Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ATLETIK

Disusun Oleh :
Bagas Affandi Priambodo (O0122019)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Juni 2023
KATA PENGANTAR

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang telah ada sejak zaman kuno
dan terus berkembang menjadi fenomena global yang menarik perhatian jutaan
orang di seluruh dunia. Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi dan menggali
lebih dalam tentang dunia atletik, mulai dari sejarahnya yang kaya hingga peran
pentingnya dalam kehidupan manusia modern.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang


komprehensif tentang atletik, baik dari segi sejarah, peraturan, maupun
dampaknya pada kesehatan dan masyarakat. Kami akan melihat bagaimana atletik
telah berevolusi dari bentuk awalnya sebagai bagian dari permainan dan perayaan
tradisional menjadi ajang kompetisi tingkat internasional yang melibatkan atlet-
atlet terbaik di dunia.

Selain itu, kami juga akan mengeksplorasi berbagai cabang olahraga


atletik, mulai dari lari, lempar, dan lompatan, hingga olahraga lapangan seperti
bola voli pantai dan renang. Setiap cabang memiliki teknik, strategi, dan aturan
sendiri yang perlu dipahami untuk meraih keberhasilan.

Selain keaslian atletik sebagai bentuk olahraga, kita juga tidak boleh
melupakan dampaknya pada kesehatan dan masyarakat. Olahraga ini dapat
meningkatkan kondisi fisik dan mental, mempromosikan gaya hidup aktif, serta
membangun karakter dan nilai-nilai seperti disiplin, kerjasama, dan semangat
juang.

Melalui makalah ini, diharapkan pembaca akan mendapatkan wawasan


yang lebih baik tentang atletik sebagai fenomena olahraga yang luas, serta
mengapresiasi keindahan dan kompleksitasnya. Dengan mempelajari sejarah,
peraturan, dan manfaat dari atletik, kita dapat lebih memahami mengapa olahraga
ini terus menjadi daya tarik bagi banyak orang di seluruh dunia.

Surakarta, 12 Juni 2023

II
Daftar Isi
Halaman Sampu
l
MAKALAH ATLETIK............................................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
Daftar Isi................................................................................................................III
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan pembuatan Makalah..........................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Lari Gawang....................................................................................................3
B. Lompat Jangkit................................................................................................6
C. Lempar Lembing.............................................................................................9
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
Kesimpulan.........................................................................................................12
Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

III
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Atletik merupakan olahraga tertua yang telah ada sejak zaman kuno. Dalam
perkembangannya, atletik telah mengalami transformasi signifikan menjadi ajang
kompetisi tingkat internasional yang melibatkan atlet-atlet terbaik di dunia. Atletik
tidak hanya menjadi sarana untuk menguji kemampuan fisik, tetapi juga memberikan
kontribusi dalam membentuk karakter, mempromosikan gaya hidup sehat, dan
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Makalah ini bertujuan untuk
menjelajahi perjalanan atletik, mulai dari sejarahnya yang kaya hingga peran dan
dampaknya dalam kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Pembahasan item Lari gawang?
2. Pembahasan item Lompat jangkit?
3. Pembahasan item Lempar lembing?

C. Tujuan pembuatan Makalah


1. Untuk memenuhi nilai tugas makalah mata kuliah Atletik II.
2. Untuk memahami konsep item Lari gawang.
3. Untuk memahami konsep item Lompat jangkit.
4. Untuk memahami konsep item Lempar lembing.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lari Gawang

1. Sejarah Lari Gawang

Perlombaan lari dengan rintangan memiliki sejarah yang relatif


singkat. Menurut jurnal The 400 M Hurdles yang dipublikasi oleh IAAF
menyebutkan bahwa sejarah pertama dari balapan lari dengan penghalang
dimulai dari Universitas Oxford pada sekitar 1860-an, dengan setiap
peserta harus melewati 12 rintangan. Saat itu jarak tempuh lari gawangnya
mencapai 109,7 meter. Kemudian, dibulatkan menjadi 110 meter oleh
Prancis di tahun 1888. 

Sayangnya, perlombaan besar semacam itu tak dimainkan dalam


kompetisi tingkat dunia secara teratur sampai abad ke-20. Meskipun
begitu, kompetisi ini telah perlombakan di setiap Olimpiade sejak
Olimpiade modern dimulai tahun 1896. Lari gawang mulai populer di
Prancis dan muncul di Olimpiade untuk pertama kalinya pada tahun 1900. 

Pada Olimpiade 1968 di Mexico City, final lari gawang 400 meter
adalah salah satunya balapan rintangan paling spektakuler dalam sejarah.
Sementara, perlombaan rintangan 400 meter wanita pertama terjadi pada
tahun 1971. IAAF secara resmi mengakui kompetisi tersebut pada tahun
1974 dengan rekor dunia pertama. Kejuaraan dunia khusus untuk  lari
gawang baru diadakan pada tahun 1980.

3
4

2. Teknik Dasar Lari Gawang

Teknik dasar lari gawang meliputi teknik start, cara memposisikan


kaki ketika melompati gawang, cara mendarat, kemudian cara berlari
kembali untuk menjangkau gawang selanjutnya. Teknik dasar lari gawang
dapat membantu pelari untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana atlet
dapat meningkatkan kecepatan. 

a. Teknik Start

Start lari gawang dimulai dengan menggunakan start jongkok seperti


pada perlombaan sprint pada umumnya. Tak hanya itu, start lari
gawang juga memerlukan start block. Juga dengan aba-aba yang serupa
seperti lari sprint. Yakni, “Bersedia”, “Siap” dan aba-aba suara
tembakan. Sesaat setelah start dimulai, atlet harus berlari melewati
gawang. 

b. Posisi Kaki
Lari gawang membutuhkan penempatan posisi kaki yang tepat saat
melompat. Menurut Momentum Sports, penting untuk menjaga agar
kaki tetap terangkat saat melewati rintangan dan menghindari masalah
keseimbangan saat kaki mendarat di tanah.

Saat melompati gawang, tumit kaki penuntun perlu diposisikan ke


belakang hampir menyentuh pantat dan melakukan pengangkatan lutut
yang lebih tinggi dari biasanya. Kaki depan harus diposisikan lurus dan
atlet harus dengan cepat melewati rintangan dalam posisi jari kaki
mengarah ke atas.

Saat kaki memanjang, kaki harus mendarat kembali dengan cepat ke


tanah. Kaki penuntun disarankan untuk tak mendarat di depan karena
5

akan memperlambat atlet dalam transisi dari posisi melompati rintangan


ke langkah lari menuju rintangan kedua.

c. Lengan
Sebelum melewati rintangan, lengan seorang atlet harus diposisikan
seperti dalam perlombaan sprint normal. Lengan tangan diayunkan
untuk mempertahankan tenaga dan kecepatan. Saat melewati rintangan,
tujuan penggunaan lengan lebih difokuskan untuk menjaga
keseimbangan dan ketenangan.

Karena kaki kita melakukan gerakan lompatan yang berbeda dan


menghabiskan tenaga yang lebih besar daripada yang biasanya
dilakukan saat berlari, lengan kita harus menyesuaikan dan
mengimbanginya.

Saat kaki penuntun melewati rintangan, penting untuk meletakkan


lengan di sisi yang berlawanan di depan tubuh untuk menjaga
keseimbangan seluruh tubuh. Lengan harus mempertahankan beberapa
tekukannya dari sprint normal dan tak boleh sepenuhnya lurus.

Beberapa suka menyebut posisi ini “looking at your watch” karena


pergelangan tangan lengan harus berada di suatu tempat sejajar dengan
kepala atlet, untuk menciptakan posisi yang mirip dengan ketika
seseorang akan melihat arloji di pergelangan tangan. Namun, lengan
harus ditarik kembali dengan cepat ke posisi berjalan normal.

Gerakan tersebut tak hanya akan membantu gerakan kaki yang cepat,
tetapi juga akan menjaga keseimbangan.
d. Menempatkan Pinggul
Ada dua poin utama yang harus diperhatikan untuk penempatan pinggul
seorang atlet dalam hal lari gawang. Yakni harus tinggi dan fleksibel.
6

Agar tak terlalu menghabiskan banyak waktu untuk melayang di udara,


atlet harus mempertahankan ketinggian pinggul yang konsisten di
seluruh perlombaan lari gawang.

Atlet lari gawang sangat mudah kehilangan waktu ketika melewati


rintangan dengan melompat atau melangkah tinggi di atasnya. Atlet
akan bergerak lebih cepat saat kaki bersentuhan dengan tanah. Ketika
melompati gawang akan ada lebih banyak waktu yang dihabiskan.

Oleh karena itu sangat penting untuk tak menurunkan pinggul saat
melewati rintangan, atau membungkuk untuk mendapatkan momentum.
Posisi tubuh harus condong ke depan dan tak condong ke bawah. Untuk
memungkinkan pinggul memiliki posisi efisien saat melewati rintangan,
pinggul harus mengikuti posisi kaki dengan tepat.

3. Peraturan Lari Gawang

1. Pelari wajib melewati semua gawang sudah disiapkan. Perlombaan


100 meter, 110 meter dan 400 meter memiliki jumlah gawang yang
sama. Yakni 10 gawang.
2. Saat melakukan lari gawang, atlet harus berada pada masing-masing
lintasan dan dilarang untuk masuk lintasan lain atau melalui gawang
pelari yang lainnya.
3. Pelari akan didiskualifikasi jika menjatuhkan gawang menggunakan
kaki maupun tangan dengan sengaja.

B. Lompat Jangkit

Lompat jangkit atau biasa disebut sebagai triple jump merupakan


salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Tujuan lompat jangkit
mirip seperti lompat jauh, atlet yang mengantongi jarak lompatan terjauh
7

adalah pemenangnya. Lompat jangkit biasanya diperlombakan dalam


kejuaraan tingkat nasional maupun internasional.

Meskipun terbilang mirip, gerakan lompat jangkit lebih rumit


dibandingkan dengan lompat jauh. Gerakan lompat jangkit dibagi menjadi
tiga tahap, jingkat (hop), lalu langkah (step), dan akhiri dengan melompat
(jump), sebelum atlet mendarat di pasir. Tentunya, gerakan lompat jangkit
membutuhkan ketelitian yang tajam.

Pada umumnya, kompetisi atletik memberikan kesempatan enam


kali lompatan per atlet, jika terdapat hasilnya seri, atlet dengan jarak
terbaik berikutnya dinyatakan sebagai pemenang. Di kejuaraan besar,
formatnya biasanya adalah sesi kualifikasi yang diikuti dengan final.

1. Sejarah Lompat Jangkit

Sejarah lompat jangkit dapat ditarik sejak zaman Olimpiade kuno.


Namun, lompat jangkit baru menjadi bagian dari Olimpiade modern untuk
pertama kalinya pada 1896 di Athena, Yunani. Pada saat itu, lompat jangkit
terdiri dari dua lompatan dengan kaki yang sama dan kemudian satu lompatan.
Tapi format baru hop, skip dan jump distandarisasi pada 1908.

Juara Olimpiade modern pertama adalah James Connolly di nomor


lompat jangkit. Kemudian pada tahun 1996, lompat jangkit putri
diperkenalkan ke Olimpiade Atlanta. Francoise Mbango memenangkan emas
dan menjadi atlet wanita pertama dari Kamerun yang memenangkan medali
Olimpiade di Athena 2004, Yunani.
8

Viktor Saneyev dari Uni Soviet memenangkan hattrick gelar lompat


jangkit putra Olimpiade dari tahun 1968 hingga 1976 dan Christian Taylor
dari AS memenangkan gelar Olimpiade pada tahun 2012 dan 2016.

2. Teknik Dasar Lompat Jangkit

Pelompat jangkit yang baik perlu menggabungkan kekuatan dan


kecepatan untuk melakukan lompatan jarak jauh. Pertama, lompat jangkit
harus diawali dengan melakukan sprint dan kecepatannya harus
dipertahankan. Namun, pelompat jangkit juga harus mengontrol langkah
sebelum melompat. Itulah yang membuat lompatan begitu sulit dan
membutuhkan kekuatan.
1. Hop adalah lompatan kecil pertama setelah sprint. Kaki yang kalian
gunakan untuk melakukan take off merupakan kaki yang sama di mana kalian
gunakan untuk mendarat dan melompat kembali.

2. Pendaratan dari Hop harus lebih memantul untuk atlet masuk ke tahap step.
Tujuannya agar atlet bisa melompat lebih maksimal saat masuk ke dalam bak
pasir.

3. Pendaratan ini adalah pantulan yang diikuti dengan jump ke lubang pasir,
yang mendarat dengan kedua kaki.

Para atlet harus menjaga kecepatan di ketiga tahapan. Di situlah


koordinasi berperan. Kalian perlu mengontrol setiap langkah untuk
memastikan semuanya melakukan cara terbaik. Tujuannya adalah untuk
mencapai sejauh mungkin ketiga fase lompatan tersebut.
9

C. Lempar Lembing

Lempar lembing (javelin throw) merupakan salah satu nomor dalam


cabang olahraga atletik yang begitu mengesankan. Cara kerjanya mirip seperti
nomor lempar yang lain. Tujuan lempar lembing adalah untuk memperoleh
jarak lemparan sejauh-jauhnya. Lembing yang digunakan dalam hal ini mirip
seperti tombak berujung runcing.
Seorang atlet lempar lembing mengandalkan kekuatan otot tangan,
kaki hingga pinggul. Atlet lempar lembing juga membutuhkan kecepatan,
gaya khusus dan teknik yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Lempar lembing merupakan salah satu olahraga yang diperlombakan
dalam Olimpiade. Di Indonesia, lempar lembing cukup populer. Terutama
bagi mereka yang menggeluti dunia atletik. Indonesia juga memperlombakan
lempar lembing dalam kejuaraan tingkat nasional. Misalnya Pekan Olahraga
Nasional (PON).
1. Sejarah Lempar Lembing
Menurut laman World Athletics, lempar lembing merupakan
sebuah olahraga yang berevolusi. Dari penggunaan tombak sehari-sehari
untuk berburu dan peperangan, menjadi salah satu jajaran olahraga paling
prestise di bawah Olimpiade.

Lempar lembing muncul pertama kali di Yunani pada Olimpiade


Kuno. Tepatnya 708 SM. Lempar lembing adalah bagian dari kompetisi
kuno bernama pentathlon, bersamaan dengan lari, lempar cakram, lompat
jauh dan gulat. Saat itu, lembing asli terbuat dari kayu zaitun.

Sayangnya, kondisi Olympia, tempat perlombaan Olimpiade Kuno,


memburuk setelah beberapa pertempuran dan bencana alam melanda
tempat tersebut selama berabad-abad. Sehingga, Olimpiade secara resmi
berakhir sekitar tahun 394 M, setelah kaisar Romawi Theodosius I
melarang sebuah perlombaan yang berlatar paganisme. Karena saat itu
Olimpiade Kuno diadakan untuk menyembah dewa-dewa.
10

Lempar lembing menjadi bagian dari program Olimpiade modern


sejak 1908 untuk sektor putra. Sedangkan untuk kategori wanita baru ada
pada 1932. Saat sektor putra pertama diadakan, lempar lembing memiliki
sedikit aturan dan penetapan soal desain. Namun, setelah pembentukan
International Association of Athletics Federations (IAAF) aturan yang
ketat pada desain lembing diterapkan.
Pada tahun-tahun berikutnya, rekor dunia dan perolehan Olimpiade
terus meningkat. Puncaknya pada rekor 104,8 meter, yang dibuat oleh
Uwe Hohn pada 1984. Tetapi jarak ini menimbulkan risiko keamanan
karena kemungkinan lembing mendarat di keramaian. Tak lama, IAAF
mendesain ulang lembing putra yang berlaku mulai 1 April 1986.

2. Kebutuhan dalam Lempar Lembing

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan


olahraga lempar lembing. Yang paling utama adalah lembing itu sendiri.
Lembing terdiri dari tiga bagian, yakni titik utama atau kepala logam, kayu
atau poros logam dan pegangan yang ditempatkan sekitar pusat gravitasi.
Panjang dari lembing putra adalah 2,6 hingga 2,7 meter, sedangkan wanita
memiliki panjang 2,2 hingga 2,3 meter.
Sementara itu, landasan pacu untuk lempar lembing memiliki
panjang maksimal 36,50 meter dan tak boleh kurang dari 30 meter.
Landasan ini harus ditandai dengan dua garis sejajar sepanjang 50
milimeter dengan lebar landasan 4 meter. Landasan ini berfungsi untuk
para atlet melakukan awalan.
Kebutuhan ketiga adalah area pendaratan bagi lembing. Yang
dibatasi oleh tepi bagian dalam dari dua garis. Susunan area pendaratan
membentuk busur yang ditarik garis melalui titik area awalan (runaway).
Area pendaratan terdiri dari area rumput dengan ketajaman busur.

3. Teknik Melempar Lembing


Menurut laman BBC, untuk melakukan lempar lembing, seorang
atlet perlu melalui lima tahapan. Tahapan pertama, pegang lembing di
telapak tangan. Pegang bagian belakang tali lembing dengan ibu jari dan
pastikan jari telunjuk berada di belakang tali.
Tahap dua dipakai untuk mencari momentum menggunakan
gerakan lari. Para atlet harus menyisakan 13 hingga 19 langkah dari garis
11

lempar untuk digunakan berlari. Selain itu, tempatkan penanda tambahan


lima langkah dari garis lempar. Kemudian, pegang lembing setinggi
kepala, dengan lengan ditekuk dan siku mengarah ke depan.
Pastikan telapak tangan kalian menghadap ke atas dan mulailah
berlari dengan pinggul tinggi dan lembing yang sejajar. Pertahankan
kecepatan yang terkontrol selama melakukan run-up.
Pada tahap tiga, saat mencapai penanda kedua, letakkan kaki kanan
ke bawah dan gerakkan lengan lempar lurus ke depan lalu ke belakang
hingga lengan terentang sepenuhnya dengan tinggi sebahu. Selanjutnya,
tetap arahkan lembing ke arah area lemparan.
Pada tahap keempat, mulailah menurunkan bagian belakang
lembing, jaga agar tetap dekat dengan kepala dengan titik sejajar alis. Pada
saat yang sama, dorong kaki kiri dan ambil langkah drive yang lebih
panjang dan lebih rata dari kaki kanan. Tahap kelima lempar lembing
sejauh mungkin.

4. Gaya dalam Memegang Lembing


Lempar lembing bergantung pada pegangan tangan seorang atlet
pada lembing. Lembing harus terletak pada lipatan tangan sehingga searah
dengan area lemparan. Lembing juga harus terletak sepanjang telapak
tangan dan tak melintang. Untuk menggunakan lembing, seorang atlet
harus menggunakan beberapa gaya agar mendapat hasil lemparan yang
maksimal.
1. American Grip
Gaya memegang American Grip adalah dengan meletakkan jari
tengah, jari manis dan jari kelingking rapat di lekukan tongkat lembing.
Sementara, jari telunjuk berada di belakang tongkat namun sedikit ditekuk
ke atas. Sedangkan, ibu jari diletakkan berlawanan arah agar berfungsi
sebagai penguat genggaman.
2. The Finnish Grip
Dalam The Finnish Grip, ibu jari dan jari telunjuk menahan dari
bagian samping tongkat lembing. The Finnish Grip membantu membantu
rotasi lembing selama momen sebelum lemparan dilakukan.
3. The "V" Grip
Lembing ditempatkan di antara telunjuk dan jari tengah di
belakang. Kedua jari ini seperti sedang menjepit tongkat. Posisi dari jari
12

membantu lengan lempar dengan tetap setinggi bahu selama awalan


dilakukan.
13

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Lari Gawang

Lari gawang adalah cabang olahraga yang menggabungkan


kecepatan, keseimbangan, dan teknik melompati gawang dengan tepat. Ini
menuntut kemampuan fisik dan keterampilan teknis yang baik. Melalui
latihan yang konsisten dan pengembangan teknik yang baik, atlet dapat
meningkatkan performa mereka dalam lari gawang. Latihan fisik yang
terfokus pada kekuatan, kecepatan, kelenturan, dan koordinasi sangat
penting untuk mencapai hasil yang baik. Lari gawang memiliki manfaat
kesehatan yang signifikan. Olahraga ini melibatkan sebagian besar otot
tubuh, meningkatkan kekuatan otot kaki, keseimbangan, dan
kardiovaskular. Selain itu, lari gawang juga membantu meningkatkan
konsentrasi, disiplin, dan semangat juang.

Lompat Jangkit

Lompat jangkit adalah cabang olahraga atletik yang membutuhkan


kekuatan, kecepatan, keseimbangan, dan teknik yang baik. Atlet perlu
menguasai teknik melompat dengan kaki yang kuat dan memanfaatkan
momentum untuk mencapai jangkitan yang maksimal. Latihan fisik yang
teratur dan konsisten sangat penting dalam meningkatkan kemampuan
lompat jangkit. Latihan kekuatan, kecepatan, dan kelenturan sangat
diperlukan untuk memperkuat otot-otot yang terlibat dalam lompatan dan
meningkatkan daya ledak. Lompat jangkit memiliki manfaat kesehatan
yang signifikan. Olahraga ini melibatkan sebagian besar otot tubuh,
meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan. Selain itu,
lompat jangkit juga dapat meningkatkan koordinasi dan konsentrasi.
14

Lempar Lembing

Lempar lembing adalah cabang olahraga atletik yang


membutuhkan kekuatan fisik, koordinasi, teknik yang baik, dan kecepatan
untuk mencapai jarak lemparan yang maksimal. Atlet perlu menguasai
teknik lempar yang melibatkan gerakan tubuh yang tepat serta
memanfaatkan momentum dan rotasi untuk mencapai hasil yang baik.
Latihan fisik yang teratur dan konsisten sangat penting dalam
meningkatkan kemampuan lempar lembing. Latihan kekuatan, kecepatan,
dan kelenturan sangat diperlukan untuk memperkuat otot-otot yang terlibat
dalam lemparan serta meningkatkan daya ledak. Lompat jangkit memiliki
manfaat kesehatan yang signifikan. Olahraga ini melibatkan sebagian
besar otot tubuh, meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan.
Selain itu, lempar lembing juga dapat meningkatkan koordinasi dan
konsentrasi. Teknik yang benar dalam lempar lembing sangat penting
untuk mencapai hasil yang baik. Posisi tubuh yang tepat, gerakan tangan,
rotasi tubuh, dan penyelesaian lemparan merupakan faktor kunci dalam
mencapai lemparan jarak yang maksimal.
Saran
Sebagai guru dapat mengenali terlebih dahulu bagaimana
perkembangan kognitif peserta didik melalui pemahaman tentang persepsi,
atensi, hingga bagaimana implikasi dari setiap tahap perkembangan
kognitif. Perkembangan kognitif menjadi acuan bagaimana memnberikan
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan kognitif peserta didik.
15

DAFTAR PUSTAKA

https://www.sacindonesia.com/r/878/mengenal-lari-gawang-pengertian-sejarah-teknik-
dasar-dan-peraturan di akses pada hari Selasa, 12 Juni 2023 pukul 16.27 WIB.

https://www.sacindonesia.com/r/883/lompat-jangkit-pengertian-sejarah-dan-teknik-dasar
di akses pada hari Selasa, 12 Juni 2023 pukul 16.30 WIB.

https://www.sacindonesia.com/r/867/lempar-lembing-pengertian-sejarah-teknik-dan-gaya
di akses pada hari Selasa, 12 Juni 2023 pukul 16.33 WIB.

Anda mungkin juga menyukai