Anda di halaman 1dari 28

KATAGORI OLAHRAGA ATLETIK

Pengertian dan Katagori Olahraga Atletik – Atletik merupakan salah satu


olahraga yang dilakukan dengan berbagai cara, meliputi jalan, lempar serta
melompat. Dalam olahraga atletik, ada banyak cabang di dalamnya serta
banyak pengertian pula yang menjelaskan mengenai olahraga atletik.
Meskipun terdengar asing dan tidak terlalu populer, dibandingkan dengan
olahraga lainnya akan tetapi olahraga atletik adalah olahraga tertua dan
dilombakan di ajang-ajang olahraga. Lebih lanjut mengenai pengertian serta
macam-macam olahraga atletik.

Pengertian Atletik
Secara etimologis, atletik berkaitan dengan penggabungan dari beberapa
jenis olahraga fisik. Atletik, berasal dari bahasa Yunani yaitu athlon, artinya
ialah kontes atau perlombaan. Mengacu pada pengertian atletik secara
etimologis tersebut, maka kata atletik dapat didefinisikan sebagai suatu
perlombaan yang memiliki cabang-cabang olahraga tertentu dan cabang
olahraga tersebut mencakup lompat, lari, jalan serta lempar. Apabila merujuk
pengertian atletik yang ada di ensiklopedia, maka atletik diartikan sebagai
suatu pertandingan serta olahraga atletik, namun secara terminologi maka
kata atletik dapat diartikan sebagai bentuk dari suatu aktivitas yang dilakukan
oleh manusia pada kehidupan sehari-hari, di mana aktivitas tersebut
dilombakan dengan bentuk berlari, melempar dan melompat.
Sehingga, pengertian atletik menurut ensiklopedia dapat disimpulkan
menjadi salah satu cabang olahraga yang terdiri dari beberapa gabungan jenis
olahraga fisik, contohnya seperti lempar, lompat, lari dan jalan. Atletik juga
diartikan sebagai olahraga fisik yang menggunakan lintasan serta lapangan
seperti lompat tinggi, jalan, lari serta lempar lembing.

Sejarah Cabang Olahraga Atletik


Diperkirakan bahwa olahraga atletik muncul pada peradaban Mesir yaitu
sekitar pada tiga ribu Sebelum Masehi. Pada masa-masa tersebutlah, olahraga
atletik diperkirakan pertama kali muncul. Akan tetapi saat itu cabang olahraga
belum memiliki nama, hingga pada awal tahun 1829 SM akhirnya digelar
sebuah perlombaan trek serta lapangan yang bernama Tailteann Games pada
Festival Lugnasad.
Lalu cabang olahraga atletik pun mulai diselenggarakan pada olimpiade
pertama, yaitu pada tahun 776 Sebelum Masehi. Pada tahun tersebut,
olimpiade dengan cabang olahraga atletik menjadi satu-satunya event olahraga
yang diadakan, yaitu berupa lomba lari serta stade. Kemudian seiring
berjalannya waktu, barulah permintaan-permintaan untuk mengadakan
olimpiade semakin menjamur, hingga kreativitas dalam bidang olahraga
cabang atletik pun turut berkembang. Sejak saat itulah, masyarakat kemudian
menjadi lebih menyukai kontes-kontes atletik seperti halnya Bangsa Goth,
Teutonik serta Kelt dan orang-orang Roma. Akan tetapi, pada masa itu kontes
atletik seringkali dihubung-hubungkan dengan pelatihan tempur. Kemudian
pada masa abad pertengahan, anak-anak bangsawan mulai dilatih untuk
berlari, bergulat, berkuda serta bertarung dengan menggunakan beragam
senjata seperti panah atau senjata pilihan lainnya. Pada sekitar tahun 776 SM
pula, kontes antar rival dan antar sahabat umum dilaksanakan.
Cabang olahraga atletik kemudian berlanjut hingga pada abad ke 19.
Masuk abad ke 19, organisasi formal mulai hadir dalam event-event modern.
Termasuk dalam olahraga reguler serta latihan pada rezim sekolahan saat itu.
Royal Military College di Sandhurst bahkan mengklaim, bahwa pihaknya
menggunakan event olahraga reguler pada tahun 1812 serta tahun 1825.
Sedangkan menurut penemuan, event olahraga pertama kali diadakan oleh
Royal Shrewsbury School Hunt pada tahun 1840 di Shrewsbury, Shropshire.
Pada era modern, olahraga cabang atletik kemudian hadir dalam hampir setiap
event olahraga. Pada tahun 1896, olimpiade modern kemudian membentuk
dasar dalam olahraga atletik lalu pada tahun 1928, perempuan diperbolehkan
untuk berpartisipasi dalam cabang olahraga atletik. Cabang olahraga atletik
memiliki beberapa macam dan tidak hanya satu. Berikut adalah beberapa
macam dari cabang olahraga atletik yaitu antara lain:

I. CABANG ATLETIK JALAN CEPAT


A. JALAN CEPAT
Jalan cepat berbeda dengan lari kendati keduanya termasuk
cabang olahraga atletik. Jalan cepat disebut dengan istilah racewalking
(atau juga race walking) merupakan salah satu cabang olahraga atletik.
Perbedaannya dengan lari adalah, gerakan kaki pada jalan cepat salah
satu kakinya selalu menyentuh atau menapak ke tanah. Sementara pada
lari, ada momen di mana keduanya di atas tanah. Olahraga jalan cepat
berada di bawah naungan induk organisasi atletik dunia yaitu Asosiasi
Federasi Atletik Internasional (IAAF). Mengutip laman resmi IAAF, nomor
jalan cepat yang dilombakan pada Olimpiade musim panas adalah 20
kilometer (putra dan putri) serta 50 kilometer (putra).

1. Pengertian Jalan Cepat


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jalan cepat adalah
salah satu cabang olahraga atletik yang dilombakan. Jarak
tempuhnya yaitu 5 km, 10 km, 20 km, dan 50 km yang sebagian
telapak kakinya harus menyentuh tanah. Olahraga jalan cepat bisa
diartikan sebagai gerakan ke depan tanpa mengalami hubungan
terputus dengan tanah.

2. Teknik Dasar Jalan Cepat


a. Teknik Awalan (Start)
 Teknik awalan atau start adalah teknik untuk memulai jalan
cepat. Tahapan melakukan start jalan cepat adalah sebagai
berikut: Sikap bersedia dengan berdiri di belakang garis start.
 Ketika petugas memberikan aba-aba "bersedia", letakkanlah
salah satu kaki lurus ke belakang dan kaki lainnya digerakkan
ke depan (posisi masih di belakang garis start). Adapun, posisi
lutut sedikit ditekuk .
 Posisi badan lurus dan agak maju ke depan, sementara kedua
tangan berada di sisi tubuh dalam kondisi rileks.
 Berat badan ditumpukan ke kaki bagian depan.
 Ketika petugas memberikan aba-aba "ya" atau membunyikan
pistol start, gerakkanlah kaki belakang ke depan dibarengi
mengayunkan tangan ke belakang dan depan secara bergantian
b. Posisi Badan
Sikap badan yang benar ketika melakukan jalan cepat
adalah menghadap lurus ke depan. Sementara, siku membentuk
sudut 90 derajat dan tangan digerakkan secara harmonis dengan
kaki.
c. Teknik Langkah Kaki
 Langkah kaki saat jalan cepat adalah kaki digerakkan ke depan
dengan berat badan atau beban tubuh bertumpu pada paha.
 Pada saat jalan cepat dan melakukan gerak melangkah ke
depan, posisi kaki tumpu adalah kontak dengan tanah.
 Posisi lutut kaki yang benar saat melakukan gerakan topang
depan pada jalan cepat adalah diluruskan.
d. Teknik Akhiran (Finish)
Teknik finish yang benar dalam perlombaan jalan cepat
adalah tidak langsung berhenti ketika menyentuh garis finish.
Sebakinya, tetap melakukan gerakan jalan cepat setidaknya
sampai sejauh lima meter dari garis finish. Setelah menyentuh
garis finish, gerakan bisa diperlambat sampai akhirnya benar-
benar berhenti.

3. Peraturan Jalan Cepat


Peraturan jalan cepat menurut IAAF adalah sebagai berikut:
a. Jalan cepat harus dilakukan dengan kaki depan menginjak tanah
saat kaki bagian belakang diangkat untuk melangkah.
b. Jika atlet tidak melakukan hal tersebut maka atlet dianggap
melanggar.
c. Peserta didiskualifikasi jika mendapat tiga kartu merah dari tiga
juri yang berbeda. Kartu merah diberikan oleh ketua juri. Jika
baru pelanggaran awal, atlet hanya diberi kartu kuning.
d. Saat memulai awalan atau start harus dilakukan dengan berdiri.
Atlet tidak boleh menyentuh tanah dengan tangannya.
e. Atlet dianggap memenangkan pertandingan jika tubuh atlet (bukan
kepala, lengan atau kaki) berhasil melewati garis finish.

II. CABANG ATLETIK LARI


A. LARI JARAK PENDEK
Lari jarak pendek atau sprint adalah salah satu jenis lari yang
dilakukan dengan kekuatan dan kecepatan penuh sepanjang garis
lintasan dari start hingga finish dimana pemenangnya ditentukan
berdasarkan catatan waktu yang paling singkat. Terdapat tiga jarak
lintasan yang dilombakan pada lari jarak pendek, yaitu lari jarak 100
meter, 200 meter dan 400 meter. Lari jarak pendek disebut juga
sprint. Adalah salah satu olahraga lari dengan jarak tempuh yang
pendek atau dalam waktu singkat
1. Pengertian lari jarak pendek
Lari jarak pendek adalah salah satu kategori nomor lari di
mana atlet berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang
ditempuh. Kategori perlombaan lari jarak pendek terdiri atas 100
meter, 200 meter, dan 400 meter. Secara teknis, pelaksanaan
larinya sama saja. Pembedanya adalah teknik penghematan tenaga
karena perbedaan jarak tempuh. Makin jauh jaraknya, kian
banyak pula tenaga yang dibutuhkan. Oleh karena itu, atlet harus
mampu menyimpan cadangan tenaga.

2. Teknik gerak lari jarak pendek dibagi menjadi tiga, yaitu:


a. Gerakan start
Dalam lari jarak pendek, teknik start mencakup tiga aba-
aba, yakni "bersedia", "siap", dan "ya", dengan posisi tubuh
yang berbeda antara lain:
 Teknik start saat aba-aba "bersedia"
Saat aba-aba ini, pelari maju ke garis start. Atlet
memosisikan kaki tumpu pada garis start. Kaki yang terkuat
sebaiknya berada di depan karena menjadi tumpuan saat
mulai berlari. Posisi tangan berada di belakang garis start.
Sementara posisi ibu jari dan jari lainnya membentuk huruf
V terbalik.
 Teknik start saat aba-aba "siap"
Saat mendengar aba-aba ini, pinggul diangkat ke atas
hingga sedikit lebih tinggi dari bahu. Dalam posisi ini
punggung menurun ke depan dan berat condong ke depan.
 Teknik start saat aba-aba "ya"
Saat mendengar aba-aba ini atau bunyi pistol, atlet
harus menolakkan kaki tumpu sekuat-kuatnya ke depan
untuk memulai lari. Gerakan ini disertai dengan ayunan
lengan sekuat-kuatnya sesuai gerak kaki.
b. Sikap lari
Langkah kaki dilakukan secepat mungkin dan makin
lama kian lebar. Berat badan harus didorong ke depan, dan
hindari gerakan ke samping karena akan menghambat laju lari.
Selain itu, atlet juga harus mengatur napasnya agar kecepatan
larinya konstan, bahkan bisa bertambah cepat menjelang garis
finish.
c. Sikap menjelang memasuki garis finish
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan oleh pelari
saat memasuki garis finish.
 Pertama, atlet dapat terus berlari tanpa mengubah posisi
tubuhnya. Kedua, pelari dapat mencondongkan dada ke
depan.
 kedua lengan diayunkan ke bawah.
 Ketiga, pelari dapat memutar dada disertai ayunan lengan
ke depan atas sehingga salah satu bahu maju ke depan.
Hal terpenting menjelang memasuki garis finish adalah
atlet tidak boleh menoleh ke arah lawan serta harus fokus dan
meningkatkan kecepatan langkah kaki.

3. Peraturan Perlombaan Lari Jarak Pendek


Peraturan perlombaan lari jarak pendek diatur dan
ditetapkan oleh induk organisasi atletik internasional IAAF
(International Amateur Atloetik Federation) atau tingkat nasional
PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
a. Peraturan Perlombaan
 Garis start dan finish dalam lintasan lari ditunjukkan
dengan sebuah garis selebar 5 cm siku-siku dengan batas
tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus diukur dari
tepi garis start ke tepi garis fnish terdekat dengan garis start.
 Aba-aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek
adalah "bersedia", "siap" dan "ya" atau bunyi pistol.
 Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat aba-aba
"ya" atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.
 Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus
diperingatkan (maksimal 3 kali kesalahan).
 Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan
empat tahap, yaitu babak pertama, babak kedua, babak
semi final, dan babak final.
 Babak pertama akan diadakan apabila jumlah peserta
banyak, pemenang I dan II tiap heat berhak maju ke babak
berikutnya.
b. Diskualifikasi atau Hal-hal yang Dianggap Tidak Sah Yaitu:
 Melakukan kesalahan start lebih dari tiga kali.
 Memasuki lintasan pelari lain.
 Mengganggu pelari lain.
 Keluar dari lintasan.
 Terbukti memakai obat perangsang.

B. LARI JARAK MENENGAH


Dalam cabang olahraga atletik selain lari jarak pendek dan lari
jarak jauh, ada juga kategori lari jarak menengah yang biasanya
menempuh jarak 800 meter atau 1500 meter. start yang digunakan
untuk lari jarak menengah jarak 800 meter adalah start jongkok.
berbeda dengan lari jarak 1500 meter yang menggunakan start
berdiri.

1. Pengertian Lari Jarak Menengah


Lari jarak menengah adalah cabang olahraga atletik lari
dengan jarak tempuh 800 meter, 1.500 meter, dan 3.000 meter.
Lari jarak menengah sangat mengandalkan stamina dan
pernafasan yang ekstra.

2. Teknik lari Jarak Menengah


Perlombaan lari biasa diselenggarakan di Stadion olahraga
dengan lintasan lari yang berbentuk elips. Terdapat tiga teknik
yang harus dikuasai sebelum mencoba mengikuti lomba antara
lain:
a. Teknik saat awal
 Tubuh diusahakan dalam kondisi yang sangat rilek saat
berlari.
 Posisi tubuh tegak agar dapat memberi ruang pernapasan
lebih baik. Posisi kepala menghadap ke arah depan dan
difokuskan ke garis finish.
 Lengan boleh sesekali diayunkan untuk mempercepat laju
lari dengan ayunan tidak melebihi tinggi bahu.
 Lutut diangkat lebih tinggi dari pinggul untuk memberi
kekuatan terhadap laju lari.
 Jaga pernapasan agar tetap teratur dan melakukan
pengambilan napas tidak berlebihan.
b. Teknik Lari menikung
Pemilihan posisi lintasan lari di sebelah kiri akan
memperpendek jarak lintasan. Tubuh dimiringkan ke kiri
sedikit agar tetap bias terjaga keseimbangannya. Posisi kepala
biasanya akan cenderung mengikuti posisi tubuh. Tubuh akan
lebih seimbang apabila lengan kanan terbuka dengan sudut
yang lebih lebar.
c. Teknik lari mendekati garis finish
- Tubuh dicondongkan ke depan dengan posisi kepala sedikit
menunduk. Laju lari dapat ditambah dengan mengayunkan
lengan lebih tinggi.
- Mata fokus ke garis finish dengan tetap terus berusaha
menambah laju lari. Bahu sedikit lebih maju agar bisa
menyentuh pita garis finish.

3. Peraturan lari Jarak Menengah


Sesuai namanya, Lari jarak menengah memiliki jarak
tempuh lintasan yang tidak sejauh lari jarak jauh dan tidak
sedekat lari jarak pendek yaitu dengan jarak antara 800 meter
hingga 3.000 meter. Start yang digunakan pada lari jarak
menengah adalah start dengan posisi berdiri.
Menurut Tutorials Point dan NBC Olympics, Lari jarak
menengah memiliki aturan sebagai berikut:
 Pelari harus selalu berada dalam jarak lintasan yang telah
ditentukan.
 Pelari dilarang berlari melintasi atau menggunakan jalur
lainnya.
 Pelari jarak menengah dengan jarak lintasan 800 meter dapat
memilih lintasan yang akan digunakan setelah tikungan
pertama dari start block.
 Pelari jarak menengah dengan jarak lintasan 1500 meter dapat
memilih lintasannya setelah melakukan start.
 Pelari dilarang menginjak garis putih yang digunakan sebagai
pembatas antar jalur lintasan.
 Sebelum aba-aba 'bersedia' atau 'set', atlet tidak diperbolehkan
menyentuh garis start dengan tangan atau kaki.
 Tidak boleh menghalangi pelari lain ketika sedang berlari.
 Apabila seorang atlet dihalangi oleh atlet lainnya, wasit dapat
memulai ulang perlombaan atau meminta atlet tersebut
mengikuti babak berikutnya.
 Atlet tidak boleh meninggalkan lintasan sebelum perlombaan
berakhir. Jika melakukannya, atlet akan didiskualifikasi.
 Pada lari jarak menengah dengan jarak lintasan 3000 meter,
kaki atlet tidak diperbolehkan menyentuh rintangan berupa
pembatas. Jika bagian kaki mengenai rintangan, atlet akan
didiskualifikasi.
 Pada lari jarak menengah dengan jarak lintasan 3000 meter,
atlet diperbolehkan melewati rintangan dengan cara apapun.
Namun, tidak boleh melangkah menyamping untuk melewati
rintangan, karena atlet akan didiskualifikasi.

C. LARI JARAK JAUH


Lari jarak jauh dapat dilombakan dengan banyak peserta, jumlahnya
bisa mencapai ribuan. Cabang olahrara atletik ini dibagi menjadi
beberapa kategori, yaitu 3000 meter, 5000 meter, 10.000 meter.

1. Pengertian lari jarak jauh


Lari jarak jauh adalah cabang olahraga atletik yang mempunyai
lintasan tempuh panjang dan memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan tubuh. Lari jarak jauh tidak sama dengan maraton, sebab
lari ini terdiri dari beberapa lintasan, sedangkan marathon
lintasannya sejauh 21,2 hingga 42,195 kilometer. Cabang olahraga
atletik ini mengharuskan peserta mengerahkan seluruh energi dan
kecepatan sejak garis start hingga finish. Hal ini membuat peserta
harus memiliki strategi olah energi agar bisa bertahan hingga garis
finish.
2. Teknik lari jarak jauh
a. Teknik start
Untuk lari jarak jauh, teknik awalan yang digunakan
adalah berdiri atau standing start. Dibagi menjadi tiga tahapan,
yakni:
 Pada tahap persiapan, langkahkan satu kaki ke depan
dengan lutut sedikit ditekuk.
 Selanjutnya di tahap tumpuan, condongkan badan ke depan
dan jadikan kaki yang di depan sebagai tumpuan berat
badan.
 Terakhir, pada tahap berlari setelah aba-aba, ayunkan kaki
belakang ke depan disertai sedikit tolakan dari bagian kaki
depan.
b. Teknik pernapasan
Pernapasan menjadi salah satu hal terpenting dalam
melakukan lari jarak jauh. Teknik pernapasan yang tepat akan
mengurangi risiko cedera saat dan setelah berlari. Pada lari
jarak jauh, sebaiknya bernapas dengan mulut karena jumlah
oksigen yang masuk dan karbon dioksida yang keluar lebih
banyak dan cepat. Agar bisa bernapas dengan stabil, gunakan
pernapasan perut. Selanjutnya, ambil napas pendek dan
bernapaslah secara konsisten.
c. Teknik berlari
Agar dapat sampai di garis finish, atlet membutuhkan
tenaga yang kuat serta strategi yang baik. Pertama, atur tempo
pernapasan, berlarilah dengan langkah pendek secara konstan.
Kemudian tambah kecepatan berlari ketika berada pada jarak
500 meter sampai 1 kilometer terakhir menuju garis finish.
d. Teknik postur tubuh
Mengatur postur tubuh saat berlari juga sangat penting.
Posisikan tubuh tegak lurus dengan posisi kepala yang
menghadap lurus ke depan. Untuk meningkatkan kecepatan,
kita bisa mencondongkan tubuh ke depan namun jangan
menekuknya. Ayunkan lengan dengan mengikuti hentakan
kaki, lalu berlari dengan menggunakan titik tengah telapak kaki
sebagai tumpuan.
e. Teknik finish
Ketika hampir mendekati garis finish, tingkatkan
kecepatan berlari secara maksimal. Lalu, busungkan dada
hingga menyentuh pita garis finish. Jangan menyentuh pita
tersebut dengan tangan karena melanggar peraturan dalam lari
jarak jauh.

3. Peraturan Lari Jarak Jauh


Seperti halnya cabang olahraga atletik lainnya, cabor lari
jauh juga memiliki peraturan yang cukup ketat. Hal ini bertujuan
agar sportivitas para atlet tetap terjaga. Berikut beberapa aturan
yang wajib diketahui dan dipatuhi oleh para atlet.
a. Peraturan umum dalam lari jauh:
 Sebelum perlombaan dimulai, wasit wajib memberitahu
lintasan mana saja yang akan dilewati oleh atlet. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi kecurangan dan salah jalur saat
berlari.
 Panitia tidak diperkenankan memilih jalur yang
membahayakan nyawa atlet, seperti jalur jurang dan
sejenisnya.
 Panitia perlu memasang penunjuk arah untuk para atlet
agar tidak tersesat.
 Atlet yang memiliki waktu terendah saat mencapai garis
finish, bisa dikatakan sebagai pemenangnya.
b. Peraturan Lintasan Alam
 Untuk lari jauh yang menggunakan track alam, terdapat
beberapa peraturan yang mengikat sebagai berikut:
 Apabila track yang digunakan merupakan alam terbuka atau
ladang, maka panitia perlu mengawasi atlet agar tidak ada
yang memotong jalur.
 Jalur yang dipilih tidak boleh membahayakan nyawa atlet,
contohnya seperti semak belukar ataupun lokasi yang
terdapat hewan buasnya.
 Di sebelah kiri dan kanan jalur yang dilalui harus diberi
pembatas lintasan dan dipasang tanda khusus untuk
petunjuk arah bagi atlet.
 Sebelum perlombaan dimulai, panitia melakukan briefing
jalur terhadap atlet agar atlet mengenal jalur yang nantinya
akan dilewati. Apabila lintasan memiliki bentuk lingkaran
ataupun elips, sebaiknya jarak tempuh sekali putarannya
tidak melebihi 2.200 meter.
c. Peraturan Lintasan Jalan Raya
 Tidak seperti peraturan pada lintasan alam, pada lintasan
jalan raya memiliki standar aturan internasional. Beberapa
di antaranya yaitu:
 Kelas pertama, terdiri dari 15 km, 20 km, dan 21,1 km (half
marathon).
 Kelas kedua, terdiri dari 25 km, 30 km, dan 42,195 km.
 Pada perlombaan kelompok, jarak tempuhnya terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu atlet pertama menempuh
lintasan sejauh 5 km, atlet kedua menempuh lintasan 10
km, dan seterusnya.

D. LARI ESTAFET
Lari sambung atau lari estafet merupakan salah satu cabang olahraga
atletik, termasuk dalam cabang lari jika dalam atletik. Lari estafet
dilombakan secara beregu yang terdiri dari 4 orang pelari yang
masing-masing pelari harus mempunyai teknik, ketangkasan dan
kecepatan.

1. Pengertian Lari Estafet


Adalah olahraga lari yang merupakan cabang dari olahraga
atletik yang terdiri dari 4 orang pelari yaitu pelari pertama, pelari
kedua, pelari ketiga dan pelari keempat. Pada olahraga lari estafet
ini terdapat hal yang tidak ada dalam olahraga lari yang lainnya,
yaitu proses memindahkan tongkat dari pelari pertama ke pelari
kedua, kemudian dari pelari kedua ke pelari ketiga dan dari pelari
ketiga ke pelari keempat. Pemindahan tongkat estafet dilakukan
sambil berlari.

2. Teknik Lari Estafet


Dalam pelaksanaan lari estafet, ada beberapa teknik yang
digunakan, antara lain:
a. Teknik Start Lari Estafet
Sama halnya dengan jenis balap lari lain, lari estafet
dimulai dari titik start. Posisi pelari sebagai pelari pertama
dalam keadaan jongkok. Pastikan posisi tubuh sesuai dengan
peraturan yang berlaku, yaitu tangan berada di belakang garis
start dan tongkat yang dipegang tidak boleh menyentuh garis
tersebut. Bila teknik ini tidak dilakukan, maka pelari akan
didiskualifikasi.
b. Teknik Memberi Tongkat
Meskipun terkesan sederhana, ada teknik tersendiri yang
digunakan dalam hal pemberian tongkat dari satu pelari ke
pelari lainnya. Pelari sebelumnya diharuskan memberikan
tongkat pada pelari berikutnya dengan menggunakan tangan
kanan sedangkan penerima harus menggunakan tangan kiri
saat mengambil tongkat tersebut. Selain itu, tongkat yang
digunakan harus diayunkan dari belakang ke depan dan tangan
penerima harus sudah siap menerimanya, posisi tubuh
penerima haruslah menghadap ke depan dengan keadaan siap
berlari setelah menerima tongkat dari pelari sebelumnya.
Ada lagi yang harus diperhatikan saat pemberian tongkat
dalam lari estafet. Ibu jari pelari harus dibuka lebar sedangkan
jari lainnya dirapatkan. Tangan penerima tongkat pun harus
ada di bawah pinggang. Pelari sebelumnya akan memberikan
tongkat dengan tangan kanan dengan posisi agak ke atas.
c. Teknik Menerima Tongkat
Dalam lari estafet, teknik menerima tongkat terbagi
menjadi dua. Pertama adalah cara visual di mana penerima
tongkat menoleh atau melihat ke belakang. Teknik ini
dilakukan pada jarak 4 x 400 meter. Teknik yang kedua adalah
cara non visual dimana penerima tongkat melihat atau menoleh
ke belakang. Cara ini bisa dilakukan pada jarak lari 4 x 100
meter.
d. Pergantian Tongkat Dan Cara Menempatkannya
Berikut ini yang harus diperhatikan saat pergantian
tongkat dan cara menempatkannya antara pelari:
 Pelari pertama berdiri di area start pertama yang berupa
lintasan tikungan.
 Pelari kedua akan mulai berlari di start kedua dengan
lintasan lurus.
 Pelari ketiga berlari di area start ketiga yang berupa lintasan
tikungan .
 Pelari keempat selaku pelari terakhir berlari di start ke
empat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis finish.
 Selain hal-hal di atas, ada hal-hal lain yang perlu
diperhatikan pelari dalam lari estafet. Di antaranya:
 Saat memberikan tongkat sebaiknya dilakukan secara
bersilang. Khusus untuk pelari pertama dan ketiga
sebaiknya menggunakan tangan kanan saat memegang
tongkat. Sedangkan untuk pelari kedua dan keempat,
sebaiknya menggunakan tangan kiri saat menerima dan
memegang tongkat.
 Penempatan pelari perlu disesuaikan berdasarkan kelebihan
masing-masing anggota tim. Misalnya, untuk pelari pertama
dan ketiga sebaiknya pilih yang mampu berlari cepat di
medan tikungan. Untuk pelari kedua dan keempat sebaiknya
pilihlah anggota dengan daya tahan tubuh yang baik.
 Pada proses latihan, sebaiknya jarak menanti para pelari
harus diukur dengan akurat.
 Setelah memberikan tongkat, pastikan pelari segera berlari
sesuai lintasan masing-masing.

3. Peraturan Lari Estafet


Setiap tim atau peserta dalam lari estafet wajib mematuhi
peraturan yang telah ditetapkan. Dari mulai titik start, pergantian
tongkat, jarak, dsb. Selengkapnya sebagai berikut:
 Start yang digunakan pelari pertama merupakan start jongkok,
sedangkan untuk pelari kedua, ketiga, dan keempat merupakan
start berdiri.
 Dalam lari estafet khusus jarak 4 x 100 meter, pergantian
tongkat dilakukan dengan jarak 20 meter dan lebar 1,2 meter.
 Pelari diperbolehkan untuk mengambil tongkat estafet yang
terjatuh saat pergantian. Peraturan ini hanya berlaku untuk
jarak lari 4 x 400 meter. Meskipun diperbolehkan untuk
diambil, tongkat yang terjatuh akan berpotensi membuat tim
kalah dalam lari estafet. Bahkan, hal ini bisa membuat tim
didiskualifikasi. Oleh karena itu, pastikan tiap-tiap pelari
membawa tongkat dengan benar dan jangan sampai
menjatuhkannya.
 Untuk tongkat yang digunakan dalam lari estafet adalah
tongkat khusus dengan panjang dan diameter yang berbeda,
tergantung apakah peserta lari anak-anak atau orang dewasa.
Untuk orang dewasa, tongkat estafet yang digunakan memiliki
panjang 30 cm dan diameter 4 cm, sedangkan untuk anak-anak
berdiameter 2 cm dengan berat 50 gram.
 Berbagai kesalahan yang dilakukan peserta dalam lari estafet
dapat mengakibatkan diskualifikasi. Nah, agar tidak mengalami
hal ini, berikut yang perlu kamu ketahui tentang penyebab
didiskualifikasinya pemain saat pertandingan dalam cabang
olahraga ini:
- Salah melakukan teknik start lebih dari dua kali.
- Tongkat estafet diberikan bukan pada zona yang telah
ditetapkan.
- Menghalangi lawan untuk lewat di jalur lari yang ditetapkan.
- Tidak benar-benar berusaha untuk menyalip lawan.
- Sengaja menghambat atau menghalangi lawan dengan
melakukan berbagai tindakan yang dapat merugikan
berbagai pihak.

E. LARI GAWANG
Lari gawang dilakukan dengan lari sambil melompati gawang
dari start hingga finish. Jarak lintasan lari gawang umumnya 100
meter untuk putri dan 110 meter untuk putra. Sejarah lari gawang
diawali dari Inggris dan kemudian berkembang ke belahan dunia lain.

1. Pengertian lari gawang


Lari gawang merupakan salah satu cabang atletik lari selain
lari jarak pendek, menengah, jauh, dan estafet. Cabang olahraga
ini dipertandingkan di berbagai kejuaraan, baik tingkat nasional
maupun internasional, seperti olimpiade. Dalam lari gawang, pelari
harus melakukan lari sprint dengan memperhatikan momentum
yang tepat untuk bertolak melompati gawang dan mendarat
dengan teknik yang benar. Selama perlombaan, apabila
menjatuhkan gawang yang dilompati, maka pelari masih boleh
melanjutkan lari. Namun jika sampai lari di luar jalur, maka ia
akan didiskualifikasi.

2. Teknik dasar lari gawang


Teknik dasar lari gawang dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
a. Teknik start menuju gawang pertama
Perlombaan lari gawang diawali dengan start jongkok.
Setelah itu, pelari harus menuju ke gawang pertama
secepatnya. Saat akan melompat, posisi pinggang harus
diangkat tinggi dan dilakukan sebelum badan terlalu dekat
dengan gawang. Sementara itu, posisi lutut kaki depan ditekuk
kurang lebih 90-95 derajat dan lutut kaki belakang lurus.
Selain itu, posisi tumit diangkat tinggi.

b. Teknik posisi badan saat di atas gawang


Ketika badan sudah berada di atas gawang, badan harus
dicondongkan ke depan serendah mungkin dan lutut mulai
sedikit ditekuk. Sementara itu, lutut dan telapak kaki belakang
diputar ke arah luar. Setelah kaki depan melewati gawang,
maka pelari harus mendarat dengan posisi lurus. Saat
melompat, posisi tangan harus ditempatkan agar seimbang.

c. Teknik mendarat
Saat mendarat di tanah, kaki depan dalam keadaan lurus
sementara lutut kaki belakang tetap ditekuk dan terangkat
tinggi agar langkahnya bisa tetap leluasa. Posisi badan
bungkuk ke depan agar meringankan langkah kaki.

d. Posisi langkah di antara gawang


Jumlah langkah yang diambil antargawang bisa berbeda
pada setiap pelari. Namun umumnya, ada 7-9 langkah yang
perlu diambil dari garis start hingga gawang pertama.
e. Teknik dari gawang terakhir hingga ke garis finish
Terakhir, seorang pelari gawang harus menguasai teknik
dari gawang terakhir hingga ke garis finish. Saat
melakukannya, posisi badan harus condong dan bungkuk ke
depan. Sementara itu, kaki belakang harus cepat-cepat
dilangkahkan ke depan. Lakukan sprint hingga ke garis finish.

3. Peraturan lari gawang


Berikut adalah peraturan lari gawang yang sudah ditetapkan
oleh Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dan harus
dipatuhi oleh setiap atlet, sebagai berikut:
a. Saat lomba berlangsung, atlet lari gawang harus berlari pada
jalurnya masing-masing yang sudah ditentukan mulai dari start
hingga finish.
b. Jumlah gawang yang harus dilewati oleh atlet ada 10 buah,
baik itu jarak 100 meter, 110 meter, atau 400 meter.
c. Diskualifikasi akan berlaku jika peserta:
 Melompati gawang yang tidak berada pada lintasannya.
 Menarik kakinya di luar bidang horizontal atas gawang
ketika melampauinya.
 Sengaja menjatuhkan gawang dengan menggunakan tangan
atau kaki

III. CABANG ATLETIK LOMPAT


A. Lompat jauh (long jump)
Lompat jauh atau long jump adalah aktivitas melompat ke arah
depan dan jauh dengan salah satu kaki melakukan tolakan pada
tempat yang telah ditentukan.

1. Pengertian Lompat jauh


Lompat jauh adalah jenis olahraga atletik yang
membutuhkan kecepatan, ketangkasan dan kekuatan seorang
atlet untuk melompat sejauh mungkin dari titik lepas landas atau
garis lompat kemudian melayang di udara dan mendarat sejauh-
jauhnya dalam bak pasir.
2. Teknik Dasar Lompat Jauh
a. Teknik Awalan
Jumper melakukan ancang-ancang sekitar 20-30 meter
dari garis lompat kemudian mendekati garis tersebut sambil
meningkatkan kecepatan lari. Namun jumper harus bisa
mengendalikan kecepatan lari, terutama di 3-5 akhir sebelum
garis lompat dan mempersiapkan untuk melakukan pengalihan
dari kecepatan lari awalan (gerak horizontal) menuju
tolakan/loncatan (gerek vertikal).

b. Teknik Tolakan atau Loncatan


Tolakan adalah tahap dimana kaki melakukan lompatan
di garis lompat untuk mengangkat tubuh ke atas dan melayang
di udara sebelum nanti mendarat. Ketika melakukan tolakan,
kaki sedikit dibengkokan, kaki ditapakan dan tungkai
diluruskan. Gerakan tolakan ini memerlukan kekuatan,
kecepatan dan konsentrasi agar kaki tidak melewati batas garis
loncat.

c. Teknik Melayang
Gerakan kaki seperti berjalan ketika posisi tubuh
melayang, itu akan memudahkan dan memperluas jarak
pendaratan anda. Selain itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika tubuh jumper berada dalam posisi
melayang. diantaranya:
 Menjaga keseimbangan badan.
 Berusaha melayang diudara selama mungkin.
 Mempersiapkan kaki untuk melakukan pendaratan.

d. Teknik Pendaratan
Pendaratan dilakukan dengan cara menundukan kepala,
mengayunkan lengan dan menggerakan pinggang ke arah
depan. Hal ini dilakukan agar ketika proses pendaratan,
Anggota badan lain tidak menyentuh pasir lebih belakang
daripada kaki.
3. Peraturan Lompat Jauh
International Association of Athletics Federations (IAAF) atau
yang saat ini dikenal sebagai World Athletics telah membuat
sejumlah peraturan, mulai dari proses lompatan hingga
perlengkapan atlet seperti berikut ini.
a. Seluruh lompatan harus pelompat selesaian dalam waktu satu
menit setelah melangkah ke lintasan lari.
b. Bagian kaki pelompat tidak boleh melewati bagian tepi garis
pelanggaran (foul line) yang terletak persis setelah balok lepas
landas. Apabila bagian kaki ada yang melewati garis
pelanggaran, maka lompatan tidak sah.
c. Dalam sebuah perlombaan, pelompat umumnya akan memiliki
tiga kali kesempatan melompat. Lompatan yang tidak sah akan
mengurangi kesempatan tersebut.
d. Hakim akan mengukur jarak lompatan mulai dari tepi garis
pelanggaran ke titik pendaratan pertama yang pelompat
lakukan.
e. Teknik gerakan jungkir balik (somersault) tidak diperbolehkan
saat melakukan lompatan.
f. Tidak diperbolehkan menggunakan sepatu lari dengan
ketebalan sol lebih dari 13 mm.

B. Lompat galah (pole vault)


Cabang atletik nomor lompat yang memakai peralatan seperti
tongkat disebut lompat galah.

1. Pengertian Lompat jauh


Lompat galah adalah salah satu jenis lompatan yang
mencapai atau melewati ketinggian tertentu dengan menggunakan
galah sebagai alat bantu untuk mengangkat tubuh pelompat. Alat
pengunkit (galah) terbuat dari bahan logam, fiber, bambu atau
tongkat kayu.

2. Teknik Lompat Galah


a. Teknik Memegang Galah
 Peganglah galah dengan meletakkan tangan kiri di depan,
genggamlah galah dengan punggung tangan berada diatas,
posisikan jari-jari berada di sisi kanan kecuali jempol yang
menggenggam dibawah galah.
 Tekuklah tangan kanan dengan sudut kira-kira 90 derajat
dan letakkan tangan kanan di belakang badan.
 Pegang dengan erat namun tetap diusahakan rileks. jangan
sampai menjadi kaku sehingga susah untuk
mengayunkannya, ketika mau menolakkan badan nantinya.
 Tangan kanan yang ada di belakang menekan galah hingga
posisinya lebih rendah dibandingkan dengan tangan yang
ada di sebelah kiri.
 Pegang galah setinggi pinggang, yaitu posisikan di antara
pegangan tangan kiri dan tangan kanan.

b. Teknik Awalan
 Dalam melakukan awalan, jarak yang ideal adalah 25 meter
hingga 30 meter, namun jika anda adalah seorang pemula,
jangan terlalu memaksakan diri, lakukanlah dengan santai.
 Dalam melakukan awalan, jangan terlalu tergesa-gesa,
lakukanlah secara bertahap dengan diikuti gerakan free
wheeling sebelum menancapkan galah.

c. Teknik Menancapkan Galah


 Galah ditancapkan dengan cara mejulurkan kedua tangan
ke depan bawah, hal tersebut bertujuan untuk memasukkan
galah ke lubang penancap yang telah disediakan.
 Ketika hendak menancapkan ke lubang sebelumnya galah
diturunkan secara bertahap bukan langsung
menancapkannya secara tegak lurus.
 Kemudian angkat kedua tangan Anda dengan kaki kanan,
terutama paha, ke atas dan ke depan. Tekuk anggota tubuh
bagian bawah dengan santai. Pada titik pivot, tolakan kaki
kiri harus begitu kuat, cepat dan energik sehingga pada
akhirnya lutut akan diposisikan lurus. Untuk mendapatkan
tumpuan kaki yang kuat, Anda harus sering berolahraga,
tetap sehat, dan tetap fokus.
 Anda perlu tahu bahwa pergeseran dari pegangan tangan
kiri ke tangan kanan memiliki tujuan sehingga kekuatan
kedua tangan bekerja dengan harmonis dan membuatnya
mudah untuk memposisikan atau memutar tubuh saat Anda
melewati mistar. Tetapi Anda juga tidak harus
menggerakkan gagang. Metode ini sebenarnya tersebar luas,
terutama ketika tiang fiberglass digunakan.

d. Teknik Menggantung dan Mengayun


 Jika kaki kiri tidak di tanah dan kedua lengan tepat di atas
kepala, angkat paha kanan ke depan. Kemudian ayunkan
kaki kiri Anda ke atas dan ikuti kaki kanan.
 Jika Anda menggunakan batang fiberglass, batang dalam
posisi ini benar-benar dalam kondisi optimal. Pada saat itu,
kaki Anda berayun di atas kepala.
 Dorong tubuh ke atas sambil memutarnya ke kiri dengan
satu tangan yang tetap di bar ketika kedua kaki berayun
dengan benar.

e. Teknik Menyalip
 Ketika tubuh bertambah satu kaki di sebelah kiri, kedua
tangan tetap di atas palang untuk menaikkan seluruh berat
badan ke posisi atas. Pada saat ini kepala Anda diturunkan
ke arah semula dan perut Anda mengarah ke palang.
 Ujung kedua tangan terletak di bar, setengah dari tubuh
Anda telah melewati palang dan pada saat itu bar Anda
dapat dilepaskan. Kedua kaki diturunkan, perhatian
terfokus pada proses pendaratan.
 Jika tongkat fiberglass digunakan dan tongkat menunjuk
lurus ke atas, atlet harus menekan atau mengandalkan
kedua tangan saat ini. Ini berarti bahwa posisi kutub sudah
dalam keadaan lurus saat dilepaskan.

f. Teknik Mendarat
 Prinsip pendaratan di lompat galah sama dengan lompat
tinggi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tubuh
tidak mengalami rasa sakit atau cedera saat mendarat. Cara
yang baik untuk melakukan pendaratan adalah menjaga
kedua kaki tetap lurus.
 Sebetulnya lompat ini tidak terlalu sulit, namun anda harus
punya kekuatan minimal untuk menggantung dan
mengayun, juga unsur keberanian. Pada tingkatan pemula
gerak mengayun pada tali atau menggantung merupakan
pengenalan gerak dasar mengayun/menggantung pada
galah.

2. Peraturan Lompat Galah


Secara sederhana terdapat beberapa peraturan yang harus
dipatuhi saat melakukan lompat galah, terutama ketika bertanding
di kejuaraan resmi.
Berikut peraturan dalam perlombaan lompat galah:
a. Berat badan setiap atlet diverifikasi lalu dicatat dalam bentu
penilaian di samping nama peserta.
b. Setiap atlet hanya diperbolehkan melakukan percobaan
sebanyak tiga kali.
c. Apabila setelah melakukan tiga kali percobaan masih belum
berhasil, maka atlet atau peserta dinyatakan tereliminasi.
d. Atlet dilarang menggunakan bantuan penambah berat buatan
dalam kompetisi.
e. Atlet dilarang menggunakan sepatu yang dapat memberikan
keuntungan tersendiri.
f. Kecuali ada luka atau cedera, peserta atau atlet dilarang
memakai perban di jari-jarinya.

C. Lompat jangkit (triple jump)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lompat jangkit
adalah olahraga melompat dengan rangkaian jalan jingkat, langkah,
dan lompat. Gerakan lompat jangkit terdiri dari rangkaian awalan
(approach), jingkat (hop), langkah (step), dan lompat (jump).

1. Pengertian lompat jangkit


Lompat jangkit adalah lompat yang menggunakan lompatan
tiga kali, yaitu jingkat (hop), langkah (step), dan lompat (jump).
Dalam lompat ini, berat tubuh selalu diarahkan ke depan.
Berdasarkan ketentuan, pelompat harus melakukan tiga kali
gerakan menumpu dengan kaki yang sama (step). Setelah itu,
diakhiri dengan gerakan lompat (jump). Hasil lompatan sangat
ditentukan oleh kecepatan lari dan kekuatan pada tiga tahap
tumpuan. Jarak antara hop, step, dan jump bervariasi, tergantung
kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot. Tumpuan yang tepat
dapat membantu menjaga kecepatan.

2. Teknik lompat jangkit


a. Awalan lompat jangkit
Jarak awalan harus cukup panjang agar dapat
meningkatkan kecepatan lari tanpa menghambat tumpuan. Saat
melakukan tumpuan terakhir, kecepatan harus maksimal.
Penempatan kaki pada balok tumpu juga harus tepat. Jangan
terlalu mundur, agar tidak merugikan hasil lompatan atau
jangkauan terlalu maju, agar tidak didiskualifikasi.

b. Gerakan hop
Adalah gerakan dua kali menumpu dengan kaki yang sama
tanpa mengurangi kecepatan lari atau awalan. Perubahan
kecepatan yang disarankan hanya berupa tekanan kaki ke arah
depan dan atas saat menumpu. Dalam melakukan gerakan ini,
hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
 Perubahan gerak lompat dilakukan ke arah depan, bukan ke
atas.
 Setelah melakukan tumpuan, kaki ditekan dan dikayuh sekuat-
kuatnya sehingga hampir sejajar dengan tanah.
 Tahap akhir gerakan ini adalah sikap melayang untuk
melakukan pendaratan Sebelum mendarat kaki harus
digerakkan ke depan. Sementara itu, kaki yang satu tergantung
bebas di belakang titik pusat berat badan.
 Saat menumpu, tumit harus lebih dahulu menyentuh
permukaan tanah.
 Tumit berada di depan titik pusat berat badan. Saat melayang,
punggung diusahakan untuk tetap tegak.
c. Gerak step
Bertujuan mengubah kecepatan horizontal menjadi suatu
langkah. Agar dapat melakukannya dengan baik, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, yaitu:
 Jarak langkah lari disesuaikan dengan kecepatan ketika
melakukan tumpuan.
 Perpindahan terjadi di antara gerak hop menuju gerak step,
kaki yang diangkat segera mengayun.
 Kaki yang lain segera digerakkan dari sikap tergantung di
belakang.
 Kaki digerakkan dari lutut terlebih dahulu, sedangkan pangkal
paha dipertahankan, jangan sampai turun Kaki harus
digerakkan setinggi mungkin agar anggota badan bagian bawah
tidak kaku dan tetap ikut terayun.
 Sebelum gerakan menumpu, kaki ayun dipertahankan
tergantung. Setelah itu, entakan kaki ke atas untuk mendapat
posisi ketinggian. Lakukan dengan tumit terlebih dahulu dan
berat badan berada di depan tumit.
d. Gerak jump
Merupakan bagian terakhir dari gerakan lompat jangkit.
Agar dapat dilakukan sebaik mungkin, perhatikan hal-hal berikut
ini:
 Meluruskan tungkai pendorong.
 Mengangkat tungkai setinggi pinggang.
 Mendorong lengan ke depan atas.
 Mengusahakan agar badan tetap tegak Menekuk lutut
mendekati 90º.

3. Peraturan lompat jangkit


Seperti olahraga lainnya, lompat jangkit memiliki berbagai
peraturan, yakni:
a. Pemain memiliki waktu 1,5 hingga 2 menit untuk melakukan
lompatan.
b. Jika pemain melompat sebelum balok lompat, lompatan tersebut
dianggap sah.
c. Jika telah melakukan tolakan pertama, pemain harus mendarat
menggunakan kaki yang lain.
d. Begitu pula jika pemain telah melakukan tolakan kedua, ia harus
melakukan pendaratan menggunakan kakinya yang lain.
e. Pemain dianggap melakukan pelanggaran jika sedang melompat
tetapi kakinya menyentuh tanah.

D. Lompat Tinggi (high jump)


Lompat tinggi adalah jenis lompatan yang dilakukan dengan
memindahkan titik berat badan setinggi-tingginya dalam upaya
melampaui suatu ketinggian tertentu (mistar lompatan).

1. Pengertian Lompat Tinggi


Suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara
mengangkat kaki ke depan dalam upaya membawa titik berat badan
setinggi dan secepat mungkin jatuh adalah pengertian dari lompat
tinggi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
olahraga lompat tinggi adalah salah satu jenis aktivitas olahraga yang
dilakukan meloncat setinggi mungkin untuk menggapai ketinggian
tertentu. Baca juga: Hal-hal yang Harus Diutamakan dalam Lompat
Tinggi Lompat tinggi dilakukan dengan melompati tiang atau mistar
yang dipasang horizontal tanpa bantuan alat. Mistar tersebut
dipasang dengan tingkat ketinggian tertentu. Adapun, tujuan lompat
tinggi adalah mencapai lompatan yang setinggi-tingginya.

2. Teknik Dasar Lompat Tinggi


Agar lompat tinggi yang dilakukan dapat maksimal dan benar
kita harus memperhatikan beberapa teknik dasar dalam lompat tinggi
antara lain.
a. Awalan
Tidak ada aturan khusus untuk awalan dalam lompat tinggi
sebenarnya. Naamun para pelompat biasanya melakukan awalan
dengan cara berlari dengan kecepatan tertentu sesuai dengan
teknik pelompat. Dibawah ini terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan pada saat melakukan awalan dalam lompat tinggi
antara lain sebagai berikut:
 Ketepatan besar sudut yang dilakukan pada teknik awalan
merupakan salah satu hal yangpenting untuk menentukan
hasil ketinggian lompatan. Berikut merupakan sudut yang
dapat digunakan dengan berbagai gaya di dalam lompat tinggi:
 Untuk gaya scissors sudut awalan dapat dilakukan antara
sudut 40 hingga 50 derajat.
 Untuk gaya western roll sudut awalan dapat dilakukan
dengan sudut kurang lebih 40 derajat.
 Untuk gaya straddle sudut awalan dapat dilakukan antara
sudut 30 hingga 35 derajat.
 Untuk gaya fosbury flop sudut awalan dapat dilakukan
antara sudut 70 hingga 85 derajat, namun di tiga langkah
sebelum melakukan tumpuan akan mengecil sampai kisaran
sudut 30 hingga 40 derajat.
 Tentukan kaki terkuat yang akan digunakan sebagai tumpuan
karena sudut yang dipakai pada setiap gaya berbeda dan harus
disesuaikan dengan tekniknya.
 Berlari cepat bukan merupakan kunci untuk mendapat
lompatan yang tinggi. Ini karena pada saat Pins berlari cepat
tubuh akan terdorong ke depan sehingga akan susah untuk
mengontrolny. Jadi akan lebih baik dengan berlari pelan dan
dipercepat sedikit demi sedikit dengan kecepatan yang wajar.
 Langkah yang digunakan dalam awalan lompat tinggi biasanya
berkisar antara 9 hingga 15 langkah.
b. Tolakan
Tolakan pada lompat tinggi memiliki teknik seperti biasanya
yaitu dengan menggunakan kaki yang terkuat diikuti kaki yang
lain diayunkan agar seluruh tubuh dapat terangkat melewati
mistar tanpa menyentuhnya. Dibawah ini terdapat hal-hal yang
harus diperhatikan pada saat melakukan tolakan dalam lompat
tinggi antara lain sebagai berikut.
 Badan bertumpu pada kaki bagian bawah dengan cara kaki
ditekuk pada sudut sekitar 130 hingga 160 derajat sehingga
tolakan yang dilakukan akan maksimal.
 Saat akan melakukan tumpuan, badan sedikit dicondongkan
kebelakang, namun jika menggunakan gaya fosbury flop badan
tidak perlu dicondongkan ke belakang.
 Lakukanlah tumpuan dengan kuat dan juga cepat, sehingga
akan menghasilkan tolakan yang besar.
 Lakukan tumpuan dengan diawali bagian tumit terlebih dahulu
dilanjutkan dengan seluruh telapak kaki serta ujung kaki,
usahakan tumpuan kaki lurus dari lutut sampai ujung kaki.
 Ayunkan lengan secara bersamaan untuk menambah daya
dorong pada saat melakukan tolakan.
c. Melayang
Melayang disini merupakan posisi pada saat tubuh melayang
melewati mistar dengan teknik tertentu sesuai gaya yang dipilih
pelompat.Dibawah ini terdapat hal-hal yang harus diperhatikan
pada saat melakukan gerakan melayang dalam lompat tinggi
antara lain sebagai berikut:
 Pada gaya straddle posisi badan jumper pada saat diatas mistar
adalah tengkurap dan saat turun segeralah posisikan kaki
lurus ke bawah agar memperoleh lompatan yang tinggi otot
perut harus digunakan maksimal disini untuk mengangkat
tubuh ke udara.
 Pada gaya scissors terdapat perbedaan pada gaya klasiknya
dengan yang telah diperbarui karena awalannya yang berbeda
pula. Gaya gunting klasik lompatan dilakukan dengan cara
memakai gaya jongkok sehingga tubuh posisinya menghadap
mistar, sedangkan pada gaya gunting yang telah diperbarui
posisi awalan berada disamping mistar sehingga tubuh
posisinya miring atau sejajar dengan mistar.
 Pada gaya western roll diawali dari sisi samping mistar
kemudian pada tubuh terangkat ke atas dengan posisi
telentang setelah mencapai mistar dengan kepala yang lebih
rendah daripada pinggul, kemudian posisikan tubuh miring ke
sisi lain tolakan agar dapat melakukan pendaratan.
 Pada gaya straddle posisi badan jumper pada saat diatas mistar
adalah tengkurap dan saat turun segeralah posisikan kaki
lurus ke bawah agar memperoleh lompatan yang tinggi otot
perut harus digunakan maksimal disini untuk mengangkat
tubuh ke udara.
 Pada gaya fosbury flop posisi tubuh harus membelakangi mistar
dilanjutkan melewati mistar menggunakan punggung
menyerupai salto.
d. Pendaratan
Pada saat melakukan pendaratan posisi tubuh telah
melewati mistar sepenuhnya sehingga jatuh ke matras dengan
tubuh maupun kedua kaki.

3. Peraturan Lompat Tinggi


Syarat bagi seorang atlet agar lompatannya tercatat adalah
mampu melompat melampaui mistar yang sudah diatur
ketinggiannya tanpa menjatuhkamnnya. Berikut adalah peraturan
olahraga lompat tinggi, seperti dikutip dari situs web Tutorials Point.
a. Saat akan melompat atau melakukan take-off, hanya
diperbolehkan menggunakan salah satu kaki.
b. Ketinggian lompatan ditentukan oleh ketua juri. Pelompat bisa
menerima atau menolaknya.
c. Peserta lompat tinggi dinyatakan gugur apabila telah gagal
melompat sebanyak 3 (tiga) kali.
d. Jika atlet gagal melompat sesuai ketinggian yang ditentukan
selama tiga kali berturut-turut, maka dia akan didiskualifikasi.
e. Saat pertandingan final, pemenang akan ditentukan berdasarkan
atlet yang berhasil melakukan lompatan paling tinggi.
f. Jika hasil ketinggian yang diraih sama atau seri, maka pemenang
akan ditentukan berdasarkan jumlah pelanggaran atau kesalahan
yang lebih sedikit. Para pelompat harus melakukan jump-off jika
ada hasil seri.

Anda mungkin juga menyukai