena terdapat gerakan
yang sering di lakukan pada aktivitas sehari-hari. Dalam pelatihan atletik banyak
atlet yang sudah bisa mewujudkan impiannya menjadi atlet baik dalam tingkat
Kabupaten hingga Internasional. Atletik bukan hanya sekedar hobi tetapi juga
merupakan profesi yang tidak hanya untuk mencari kepuasan batin saja tetapi juga
masa depan kita. Semua cabang olah raga menggunakan sistem pelatihan atletik.

3.2 Saran

Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis olahraga atletik yaitu
mengetahui sejarah, nomer yang di pelombakan dan peraturan dalam atletik serta
diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya
kelak.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://aqoel.blogspot.com/2012/12/sejarah-atletik-dunia-penjas.html
http://olahraga101.blogspot.com/2012/03/nomor-yang-di-perlombakan-
dalam-atletik.html
http://man1802000.blogspot.com/2012/07/nomor-cabang-olaharaga-
atletik.html
Buku penjaskes kelas XI

30

Anda mungkin juga menyukai