Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH LOMPAT JAUH

OLEH KELOMPOK III

1. NIKMAN M. WILA ( 22320028 )


2. INTAN C. A. SIKI ( 22320003 )
3. MARLINA T. T. SERAN ( 22320015 )
4. BERTHANIA H. JAWA ( 22320010 )
5. BERNARD A. ATALO ( 22320013 )
6. ARCHILES P. L. LEWATI ( 22320011 )
7. FELIPUS N. NATEL ( 22320006 )
8. RIAN APRILEXI E ( 22320162 )
9. MELKIOR SALNO (22320153 )
10. ANDIKA R. M. DADIEK ( 22320136 )
11. NANDA D. ISHAK ( 22320123 )
12. CRISSALIS KE BANNI ( 22320151 )
13. MELESLI ANIN ( 22320159 )
14. MARSELUS DARE ( 22320002 )

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

KUPANG 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah teori praktek atletik II.

Kami menyampaikan terima kasih kepada BAPAK ANDRY SINLAELOE S selaku Dosen
pengampu Mata kuliah ATLETIK II. yang telah memberikan tugas makalah ini agar dapat
menambah pengetahuan dan wawasan saya terkait dengan bidang studi yang di tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima, Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………

KATA PENGANTAR ……………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. sejarah dan pengertian lompat jauh................................................................................


B. teknik dasar lompat jauh.............................................................................
C. aturan perlombaan lompat jauh ............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................

B. Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lompat jauh adalah cabang olahraga atletik yang terdapat dalam nomor lompat. tujuan dari
olahraga ini yaitu mencapai lompatan sejauh-jauhnya. Melihat hasil sejarah yang mengemukakan
bahwa lompat jauh ataupun olahraga atletik telah dikenal sejak zaman purbakala dengan hidup
mereka yang sering berpindahpindah tempat, memenuhi kebutuhan hidup lewat perburuan
binatang ditengah hutan, perjalanan jauh serta lari yang kencang merupakan bagian hidup
manusia saat itu. Bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan/ketrampilan yang baik tidak
akan mampu bertahan hidup tetapi akan menjadi mangsa binatang buas.

Dikaitkan dengan pernyataan diatas atletik memang merupakan bagian dari kehidupan
manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya. Tak heran bahwa atletik dijuluki sebagai induk
olahraga atau mother of sport. Dikatakan demikian karena hampir disetiap cabang olahraga
terdapat unsur-unsur atletik seperti jalan, lari, lompat, dan lempar. Melihat pentingnya olahraga
ini dalam dunia pendidikan oleh pemerintah dimasukkannya atletik sebagai materi inti dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan disekolah. Selain itu, diluar pembinaan sekolah
olahraga juga masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler yang menampung minat dan bakat siswa
untuk dikembangkan sebagai perwujudan dalam memperoleh prestasi individu maupun
kelompok

1.2 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu: apakah terdapat
pengaruh latihan Single leg Speed hop terhadap hasil lompat jauh.

1.3 Tujuan Dan Manfaat

ini bertujuan untuk: Memberikan rangsangan berupa Single leg Speed hop kepada
pelompat agar dapat meningkatkan hasil lompat jauhnya. Dan Manfaat Bertambahnya ilmu
pengetahuan secara teoretis dan praktis khususnya pada lompat jauh.
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH LOMPAT JAUH.

Sejarah lompat jauh berawal sejak sekitar 13 abad yang lalu. Olahraga ini sudah ada
sejak tahun 708 Masehi, ketika ada Olimpiade Kuno di Yunani.Lompat jauh merupakan
satu-satunya kejuaraan lompat yang dilombakan dalam Olimpiade Kuno.Semua lomba
yang diadakan pada Olimpiade Kuno dimaksudkan sebagai latihan militer  perang.

Munculnya olahraga lompat jauh dipercaya untuk melatih ketangkasan para prajurit
perang dalam menerobos rintangan yang ada, seperti jurang atau parit.Pada waktu itu,
para pelompat diwajibkan berlari dengan membawa sebuah beban dikedua tangan yang
dikenal dengan sebutan halteres dengan berat 1 sampai 4,5 kg.Olahraga lompat jauh
pernah dilakukan oleh pelompat dari Sparta (kota pada zaman  Yunani kuno) dengan rekor
lompatan sejauh 7,05 meter.

Pada masa modern sendiri, lompat jauh sudah menjadi bagian kompetisi Olimpiade
sejak pertama kali muncul pada tahun 1896.Lalu, pada tahun 1914, Dr. Harry Eaton
Stewart merekomendasikan dibuatnya running broad jump yang distandarkan bagi atlet
perempuan sehingga para perempuan juga bisa mengikuti kompetisi lompat
jauh.Rekomendasi ini dipertimbangkan dan diterapkan sehingga atlet perempuan mampu
mengikuti kompetisi lompat jauh pada level Olimpiade.Meskipun olahraga ini adalah
bagian dari permainan Olimpiade Kuno, Olimpiade modern pertama lompat jauh
dilombakan secara resmi pada tahun 1896, dan Olimpiade untuk wanita baru dimulai pada
tahun 1948.

 PENGERTIAN LOMPAT JAUH

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lompat jauh adalah istilah olahraga


melompat ke depan dengan bertolak pada satu kaki untuk mencapai suatu kejauhan yang
dapat dijangkau.
B. Teknik Dasar Lompat Jauh

Berikut teknik dasar dalam olahraga lompat jauh.

1. Awalan

Awalan adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan
pada waktu akan melakukan penolakan (lompatan). Agar dapat mendapatkan daya tolakan
yang besar, maka langkah lari awalan harus dilakukan dengan mantap dan menghentak-
hentak. Ancang-ancang tersebut dilakukan sejauh 30-40 meter sebelum mencapai titik
garis lompat, kemudian setelah mendekati garis, maka kecepatannya harus ditingkatkan.

2. Tolakan (Take Off)

Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horizontal ke


gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Pelompat harus sudah menyiapkan diri
untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah terakhir sehingga seluruh tubuh
dapat terangkat ke atas melayang di udara. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
melakukan tolakan berarti mengubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal.
Pada saat hendak melakukan tolakan, badan agak ditarik ke belakang, kaki tumpu
atau kaki yang akan melakukan tolakan lurus, sedangkan kaki ayun (kaki belakang) agak
dibengkokkan. Berat badan ditumpu oleh kaki belakang, kedua lengan tangan ke
belakang, dan kepala agak ditengadahkan (dagu diangkat), serta pandangan ke depan.
Bersamaan dengan menolakkan kaki tolak sekuat-kuatnya ke atas yang mengarah ke
depan papan tolakan, maka kaki belakang diayunkan sekuat-kuatnya ke depan atas secara
lurus dibantu dengan mengayunkan kedua tangan dari belakang ke depan atas. Intinya,
gerakan tolakan memerlukan kekuatan, kecepatan, dan konsentrasi agar kaki tidak
melewati batas garis loncat.

3. Sikap Melayang

Sikap dan gerakan badan di udara akan bergantung pada kecepatan awalan dan
kekuatan penolakan. Mengutip laman Guru Pendidikan, gerakan melayang dalam lompat
jauh dilakukan setelah meninggalkan balok tumpuan. Saat melakukan gerakan
melayang, keseimbangan badan harus tetap terjaga. Salah satunya dengan
mengayunankan kedua tangan yang bisa membantu atlet dalam menjaga keseimbangan
tubuh. Gerakan kaki seperti berjalan ketika posisi tubuh melayang jugaakan memudahkan
dan memperluas jarak pendaratan.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketika tubuh pelompat berada
dalam posisi melayang, diantaranya:

 Menjaga keseimbangan tubuh.


 Berusaha melayang diudara selama mungkin.
 Mempersiapkan kaki untuk melakukan pendaratan.

4. Sikap Mendarat (Landing)

Baik dalam lompat jauh gaya jongkok maupun menggantung, sikap mendarat tetap
sama. Pada waktu akan mendarat kedua kaki ke depan dan lurus, dengan jalan
mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, serta kedua tangan ke depan.
Kemudian, cara mendarat yang benar pada lompat jauh yaitu dengan kedua tumit terlebih
dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (ditekuk). Berat badan ditumpu
ke bagian depan agar tidak jatuh menyentuh pasir, kepala ditundukkan, dan kedua tangan
diarahkan ke depan.

Gaya dalam Lompat Jauh.

Berikut beberapa jenis gaya yang dilakukan saat lompat jauh, antara lain:

1. Gaya Gantung

Gaya menggantung adalah gaya ketika tubuh melayang dengan posisi dada
dibusungkan ke depan, kedua tangan diangkat keatas, sedangkan kedua kaki ditekuk
kebelakang, seperti orang yang sedang menggantung. Hal ini bertujuan untuk membuat
tubuh selama mungkin berada di udara.

2. Gaya Berjalan di Udara

Gaya berjalan di udara adalah gaya terpopuler para pelompat jauh profesional. Ini
karena gaya olahraga itu sangat efektif untuk menghasilkan lompatan terjauh
dibandingkan dengan gaya lainnya. Teknik lompat jauh berjalan di udara dimulai dari
saat kaki melakukan tolakan atau loncatan. Ketika tubuh melayang di udara lakukan
gerakan seperti melangkahkan kaki atau seperti sedang berjalan.
3. Gaya Jongkok

Gaya ini merupakan gaya lompat jauh tertua. Gaya jongkok mudah dilakukan, karena
pelompat hanya harus menekuk kedua kaki mirip seperti posisi jongkok ketika melayang
di udara.

C. Peraturan Perlombaan Lompat Jauh

Sama seperti olahraga atletik lainnya, lompat jauh juga memiliki peraturan lomba


yang perlu diperhatikan.

Syarat Area Perlombaan:

1. Awalan, lintasan awalan harus memiliki lebar minimum 1,22 m dengan panjang 40
m.
2. Papan tolakan memiliki panjang 1,22 m, lebar 20 cm, dan tebal 10 cm.

Pada sisi tempat mendarat harus diberi papan plastisin untuk mencatat bekas kaki atlet
bila ia berbuat salah tolak.

1. Papan tolakan harus dicat berwarna putih dan harus datar dengan tanah awalan dan
harus ditanah sekurang-kurangnya 1 m dari tepi bak pasir pendaratan.
2. Tempat pendaratan berukuran lebar minimum 2,75 m antara jarak garis tolakan
sampai akhir tempat lompatan minimal 10 m.

Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi atau datar dengan sisi
atas papan penolakan.

Peraturan untuk Atlet Perlombaan:

Berikut peraturan umum bagi para atlet saat perlombaan lompat jauh:

1. Urutan giliran pelompat jauh ditentukan dengan jalan undian.


2. Hasil-hasil yang dipergunakan sebagai dasar penetapan pemenang adalah lompatan
yang terbaik (jauh), kecuali bila terjadi hasil keindahan yang sama.
3. Dalam nomor lompat jauh bagi peserta yang setelah dipanggil dan dalam jangka
waktu 2 menit belum juga melakukan lompatan, maka hal itu dianggap sebagai
lompatan yang gagal.
4. Dalam nomor lompat jauh, setiap peserta diberikan kesempatan 6 kali melakukan
lompatan. Sesudah 6 lompatan tersebut, pelompat diberikan kesempatan 3 kali
lagi.
Namun, jika peserta lomba tidak lebih dari 6 orang, maka langsung diberi kesempatan
untuk lompat 6 kali.

1. Apabila terdapat hasil yang sama, penentuan urutan pemenang ditetapkan oleh
hasil kedua yang terbaik.

Jika belum bisa menentukan keputusan, maka ditetapkan menurut hasil yang ketiga dan
seterusnya.

1. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka tiap peserta boleh melakukan lompatan 3 kali
dan 8 atlet dengan lompatan terbaik boleh melakukan lompatan lagi.
2. Bila pesertanya hanya atau kurang dari 8 orang, maka semua peserta harus
melompat 6 kali.

Semua lompatan diukur dari titik bekas terdekat di bak pasir atau pendaratan yang
dibuat oleh setiap bagian badan ke garis tolakan dalam posisi siku-siku terhadap garis
tolakan tersebut.

1. Peserta diberi waktu 1 giliran lompat hanya dalam waktu 1,5 menit.

Lompatan yang sama ditentukan dengan melihat hasil lompatan terbaik kedua. Bila
masih sama, maka dilihat dari lompatan terbaik ketiga dan seterusnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasakan  hasil  pembahasan di atas,  maka  dapat menyimpulkan bahwa :  

1.  Ada perbedaan pengaruh antara latihan melompati rintangan dan meraih sasaran di atas

terhadap kemampuan  lompat jauh.

2.  Latihan lompat dengan rintangan lebih baik pengaruhnya dari pada latihan lompat meraih

sasaran di atas terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa SD, SMP dan SMA.

B. Saran

Berdasarkan  pada  hasil  akhir  dari penelitian ini maka dapat diberikan saran bagi Guru

Penjaskes dan pelatih untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam latihan daya ledak otot

tungkai disarankan menggunakan bentuk latihan lompat dengan rintangan, karena sudah diuji

bahwa latihan lompat dengan rintangan mempunyai pengaruh lebih baik  dari pada latihan

lompat meraih sasaran di atas terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok.
DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud. 

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993.  Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta :
Depdikbud. 

Bernhard, G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan  Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit dan Loncat
Galah.  Terjemahan dari String Trainning voor. Djeugd. Semarang : Dahara Prize. 

Carr, Gerry. 2000.  Atletik  (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.  

Depdikbud. 2004.  Kurikulum 2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta: Dharma Bhakti. 

. 1997. Kondisi Fisik Anak-anak Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. 2000.  Pedoman dan Modal Pelatihan Kesehatan Olah Raga Bagi
PelatihOlahragawan Pelajar. Jakarta. 

Engkos, Kosasih. 1985.  Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta. Akademika Pressindo. 

Anda mungkin juga menyukai