Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ATLETIK 2 LARI GAWANG, LOMPAT JANGKIT, DAN LEMPAR LEMBING

Dosen Pengampu :

Dr. Pomo Warih Adi. S.Pd., M.Or.

Slamet Widodo. S.Pd., M.Or.

Disusun oleh :

Riski Ardi Pramudita

KELAS/NIM:

Praktek F/O0122121

Program Studi :

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

FAKULTAS KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yang berjudul
“ATLETIK 2 LARI GAWANG, LOMPAT JANGKIT, DAN LEMPAR LEMBING”.

Penulis sangat menghargai bantuan dari berbagai pihak dalam rangka penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas
bantuan yang telah diberikan hingga pada akhirnya penulisan makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang tua, praktisi
pendidikan, dan pemerhati anak pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Terima
kasih.

Karanganyar, 10 Juni 2023

Riski Ardi Pramudita

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN / SAMPUL JUDUL.................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1


B. Perumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2

A. Pengertian Atletik ................................................................................................... 2


B. Cabang Atletik Yang Dimaterikan .......................................................................... 2
1. Lari Gawang..................................................................................................... 3
2. Lompat Jangkit................................................................................................. 9
3. Lempar Lembing .............................................................................................. 13

BAB III : PENUTUP ............................................................................................................... 21

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 21
B. Saran........................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Atletik berasal dari Yunani, pada saat itu diperlombakan penthion atau sekarang
disebut dengan pancalomba artinya lima nomor perlombaan. Pada olimpiade 1896 di
Athena nomor marathon dipertandingkan. Bangsa Indonesia mengenal olahraga atletik
tahun 1930-an, pada waktu pemerintah Hindia Belanda memasukkan atletik sebagai salah
satu pelajaran sekolah. Pada tanggal 3 September 1990 terbentuklah Persatuan Atletik
seluruh Indonesia atau disingkat PASI.
Atletik adalah salah satu nomor olahraga perorangan yang terdiri dari lari,
lompat, lempar/tolak yang dilakukan pada lintasan atau lapangan. Atletik sebagai aktivitas
fisik yang sangat baik untuk kebugaran jasmani, karena ada gerak alamiah, seperti
lari, lompat, lempar/tolak.
Atletik merupakan cabang olahraga tertua yang telah dilakukan oleh manusia
sejak zaman purba sampai sekarang ini. Bahkan boleh dikatakan sejak adanya manusia
dimuka bumi ini atletik sudah ada, karena gerakan – gerakan yang terdapat dalam cabang
olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar adalah gerakan yang
dilakukan oleh manusia di dalam kehidupan sehari – hari.
Mata kuliah Atletik II merupakan mata kuliah yang diambil di semester 2 pada
Fakultas Keolahragaan UNS 2020, terutama program studi Pendidikan Kepelatihan
Olahraga 2019. Mata kuliah Atletik II ini perlu diberikan kepada semua mahasiswa calon
pelatih dan pendidik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir dalam
pemahaman teori serta dapat mengaplikasikannya dalam praktek Atletik.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Atletik hingga saat ini?
2. Bagaimana teknik Lari Gawang, Lompat Jangkit, dan Lempar Lembing?
3. Bagaimana sarana dan prasana dalam Atletik?
4. Bagaimana tentang peraturan pertandingan Atletik Lari Gawang, Lompat Jangkit, dan
Lempar Lembing?

1
C. Tujuan
1. Mengtahui sejarah dan perkembangan Atletik
2. Memahami cabang Atletik pada nomor Lari Gawang, Lompat Jangkit, dan Lempar
Lembing
3. Mengetahui Teknik Atletik Lari Gawang, Lompat Jangkit, dan Lempar Lembing
4. Mengtahui dan memahami sarana prasarana serta peraturan pertandingan Atletik Lari
Gawang, Lompat Jangkit, dan Lempar Lembing.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Atletik
Atletik adalah cabang olahraga yang mendasari dari semua cabang olahraga yang
lain. Atletik mempunyai karakteristik gerakan yang paling dasar yang menjadi kebiasaan
kita sehari– hari seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar.gerakan tersebut
adalah gerakan alami.
Melihat dari hal diatas jadi sewajarnya apabila Atletik menjadi Induk dari
semua cabang olahraga, karena dicabang lain sudah mengandung unsur gerakan pada
Atletik.
Kata ini berasal dari Bahasa Yunani “atlhon” yang berarti “kontes”. Atletik
merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM.
Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik
Seluruh Indonesia).

B. Cabang Atletik Yang Dimaterikan


1. Lari Gawang
2. Lompat Jangkit
3. Lempar Lembing

2
1. Lari Gawang
Lari gawang merupakan lari cepat menempuh jarak dengan melompati gawang-
gawang. Nomor-nomor larii gawang terdiri dari larii gawang 110 meter untuk putra,
dengan ketinggian gawang mencapai 3 kaki atau sekitar 1,067 meter. Nomor-nomor larii
gawang 100 meter untuk putri, dengan menggunakan gawang yang lebih rendah. Pada
umumnya gerakan larii gawang dilakukan dengan awalan yang cepat, sama seperti gerakan
lari sprint. Pada saat melompati gawang posisi tubuh harus rileks, beruntun, dan lancar.
Saat melakukan lari dilakukan dengan tidak melayang terlalu lama, sehingga kecepatan lari
tidak berubah dan selalu stabil. kemudian pada saat berada diatas gawang keseimbangan
harus selalu terjaga.

1) Teknik Dasar Lari Gawang


 Start yang digunakan adalah start jongkok
 Kecepatan berlari ke arah gawang, dengan posisi badan agak miring ke depan saat
melompat dan kaki yang lebih dulu diluruskan.
 Posisi tangan pada sisi harus berlawanan dengan kaki yang memimpin, mengayun
ke depan dan mengimbangi gerakan tubuh.
 Setelah melintasi gawang, menggerakkan kaki yang memimpin ke bawah,
kembali ke lintasan, ke depan, dan ke arah gawang berikutnya
 Kaki belakang dilangkahkan ke depan ke arah gawang berikutnya
 Gerakan harus diakhiri pendaratan yang sempurna, kemudian pada posisi kaki
harus dalam keaadaan lurus, lalu pada bagian kaki belakang diangkat dalam posisi
yang tinggi
 Melakukan sprint dengan kuat dan cepat di antara gawang satu dengan gawang
selanjutnya
 Posisi bahu dan pinggul dijaga agar selalu tetap paralel dengan gawang, posisi
tubuh sedikit naik turun ketika melewati gawang.

3
2) Pengenalan Tahap Teknik Lari Gawang
Yang menadi Faktor yang sangat penting pada larii gawang yang diantaranya ialah
mengatur mengenai langkah, durasi, serta jarak langkah yang panjang sehingga dapat
mendukung teknik lari.
Teknik larii gawang erat kaitan nya terhadap teknik lari sprint, sebab pada dasarnya
pelari gawang harus memiliki keahlian sprin sprinter yang handal.
Kedua teknik ini memiliki persamaaan pada beberapa hal, seperti tekanan pada
pengangkatan lutut, lurusan kaki, dan gerakan tangan.
Berikut Tahapan-tahapan Dalam Melakukan Lari Gawang

3) Tahap Start Menuju Gawang Pertama


 Setelah start kemudian sudah hampir mendekati gawang pertama, lalu beralih
dengan posisi pinggang terangkat tinggi dari gawang yang akan dilalui.
 Lutut diangkat tinggi, yang dipimpin oleh paha dengan membentuk horizontal,
dengan menendang-kan bagian tumit kearah depan agar kaki dapat lurus, dan
kemudian tumit diluruskan hingga sejajar dengan lutut untuk melintasi gawang.
 Lutut kaki tetap diangkat tinggi selama berlari.

4) Tahap Melewati Gawang


 Diawali dengan gerakan kaki cepat dan mengangkat lutut saat mendekati gawang.
 Semakin cepat mendekati gawang, semakin jauh lompatan harus dimulai. Saat
melompat, tangan dan kaki digerakkan dengan keras.
 Ketika berada di atas gawang, lintasan gerak tubuh dibuat serendah mungkin dan
posisi badan agak condong ke depan dan lutut sedikit di-tekuk.
 kedua tangan berguna untuk membantu kesetabilan pada saat berada di atas
gawang. Tujuannya agar tubuh cepat kembali ke posisi gerak dorong ke depan.
 Posisi kaki yang digunakan untuk menolak ditarik kedepan. dengan memutar kaki
tersebut ke samping, dalam posisi diangkat tinggi.
 kemudian posisi kaki yang terdepan melalui gawang, harus dalam keadaan posisi
yang tetap lurus, maka segera diturunkan, dan disusul oleh kaki yang mengikuti.

4
5) Tahap Pendaratan
 Posisi kaki lurus ketika mendarat.
 bagian kaki belakang harus tetap berada tinggi. bertujuan untuk bisa bergerak bebas
menjangkau ke depan dalam mengambil langkah panjang. Pada posisi ini lutut kaki
belakang di-tekuk.
 Posisi badan di-condong-kan ke depan.

6) Tahap Lari Diantara Gawang


Berlari pada larii gawang, baik dari posisi start menuju kearah gawang utama atau-
pun bentuk langkah kaki dari gawang pertama ke gawang berikutnya memerlukan
langkah kaki yang berbeda setiap pelari satu dan pelari yang lain, maka untuk dapat
melakukan Larii Gawang dengan baik dan benar berikut tahapan-nya :
 Pelari menggunakan 8 langkah dari start menuju kearah gawang utama. Pada posisi
start, ia harus menempatkan kaki yang memimpin di belakang dan kaki yang
mengikuti di depan.
 Pelari menggunakan 7 langkah dari start menuju kearah gawang utama. strategi
seperti ini biasanya dilakukan oleh pelari yang memiliki kaki yang panjang, posisi
kaki yang memimpin berada di depan.
 Pelari pemula biasanya menerapkan 9 langkah

5
Hal-hal yang harus diperhatikan setelah melewati gawang.
 Jejak-kan kaki yang memimpin haruslah secepat mungkin setelah melawati setiap
gawang.
 Tangan dan kaki harus bergerak secepat-cepatnya untuk melewati gawang
 kemudian posisi kaki jatuh atau mendarat, secepatnya melakukan 3 langkah di
antara lintasan gawang.
 selanjutnya melakukan gerakan dengan cepat di antara gawang sampai ke garis
finish.

7) Tahap Akhir
Tahap ini dilakukan pada saat setelah kaki yang memimpin berhasil melewati
gawang yang terakhir dan melakukan pendaratan. berikut langkah-langkah berikutnya :
 Posisi badan condong ke arah depan. kemudian melakukan langkah kaki secara
Bersamaan.
 Dada dibusungkan kedepan lalu berlari secepat mungkin kearah garis finish

6
8) Sarana dan Prasarana Lari Gawang
Lintasan
Lintasan lari tentu merupakan prasarana paling penting dalam lari gawang. Lintasan
yang digunakan dalam lari gawang adalah 100 meter untuk putri dan 110 meter untuk
putra. Untuk lari gawang putri dan putra ada juga yang lintasannya sepanjang 400 meter.
Lintasan dalam lari gawang terdiri dari lintasan lurus dan lintasan kelokan.

Palang Gawang
Sesuai dengan namanya lari gawang, tentu membutuhkan palang gawang sebagai
rintangan yang akan dilewati. Dalam lari gawang, jumlah palang gawang yang
diperlukan tidak cukup hanya satu buah saja, melainkan minimal harus ada 80 palang
gawang dalam lintasan.
Lebar palang gawang biasanya adalah sekitar 1,20 meter. Sedangkan panjang pada besi
penyanggah di bawahnya adalah sekitar 70 cm. Untuk beratnya sendiri tidak boleh lebih
dari 10 kg. Tinggi dari palang gawang berbeda pada setiap nomornya.
Untuk lari gawang pada nomor putra dengan panjang lintasan 110 meter, tinggi palang
gawang adalah 1,076 meter. Untuk lari gawang pada nomor putri dengan panjang
lintasan 100 meter, tinggi palang gawang adalah 0,838 meter. Sedangkan pada lari
gawang 400 meter untuk putra, tinggi palang gawang adalah 0,914 meter dan 0,762
untuk putri.

7
Palang gawang dicat dengan warna hitam putih dengan ketentuan hitam selebar 22,5 cm
dan harus putih pada bagian tepi palang gawang. Ujung palang gawang juga dibuat bulat
dan tidak tajam dengan lebar palang kayu pada bagian atas sebesar 7 cm dan ketebalan
2 cm.

9) Peraturan Pada Lari Gawang


Pelari harus mengetahui peraturan perlombaan larii gawang yang ditentukan oleh
Persatuan Atletik Seluruh Indonesia( PASI ) berikut dibawah ini :
 Semua perlombaan larii gawang, yang diawali dari garis start samapai melalui garis
finis, harus berada pada jalur lintasan yang sudah ditentukan.
 Seorang peserta dinyatakan diskualifikasi jika melakukan hal-hal berikut :
 Peserta menarik kakinya di luar bidang horizontal atas gawang pada saat melampaui
nya
 Peserta melompati gawang yang bukan berada di lintasan nya
 Peserta dengan sengaja menjatuhkan gawang

8
2. Lompat Jangkit
Olahraga lompat jangkit (triple jump) adalah salah satu jenis olahraga atletik
cabang lompat dimana sang atlet akan melakukan tiga tahap lompatan untuk mendarat di
bak pasir pendaratan dengan awalan lari.
Tiga lompatan dalam lompat jangkit ini disebut juga sebagai hop-step-jump.
Hop merupakan fase pertama lompatan yang dilakukan oleh atlet dengan menggunakan
kaki terkuat untuk melakukan tolakan.
Step merupakan lompatan kedua yang harus dilakukan dengan menggunakan kaki yang
sama pada waktu fase hop dan jump merupakan lompatan terakhir yang harus dilakukan
dengan menggunakan kaki berbeda sebagai tolakan.
Posisi ketiga fase lompatan ini sama-sama penting yang artinya sang atlet tetap harus
melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada ketiga fase ini.

1) Teknik Lompat Jangkit


Secara umum, olahraga lompat jangkit ini dilakukan melalui fase awalan (berlari),
lompatan pertama (hop), lompatan kedua (step), lompatan ketiga (jump), dan
mendarat.
Tentu fase-fase tersebut harus dilalui dengan teknik-teknik tertentu agar atlet bisa
menghasilkan jarak lompatan terjauh. Berikut ini merupakan uraian teknik lompat
jangkit:

a. Awalan
 Pada awalan ini, atlet akan berlari sejauh maksimal 45 meter menuju papan
tolakan untuk melakukan tolakan pertama (hop).
 Pada posisi awal ini atlet akan melakukan persiapan, yakni dengan start
berdiri.
 Sebelumnya ia harus rileks, mengatur nafas, dan fokus pada papan tolakan.
Setelah siap, atlet akan berlari dengan kecepatan sedang menuju ke kecepatan
tinggi.
 Peralihan dari kecepatan sedang menuju tinggi ini hanya sebentar saja karena
dalam lompat jangkit sang atlet harus berlari sekencang-kencangnya agar
dapat memiliki momentum lompatan yang bagus.

9
 Umumnya, pada awalan ini, para atlet lompat jangkit berlari dengan langkah
kaki yang jauh dan berfungsi sebagai metode untuk mempersiapkan kaki
melakukan tiga kali lompatan dengan jarak sejauh mungkin pada masing-
masing lompatan.

b. Hop
 Hop atau lompatan pertama ini dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat
sebagai tolakan.
 Dalam melakukan tolakan, kaki tersebut tidak boleh melebihi papan tolakan
(sebagaimana peraturan yang berlaku dalam lompat jauh) namun boleh
dilakukan sebelum papan tolakan.
 Setelah melakukan tolakan, agar menghasilkan jarak lompat yang jauh,
umumnya para atlet akan mengayunkan kaki saat melayang di udara dan
mendarat dengan kaki yang sama pada saat tolakan untuk melakukan tolakan
kedua (step).

c. Step
 Kaki yang dipergunakan untuk melakukan tolakan pada fase ini merupakan
kaki yang sama seperti yang dilakukan pada saat tolakan pertama.
 Oleh karena itulah kaki terkuat yang dipergunakan untuk melakukan tolakan
pertama dan kedua ini.
 Setelah lompatan kedua ini dilakukan, pada saat melayang segera kaki
satunya diayunkan kedepan dan bersiap untuk mendarat sekaligus melakukan
tolakan.

10
d. Jump
 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kaki yang dipergunakan untuk
melakukan tolakan terakhir ini adalah salah satu kaki yang tak dipergunakan
untuk melakukan tolakan pertama dan kedua.
 Begitu kaki ini mendarat, maka selanjutnya kaki ini akan langsung melakukan
tolakan ke arah depan dengan membungkukkan badan agar condong ke
depan.
 Alasan kenapa badan dibungkukkan adalah agar tubuh tidak terlalu banyak
bergesekan dengan udara yang akan mengurangi jarak lompatan, yang kedua
tubuh ini berfungsi untuk beriap mendarat.
 Jika tubuh membungkuk, kemungkinan tubuh akan jatuh kebelakang saat
mendarat bisa diminimalisir karena titik pendaratan yang diukur adalah
bagian organ tubuh yang jatuh paling dekat dengan bibir bak pasir bagian
depan.

e. Mendarat
 Pendaratan harus dilakukan dengan menggunakan kedua kaki untuk
menghindari cidera.
 Bilamana atlet mendarat dengan menggunakan satu kaki hal tersebut masih
diperbolehkan. Namun demikian pendaratan dengan satu kaki sangat
dihindari karena sangat mungkin akan mengakibatkan cidera serius.
 Usahakan saat mendarat tubuh tidak jatuh ke belakang. Meski demikian,
banyak juga atlet profesional mendarat dengan kedua kaki sekaligus terjatuh
kebelakang karena saking besarnya energi yang dipergunakan untuk
melompat sehingga menghasilkan jarak yang jauh dan membuat tubuh sulit
untuk tidak jatuh ke belakang.

11
2) Sarana dan Prasarana Lompat Jangkit
Lintasan

Lapangan lompat jangkit terdiri dari tiga bagian, yakni lintasan lari, papan tolakan,
dan bak pasir. Sebagaimana bisa dilihat dalam gambar, berikut ini penjelasan
selengkapnya:
 Bak pasir memiliki ukuran panjang minimal 7-9 meter dan lebar 2,75 meter dan
diisi dengan pasir halus.
 Papan tolakan terletak sejauh 11-13 meter dari tepi depan bak pasir. Papan tolakan
ini memiliki ukuran panjang 1,22 meter, lebar 0,20 meter dan tinggi 0,05 meter
yang dicat dengan warna putih.
 Panjang lintasan awalan untuk lari adalah 40-45 meter dengan lebar 1,22 meter
berbentuk lurus dengan garis tepi berwarna putih sebagai batas. Namun pada
kebanyakan lapangan lompat jangkit, lintasan awalan tersebut banyak yang tidak
memiliki batas tepi karena para atlet sudah dianggap tahu dan pasti akan lari
dengan trak lurus menuju papan tolakan.

12
3) Peraturan Pertandingan Lompat Jangkit
Ada beberapa peraturan dalam lompat jangkit yang telah ditetapkan oleh IAAF
(International Amateur Athletic Federation) sebagai berikut ini:
a. Atlet lompat jangkit tidak diperkenankan melakukan tolakan pertama dengan
melebihi batas papan tolakan, namun masih diperbolehkan melakukan tolakan
sebelum menginjak papan tolakan.
b. Tolakan kedua harus menggunakan kaki yang sama dengan tolakan pertama.
c. Tolakan ketiga harus menggunakan kaki yang berbeda dengan tolakan pertama
dan kedua.
d. Setelah melakukan tolakan ketiga, pada saat melayang, atlet lompat jangkit tidak
diperkenankan melakukan gerakan salto.
e. Atlet lompat jangkit tidak diperkenankan mendarat di luar area pendaratan.
Menyentuh tepi bak pasir juga dianggap sebagai diskualifikasi.
f. Bak pasir dihitung dari tepi depan mulai dari 13 meter dan seterusnya sehingga
jika atlet mampu melewati bak pasir sejauh 5 meter, artinya ia telah melompat
sejauh 18 meter yang dihitung dari lompatan pertama dari papan tolakan.

3. Lempar Lembing
Lempar lembing secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu aktivitas manusia
melempar sebuah benda bernama lembing, yakni tongkat panjang berujung runcing, atau
lebih familiar disebut sebagai tombak.
Namun pada konteks olah raga, lempar lembing dapat didefinisikan sebagai salah
satu nomor atletik melempar di mana sang atlet mempertunjukkan kemampuannya untuk
melempar sebuah lembing dengan gaya dan teknik tertentu dengan mengikuti segala
peraturan dalam pertandingan tersebut untuk memperoleh jarak lempar terjauh.

1) Teknik Lempar Lembing


a. Cara Memegang Lembing
Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci
penentu hasil lemparan.

13
Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing
sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapat titik
berat lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara
memegang lembing ada tiga macam yaitu: pegangan cara Amerika (American
Style), cara Firlandia (Firlandia Style), cara Jepit Tang (Tank Style).
Tiga macam pegangan lembing antara lain sebagai berikut :
a) Cara Pegang Amerika

Pegangan cara American adalah ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu di
belakang balutan atau lilitan lembing. Cara ini lebih mudah dilakukan
sehingga cocok bagi atlet pemula, secara umum bukan hanya atlet pemula
saja yang menggunakan pegangan American akan tetapi di kalangan
masyarakat maupun kalangan pendidikan pada umumnya menggunakan
pegangan cara American, karna daya dorongnya yang dilakukan ibu jari dan
jari telunjuk lebih tinggi
Pegangan cara American ini lebih mudah dilakukan oleh pemula di
bandingkan cara pegangan Firlandia yang sebagian kecil dilakukan oleh atlet
elit saja, namun secara umum dua cara pegangan tersebut masih digunakan
sampai dengan sekarang karena memiliki daya dorong yang sangat kuat cuma
yang membedakan hanya pada teknik pegangan saja.

14
b) Cara Pegangan Firlandia

Pegangan cara Firlandia adalah ibu jari dan jari tengah bertemu di belakang
balutan atau lilitan lembing sedangkan jari telunjuk agak lurus dengan batang
lembing.
Pegangan lembing cara Finlandia juga disebut pegangan jari tengah ibu jari.
Disebut demikian karena ibu jari dan ruas jari tengah terletak dibelakang
lilitan. Sedangkan jari telunjuk lurus dan melekat searah dengan lembing, jari
manis dan kelingking melingkar tepat pada lilitan.

c) Cara Pegangan Waddel

Pegangan cara jepit tang (Tank Style) adalah pegangan dimana jari telunjuk
dan jari tengah menjepit lembing tepat di belakang tempat pegangan.
Pegangan ini terdapat kelebihan dan kekurangan seperti yang dikemukakan
Jonath dkk (1988:81) bahwa “Pegangan tank mencegah terjadinya luka pada
siku, karena pelencengan (pegangan kesehatan) tetapi lilitan tipis seperti yang
diharuskan sering menyebabkan masalah pada waktu melempar”.

b. Cara Membawa Lembing


Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara
membawa lembing,

15
Jadi dalam membawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah
lembing berada di atas pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong
ke atas, maupun serong ke bawah dan posisi mendatar dalam posisi tersebut otot-
otot sekitar bahu dan tangan terasa rileks.Ada juga yang membawa lembing
dengan posisi lembing di samping badan, tangan lurus ke belakang sehingga tidak
mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-sikap selanjutnya.Namun sedikit
hambatan untuk mendapat kecepatan awalan yang optimal.

c. Cara Awalan Lari Lempar Lembing

Awalan lari, pelempar berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan
lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak menghadap ke atas. Posisi
lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah. Bagian terakhir awalan
terdiri dari langkah silang atau sering di sebut dengan “cross steps”. Pada bagian
awalan-akhir ini kita mengenal beberapa cara, di antaranya:
a) Dengan jingkat (hop-steps),
b) Dengan langkah silang di depan (cross-steps),
c) Langkah silang di belakang (rear cross-steps).

16
Panjang lintasan awalan harus tidak lebih dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30
m, harus diberi tanda dengan dua garis paralel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm.
Peralihan (cross steps), saat kaki kiri diturunkan, kedua bahu diputar berlahan-
lahan ke arah kanan, lengan kanan mulai bergerak atau diluruskan ke arah
belakang, dan disini secara berlahan-lahan titik pusat gravitasi turun yang
sebelumnya meningkat selama melakuakan awalan lari. Perputaran bahu dan
pelurusan lengan yang membawa lembing ke arah belakang diteruskan tanpa
terputus dan bergerak terus hingga melewati atas kaki kiri, dan ini menghasilkan
kecondongan tubuh bagian atas ke belakang.Perputaran kedua bahu ke kanan
membuat pilinan di antara tubuh bagian atas dan bagian bawah serta
meninggalkan lembing dengan baik di belakang badan.Pandangan kedua mata
selalu lurus kedepan. Ketika tungkai kanan mendarat dalam posisi setengah
ditekuk diakhir langkah silang (cross steps), angkatlah tumit kanan saat lutut
bergerak maju, dan bukalah kedua tungkai dengan cara melangkahkan kaki kiri
selebar mungkin ke depan dan diinjakkan sedikit ke arah kiri. Kedua bahu tetap
menghadap ke samping dan pastikan lembing masih dipegang dengan baik di
belakang dengan tangan yang membawa lembing tetap berada setinggi
bahu.Pergelangan tangan dijaga agar tetap ditekuk dan telapak tangan menghadap
atas agar ekor lembing tidak kenak tanah.
Fase akhir, Ketika kaki kiri di turunkan di posisi akhir lemparan, pemutaran kedua
pinggul ke depan dimulai, ditandai oleh sebuah putaran ke dalam kaki kanan dan
lutut dilanjutkan dengan pelurusan tungkai. Segera bahu kiri dibuka, siku kanan
diputar ke arah luar atas dan lembing diluruskan di atas lengan dan bahu. Kaki kiri
ditekan ke tanah disusul kemudian dengan memutar kaki kanan ke dalam dan
meluruskannya sambil lutut kanan turut diluruskan sehingga menghasilkan sebuah
posisi membusur dari badan dan meregang kuat bagian otot depan.

17
d. Cara Melempar Lembing

Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa kebelakang
dengan tangan lurus diputar kedalam, badan direbahkan kebelakang dengan lutut
kaki kanan, kemudian bersamaan dengan membengkokkan siku.
Lembing dibawa secepat-cepatnya keatas kepala, pinggul didorong ke depan dan
lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala kedepan sehingga tangan
lurus dan dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan
badan kedepan, kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan
mendorong pangkal lilitan tali lembing.

e. Cara Melepaskan Lembing

Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang
baik, bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan.Mula-mula bahu
melempar secara aktif di bawa kedepan dan lengan pelampar diputar, sedangkan
siku mendorong ke atas.
Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri, lembing lepas dari tangan pada
sudut lemparan kira-kira 45 derajat dengan suatu gerakan seperti ketapel dari
lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah, pada waktu lembing
lepas terjadi pada suatu garis lurus dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya
sedikit keluar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada

18
saat tahap pelepasan lembing.Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan
lembing.
Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan badan untuk mempertahankan
posisi tubuh ketika melempar agar tidak terbawa ke depan yang dapat
mengakibatkan diskwalifikasi. Tubuh mengupayakan untuk menjaga
keseimbangan dengan memusatkannya pada satu kaki tumpuan, keseimbangan
dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh. Ketika hendak melempar
lembing maka moment gaya juga harus kita perbesar sebab semakin besar moment
gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar, sehingga dapat
menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita dalam melempar
maka akan semakin besar pula kecepatan benda tersebut.

f. Sikap Badan Setelah Melempar Lembing

Setelah kaki kanan di tolakkan keatas dan kedepan mendarat kaki diangkat
kebelakang lemas lalu badan agak miring dan condong kedepan kaki kiri ke
belakang lemas kemudian tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada
di bawah dekat keperut dan tangan kiri lemas kebelakang sehingga pandangan
kearah jalannya lembing sampai jatuh.

2) Sarana dan Prasarana Lempar Lembing


Lapangan Lempar Lembing

19
Dari gambar di atas, ada tiga bagian lapangan lempar lembing, yakni jalur awalan,
sudut lemparan dan sektor lemparan lembing. Berikut penjelasannya
a. Jalur awalan merupakan trak dengan panjang minimal 30 meter dan maksimal
36,5 meter. Jalur ini memiliki lebar 4 meter.
b. Sementara pada area gambar sudut merupakan area untuk melemparkan lembih
setelah berlari dalam trak awalan. Dari poros tengah menuju pojok busur, sudut
yang terbentuk adalah 30 derajad. Sudut ini merupakan petunjuk garis batas luar
kanan dan kiri area sektor lemparan. Jarak antara titik A atau titik ancang-ancang
untuk melempar hanyalah 8 meter dari bibir busur, yakni garis akhir yang tak
boleh dilewati oleh atlet ketika melempar. Namun boleh disentuh jika sudah
melempar, misalnya untuk menjatuhkan tubuh.
c. Sektor lemparan merupakan lapangan yang berbentuk kerucut dengan sudut
sebagaimana telah ditetapkan di area sudut. Panjang lepangan pendaratan ini
minimal 100 meter karena sejauh ini belum ada atlet yang bisa melempar lembing
sejauh 100 meter.
Alat yang digunakan dalam lempar lembing :
a. lembing terbuat dari bambu dengan mata lembing terbuat dari logam
b. untuk putri: panjangnya 2 meter dan beratnya 600 gram
c. untuk putra: panjannya 2,60 meter dan beratnya 800 meter.

3) Peraturan Pertandingan Lempar Lembing


a. Dalam pertandingan berskala internasional seperti olimpiade, semua lembing
disediakan oleh panitia penyelenggara dan semua yang dipergunakan telah
diperiksa sedemikian rupa hingga masing-masing 99% identik satu sama lain
berdasarkan kelasnya.
b. Namun untuk pertandingan berskala kecil seperi pertandingan tingkat lokal atau
daerah, atlet boleh membawa lembing sendiri asalkan sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh panitia.
c. Ketika dalam pertandingan, atlet lempar lembing hanya boleh menggunakan
awalan hingga melempar pada tempat yang disediakan.
d. Melempar melebihi batas yang ditentukan merupakan lemparan yang tidak sah.

20
e. Pendaratan lembing bisa dinyatakan sah dan dapat dinilai apabila bagian lembing
yang jatuh terlebih dahulu merupakan mata lembing pada area yang disediakan
dengan posisi menancap tanah atau hanya menggores tanah.
f. Pada saat awalan, lembing sama sekali tidak boleh menyentuh tanah karena hal
itu akan dinyatakan sebagai diskualifikasi yang setara dengan apabila atlet
melempar di luar area yang disediakan, misalnya melebihi batas awalan.
g. Semua atlet akan bertanding untuk memperoleh jarak terjauh dari lembing yang
telah terlempar dan masing-masing atlet hanya memiliki 1 kali kesempatan untuk
melempar lembing.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam olahraga atletik banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian
atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang
lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan dan fisik yang baik
dalam atletik.

Atletik adalah cabang olahraga yang mendasari dari semua cabang olargara yang
lain, Atletik mempunyai karakteristik gerakan yang paling dasar yang menjadi kebiasaan
kita sehari-hari seperti contoh : Berjalan, berlari, melompat dan melempar. Gerakan-
gerakan tersebut adalah gerakan alami.

B. Saran
Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis olahraga atletik yaitu
mengetahui sejarah, cabang-cabang dan ukuran dalam atletik serta diharapkan dapat
menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya kelak.

21
Upaya menuju keberhasilan Atletik dalam menanamkan nilai-nilai karakter
dan sportivitas, seorang pelatih maupun praktisi olahraga harus memahami bagaimana
cara yang tepat untuk melatihkan hal tersebut kepada anak latihnya. Apabila ketiga konsep
di atas telah tertanam dalam diri seseorang, maka dalam bertanding maupun kelak hidup
di tengah-tengah masyarakat persoalan-persoalan yang ada akan dengan mudah diatasi
dan dapat menjalani hidup dengan harmonis.

DAFTAR PUSTAKA
 Gerry A. Carr. 1991. AtletikuntukSekolah. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
 PB PASI. 1982. Cara MengajarLari, Lempar, Lompat, danMobilitas. Jakarta: PB PASI.
 SoenaryoBasoeki. 1997.AtletikIII. Surakarta: BPK Pok UNS.
 Yanto Kusyanto. 1996. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan I, II. Bandung: Ganesa Exact.
 https://quipper.co.id/lari-gawang/
 https://gudangpelajaran.com/lompat-jangkit/
 https://www.gurupendidikan.co.id/lempar-lembing/
 https://gudangpelajaran.com/lempar-lembing/
 http://rahmatomal.blogspot.com/2017/04/sarana-dan-prasarana-olahraga-atletik.html

22

Anda mungkin juga menyukai