1. KARMI
2. RIRIS
3. DEVANO
4. CHRISTIAN
5. PETRUS
6. NAURA
7. LUKI
Ada tiga macam teknik start dalam lari cepat atau lari jarak pendek, yaitu
sebagai berikut:
Start Pendek (Bunch Start). Kaki kiri di depan dan lutut kaki kanan diletakkan
sejajar di sebelah kaki kiri, beri jarak sekitar satu kepal. Jari-jari tangan rapat
dan ibu jari terpisah, keduanya diletakkan di belakang garis start.
Start Menengah (Medium Start). Kaki kiri tetap berada di depan, lutut kaki
kanan diletakkan di sebelah kanan, sejajar dengan tumit kaki kiri, beri jarak
sekitar satu kepal. Jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah, keduanya
diletakkan di belakang garis start.
Start Panjang (Long Start). Seperti dua teknik di atas, Kaki kiri diletakkan di
depan lutut kaki kanan yang berada di belakang kaki kiri, beri jarak sekitar
satu kepal. Jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah, keduanya diletakkan di
belakang garis start.
Terdapat tiga urutan atau langkah-langkah teknik start lari jarak pendek
dijelaskan Bompa (1999), antara lain sebagai berikut :
a. Aba-aba bersedia
Setelah aba-aba siap di bunyikan, posisi badan sudah mulai berubah, tubuh
mulai sedikit condong ke depan, angkat pinggang sedikit lebih tinggi dari bahu,
karena posisi condong bahu bahu agak maju ke depan dari dua tangan.
Kemudian lutut ditekan ke belakang, lutut kaki depan ada dalam posisi
membentuk sudut siku-siku 90 derajat, sedangkan kaki belakang pelari
membentuk 120-140 derajat.
c. Aba-aba Yaak
3. LOMPAT JAUH
A. Pengertian Lompat Jauh
Pengertian Lompat jauh adalah jenis olahraga atletik yang membutuhkan
kecepatan, ketangkasan dan kekuatan seorang atlet untuk melompat sejauh mungkin
dari titik lepas landas atau garis lompat kemudian melayang di udara dan mendarat
sejauh-jauhnya dalam bak pasir.
Jumper atau pelompat biasanya akan mengambil ancang-ancang sejauh 30 meter
(100 kaki) dari garis lompat, kemudian mempercepat langkah kakinya sampai
kecepatan maksimum sebelum melakukan tolakan (meloncat) dengan satu kaki
sedekat mungkin dari tepian garis lompat.
Jika kontestan melompat melebihi batas garis lompat. Maka loncatannya
dibatalkan atau tidak sah. Sementara bila peserta melompat jauh di belakang garis
lompat itu dibolehkan, hanya saja ia kehilangan jarak berharga. Jadi, atlet lompat
jauh harus berlari sekencang mungkin kemudian meloncat sedekat mungkin dengan
tepi garis lompat agar hitungan lompatannya lebih maksimal.
4. LEMPAR LEMBING
A. Pengertian Lempar Lembing
Olahraga lembar lembing merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Olahraga
ini membutuhkan teknik, kecepatan, dan kekuatan untuk dapat melemparkan lembing
sejauh mungkin. Lempar lembing ini berasal dari dua kata, lempar yang berarti
membuang jauh, dan lembing yang berarti tongkat berujung runcing.
Melempar adalah proses pemindahan benda dari satu tempat ke tempat lain dengan
sekuat tenaga agar benda mencapai jarak maksimal. Melempar ini adalah unsur
terpenting dalam kegiatan olahraga lempar lembing.
Menurut PASI (1988), lempar lembing adalah salah satu olahraga dalam cabang
atletik yang menggunakan alat bulat panjang berbentuk tombak dengan melempar
sejauh-jauhnya. Sedangkan menurut Jerver (1996), lempar lembing merupakan suatu
gerakan sentuhan tangan dengan menggunakan benda berbentuk panjang yang
dilempar sejauh mungkin.
B. Sejarah Lempar Lembing
Kegiatan lempar lembing sering kali dilakukan oleh manusia pada zaman kuno untuk
berburu binatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia juga menggunakan
lembing ini untuk berperang. Sebelum dijadikan sebagai olahraga, kegiatan lempar
lembing ini lebih digunakan untuk beraksi dan melindungi diri. Setelah berabad-abad
kemudian, lempar lembing dijadikan olahraga seperti sekarang.
Lempar lembing ini sudah diperkenalkan sejak olimpiade pada masa kuno sebagai
bagian dari Pentathlon pada 708 SM. Selanjutnya olahraga ini juga muncul di Jerman
dan Swedia pada tahun 1870-an. Lalu olahraga lempar lembing ini secara resmi
menjadi bagian dari cabang atletik pada olimpiade modern sejak tahun 1908 (pria)
dan tahun 1932 (wanita).
Selain itu ada dua perkembangan yang telah memengaruhi perkembangan dari
olahraga lempar lembing ini. Yang pertama adalah menggunakan cakram sebagai
alat putaran untuk melempar. Metode tersebut menghasilkan jarak yang baik untuk
melempar, namun metode tersebut juga sering dilarang. Yang kedua adalah aturan
agar atlet tidak membelakangi arah lemparan.
Memegang lembing dengan baik dan benar merupakan kunci dari lemparan yang
bagus. Pada bagian lembing pastinya terdapat lilitan tali yang gunanya sebagai
tempat yang dianjurkan untuk memegang lembing. Pada titik itulah tempat yang
paling efektif dalam memegang lembing.
2. Teknik Membawa Lembing
Setelah bisa menentukan mana gaya memegang lembing yang cocok untuk kalian,
langkah berikutnya adalah teknik membawa lembing dengan benar. Di bawah ini
adalah langkah-langkahnya.
Pegang lembing dan posisi kan lembing berada di atas bahu. Dalam hal ini posisi
siku harus mengarah ke depan. Lalu arahkan lembing ke depan dengan
kemiringan 40 derajat ke area lemparan yang dituju.
Pada saat melakukan langkah pertama, usahakan agar pinggul kalian tegak lurus
dengan area target. Sebelum melempar, umumnya pemula akan melakukan lari 10
langkah, sedangkan atlet biasanya bisa sampai 13 hingga 18 langkah.
Selama berlari, kalian harus memastikan posisi memegang lembing harus sesuai
dengan teknik awal.
Ketika kamu telah mencapai langkah akhir, putar kaki yang berlawanan dengan
tangan kamu yang memegang lembing, lalu arahkan pinggul kalian ke target
lempar lembing.
Selanjutnya, lakukan gerakan kaki menyilang sambil menarik lembing ke
belakang. Dalam hal ini posisi tubuh harus condong ke belakang untuk siap-siap
melempar lembing di area target.
3. Teknik Lari Lempar Lembing
Ketika kalian sudah paham bagaimana cara memegang lembing, selanjutnya adalah
bagaimana teknik berlari ketika ingin melemparkan lembing. Di bawah ini adalah
langkah-langkahnya.
Saat awal berlari, pastikan kalian berlari sambil membawa lembing dengan posisi
lembing berada di atas kepala, lengan ditekuk ke depan, dan telapak tangan
menghadap ke atas. Seperti pada awal posisi memegang lembing. Yang kalian
harus ingat juga adalah posisi lembing harus sejajar di atas garis paralel dengan
tanah.
Pada bagian akhir dari awal terdiri dari langkah silang yang disebut dengan cross
steps. Selain itu ada beberapa cara lainnya seperti, jingkat (hot steps), langkah
silang (cross steps), langkah silang belakang (rear cross steps).
Pada cara cross step, saat kaki kiri diturunkan, lalu bahu diputar ke arah kanan
secara perlahan. Setelah itu lengan kanan bergerak ke belakang. Pada saat yang
bersamaan ini titik gravitasi turun selama melakukan awalan lari.
Perputaran bahu dan meluruskan lengan ini terus bergerak ke belakang tanpa
terputus hingga melewati atas kaki kiri. Hal tersebut menghasilkan tubuh yang
condong ke belakang.
Pandangan mata kalian harus lurus ke depan. Lalu, saat tungkai kanan mendarat
dengan posisi ditekuk lalu diakhiri oleh langkah silang. Setelah itu, angkatlah
tumit kanan saat lutut bergerak maju, lalu buka kedua tungkai dengan
melangkahkan kaki kiri sejauh mungkin ke depan dan injak ke arah kiri sedikit.
Dalam kondisi ini tetap jaga lembing dalam genggaman yang berada pada posisi
setinggi bahu. Pergelangan tangan kalian harus terjaga dengan posisi menghadap
ke atas agar ekor lembing tidak menyentuh tanah.
Lalu pada fase terakhir ini, saat kaki kiri sudah diturunkan dalam akhir lemparan,
lalu pinggul berputar ke depan dan ditandai dengan putaran ke dalam kaki kanan
dan lutut. Setelah itu segeralah membuka bahu kiri, dan siku kanan di putar ke
arah atas, lembing diluruskan di atas lengan dan bahu ke arah target.
Lalu tekan kaki kiri seperti melompat dan disusul dengan kaki kanan ke dalam,
lalu meluruskannya sambil lutut kanan juga ikut lurus sehingga membentuk posisi
membujur dari badan, dan siap untuk melempar.
4. Teknik Melempar Lembing
Berikut adalah beberapa langkah untuk melempar lembing. Teknik ini bisa
digunakan jika kamu ingin melempar lembing tanpa awalan lari.
Kamu harus meluruskan lengan dan mencondongkan badan ke belakang. Jangan lupa
untuk tetap pertahankan pandangan ke area target.
Gunakan kaki depan sebagai tumpuan, lalu dorong dengan kaki lainnya. Ubah titik
gravitasi dan berat badan ke depan sambil bersiap untuk melemparkan lembing.
Pada saat yang bersamaan, kamu bisa melemparkan lembing ke arah atas depan.
Lepaskan lembing yang kamu pegang saat posisi tangan berada di depan kaki
tumpuan.
Lemparlah lembing sekuat tenaga, dan tetap jaga keseimbangan tubuh ketika
melempar.
D. Peraturan Umum dalam Lempar Lembing
Internationa Association of Athletics Federations (IAAF) telah menentukan sejumlah
aturan terkait lempar lembing. Berikut adalah peraturan umum dalam olahraga
lempar lembing.
1. Peralatan Lempar Lembing
Dalam alat lembing terdiri dari tiga bagian yaitu, mata lembing, badan lembing, dan
juga tali lembing. Badan pada lembing terbuat dari metal, lalu mata lembing lancip
dengan ujung yang panjang.
Spesifikasi lembing pura dan putri memiliki beberapa perbedaan. Aturan spesifikasi
yang telah ditetapkan ini untuk menjamin lembing dapat melayang dan menancap
dengan baik dan benar. Dalam hal ini, manajer teknik harus berhati-hati dalam
menjamin semua lembing agar sesuai dengan aturan yang sah.
Berat lembing untuk putra adalah 800 gram, sedangkan putri sebesar 600 gram.
Panjang lembing untuk putra adalah 2.60 m sampai 2.70 m. Sedangkan lembing putri
memiliki panjang 2.20 m sampai 2.30 m.
Dalam lomba kejuaraan dunia atau regional, peserta harus menggunakan lembing
yang telah disediakan oleh panitia. Namun pada perlombaan lainnya dalam tingkatan
yang lebih kecil, peserta boleh membawa lembingnya sendiri asal telah diperiksa dan
diberi tanda oleh panitia.
2. Lintasan Awalan Lempar Lembing
Menurut aturan yang berlaku, panjang lintasan awalan lempar lembing tidak boleh
lebih dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30 m. Lintasan ini harus diberi tanda dengan
dua garis paralel 4 m terpisah dengan lebar garis 5 cm.
3. Lengkungan Batas Lempar Lembing
Lengkungan untuk batas lempar lembing ini dibuat dari kayu meta yang dicat putih
dan dipasang datar dengan tanah. Lengkungan ini merupakan suatu busur yang
memiliki garis tengah dengan radius 8 m. Garis lengkungannya berukuran 7 cm.
Sepanjang 0.75 m dibuat sebagai perpanjangan dari lengkungan lempar dan siku-siku
terhadap paralel lintasan lari awalan.
4. Area Pendaratan Lempar Lembing
Area pendaratan ini ditandai dengan busur yang ditarik dan dititik pusatkan dengan
sudut 28.96 derajat.
5. Penilaian Lempar Lembing
Dalam penilaiannya, lempar lembing ini menggunakan bendera sebagai suatu simbol.
Bendera putih digunakan jika lemparan dilakukan dengan benar dan menancap
sukses di area pendaratan. Sedangkan bendera merah digunakan untuk menandakan
bahwa lemparan yang dilakukan itu salah.
Suatu lemparan lembing diukur dari tanda yang terdekat dengan mata lembing
sampai ke bagian dalam lingkaran, lalu mengukur tanda antara tanda tersebut.
Beberapa unsur penilaian adalah bagaimana cara memegang lembing yang benar dan
pendaratan lembing yang paling jauh dan tepat.
Muhajir (2007) mengatakan bahwa, lemparan dapat dikatakan sah apabila lembing
telah menggores atau menancap di area pendaratan. Lemparan dikatakan tidak sah
jika sewaktu peserta melempar, kaki menyentuh lengkung lemparan. Sedangkan
Ballesters mengatakan bahwa lemparan akan dianggap sah jika mata lembing
menyentuh tanah sebelum bagian lembing yang lain, dan sepenuhnya harus jatuh ke
dalam area pendaratan.