Anda di halaman 1dari 6

BAB III AKTIVITAS ATLETIK A. ATLETIK 1.

Pengertian Atletik Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani athlon yang berarti berlomba tau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthalon yang terdiri atas kata pentha berarti lima atau panca dan kata athlon berarti lomba. Arti selengkapnya adalah panca lomba atau perlombaan yang terdiri atas lima nomor. Kalau kita mengatakan perlombaan atletik, pengertiannya adalah meliputi perlombaan jalan cepat, lari, lompat dan lempar, yang dalam bahasa Inggris digunakan istilah track and field. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti perlombaan yang dilakukan di lintasan (track) dan di lapangan (field). Istilah athletic dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa Jerman mempunyai pengertian yang luas, meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan, termasuk renang, bola basket, tenis, sepak bola, senam dan lainlain. Cabang atletik adalah olahraga yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan kegiatan alami manusia. Berlari, meloncat dan melempar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah panjang kehidupan manusia. Untuk dapat memahami pengertian tentang atletik, tidaklah lengkap kalau tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik serta perkembangannya sebagai suatu cabang olahraga mulai zaman purbakala sampai zaman modern. 2. Nomor-nomor Atletik Pada umumnya nomor-nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga atletik berbeda antara wanita dan pria. Baik dalam lari jarak jauh, jalan cepat, lompat, dan lempar.

B. LARI JARAK PENDEK Lari cepat atau sprint, yaitu perlombaan lari yang semua peserta berlari dengan kecepatan penuh dengan menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m. Kunci petama yang harus dikuasai oleh pelari cepat / sprint adalah start atau pertolakan. Keterlambatan atau ketidaktelitian pada waktu melakukan start sangat merugikan seorang pelari cepat atau sprinter. Pada umumnya dikenal 3 cara melakukan start atau tolakan yaitu: 1) Start berdiri (stading start) 2) Start melayang (flying start) 3) Start jongkok (crouching start) Sesuai dengan aba-abayang diberikan, urutan gerakan dan sikap dalam start jongkok (berlutut) dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: sikap start setelah aba-aba bersedia, sikap start setelah aba-aba siap, dan sikap start setelah aba-aba ya atau terdengar bunyi letusan pistol. Macam-macam start jongkok: 1) Start pendek (bunch start) 2) Start panjang (medium start) 3) Start panjang (long start) Teknik Dasar Start 1) Pada aba-aba bersedia Cara melakukannya: a) Letakkan tangan lebih lebar sedikit dari lebar bahu. Jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V terbalik. Bahu condong ke depan, sedikit di depan tangan dan lengan lurus. b) Kepala sedemikian rupa sehinga leher tidak tegang, dan pandangan ke depan kira-kira 2,5 meter di muka garis start. c) Jarak letak kaki terhadap garis start tergantung dari bentuk start yang digunakan. 2) Pada aba-aba siap Cara melakukannya: a) Angkat panggul ke depan atas dengan tenang sampai sedikit lebih tinggi dari bahu, garis punggung sedikit menurun ke depan, dan erat badan lebih ke depan. b) Kepala rendah, leher tetap kendor, pandangan ke bawah 1-1,5 meter di muka garis start. c) Lengan tetap lurus, siku jangan bengkok. d) Pada waktu mengangkat pinggul, ambil nafas dalam-dalam. e) Pusatkan perhatian pada bunyi pistol start. 3) Pada waktu aba-aba ya Cara melakukannya: a) Ayunkan lengan kiri ke depan dan lengan kanan ke belakang kuat-kuat. b) Kaki kiri menolak kuat-kuat sampai terkejang lurus. Kaki kanan melangkah secepat mungkin, dan secepatnya mencapai mencapai tanah. Langkah pertama ini kira-kira 45 cm sampai 75 cm di depan garis start. c) Berat badan harus meluncur lurus ke depan. d) Langkah kaki makin lama makin menjadi lebar. Enam sampai sembilan langkah pertama adalah merupakan langkah peralihan dari langkah-langkah start ke langkah-langkah lari dengan kecepatan penuh.

e) Bernafaslah sepeti biasa (menahan nafas berarti akan memenangkan perlombaan). 4) Gerakan lari Setelah melakukan gerakan start dengan langkah-langkah peralihan yang meningkat makin lebar dan condong badan yang berangsur-angsur berkurang, kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan lari cepat. a) Kaki bertolak kuat-kuat sampai terkejang lurus. Lutut diangkat tinggi-tinggi (setinggi panggul). Tunggai bawah mengayun ke depan untuk mencapai langkah lebar (lebar langkah sesuai dengan panjang tungkai). b) Usahakan agar badan tetap rileks, badan condong ke depan dengan lutut antara 25-30 derajat. Hal ini hanya dapat terlaksana bilamana gerak lengan tidak terlalu berlebihlebihan. c) Lengan bergantung di samping tubuh secara wajar. Siku ditekuk kira-kira 90 derajat. Tangan menggenggam kendor. Gerakan atau ayunan lengan ke muka dan ke belakang harus secara wajar, gerakan lengan makin cepat berimbang dengan gerak kaki yang makin cepat pula. 5) Gerakan melewati garis finish Dalam praktiknya, teknik melewati garis finish biasanya pelari tanpa melakukan apa-apa dan berusaha berhenti kira-kira setelah 5 meter melewati garis finish. Kilas Sejarah Pada zaman Yunani, berlari bukan saja kegiatan keagamaan, tetapi juga dipertarungkan untuk memperoleh hadiah dari sang raja. Bahkan untuk mencapainya bukan saja melalui kemenangan, tetapi kadang-kadang juga kematian bagi yang kalah. Yunani terkenal kebudayaan tinggi itu, kemudian mengubah dan menata peraturan demi pertumbuhan atletik. Akhirnya, perlombaan tidak lagi harus berakhir secara tragis. Peserta perlombaan baik juara maupun yang kalah, tetap bersahabat seusai pertarungan itu. Khusus untuk maraton, nomor ini adalah kegiatan berlari yang telah dimulai sejak 490 sebelum Masehi. Kegiatan itu berawal dari kota kecil yang bernama Marathon, 40 km dari Athena. Jarak sepanjang itulah yang diperlombakan dalam Olimpiade 1889 di Athena. Jarak marathon dibakukan menjadi 42,195 km. Sejak itu, cabang olahraga marathon selalu menjadi puncak sekaligus penutup seluruh rangkaian olahraga. Pada pertengahan abad ke-19, Inggris telah mengembangkan cabang olahraga ini ke seluruh dunia. Bahkan beberapa perguruan telah menyelenggarakan perlombaan atletik, seperti Exter College pada 1850 dan di Cambridge pada 1855. Di Amerika Serikat, untuk kali pertama diperlombakan cabang atletik pada 1876, itupun terbatas antar perguruan tinggi. Munculnya Athletic Club pada 1870 di New York menandai perkembangan atletik yang sangat menggembirakan. Klub inilah yang kali pertama mengadakan perlombaan atletik. Di Indonesia tercatat sejak 1930-an, ketika pemerintah Hindia Belanda memasukkan atletik sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah. Di masyarakat sendiri belum dikenal secara luas ketika itu. Kalangan penjajah kemudian membentuk NIAIJ (Nederlands Indische Athletic Unie), suatu organisasi yang menyelenggarakan perlombaan-perlombaan atletik.

Di Medan muncul SAB (Sumatra Athletic Bond) yang menyelenggarakan perlombaan antar MULO, HBS dan perguruan swasta lainnya. Demikian halnya di Pulau Jawa, mulai bermunculan berbagai organisasi penyelenggara perlombaan atletik. Akhir perkembangan selanjutnya adalah munculnya Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) pada 3 September 1950, di Semarang. Kegiatan pertama tercatat pada akhir tahun itu juga, yakni dengan penyelenggaran perlombaan atletik di Bandung. Perlombaan memilih dutaduta atletik untuk Asian Games pertama di New Delhi India pada 1951.

C. LOMPAT JAUH Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat selain lompat jangkit, dan lompat tinggi galah. Tujuan lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik-titik tertentu ke titik lainnya, dengan cara berlari secepatnya-cepatnya kemudian menolak, melayang di udara dan mendarat. Ada tiga cara sikap melayang di udara dalam lompat jauh, diantaranya: a) Gaya jongkok (waktu melayang bersikap jongkok) b) Gaya lenting (waktu di udara badan dilentingkan) atau gaya menggantung c) Gaya berjalan di udara (waktu di udara kaki bergerak seolah-olah berjalan di udara) 1) Teknik Dasar Lompat Jauh Kelangsungan dari gerak lompat jauh dapat dibagi sebagai berikut: a) Awalan atau ancang-ancang b) Tumpuan atau tolakan c) Melayang di udara d) Mendarat di bak pasir a. Awalan atau ancang-ancang Guna awalan atau ancang-ancang pada lompat jauh adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tolakan. Panjang awalan untuk melaksanakan awalan lompat jauh tidak kurang dari 45 meter. Cara melakukan awalan atau ancang-ancang lompat jauh sebagai berikut 1) Lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan masing-masing siswa. 2) Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum bertumpu / bertolak. 3) Pinggang diturunkan sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang. b. Tumpuan Tumpuan atau tolakan kaki agar tecapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan kecepatan maju. Kaki ayun digerakkan secara aktif agar membantu menaikkan badan dan menjaga keseimbangan berat badan sedikit di depan titik tumpuan. Cara melakukan tumpuan atau tolakan sebagai berikut. 1) Ayunkan paha kaki ke posisi horizontal dan dipertahankan. 2) Luruskan sendi mata kaki, lutut, dan pinggang pada waktu melakukan tolakan. 3) Bertolaklah ke depan dan ke atas. 4) Sudut tolakan 45 derajat. c. Melayang di udara Sikap badan melayang di udara yaitu setelah kaki tolak menolakkan kaki pada balok tumpuan. Badan akan dapat terangkat melayang di udara, bersamaan dengan ayunan kedua lenganke depan atas. Tinggi dan jatuhnya hasil lompatan sangat tergantung dari besarnya kekuatan kaki tolak, dan pelompat harus menurunkan kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. d. Mendarat

Untuk menghindarkan pendaratan pada pantat, kepala ditundukkan dan lengan diayunkan ke depan sewaktu kaki menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampaui titik pendaratan kaki di pasir. Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas-lentur. Maka sendi lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan waktu (timing) yang tepat. 2) Variasi Latihan Lompat Jauh 1. Latihan 1 Lakukan lompatan berturut-turut dengan kaki tolak, bertolak dan mendaratlah di atas kaki ayun yang lain, lalu melangkah dan bertolak lagi. 2. Latihan 2 Seperti latihan 1, tetapi diselingi dengan fase lari diantara tolakan. 3. Latihan 3 Dengan lari awalan 5-9 langkah, bertolak dengan gerak kombinasi yang baik dan menahan posisi ini sampai mendarat. 4. Latihan 4 Dengan awalan 5-9 langkah bertolak belakang dengan penekanan pada angkatan dan dorongan ke atas dan menahan posisi ini sampai saat terakhir kedua kaki dibawa ke daerah pendaratan. 5. Latihan 5 Dengan awalan 5-9 langkah, bertolak dengan dorongan kaki yang kuat dan lutut diangkat dan kemudian merubah posisi kaki sesaat sebelum mendarat. 6. Latihan 6 Sedikit demi sedikit menambah jarak lari awalan, melatih teknik gerakan secara lengkap (tolakan dilakukan dari tempat yang sedikit agak naik dalam rangka menyediakan waktu lebih lama di udara). Peraturan Lompat Jauh 1) Lintasan awalan lompat jauh lebar minimal 1,22 m dan panjang45 m. 2) Panjang papan tolakan 1,22 m; lebar 20 cm dan tebal 10 cm. 3) Pada sisi dekat dengan tempat mendarat harus diletakkan papan platisin untuk mencatat bekas kaki pelompat bila ia terbuat salah tolak sekurang-kurangnya 1 m dari tepi depan bak pasir pendaratan. 4) Lebar tempat pendaratan minimal 2,75 m jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat lompatan minimal 10 m. 5) Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi / datar dengan sisi atas papan tolakan.

Anda mungkin juga menyukai