Jalan cepat atau biasa disebut race walking ini merupakan salah satu cabang olahraga atletik.
Meskipun hampir sama dengan cabang olahraga lari, tetapi kedua olahraga ini memiliki banyak
perbedaan.
Perbedaan antara jalan cepat dengan lari yang paling kentara yakni terletak pada gerakan
kakinya. Pada race walking, salah satu kaki akan tampak selalu menyentuh atau berada di atas
tanah. Sementara itu, pada lari, dalam beberapa momen kedua kaki akan tampak melayang di
atas tanah.
Selain itu, pada saat melakukan race walking, tubuh dari orang tersebut tidak boleh terasa kaku,
terlebih pada bagian pinggul. Pinggul diketahui menjadi bagian penentu yang paling utama
dalam gerakan jalan cepat. Gerakan pinggul yang nyaman dan rileks dapat menjadi gerakan
olahraga jalan cepat menjadi sempurna.
Meskipun olahraga race walking tampak mudah layaknya aktivitas manusia pada umumnya,
tetapi jalan cepat memiliki teknik khusus dan aturan yang harus dipahami. Maka dari itu, bagi
Grameds yang ingin belajar tentang jalan cepat, yuk simak ulasan berikut ini!
Daftar Isi
Gerakan atletik pada dasarnya sudah tampak sejak dimulainya kehidupan manusia purba.
Aktivitas jalan, lari, lompat, dan lempar secara tidak sadar merupakan usaha manusia dalam
melakukan adaptasi dengan lingkungan. Bisa jadi, aktivitas tersebut digunakan dalam usaha
untuk menyelamatkan diri dari gangguan yang ada di sekitarnya.
Pada tahun 390 SM, pembinaan suatu bangsa dipusatkan pada peningkatan kekuatan fisik
terutama perkembangan menuju bentuk tubuh yang serasi dan harmonis. Sama halnya dengan
perpaduan antara beberapa kegiatan seperti, gimnastik, gramika, dan musika. Meskipun
demikian, olahraga race walking diketahui cukup susah untuk dibedakan dengan olahraga lari.
Olahraga jalan cepat sendiri mulai tumbuh dan berkembang pada tahun 1867 di London, Inggris.
Seiring berjalannya waktu, olahraga race walking 10 Km mulai dipertandingkan di lintasan salah
satu cabang olahraga dalam ajang olahraga terbesar di dunia, yakni Olimpiade tahun 1912.
en.wikipedia.org
Sementara itu, pada tahun 1956, olahraga jalan cepat telah sukses menjadi cabang olahraga resmi
dan dipertandingkan dalam Olimpiade. Selanjutnya, pada Olimpiade tahun 1976, ada cabang
olahraga race walking 20 km. Tidak berhenti di situ, pada Olimpiade tahun 1980 di Moskow,
jalan cepat 50 km ditambahkan dalam nomor perlombaan.
Di Indonesia sendiri, perlombaan race walking mulai ada sebagai nomor yang diperlombakan
pada kejuaraan nasional atletik tahun 1978. Pada saat itu, jarak yang diperlombakan untuk putri,
yaitu 5 km dan 10 km, sementara untuk putra yaitu 10 km dan 20 km.
Teknik Dasar Jalan Cepat
Sederhananya, olahraga jalan cepat dapat dilakukan dengan menggerakkan kaki ke depan
sedemikian rupa. Tentu saja dengan catatan tapak kaki belakang harus selalu bersentuhan dengan
tanah. Apabila kedua kaki melayang dari permukaan tanah pada saat melakukan gerakan maju,
maka seorang atlet bisa terkena pelanggaran.
Selama melakukan gerakan olahraga jalan cepat, kaki yang bergerak maju harus bersentuhan
dengan tanah terlebih dahulu sebelum kaki belakang bergerak meninggalkan permukaan tanah.
Selain itu, kaki penyangga diketahui harus selalu lurus dan tidak bengkok di bagian lutut pada
saat posisi tegak.
Teknik dasar jalan cepat pada dasarnya memiliki empat teknik, yaitu teknik awalan (start), teknik
posisi badan, teknik langkah kaki, dan teknik akhiran (finish). Nah, berikut ini adalah penjelasan
dari keempat teknik dasar dalam olahraga race walking, di antaranya yaitu:
Freedomsiana.id
1. Teknik Awalan (Start)
Teknik awalan atau biasa disebut start adalah teknik yang dilakukan sebelum memulai jalan
cepat. Pada teknik awalan ini diketahui tidak ada gerakan khusus yang perlu dilakukan. Para
peserta jalan cepat hanya perlu berdiri di belakang garis start.
Nah, tahapan yang perlu dilakukan dalam teknik awalan pada olahraga race walking yaitu,
sebagai berikut:
1. Peserta harus menunggu suara atau arahan “bersedia” di belakang garis start
2. Peserta harus memposisikan kaki kiri tepat di belakang garis start dan kaki kanan berada di
belakang kaki kiri
3. Selanjutnya, badan peserta harus dicondongkan ke depan dengan kedua tangan dalam posisi
rileks
4. Pada saat terdengar “bunyi pistol” atau suara “ya” dari petugas, maka peserta dapat secepat
mungkin melangkahkan kaki kanan sembari terlebih dahulu sembari disusul kaki kiri
secepat mungkin serta dengan ayunan tangan dan pinggul yang rileks.
2. Teknik Posisi Badan
Setelah berhasil melakukan teknik awalan, teknik berikutnya yang harus dikuasai yakni terkait
posisi badan. Pada saat melakukan gerakan jalan cepat, peserta harus memiliki posisi badan yang
tepat. Hal ini dikarenakan posisi badan sangat menentukan dalam melakukan jalan cepat secara
efektif atau tidak.
Maka dari itu, sikap atau posisi badan yang baik dan benar pada saat melakukan jalan cepat,
yaitu memosisikan tubuh menghadap ke depan. Sementara itu, siku ditekuk sehingga membentuk
sudut 90 derajat dengan ayunan lengan dan langkah kaki yang bergerak seirama.
Hal dikarenakan bagian paha memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan
olahraga jalan cepat. Sesuai dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya, peserta jalan cepat wajib
tetap berada di atas tanah pada salah satu bagian kakinya.
Maka dari itu, teknik langkah kaki ini menjadi teknik yang cukup berpengaruh karena dapat
dilakukan dengan cara menjaga ayunan kaki sekaligus menekuk lutut sesuai langkah yang
diambil. Tidak hanya itu, bagian tumit kaki harus menyentuh tanah terlebih dahulu untuk
menjaga kepastian posisi kaki.
Pada saat peserta olahraga jalan cepat menyentuh garis finis, peserta tidak diperbolehkan
berhenti pada saat itu juga. Peserta diharuskan untuk tetap melakukan gerakan jalan cepat sampai
sekitar lima meter dari garis finis. Setelah lebih dari lima meter, peserta dapat mulai menurunkan
kecepatan hingga akhirnya berhenti dengan sempurna.
Memperkenalkan olahraga sangatlah baik karena bisa menjaga kesehatan tubuhnya. Lebih baik
lagi, jika memperkenalkan olahraga melalui berbagai macam pengetahuan olahraga, sehingga
wawasan tentang dunia olahraga menjadi lebih banyak. Buku Ensiklopedia Anak Cerdas
Olahraga merupakan buku yang cocok bagi si anak dalam menggali awal mula olahraga itu ada.
1. Kaki depan mendarat dengan lembut pada tumit. Semenatra, kaki belakang berada di posisi
tumit yang diangkat.
2. Selanjutnya, ayunkan kedua lengan secara bergantian.
Fase-Fase Aktivitas Teknik Jalan Cepat
Selain fase gerak spesifik jalan cepat, ada juga empat fase aktivitas teknik jalan cepat yang perlu
diketahui, antara lain sebagai berikut:
2. Fase Tarikan
Selanjutnya, fase gerakan tarikan yang kedua bisa mulai dilakukan setelah gerakan sebelumnya
selesai. Gerakan tarikan ini dilakukan dengan kaki depan melalui kerja tumit dan koordinasi
semua bagian badan. Gerakan ini bisa selesai pada saat posisi badan berada di atas kaki
penopang.
3. Fase Relaksasi
Fase gerakan relaksasi ini terletak antara selesainya fase tarikan dan awal dari fase dorongan
kaki. Posisi pinggang harus berada pada bidang yang sama dengan bahu atau lengan vertikal dan
paralel di samping badan.
4. Fase Dorongan
Fase keempat atau fase dorongan dapat dilakukan ketika fase sebelumnya sudah selesai. Pada
saat titik pusat gravitasi badan difokuskan pada kaki tumpu, maka kaki yang baru saja
menyelesaikan tarikan bisa memulai gerakan dorongan. Selanjutnya, kaki yang lain dapat
bergerak maju dan diluruskan.
Setelah itu, pada saat melangkah ke depan dengan jangkauan gerak yang lebar, pinggang akan
berada pada sisi yang sama dan maju searah, sehingga menjadi suatu leksibilitas yang besar. Hal
ini semakin memberikan dorongan ke tubuh dan kaki dengan tujuan untuk mempercepat langkah
pada jalan cepat.
Berikutnya, lengan dapat berfungsi sebagai penyeimbang secara diametris atau wajar dan
berlawanan dengan kaki.
1. Jalan cepat harus dilakukan dengan kaki depan menginjak tanah saat kaki bagian belakang
diangkat untuk melangkah.
2. Jika atlet tidak melakukan hal tersebut maka atlet dianggap melanggar.
3. Peserta didiskualifikasi jika mendapat tiga kartu merah dari tiga juri yang berbeda. Kartu
merah diberikan oleh ketua juri. Jika baru pelanggaran awal, atlet hanya diberi kartu kuning.
4. Saat memulai awalan atau start harus dilakukan dengan berdiri. Atlet tidak boleh menyentuh
tanah dengan tangannya.
5. Atlet dianggap memenangkan pertandingan jika tubuh atlet (bukan kepala, lengan atau kaki)
berhasil melewati garis finish.
Aturan olahraga ini pun cukup mudah, setiap satu kilometer dalam 12 menit atau jarak 5
kilometer ditempuh dalam waktu 1 jam. Kamu bisa menggunakan ponselmu atau jam tangan
untuk menghitung kecepatan jalannya.
Nah, berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari olahraga jalan cepat dikutip
dari situs Mayo Clinic, yaitu: