Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ATLETIK II

Dosen Pengampu : Slamet Widodo, S.Pd., M.Or.

Disusun Oleh :

Nicoloa Armando Putra Risdi

O0122106

Kelas E Praktek

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN JASMANI,


KESEHATAN & REKREASI

FAKULTAS KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Atletik II ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Atletik. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Peningkatan Jiwa
Kewirausahaan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Slamet Widodo,
S.Pd., M.Or. selaku dosen mata kuliah Atletik yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 7

2.1 Lompat Jangkit ............................................................................................... 7

2.2 Lempar Lembing ............................................................................................ 9

2.3Lari Gawang .................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 17

Kesimpulan ........................................................................................................... 17

Saran ..................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Atletik merupakan cabang olahraga sangat tua, gerakan yang dilakukan secara
alamiah seperti jalan, lompat, lari dan lempar, Menurut Yoyo Bahagia (2011,
hlm. 5) menjelaskan bahwa “Gerak-gerak dasar yang terkandung dalam atletik
sudah dilakukan sejak adanya peradaban manusia di muka bumi”. Dalam hal
ini dapat dikatakan atletik menjadi penunjang cabang olahraga lain. Cabang
olahraga atletik mempunyai nomor yang diperlombakan yang merupakan
gerak dasar manusia. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga.
Adapun pendapat lebih lanjut mengenai atletik disampaikan oleh Hendrayana
(2014) menjelaskan bahwa:
“Karena atletik ini memiliki bentuk kegiatan fisik yang beragam
seperti jalan, lari lompat, lempar, dan banyak orang
menggunakannya sebagai media untuk memulai kegiatan fisik pada
hampir semua cabang olahraga, maka sering sekali atletik disebut
sebagai Ibu dari semua cabang olahraga (mother of sport) atau de
moeder der sporter (Belanda). (hlm. 3)”
Dengan demikian dapat saya simpulkan atletik merupakan induk seluruh
cabang olahraga. karena unsur gerakan yang ada di atletik merupakan gerakan
sehari-hari yang dilakukan oleh manusia. Banyak nomor yang diperlombakan
dalam cabang olahraga atletik diantaranya lari jarak pendek, lari jarak
menengah, dan lari jarak jauh. Untuk nomor lompat terbagi menjadi lompat
tinggi, lompat jauh, lompat jangkit dan lompat tinggi galah. Selanjutnya
nomor lempar terdiri dari lempar lembing, tolak peluru, lontar martil, dan
lempar cakram, dan yang terakhir nomor jalan cepat. Itulah beberapa nomor
cabang olahraga atletik yang diperlombakan baik di olimpiade maupun
perlombaan antar sekolah. Lari sprint adalah seorang atlet dalam perlombaan

4
lari dan berlomba dengan temannya untuk menjadi pemenang dengan catatan
waktu yang cepat. Yang harus di lakukan seorang atlet dalam melakukan lari
sprint yaitu berlari sekencang-kencangnya tanpa ada beban yang
mempengaruhi. Selanjutnya yang dibutuhkan atlet ketika berlari yaitu gerakan
yang benar mulai dari dimulainya waktu gerakan awalan dan gerakan akhiran
sampai finis serta kecepatan berlari menentukan hasil dari lomba.
Di abad XIX merupakan masa menggeloranya kembali semangat berolahraga
di kalangan masyarakat luas termasuk berkembangnya olahraga Atletik.
Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai terbentuk. Adapun perlombaan-
perlombaan Atletik mulai banyak diperlombakan dan diselenggarakan.

Pada tahun 1960 perkumpulan Atletik yang pertama di selenggarakan di Amerika


tepatnya di Sanfransisco dengan nama Olimpiade Club. Kejuaraan atletik di
Amerika di selenggaraka pada tahun 1960 oleh : New York Atletik Club. Setelah
itu sering kali diadakan perlombaan di amerika serikat dengan Negara-negara
eropa. Pada tahun 1880 di Inggris berdiri istilah Amateur Atletik Board. Tahun
1887 di New Salan berdiri New Zealand Atletik Amateur Assosation. Tahun 1899
di Belgia berdiri Lique royale belge’d Atletisme, dan di Canada berdiri Canadian
Track and Field Asosiation.tahun 1895 Africa Selatan berdiri South Africant
Amateur Atletic Union. Tokoh-tokoh atletik dari 17 negara yang mengikuti
olypiade dari Amerika Serikat ,Australia ,Inggris ,Inggris,
Jerman ,Swedia ,Yunani berdiskusi untuk membentuk suatu badan internasional
yang kan membuat peraturan perlombaan atletik yang lengkap. Badan tersebut
didirikan dengan nama Internasional Amateur Atletik Federation (IAAF) terpilih
sebagai ketua adalah Kristina Helestrom kedua-duanya dari Swedia. Peraturan-
peraturan tehnis untuk perlombaan Internasional yang pertama di sahkan pada
congress yang ke tahun 1914 di Lyon Ferancis. Sejak terbentuknya IAAF ini
ppenyelenggaraan perlombaan atletik makin baik terutama dalam segi
pengorganisasian.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan Lompat Jangkit yang benar sesuai peraturan?
2. Bagaimana cara melakukan Lempar Lembing yang benar sesuai peraturan?
3. Bagaimana cara melakukan Lari Gawang yang benar sesuai peraturan?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui cara melakukan Lompat Jangkit yang benar
 Untuk mengetahui cara melakukan Lempar Lembing yang benar
 Untuk mengetahui cara melakukan Lari Gawang yang benar

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lompat Jangkit

 Pengertian Lompat Jangkit

Pengertian lompat jangkit adalah lompat yang menggunakan lompatan tiga kali
yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat-lompat-lompat.
Pengertian lompat jangkit seperti ini karena Lompat jangkit atau sering disebut
juga lompat tiga, hal ini karena lompat jangkit terdiri dari tiga lompatan
jangkit, langkah dan lompat. Ada tiga tipe dalam lompat jangkit, yaitu
pelompat datar, terjal, dan pelompat alamiah.

 Teknik Lompat Jangkit


Untuk mendapatkan gerakan yang sempurna dalam melakukan lompat jangkit
kita harus dapat menguasai teknik dasar dalam melakukan lompat jangkit.
Dalam melakukan lompat jangkit itu sendiri dapat dibagi dalam beberapa tahap
gerakan diantaranya adalah ancan-ancang, jingkat, langkah, lompat dan
mendarat.
a.       Ancang-ancang
Tergantung dari tingkat prestasi, lari ancang-ancang bervariasi antara 10
langkah (untuk atlet pemula) dan 20 langkah (untuk atlet prifesional)
Kecepatan lari ancang-ancang semakin dipercepat sampai saat bertolak.
b.      Jingkat
Kaki penolak harus mendarat dengan aktif dan siap menyerang ; ayunkan paha
kaki bebas keposisi horizontal, bertolak ke depan dan ke atas. Untuk Jingkat
yang panjang & datar, tariklah kaki penolak ke depan atas dan tarik kaki-bebas
ke bawah dan ke belakang. Pertahankan tubuh tetep gerak.

7
c.       Langkah
Bertolak dangan cepat; luruskan mata kaki, sendi dan lutut dan pinggang,
ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal. Pada waktu gerak Langkah,
posisi bertolak dipertahankan, untuk mempersiapkan gerak Lompat, luruskan
kaki-bebas ke depan dan ke bawah.

d.      Lompat
Bertolaklah dengan cepat; ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal. Untuk
lompat jauh, tahap melayang melibatkan teknik menggantung atau teknik
melangkah. Tarik tubuh ke depan-bawah untuk mendarat, bawa lengan ke
depan.
e.       Mendarat
Mendaratlah dengan kedua kaki sejajar di pasir, Biarkan tubuh mendarat di
pasir di sampng kaki.

 Ciri-Ciri Lompat Jangkit


1) Ciri-ciri pelompat datar

Loncatan pertama datar dengan tidak terlalu mengerahkan tenaga. Pelompat


tidak banyak kehilangan horizontal pada setiap tolakan, lengan kiri dan kanan
mengayun kearah yang berlawanan.

b. Ciri-ciri pelompat terjal

Sudut tolak pada tolakan pertama sekitar 150 pada tolakan untuk langkah,
lengan kiri dan kanan mengayun kearah yang sama badan bagian atas sedikit
membungkuk ke depan.

c. Ciri-ciri pelompat alamiah

Urutan jingkat, langkah, dan lompat yang semakin tinggi yaitu datar, tinggi, dan
seterusnya lebih tinggi. Gerakan lompatan ini agak mirip pelompat datar. Tipe

8
lompatan mana yang akan dipilih dari ketiga tipe lompatan tersebut tergantung
pada tipe mana yang lebih baik, kecepatan atau tenaga pelompat, namun bagi
pemula sebaiknya menggunakan tipe lompat datar. pengertian lompat jangkit
diatas hanya sebagian kecil yang dapat dijelaskan, tetapi poin-poin diatas sudah
mewakili dari pengertian lompat jangkit itu sendiri.

Selain itu power atau stamina dalam lompat jangkit lebih banyak diperlukan
daripada dalam lompat jauh. Hal ini karena dalam lompat jauh pelompat hanya
melakukan satu kali tolakan untuk memperoleh jarak sejauh-jauhnya, sedangkan
dalam lompat jangkit pelompat melakukan tiga kali tolakan untuk memperoleh
jarak yang sejauh-jauhnya. sehingga dengan demikian dalam lompat jangkit
pelompat harus mempunyai stamina dan power yang lebih banyak agar pelompat
mampu melakukan tiga kali tolakan secara berturut-turut dengan maksimal.

2.2 Lempar Lembing

 Pengertian Lempar Lembing


Melempar merupakan proses gerak seseorang melakukan gerakan terhadap suatu
benda agar suatu benda tersebut dapat dipindahkan sejauh mungkin. Menurut
Yudha M. Saputra (2001: 67) pengertian lempar lembing adalah “merupakan
salah satu kemampuan dalam melemparkan benda berbentuk lembing, sejauh
mungkin”. Sedangkan menurut Soenarjo Basoeki (2003:89) lempar lembing
adalah “salah satu nomor perlombaan dalam kelompok lempar di dalam cabang
olahraga atletik”. Dari pengertian yang telah diberikan para ahli tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian lempar lembing adalah salah satu nomor
dalam perlombaan atletik yang melemparkan benda berbentuk lembing, sejauh
mungkin. Sedangkan lembing merupakan suatu benda yang terdiri dari mata
lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing. Mata lembing terbuat dari
metal, badan lembing terbuat dari kayu atau metal atau bambu. Badan lembing
yang terbuat dari metal dipergunakan dalm perlombaan resmi nasional ataupun

9
internasional, dalam pendidikan biasa menggunakan bambu. Tali lembing
terletak melilit pada titk pusat lembing.
Unsur gerak dan tujuan dari proses gerakan menjadi bagian dari kegitan
melempar. Kedua hal tersebut merupakan satuan yang utuh dan berupa gerakan
yang sering disebut teknik melempar lembing, yang selanjutnya diungkapkan
dalam teknik lempar lembing. Kemampuan seorang atlet dalam melempar
lembing dipengaruhi faktor eksternal yang berupa lapangan dan alat
lembing.Suatu cara mengatasi tahanan eksternal ini,dapat diatasi dengan berlatih
secara intensif.

 Peralatan Yang Diperlukan


 Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan
lembing dan (3) tali pegangan.
 Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh
sebuah mata lembing yang runcing.
 Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi
dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali
pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau
benjolan.
 Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3
m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.

 Persyaratan Lemparan Yang Sah


 Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar
lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak
dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk
dipakai.
 Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah
sebelum bagian lembing lainnya.
 Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah
satu garis atau jalur paralel.

10
 Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya
atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar)
yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis
lempar dan garis-garis itu semua.
 Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan
dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh
sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
 Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang
dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari
awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.

TEKNIK-TEKNIK DALAM MELAKUKAN LEMPAR LEMBING

Bteknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang


lembing, cara membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar
lembing.

1. Cara Memegang Lembing


Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu
diperhatikan. Ada dua macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
 Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan
dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan.
Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali
bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan
pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk
harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing.
Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di
atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah
dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali
pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).

11
 Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan,
dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan.
Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali
bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi
belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan
lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari
telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan
pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan
mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin,
1992).
 Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari
tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.

2. Cara Membawa Lembing

Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan
cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet
lempar lembing.

 Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di


samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan
dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para
pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada
waktu akan melempar.
 Membawa lembing Di bawah : Membawa lembing di bawah adalah
dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke
atas dan ekornya menuju serong ke bawah hampir dekat dengan tanah.
 Membawa lembing di depan dada : Mata lembing menuju serong ke
bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak
sebelah kanan.

12
Sedangkan dalam membawa lembing, ada tiga cara yang bisa digunakan,
yaitu:

 Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga


sejajar dengan telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan
agak serong ke arah bawah.
 Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga
sejajar dengan telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan
serong ke atas.
 Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan
dengan mata lembing diarahkan ke depan serong atas.

 Peraturan Dalam Lempar Lembing


 Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali
pegangan lembing.
 Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m.
berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.
 Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
 Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
 Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan
lengkung lemparan

 Lapangan Lempar Lembing


Ada beberapa ketentuan ukuran lapangan buat olahraga lempar lembing,
diantaranya sebagai berikut ini:

 Jalur awalan atau track dengan panjang lintasan minimal 30 meter atau
maksimal 36,5 meter dan jalur ini punya lebar 4 meter.

13
 Area buat melemparkan lembing setelah berlari dalam track awalan. Dari
poros tengah ke pojok busur, sudut yang terbentuk yaitu 30 derajat. Sudut ini
merupakan petunjuk dari garis batas luar kanan dan kiri area sektor lemparan.
 Jarak antara titik A/titik ancang – ancang buat melempar cuma sepanjang 8
meter dari bibir busur yaitu garis akhir yang gak boleh dilewati oleh atlet
pada waktu akan melempar.
 Sektor lemparan yang berbentuk kerucut dengan sudut yang sebagaimana
udah ditetapkan di area sudut tersebut dan panjang lapangan pendaratan ini
punya ukuran minimal 100 mete

2.3 Lari Gawang

 Pengertian Lari Gawang


  Lari gawang adalah salah satu nomor lari yang terdapat dalam cabang olahraga
atletik. Secara bahasa lari gawang juga dapat diartikan sebagai lari cepat yang
menempuh suatu jarak tertentu dengan melompati gawang sebagai rintangannya
yang tingginya telah diatur dalam peraturan perlombaan. Gerakan lari gawang
sedapat mungkin harus dilakukan seperti pada gerakan lari cepat. Nomor lari
gawang terdiri atas lari gawang 100 m putra, dengan ketinggian gawang 3 kaki
(1,067 m), 400 m putra dengan ketinggian gawang 0,914 m, sedangkan untuk
lari gawang putri 100 m dengan ketinggian gawang 0,840 m, dan 400 m dengan
ketinggian gawang 0,762 m.

 Pengenalan Teknik Lari Gawang


Faktor penting pada lari gawang antara lain pengaturan langkah, tempo, dan
panjang langkah yang mendukung teknik lari. Teknik lari gawang berhubungan
erat dengan teknik sprint, karena pelari gawang yang berhasil haruslah seorang
sprinter yang handal.Selain itu, kedua teknik ini memiliki kesamaan pada

14
beberapa hal seperti tekanan pada pengangkatan lutut, pelurusan kaki, dan
gerakan tangan. Setiap fase memerlukan koordinasi gerakan yang baik dari tiap
komponen tersebut.

a.      Fase Start Menuju Gawang Pertama


1) Setelah start dan mendekati gawang pertama, kemudian bertolak
dengan mengangkat pinggang tinggi dan cukup jauh dari gawang yang
akan dilalui.
2) Lutut diangkat tinggi, mengangkat paha kaki yang memimpin di atas
garis horizontal, menendangkan tumit ke depan untuk meluruskan kaki,
serta meluruskan lutut melintasi gawang.
3) Lutut kaki tetap diangkat tinggi selama berlari.

b.      Fase Melewati Gawang


1) Diawali dengan gerakan kaki cepat dan mengangkat lutut saat
mendekati gawang.
2) Semakin cepat mendekati gawang, semakin jauh lompatan harus
dimulai. Saat melompat, tangan dan kaki digerakkan dengan keras.
3) Ketika berada di atas gawang, lintasan gerak tubuh dibuat serendah
mungkin dan posisi badan agak condong ke depan dan lutut sedikit
ditekuk.
4)  Lengan berfungsi membantu keseimbangan ketika berada di atas
gawang. Tujuannya agar tubuh cepat kembali ke posisi gerak dorong ke
depan.
5) Menarik ke depan, kaki yang digunakan untuk menolak. Caranya
dengan memutar kaki tersebut ke samping, dalam posisi diangkat
tinggi.
6) Setelah kaki yang memimpin melewati gawang, dalam posisi tetap
lurus, maka segera diturunkan, dan disusul oleh kaki yang mengikuti.

c.       Fase Pendaratan

15
1) Posisi kaki lurus ketika mendarat.
2) Kaki yang mengikuti (kaki belakang) tetap diangkat tinggi. Tujuannya
agar dapat bergerak bebas menjangkau ke depan untuk membuat
langkah panjang. Pada posisi ini lutut kaki belakang ditekuk.
3) Posisi badan dicondongkan ke depan.

d.      Fase Lari Di Antara Gawang


Berlari pada lari gawang, baik dari posisi start ke gawang pertama ataupun dari
gawang satu ke gawang lainnya membutuhkan jumlah langkah kaki yang berbeda
antara pelari satu dengan pelari lainnya.
1) Pelari menggunakan 8 langkah dari start ke gawang pertama. Pada
posisi start, ia harus menempatkan kaki yang memimpin di belakang
dan kaki yang mengikuti di depan.
2) Pelari menggunakan 7 langkah dari start ke gawang pertama. Cara ini
biasanya dipilih oleh pelari yang memiliki kaki panjang, dimana kaki
yang memimpin diletakkan di depan.
3) Pelari mengunakan 9 langkah, biasanya diterapkan bagi pemula.

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan setelah melewati gawang.


1) Jejakkan kaki yang memimpin ke permukaan lintasan secepat mungkin
setelah melompati setiapgawang.
2) Gerakkan tangan dan kaki yang mengikuti melewati gawang secepat
mungkin.
3) Setelah kaki yang memimpin mendarat, segera melakukan tiga langkah di
antara gawang.
4) Bergerak dengan cepat di antara gawang hingga ke garis finis.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengertian lompat jangkit adalah lompat yang menggunakan lompatan tiga kali
yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat-lompat-lompat.
Yang memiliki tiga ciri-ciri diantaranya adalah ciri-ciri pelompat datar, ciri-ciri
pelompat terjal, ciri-ciri pelompat alamiah. Serta teknik yang dasar yang perlu
dipelajari adalah ancang-ancang, jingkat, langkah, lompat dan mendarat.

Dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh


bagian atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari
kombinasi yang lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu
gerakan lempar lembing yang baik.

Lari gawang juga dapat diartikan sebagai lari cepat yang menempuh suatu jarak
tertentu dengan melompati gawang sebagai rintangannya yang tingginya telah
diatur dalam peraturan perlombaan. Untuk dapat menghasilkan gerakan yang
indah dan sempurna, maka kita harus mengetahui serta memahami bagai mana
cara gerak dalam olahraga Lari Gawang.

Saran

17
Berdasarkan apa yang telah saya jelaskan dalam makalah mengenai Lompat
Jangkit, Lempar Lembing daan Lari Gawang ini pasti ada kekurangan maupun
kelebihannya. Semoga makalahini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah wawasan mengenaikretivitas. Adapun kritik maupun saran dapat
disampaikan ke penulis agar dapat memperbaiki makalah ini baik dari segi
penulisan, materi, maupun tata bahasa yang disampaikan. Penulis mengharapkan
pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah yang dibuat

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/24758891/MAKALAH_LEMPAR_LEMBING
https://www.academia.edu/27916381/Makalah_Lari_Gawang
www.materiolahraga.com 
http://repository.upi.edu/25081/4/S_JKR_1204081_Chapter1.pdf

https://edhay76.blogspot.com/2014/08/makalah-atletik-lompat-jangkit.html

19

Anda mungkin juga menyukai