Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

OLAHRAGA ATLETIK
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan jasmani dan
kesehatan

Disusun oleh :

Fatimatus Sahroh (20171115038)

Dosen Pengampu :

Ifan Ardiansyah, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata pelajaran.

Dalam makalah ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang “Olahraga Atletik” dengan
segala permasalahannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam
berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Penulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
siapa saja yang membacanya, Aamiin.

Surabaya, 23 Maret 2018

Fatimatus Sahroh
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………….………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN….……………………………………………………………….... 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………. 2

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………... 2

C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………… 3

A. Pengertian dan Sejarah Atletik………………………………………………………. 4

B. Makna dan Nilai dalam Atletik…………………………………………………… 9

C. Ruang Lingkup Pembelajaran Atletik…………………………………………… 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………… 20

B. Saran……………………………………………………………………………… 20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………… 21
BAB I

PNDAHULUAN
A. Latar Belakang

Atletik adalah cabang olahraga yang di dalamnya terdiri atas nomor jalan, lari, lempar,
dan lompat. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani athlon yang berarti “berlomba”. Atletik
merupakan cabang olahraga yan diperlombakan pada Olimpiade Pertama pada 776 SM
Atletik merupakan salah satu cabang Olah raga yang kompleks,karena memiliki ketentuan –
ketentuan dan peraturan – peraturan yang rinci dan ketat. Atletik juga merupakan cabang
olahraga yang tidak membahayakan diri sendiri maupun lawan. Atletik juga sering mengadakan
berbagai kejuaraan dari tingkat Kabupaten hingga Dunia. Dikabupaten, Pemda menyeleksi para
Atlet yang berbakat untuk mengikuti kejuaraan berikutnya ditingkat Propinsi dan seterusnya.
Olah raga atletik merupakan olah raga yang santai tapi berat,maksudnya yaitu dalam melakukan
latihan kita bisa dengan santai tapi juga serius dalam latihan.

Atletik juga bisa membangkitkan semangat kita untuk menjadi yang terbaik bagi diri kita
sendiri dan bagi keluarga,masyarakat bahkan untuk Negara kita. Atletik kini bukan hanya
sekedar hobi, tetapi juga Profesi. Seperti halnya dengan kegiatan yang lain. Misalnya si A
menyukai olah raga bola voli dan si A selalu di kontrak untuk bermain di tim lain. Si A tersebut
bisa di katakan Hobi dengan bola voli bisa juga di katakan pemain bola voli. Disini kata pemain
di artikan sebagai Profesi atau pekerjaan sebagai pemain bola voli. Begitu juga dengan
Atletik,kita bukan hanya hobi berlari atau jalan jauh,tetapi hobi kita tersebut bisa di tuangkan
atau dipamerkan di depan umum,misalnya dalam Event Jalan cepat 5000 meter. Dalam
kenyataannya atletik di pergunakan dalam olah raga lain. Misalnya dalam olah raga sepak
bola,lari dipergunakan untuk mengejar bola. Lari membutuhkan kekuatan. Atletik merupakan
induknya dari berbagai cabang olah raga.

Pembelajaran atletik di sekolah-sekolah tetap berpedoman pada kurikulum pendidikan


jasmani dan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun bukan berarti bahwa semua
nomor atletik yang tercantum dalam kurikulum tersebut bisa dilaksanakan. Hal tersebut terkait
erat dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah yang bersangkutan. Banyak guru-
guru pendidikan jasmani yang hanya bisa mengajarkan satu dua nomor atletik saja dalam satu
tahun atau mungkin ada nomor-nomor yang tidak bisa diberikan sama sekali kepada siswanya.
Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah meliputi nomor-nomor :
jalan, lari, lompat dan lempar.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat ditentukan rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimasksud dengan atletik ?

2. Apa saja makna dan nilai yang terkandung dalam atletik ?

3. Apa saja luang lingkup dalam atletik ?

4 Apa pengertian dari lari dan jenis-jenis lari ?

5. Apa pengertian dari lompat dan jenis-jenis lompat ?

6. Apa pengertian dari lempar dan jenis-jenis lempar ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari atletik.

2. Mengetahui makna dan nilai yang terkandung dalam atletik.

3. Mengetahui luang lingkup dalam atletik.

4. Mengetahui pengertian lari dan jenis-jenisnya.

5. Mengetahui pengertian lempar dan jenis-jenisnya.

6. Mengetahui pengertian lompat dan jenis-jenisnya.


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah Atletik

1. Pengertian Atletik

Istilah atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber antara lain
bersumber dari bahasa Yunani, yaitu “athlon” yang mempunyai pengertian berlomba atau
bertanding. Misalnya ada istilah pentathlon atau decathlon. Istilah lain yang menggunakan
atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek (bahasa Belanda), athletique (bahasa Perancis)
atau athletik (bahasa Jerman). Istilahnya mirip sama, namun artinya berbeda dengan arti atletik
di Indonesia, yang berarti olahraga yang memperlombakan nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan
lempar. Istilah lain yang mempunyai arti sama dengan istilah atletik di Indonesia adalah
“Leichtatletik” (Jerman), “Athletismo” (Spanyol), “Olahraga” (Malaysia), dan “Track and Field”
(USA).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atletik merupakan cabang olah raga terutama
yang dilakukan diluar dan memerlukan kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan. Terdiri atas
nomor lari, jalan lompat dan lempar.

2. Sejarah Ringkas Atletik

Atletik yang kita kenal saat ini tergolong sebagai cabang olahraga yang paling tua di
dunia. Gerak-gerak dasar yang terkandung dalam atletik sudah dilakukan sejak adanya peradaban
manusia di muka bumi ini. Bahkan gerak tersebut sudah dilakukan sejak manusia dilahirkan
yang secara bertahap berkembang sejalan dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan
kematangan biologisnya, mulai dari gerak yang sangat sederhana sampai pada gerakan yang
sangat kompleks. Pada jaman purba, ketika peradaban manusia masih sangat primitif, hukum
rimba masih berlaku dimana yang kuat memakan yang lemah. Untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya manusia saat itu harus bertahan dari gangguan binatang buas atau harus berburu
binatang untuk dijadikan santapan hidupnya atau mencari makanan berupa umbi-umbian atau
buah-buahan. Dalam upaya tersebut mereka melakukan berbagai ketangkasan seperti: memanjat
pohon, melempar, melompat dan berlari. Mereka harus berjalan bermil-mil jauhnya, kadangkala
harus berlari secepat-cepatnya serta terampil dalam melempar atau melompat untuk
mendapatkan buruannya atau menghindar dari sergapan binatang buas. Gerakan tersebut
merupakan cikal bakal gerakan atletik yang ada sekarang ini.

Menurut seorang pujangga Yunani bernama Humeros dalam bukunya berjudul Illiad,
diperkirakan kegiatan atletik sudah dilakukan tahun 1100 SM, tercatat nama-nama seperti
Eurialus, Epius, Odysseus, Aias dan Argamenon. Mereka disebut sebagai jago-jago lomba
berkuda, lari dan lempar lembing Odysseus saat itu disebut sebagai jago lempar cakram yang
belum terkalahkan lemparannya. Sehingga gambar Odysseus dengan cakramnya diabadikan
sebagai symbol atletik dan di Indonesia dipakai sebagai lambang atau logo PASI.

3. Olympiade Kuno

Pada tahun 776 SM bangsa Yunani menyelenggarakan pesta olahraga yang dinamakan
“Olympiade Kuno” (The Ancient Olympic Games). Tujuan utama pesta olahraga ini adalah
sebagai bentuk upacara pemujaan kepada dewa-dewa mereka saat itu di suatu tempat yang
khusus. Nomor-nomor yang dipertandingkan dalam Olympiade kuno itu adalah lomba lari,
pentathlon, pankration, gulat, tinju dan pacuan kuda. Juara pentathlon (nomor lari cepat, lompat
jauh, lempar cakram, lempar lembing dan gulat) dinobatkan sebagai juara olympiade. Untuk
lomba lari cepat diselenggarakan pada suatu lintasan lurus di tengah stadion. Pada zaman itu
sudah dikenal tiga macam lomba lari yaitu:

Ø Stade yaitu lari cepat pada jalur lurus sepanjang kurang lebih 185 m dilakukan di dalam
stadion.

Ø Diaulos yaitu lomba jarak menengah yang jaraknya kurang lebih dua kali stade.

Ø Dolichos yaitu lomba lari jarak jauh yang jaraknya kurang lebih 7 sampai 24 kali stade, yang
dilakukan mengelilingi stadion.

Sampai kini kompleks bekas tempat penyelenggaraan Olympiade kuno tersebut masih terpelihara
dengan baik dan orsinil, walaupun hanya berupa puing-puingnya saja. Upaya untuk
merehabilitasi peninggalan sejarah itu juga sangat besar, namun lebih besar lagi upaya untuk
memelihara keaslian dari peninggalan sejarah tersebut. Sehingga sampai kini tempat tersebut
menjadi kebanggaan masyarakat dunia yang tak pernah sepi dari kunjungan wisata. Yang
menarik dari lomba lari cepat ini adalah telah diperkenalkannya start block yang terbuat dari
tembok yang berparit dan dipasang permanen di atas lapangan dan sampai kini masih ada.

Untuk memberangkatkan para pelari tersebut, tidak menggunakan aba-aba seperti


sekarang ini berupa bunyi pistol atau kibaran bendera start, namun di depan start block itu
dipasang sebuah “starting gate” yang dikenal dengan sebutan “Husplex” berfungsi untuk
mencegah adanya yang mencuri start. Para pelari berada di atas statr block dalam posisi berdiri
di belakang starting gate sebelum dibuka (sikap bersedia). Seorang juri atau wasit berada
dibelakang para pelari dengan memegang tali yang dihubungkan dengan starting gate tersebut.
Manakala tali dilepas maka secara serempak akan membuka kayu penghalang yang ada di depan
pelari. Saat pintu terbuka maka secara serempak pula para pelari berlari secepatnya menuju garis
akhir. Bentuk starting gate tersebut adalah seperti terlihat pada gambar 1.2 dan 1.3. bawah ini.

Untuk memberangkatkan para pelari tersebut, tidak menggunakan aba-aba seperti


sekarang ini berupa bunyi pistol atau kibaran bendera start, namun di depan start block itu
dipasang sebuah “starting gate” yang dikenal dengan sebutan “Husplex” berfungsi untuk
mencegah adanya yang mencuri start. Para pelari berada di atas statr block dalam posisi berdiri
di belakang starting gate sebelum dibuka (sikap bersedia). Seorang juri atau wasit berada
dibelakang para pelari dengan memegang tali yang dihubungkan dengan starting gate tersebut.
Manakala tali dilepas maka secara serempak akan membuka kayu penghalang yang ada di depan
pelari. Saat pintu terbuka maka secara serempak pula para pelari berlari secepatnya menuju garis
akhir. Bentuk starting gate tersebut adalah seperti terlihat pada gambar 1.2 dan 1.3. bawah ini.

Pada tahun 186 SM bentuk olahraga atletik sempat dilupakan, pada saat itu yang
berkuasa adalah kekaisaran Romawi. Bangsa Romawi lebih banyak yang menyenangi
“Gladiator”, yaitu olahraga yang memperlihatkan adu kejantanan, adu pedang dan pertarungan
yang kadang-kadang sampai mati. Mulai tahun 1154 Masehi kegiatan olahraga atletik mengalami
pasang surut. Kegiatan dan club-club atletik mulai menyebar ke luar Eropa dimulai dari Kerajaan
Inggris, terus ke Amerika, New Zealand, Belgia, Afrika Selatan, Norwegia, Hungaria, Finlandia
dan ke negara-negara lainnya. Pada tahun 1912 pada saat penyelenggaraan Olympiade Modern
yang ke 5, yang di adakan di Stockholm Swedia, diadakan kongres dalam rangka membentuk
Federasi Atletik Dunia yang kemudian lahirlah Federasi itu dengan nama IAAF (International
Athletic Amateur Federation) Sedangkan di Indonesia organisasi atletik untuk pertama kalinya
didirikan yaitu pada tanggal 3 September tahun 1950 di kota Semarang yang sekarang disebut
PASI.

B. Makna dan Nilai dalam Atletik

Di kalangan para siswa, ada kesan bahwa olahraga atletik hanya merupakan seperangkat
gerak monoton dan tak bervariasi. Isinya meliputi gerak lari, lempar dan lompat yang di anggap
kurang menuntut keterampilan yang tinggi namun melelahkan. Unsur keriangan dan
kegembiraan tidak terungkap dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu tidak
heran apabila pelajaran atletik dalam pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian dibanding
dengan cabang olahraga permainan seperti: sepakbola, basket atau bolavoli.

Ø Atletik Berorientasi Bermain

Atletik dalam konteks pendidikan jasmani selain mengandung tantangan, juga berisi unsur
permainan menyertai proses belajar keterampilan atletik itu sendiri. Berlangsungnya aktivitas
bermain khususnya pada anak-anak, tidak hanya terjadi pada olahraga permainan saja. Kalau kita
simak secara hakiki, di dalam aktivitas bermain tersebut tidak lepas dari gerak-gerak yang ada
dalam atletik seperti, jalan, lari lompat dan kadang juga berisi gerakan melempar. Oleh karena
itu pembelajaran atletik dengan pendekatan bermaikhususnya pada anak-anak, tidak hanya
terjadi pada olahraga permainan saja. Kalau kita simak secara hakiki, di dalam aktivitas bermain
tersebut tidak lepas dari gerak-gerak yang ada dalam atletik seperti, jalan, lari lompat dan kadang
juga berisi gerakan melempar. Oleh karena itu pembelajaran atletik dengan pendekatan bermain
bukan suatu hal yang tidak logis. Atletik secara bermain dapat menggugah perhatian anak-anak
dan dapat memfasilitasi semua tingkat keterampilan yang ada pada kelas yang kita ajar.

Permainan atletik tidak berarti menghilangkan unsur keseriusan, mengabaikan unsur


ketangkasan atau menghilangkan substansi pokok materi atletik. Akan tetapi permainan atletik
berisikan seperangkat teknik dasar atletik berupa : jalan, lari, lompat dan lempar yang disajikan
dalam bentuk permainan yang bervariasi dengan memperkaya perbendaharaan gerak dasar anak-
anak.

Kegiatannya didominasi oleh pendekatan eksplorasi dalam suasana kegembiraan dan


diperkuat oleh pemenuhan dorongan berkompetisi sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
baik yang menyangkut perkembangan kognitif, emosional maupun perkembangan geraknya.
Untuk bermain dalam atletik sebetulnya tidak dikenal batasan tingkat pendidikan. Yang
membedakan barangkali adalah jenis permainan, berat ringannya, bobot permainan serta
kemampuan pemahaman anak untuk melakukannya.

Ø Nilai Yang Terkandung Dalam Permainan Atletik

Nilai-nilai yang terkandung tersebut seperti dikemukakan Hans Katzenbogner/Michael Medler.


(1996)., adalah:

1. Pengembangan Dimensi Permaian Atletik

Unsur yang terkandung dalam permainan adalah kegembiraan atau keceriaan. Tanda-
tanda menuju ke arah permainan yang menggembirakan tersebut antara lain:

a) Menempatkan diri pada situasi, gerakan dan irama.

b) Menanamkan kegemaran berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat,
penuh tantangan dan kegembiraan.

c) Unsur kegembiraan dan kepuasan harus tercermin dalam bentuk praktek.

d) Memberikan kesempatan untuk memamerkan kemampuan atau ketangkasan yang


dikuasainya.

Permainan atletik berujud manakala unsur kegembiraan dalam praktek merasuk ke dalam diri
subyek yang dihadapi.

2. Pengembangan Dimensi Variasi Gerakan Atletik

Dominasi stop watch dan pita ukur dalam pelajaran atletik seringkali menyebabkan
pelajaran atletik sangat membosankan, melelahkan dan kurang bervariasi. Keterbatasan sarana
dan perlengkapan atletik yang dimiliki, juga menjadi penyebab guru penjas tidak bisa
memberikan pengembangan gerak-gerak dasar secara optimal. Penggunaan alat-alat bantu yang
dimodifikasi berupa barang-barang bekas seperti: ban sepeda, kardus, tali, bilah bambu, bola
besar atau bola-bola kecil dapat membantu menampilkan berbagai variasi gerak-gerak dasar
atletik.

3. Pengembangan Dimensi Irama Atletik

Dalam atletik, keharmonisan gerak tubuh atau koordinasi gerak merupakan hal yang
sangat dibutuhkan. Sebagai bagian dari koordinasi gerak, dibutuhkan penguasaan dan pengaturan
irama gerak. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani perlu memperhatikan pengembangan
irama gerak antara lain seperti melalui pola gerak dasar dominan. Realisasinya seperti bagaimana
mengatur irama langkah, frekuensi langkah, atau irama melewati rintangan, atau irama putaran
dsb. Dengan demikian maka pengembangan irama dalam pembelajaran atletik tetap harus
diperhatikan.

4. Pengembangan Dimensi Kompetisi Atletik

Dalam atletik, keharmonisan gerak tubuh atau koordinasi gerak merupakan hal yang
sangat dibutuhkan. Sebagai bagian dari koordinasi gerak, dibutuhkan penguasaan dan pengaturan
irama gerak. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani perlu memperhatikan pengembangan
irama gerak antara lain seperti melalui pola gerak dasar dominan. Realisasinya seperti bagaimana
mengatur irama langkah, frekuensi langkah, atau irama melewati rintangan, atau irama putaran
dsb. Dengan demikian maka pengembangan irama dalam pembelajaran atletik tetap harus
diperhatikan.

5. Pengembangan Pengalaman Atletik

Mengembangkan seluruh macam gerakan dalam atletik bukan berarti menginginkan


pendangkalan, kurang sistematis, atau usaha yang tidak bertujuan. Atletik yang berorientasi pada
hasil, akan memungkinkan anak menjadi bosan dan kurang kreatif dalam menerima pengalaman
gerak atletik. Padahal dengan berorientasi pada pengalaman gerak yang seluas-luasnya akan
memberikan kepuasan tersendiri pada diri si anak.

Permainan atletik yang penuh dengan suasana keriangan dan kegembiraan bermain
yang mempesona dengan berbagai macam variasi gerak, memungkinkan anak untuk menikmati
seperti layaknya pada permainan olahraga lain. Namun substansi pokok pengajaran yaitu dimensi
jalan, lari, lompat dan lempar tetap terkandung di dalamnya, sehingga unsur variasi, irama,
pengalaman atletik sarta pengalaman kompetisi tetap terpelihara.
C. Ruang Lingkup Pembelajaran Atletik.

Pembelajaran atletik di sekolah-sekolah tetap berpedoman pada kurikulum pendidikan


jasmani dan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun bukan berarti bahwa semua
nomor atletik yang tercantum dalam kurikulum tersebut bisa dilaksanakan. Hal tersebut terkait
erat dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah yang bersangkutan. Banyak guru-
guru pendidikan jasmani yang hanya bisa mengajarkan satu dua nomor atletik saja dalam satu
tahun atau mungkin ada nomor-nomor yang tidak bisa diberikan sama sekali kepada siswanya.
Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah meliputi nomor-nomor :
jalan, lari, lompat dan lempar.

Pembagian kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

1) Lari

a) Pengertian Lari

Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada
kecenderungan badan melayang, (M Djumijar, 2004: 13). Lari merupakan gerak mengais, badan
bergerak maju karena akibat dari gaya dorong ke belakang terhadap tanah. Lari cepat merupakan
lari yang dilakukan mulai dari garis star hingga garis finish dengan kecepatan maksimal, yaitu
melangkah selebar dan secepat mungkin. Lari 60 meter termasuk katergori lari sprint karena
merupakan lari jarak pendek, dimana lari jarak pendek merupakan lari yang menempuh jarak 60
meter sampai 400 meter. Lari sprint merupakan jenis lari yang dilakukan dengan kecepatan
maksimal, dalam melakukan lari sprint pada umumnya menggunakan star jongkok.

b) Istilah-istilah Dalam Lari

1. Start

Start adalah suatu persiapan awal seorang pelari akan melakukan gerakan lari. Untuk nomor
jarak pendek star yang dimpakai adalah start jongkok (Crouch Start). Tujuan utama start dalam
lari jarak pendek adalah untuk mengoptimalisasikan pola lari percepatan. Aba-aba lari sprint
meliputi bersedia, siaap, yaak atau door bunyi pistol.

- Bersedia

Setelah setarter memberikan aba-aba “Bersedia”, maka pelari akan menempatkan kedua kaki
dalam menyentuh blok star bagian depan dan belakang, lutut kaki belakang diletakan di tanah,
terpisah selebar bahu lebih sedikit. Jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik, dan kepala
dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan pandangan mata menatap lurus ke bawah.

- Siaaap
Pada saat aba-aba “Siaaap” pelari menempatkan posisi lutut ditekan ke belakang, lutut kaki
depan ada dalam posisi membentuk sudut siki-siku 900 sedangkan lutut kaki belakang
membentuk sudut antara 1200- 1400. Posisi pinggang sedikit diangkat tinggi dari bahu, tubuh
sedikit condong ke depan, serta bahu sedikit lebih maju ke depan dari kedua tangan.

- Yaaa

Gerakan yang akan dilakukan pelari setelah aba-aba “Yaak/Bunyi pistol” adalah badan
diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak/menekan keras pada start blok. Kedua
tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantuan. Kaki belakang
mendorong kuat/singkat, dorongan kaki depan sedikit kaki belakang diayun ke depan dengan
cepat sedangkan badan condong ke depan, lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh pada
saat akhir dorongan.

2. Teknik Lari

Menurut Yoyo Bahagia, dkk (2000 : 113) bahwa nomor-nomor perlombaan atletik kelompok
umur yang disarankan untuk lari 60 m kelompok umur putra 11-12 tahun sedangkan kelompok
umur putri 10-13 tahun. Unsur-unsur tersebut biaasanya ditemukan pada tingkat sekolah dasar
kelas atas. Untuk setiap umur yang berbeda akan menempuh jarak yang berbeda. Hal ini
menyesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan pelari. Dalam berlari panjang
tungkai untuk setiap atlet berbeda, semakin panjang ukuran panjang tungkai, semakin jauh
panjang langkah.

3. Teknik Melewati Garis Finish

Sebuah perlombaan diakhiri dengan finish. Hal ini juga berlaku pada lari 60 m untuk siswa
Sekolah Dasar. Untuk memenangkan sebuah perlombaan seorang pelari harus menguasai teknik
start, teknik lari 60 m, dan teknik finish. Walaupun waktu antara pelari hanya beberapa detik.
Pelari yang menyentuh finish pertama kali yang menang. Menurut khomsin (2005 : 42) teknik
memasuki garis finish dapat melalui tiga cara : 1) lari terus tanpa mengubah sikap, 2) dada
dicondongkan kedepan dengan kedua tangan diayun kebelakang, dan 3) dada diputar dengan
mengayunkan tangan ke depan sehingga bahu sebelah maju kedepan. Dalam perlakuan atletik,
seorang pelari dianggap sudah memasuki garis finish ketika salah satu bagian tubuhnya (torso)
menyentuh bidang tegak finish.

c) Jenis-jenis Lari

1. Lari Jarak Pendek

Lari jarak pendek atau lari sprint adalah lari dengan kecepatan penuh. Lari jarak pendek
menempuh jarak 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.
Untuk pelatihan cabang lari untuk permulaan ikut dalam latihan dipusat latihan adalah sebagai
berikut :

- Jalan perlahan-lahan kemudian cepat

Mula-mula sang atilit di berikan latihan berjalan perlahan-lahan, bila ada abaaba dari pelatih
“jalan agak cepat” maka si atlet harus melakukan seperti perintah pelatih. Latihan ini bertujuan
untuk merangsang agar otot yang belum biasa digunakan untuk berlari agar lemas dan tidak
kaku.

- Lari pelan-pelan kemudian cepat

Seperti halnya dengan di atas si atlet berlari pelan-pelan kemudian sang pelatih memberi aba-
aba “lari agak cepat”. Latihan ini juga bertujuan untuk melatih otot-otot kaki si atlet agar lemas
dalam melakukan lari. Untuk para atlit yang sudah di persiapkan untuk perlombaan yaitu
latihannya sebagai berikut :

o Latihan angkling dril

Angkling dril yaitu latihan mata kaki untuk menyelesaikan latihan pemanasan. Di antara
latihan tersebut terdapat latihan yang lain seperti : Tumit tendang pantat, Berjingkat-jingkat,
Lutut angkat tinggi dan Lutut angkat tinggi kaki diluruskan. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan ketangkasan dasar lari.

o Latihan dril-dril dasar

Latihan tersebut menggunakan berbagai latihan dasar antara lain yaitu : Latihan kombinasi &
Variasi ( lutut tinggi, tiga langkah lari, tumit menendang, tiga langkah lari, lutut tinggi dst) ;
latihan kombinasi & latihan transisi (dari berjingkat-jingkat berubah menjadi ke angkat lutut
tinggi, dari angkat lutut tinggi ke lari sprint, dari tumit menendang berubah ke lari sprint dan dari
angkat lutut tinggi dengan kaki di luruskan ke lari sprint) ; Dril gerakan lengan (lengan
memegang pinggang.melakukan percepatan 20 m, sedangkan lengan tetap diam. Lepaskan
lengan kemudian lari sprint secara normal) ; latihan In & Out (melakukan percepatan lari 10 m –
melayang – 10-15 m – dst.). Tujuannya adalah untuk mengembangkan kecakapan sprint dan
koordinasi

§ Latihan dengan tahanan

Dalam latihan ini atlit menggunakan suatu alat misalnya ban mobil sedan sebagai alat
penahan atau alat lain yang cocok. Alat penahan tersebut oleh si atlit di bawa berlari secepat
mungkin dengan jarak 20-30 m. Tujuannya adalah untuk mengembangkan phase dorongan dn
kekuatan khusus.

§ Latihan mengejar
Atlit berpasangan dua-dua, dengan menggunakan sepotong tongkat atau tali 1,5 m, berlari
jogging sebaris. Pelari depan melepaskan tongkat atau tali untuk memulai pengejaran.
Melakukan pada jarak 30-40 m. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan
percepatan lari.

§ Lari percepatan

Pelatih membuat tanda dari jarak 0 sampai 6 m. Salah satu atlit berada di jarak 0 dan satu lagi
di jarak 6 m. Dengan tanda peluit dari pelatih para atlit mempercepat lari sampai jarak 30-40 m.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan lari percepatan dan kecepatan maksimum.

§ Start melayang kemudian lari sprint

Memberi tanda pada jarak 0 hingga 20 dan 30 m. Sang atlit berlari pada jarak tersebut dengan
kecepatan maksimum. Latihan ini di ulang 5 kali dalam setiap latihan. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan kecepatan maksimum.

2. Lari Jarak Menengah dan Jarak Jauh

Lari Jarak Menengah atau disebut Middle Distance merupakan bagian dari nomor lari
dengan menempuh jarak yang lebih jauh dar lari jarak pendek. Nomor lari jarak menengah
meliputi jarak 800 meter, 1.500 meter, dan 3.000 meter.

Lari Jarak Jauh adalah cabang olahraga atletik yang mengutamakan ketahanan fisik saat berlari
yang menempuh jarak 5.000 meter, 10.000 meter, dan 42.195 meter (marathon).

Untuk pelari jarak menengah dan jarak jauh, sang atlit harus mengembangkan daya tahan umum,
juga daya tahan yang khusus terhadap tuntutan energi dari event masing-masing. Daya tahan
umum adalah daya tahan aerobik, yang berarti sistem jantung-pernapasan dapat memenuhi
semua kebutuhan oksigen untuk keperluan latihan. Daya tahan khusus adalah kombinasi dari
daya tahan umum dan daya tahan an-aerobik dimana sistem jantung pernapasan dapat memenuhi
kebutuhan oksigenlatihan dan perlombaan.

- Latihan terus menerus

Berlari relatif jarak jauh dengan kecepatan hampir konstan tanpa istirahat. Hal ini
dimaksudkan untuk mengembangkan daya tahan umum.

- Latihan interval

Latihan interval yaitu himpinan lari latihan atau usaha dimana kecepatan, jarak dan interval
istirahat di jelaskan. Dalam latihan interval sama dengan latihan lari jarak pendek.

- Latihan intensif

Latihan intensif antara lain sebagai berikut :


¤ 2 x 10 x 200 m ( lari dengan intensitas 60 – 80 % dengan istirahat 5 menit )

¤ 15 x 400 m ( lari dengan intensitas 60 – 80 % dengan istirahat sama dengan waktu berlari )

¤ lari 2 menit, 3 menit, 1 menit ( dengan intensitas 50-70% dengan istirahat 2 menit ).

3. Lari Sambung (Estafet)

Lari sambung atau estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada perlombaan atletik
yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat 4
orang pelari, yaitu pelari I, II, III, dan Iv. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak
akan dijumpai pada nomor lari yang lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari
pelari ke satu kepada pelari berikutnya.

Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4x100 meter dan nomor
4x400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saya yang perlu diperhatikan,
akan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat dizona (daerah) pergantian serta penyesuaian
jarak dan kecepatan dari setiap pelari .

a. Latihan Teknik Lari Sambung

Suksesnya lari sambung sabgat bergantung dari kelancaran pergantian tongkat. Waktu yang
dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet berlangsung dengan baik
pula. Regu bagi pelari estafet yang baik hanya akan dapat memenangkan perlomnbaan, jika
mampu melakukan pergantian tongkat estafet dengan baik dan benar. Terdapat beberapacera
pemberian tongkat estafet dari satu pelari ke pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian
tongkat estafet itu ada dua macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat (non-visual).
Teknik-teknik tersebut antara lain

o Latihan Teknik Penerimaan Tongkat

1) Ketrampilan teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat Pelari yang menerima tongkat
melakukan denagn berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh
pelari sebelumnya. Penerimaan tongkat dengan cara mewlihat biasanya dilakukan pada nomor
4x400 meter.

2) Ketrampilan penerimaan tongkat dengan cara tanpa melihat Pelari yang menerima tongkat
melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. Ketrampilan gerak
penerimaan tongkat tanpa melihat lebih sulit dara pada dengan cara melihat. Dalam
pelaksanaannya antara penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama untuk
melatih koordinasi dan kekompakan. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan
dalam lari sambung 4x100 meter.
o Latihan Teknik Pemberian Dan Penerimaan Tongkat Estafet

Pada teknik pemberian tongkat dari atas, pemberian dan penberimaan tongkat dilakukan
pada bagian tangan yang sama. Apabila pemberi melakukannya dengan tangan kiri, penerima
akan melakukannya dengan tangan kiri pula. Teknik pelaksanaannya sebagai berikut:

§ Teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari belakang ke depan.

§ Kemudian segera meletakkan tongkat dari atas pada telapak tangan penerima.

§ Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangannya dari depan kebelakang dengan
telapak tangan menghadap ke atas.

§ Ibu jari dibuka lebar dan jari-jari tangan lainnya rapat.

§ Setelah tongkat berada di telapak tangannya, ayunkan tangan yang memegang tongkat ke
depan diikuti dengan langkah lari.

b. Daerah Pergantian Tongkat Estafet Antar Pelari

Cara menempatkan antara pelari-pelari dalam lari estafet adalah sebagai berikut:

- Pelari ke-1 ditempatkan di daerah start pertama dengan lintasan ditikungan.

- Pelari ke-2 ditempatkan di daerah start kedua dengan lintasan lurus.

- Pelari ke-3 ditempatkan di daerah start ketiga dengan lintasan ditikungan.

- Pelari ke-4 ditempatkan di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan

- Berakhir di garis finish.

Disamping itu yang harus diperhatikan oleh seorang pelari meliputi:

1. Bidang pergantian tongkat estafet

Ketika berada di zona penerimaan tongkat, si pemberi berteriak atau memberi aba-aba kepada
si penerima bahwa ia akan segera memberikan tongkat. Setelah menerima tongkat, si penerima
terus melanjutkan larinya tanpa melihat kearah tongkat. Cara ini sering disebut dengan cara non-
visual (tidak melihat).

2. Teknik menerima tongkat estafet

Pergantian tongkat estafet cara non-visual, penerimaan menggunakan teknik menerima


tongkat dengan lengan lurus, telapak tangan menghadapke atas.

3. Latihan memberi dan menerima tongkat estafet.


Ø Nomor lari dibagi lagi kedalam :

o Lari lari jarak pendek meliputi : 100 m, 200 m, 400 m

o Lari jarak menengah meliputi : 800 m dan 1500 m

o Lari jarak jauh meliputi : 5000 m , 10.000 m, marathon

o Lari estafet meliputi : 4 x 100 m, 4 x 400 m

o Lari rintangan meliputi : lari gawang 100 m, 110 m, 400 m dan 3000 m halang rintang.

4. Lompat

Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain dengan
tumpuan satu kaki dan mendarat dengan kaki. Lompat merupakan kegiatan menghentakkan
badan ke udara yang diawali dengan satu kaki sebagai tumpuan.

a. Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling
popular dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk olimpiade.

Lompat jauh adalah suatu gerakan melompat ke depan atas dalam upaya membawa titik berat
badan selama mungkin diudara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan
jalan melakuka tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Untuk permulaan latihan di perlukan latihan sebagai berikut :

- Latihan lari umum atau Dril

Semua latihan & dril yang dijelaskan dalam latihan lari adalah berguna bagi para pelompat.

- Latihan khusus

Lari percepatan (semua event)-imitasi/tiruan lari ancang-ancang dengan atau tanpa imitasi
bertolak, berlari engklek, tumit tendang pantat, angkat lutut tinggi dan lari percepatan

- Latihan meloncat-loncat

Meloncat dari suatu start berdiri, meloncat dari suatu ancang-ancang pendek, meloncat dari
suatu ancang-ancang cepat dan meloncat dengan kecepatan.
- Berjingkat-jingkat (bertolak & mendarat dengan kaki yang sama)

Dengan berjingkat-jingkat akan menghasilkan beban yang lebih tinggi dari pada meloncat-
loncat. Selalu bergantian kiri-kanan dengan tiap pengulangan. Cara berjingkat-jingkat yaitu ki-
ki-ki-ka-ka-ka-ki-ki-ki-ka-ka-ka dst. Sampai jarak 20-30 m.

- Melompati gawang

Bertumpu dengan satu kaki untuk lompat gawang dengan satu langkah di antara gawang dan
mendarat dengan kaki tumpu. Dengan kedutan mata kaki (ankle flips) melewati gawang mini.
Lompat gawang dengan kedua kaki. Lompat gawang dengan bertolak atas satu kaki dengan satu
langkah di antara gawang dan dengan kaki depan untuk mendarat.

- Standing jump

Standing jump adalah melakukan lompatan dengan dua kaki di bak pasir, dengan tangan di
ayunkan ke atas.

- HOP

Dengan langkah 5-10 m berlari kemudian melompat dengan kaki tolak dan mendarat dengan
kaki yang lain secara bergantian.

b. Lompat Tinggi

Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga yang melakukan gerakan lompatan untuk
mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Ukuran lapangan sama dengan lompat jauh, tinggi
tiang mistar min 2.5 meter, Panjang mistar 3.15 m.

Dalam lompat tinggi di perlukan tubuh yang tinggi. Latihan lompat tinggi diantaranya sebagai
berikut :

- Berlari melengkung

Atlit berlati mengikuti/membentuk angka delapan. Berlari cepat tetapi terkontrol, menambah
kecepatan bila memasuki tiap belokan dengan variasi lutut tinggi atau frekwensi tinggi.

- Berlari di tikungan dengan bertolak/bertumpu

Pelatih membuat suatu tikungan dan titik start. Atlit menggunakan awalan 4-6langkah.
Meningkatkan frekwensi langkah dalam langkah terakhir. Atlit menggunakan sasaran yang
berbeda-beda dengan variasi latihan melompat dengna lutut tinggi atau berjingkat. Tujuannya
adalah belajar melompat vertikal dengan awalan melengkung.
- Latihan interval

Latihan dasar ini sama halnya dengan latihan dasar untuk lari sprint dan lompat jauh.

Ø Gaya dalam Lompat tinggi

- Gaya Gunting (Scissors).

Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih
digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun 1896 sweny mengubahnya
dari gaya jongkok menjadi gaya gunting. Diganti karena kurang ekonomis.Cara melakukan:Si
pelompat mengambil awalan dari tengah. Bila pelompat pada saat akan melompat, tumpuan
pakai kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh) dengan kaki lagi. Waktu di
udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat
awalan tadi.

- Gaya Guling sisi (Western Roll)

Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila
kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah tapi dari samping.

- Gaya Guling (Straddle)

Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang
penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil. Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka
ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan,
hingga sikap badan diatas mistar telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala
nunduk.

Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila
tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan
berakhir pada bahu.

c. Lompat Jangkit

Lompat jangkit (kadang-kadang disebut sebagai hop, step dan jump) adalah suatu bentuk
gerakan lompat yang merupakan rangkaian urutan gerak yang dilakukan dengan berjingkat,
melangkah, dan melompat untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Lompat jangkit biasanya
disebut lompat tiga urutan gerak yaitu gerak berjingkat, gerak melangkah, dan gerakan
melompat.

Latihan lompat jangkit sama halnya dengan latihan lompat jauh dan lompat tinggi. Adapaun
latihannya adalah sebagai berikut :

- Lompatan berirama
Si atlit menggunakan awalan 3-5 langkah dan mengunakan kombinasi lompatan dan
jingkatan. Melompat secara berturut-turut secara bergantian. Misalnya : ki-ki-kaki- ki-ka-ka atau
ka-ka-ki-ki-ka-ka-ki-ki. Tujuan latihan jingkat ini yaitu untuk meningkatkan ketangkasn
melompat dengan menggunakan kedua kaki untuk bertolak/bertumpu

5. Lempar

Banyak sekali cara latihan untuk event lempar antara lain yaitu :

a. Lempar Lembing

Lembing adalah sebuah alat dalam salah satu nomor olahraga atletik. Lembing berbentuk seperti
tombak dengan sudut tajam disalah satu ujungnya.

Melempar adalah melakukan gerakan menolak/mendorong seperti membuang sesuatu dari


tangan kita.

Lempar Lembing adalah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik yang
menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar sejauh-jauhnya.

Jadi lempar lembing dapat diartikan, melakukan gerakan untuk mendorong lepas lembing dari
tangan dengan tenaga ke arah yang diinginkan.

- Lemparan depan

Dengan badan condong kebelakang, menambah jarak, melempar lembing kedepan dengan
jarak 3-4 meter. Tujuannya untuk mempercepat lembing sepanjang suatu jalur lurus.

- Lemparan dengan berdiri

Si atlit berdiri terpisah 60-90 cm, kaki-kaki menunjuk kearah lemapran. Pertarik lembing dan
pertahankan telapak berada di atas tinggi bahu. Angkat sedikit kaki kiri untuk mengawali
gerakan, pertahankan berat badan pada kaki kanan yang di tekuk. Tujuan untuk melempar dari
posisi power.

- Lari langkah berirama kemudian lempar

Atlit memulai dengan kaki kanan kedepan dan lembing ditarik melangkah dengan kaki kiri
kekiri (seluruh telapak) dan dorong ke langkah-impuls (kaki mendarat sepat satu sesudah yang
lain) dan teruskan dengan lemparan. Tujuan adalah untuk memperkenalkan langkah-impuls dan
rangkaian lemparan dengan posisi power.

b. Tolak Peluru

Olahraga tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik yang telah dipertandingkan
nasional maupun internasional. Oleh karena itu, tolak peluru telah diajarkan disekolah-sekolah
sebagai pokok materi dalam pelajaran pendidikan jasmani. Tolak peluru adalah cabang olahraga
atletik yang bertujuan untuk menolak sebuah peluru sejauh-jauhnya.

Dalam latihan event tolak peluru adalah sebagai berikut :

- Perkenalan

Pelurusan tangan lambat-lambat atau mendorong peluru keatas dengan memainkan peluru
dengan jari-jari tangan. Melempar peluru atas kepala kedepan dan lempar peluru atas kepala ke
belakang. Tujuan latihan ini adalah untuk membiasakan alat dan gerak dasar melemapr peluru.

- Tolak peluru kedepan

Atlit berdiri dengan kaki selebar bahu, memutar dengan lutut bengkok, berhenti memutar
kemudian melempar peluru. Tujuannya yaitu untuk menggunakan kaki untuk gerak percepatan
dan belajar gerak mendorong lengan yang benar. Menolak peluru dari suatu langkah Atlit
melangkah kedepan, memutar pinggang dan bahu terhadap arah lemapra. Kemudian dilanjutkan
dnegan pelurusan kaki-kaki dan pinggang dengan gerak pilihan yang tujuannya untuk
mengembangkan aktivitas kaki kanan dan penghambatan sisi kiri (kaki & tubuh).

- Gerakan menggelincir

Atlit bergerak menggelincir dengan mitra latihan memegang lengan yang bebas. Di teruskan
menggelincir sepanjang garis, berhenti dalam posisi power (tanpa/dengan peluru dilepaskan)
Tujuannya untuk mengembangkan gerak gelincir dari kaki dan rangkaian dengan lepasnya
peluru.

c. Lempar Cakram

Lempar cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar yang utama dalam atletik. Namun
dalam perlombaan atletik indoor, nomor lempar cakram tidak diperlombakan.

Lempar cakram juga merupakan salah satu perlombaan atletik yang dapat menimbulkan bahaya
dalam perlombaan atletik tingkat professional. Para atlet mampu melemparkan cakram dengan
sangat jauh, tentu saja hal ini dapat menimbulkan akibat yang fatal jika cakram mengenai
seseorang.

Si atlit harus mengenal terlebih dahulu cara pemegangan cakram. Adapun latihannya adalah
sebagai berikut :

- Perkenalan

Atlit menggulingkan cakram ketanah ke mitra latihan kemudian melepaskannya dengan


telunjuk. Merubah cara menggulingkan dengan melemparkannya keudara. Tujuan dari latihan ini
adalah untuk membiasakan dengan cakram dan belajarmemutarnya dengan benar.
- Lemparan kedepan dari berdiri

Memulai dengan kaki paralel atau dari posisi kangkang kemudian memutar kebelakang
menggunakan kaki untuk percepatan kemudian berhenti memutar dan melempar. Dengan
menggunakan alat yang lain seperti ring, bola-medis ringan melemparkan kesasaran. Tujuannya
untuk belajar melempar lurus dari suatu gerak percepatan memutar/rotasi.

- Lemparan berdiri menyamping

Atlit memulainya dengan bahu kiri menuju kearah lemparan, kaki terpisah 1 ½ lebar bahu.
Mengayunkan cakram kebelakang, berputar dengan poros kaki kanan. Memutar tumit kanan
keluar sambil mendorong pinggang kanan kedepan, menghalangi dengan kaki kiri. Tujuannya
untuk belajar menggunakan kaki kanan,aktivitas pinggang dan gerakan menghalangi.

- Lempar berdiri dari posisi power

Di mulai dengan punggung menghadap keaarah lempar. Mengawali lemparan tersebut dengan
gerakan yang kuat dari pinggang kanan yang memutar kedepan. Mengayunkan cakram
kebelakang keatas dengan telapak tangan kebawah (gerakan tidak putus). Tujuan dari latihan
adalah untuk belajar aktivitas dari kaki kanan, pemutaran kaki, pinggang dan bahu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Atletik merupakan induk dari segala cabang Olahraga karena terdapat gerakan yang sering di
lakukan pada aktivitas sehari-hari. Dalam pelatihan atletik banyak atlet yang sudah bisa
mewujudkan impiannya menjadi atlet baik dalam tingkat Kabupaten hingga Internasional.
Atletik bukan hanya sekedar hobi tetapi juga merupakan profesi yang tidak hanya untuk mencari
kepuasan batin saja tetapi juga masa depan kita. Semua cabang olah raga menggunakan sistem
pelatihan atletik.

B. Saran

Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis olahraga atletik yaitu mengetahui
sejarah, nomer yang di pelombakan dan peraturan dalam atletik serta diharapkan dapat menjadi
suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya kelak.
DAFTAR PUSTAKA
http://aqoel.blogspot.com/2012/12/sejarah-atletik-dunia-penjas.html

http://olahraga101.blogspot.com/2012/03/nomor-yang-di-perlombakan-dalam-atletik.html

http://man1802000.blogspot.com/2012/07/nomor-cabang-olaharaga-atletik.html

Anda mungkin juga menyukai