Anda di halaman 1dari 18

Definisi Gangguan Makan

Gangguan makan ditandai dengan gangguan ekstrem. Gangguan makan hadir ketika seseorang
mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan
dengan ekstrem atau makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau
keprihatinan tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem. Seseorang dengan gangguan makan
mungkin berawal dari mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak daripada
biasa, tetapi pada tahap tertentu, keinginan untuk makan lebih sedikit atau lebih banyak terus
menerus di luar keinginan.

Gangguan makan biasanya berkembang selama masa remaja atau dewasa awal.Namun, mereka
bisa mulai di masa kecil, juga. Wanita jauh lebih rentan. Hanya sekitar 5% sampai 15% dari
orang dengan anoreksia atau bulimia adalah laki-laki. Gangguan makan pada anak-anak dan
remaja dapat menyebabkan sejumlah masalah fisik yang serius dan bahkan kematian. Jika Anda
melihat salah satu dari tanda-tanda gangguan makan, hubungi dokter anak Anda segera.
Gangguan makan tidak bisa diatasi dengan kekuatan belaka. Anak Anda akan memerlukan
pengobatan untuk membantu memulihkan berat badan normal dan kebiasaan makan. Pengobatan
ini juga membahas masalah-masalah psikologis yang mendasar. Ingat bahwa hasil terbaik terjadi
ketika gangguan makan yang dirawat di tahap awal.

Terdapat tiga jenis gangguan makan, yaitu :


Anorexia, suatu kondisi di mana seorang anak menolak untuk makan cukup kalori, keluar dari
ketakutan yang intens dan irasional menjadi lemak.
Bulimia, suatu kondisi di mana seorang anak terlalu overeats (binging) dan kemudian melakukan
pembersihan makanan dengan muntah atau menggunakan obat pencahar untuk mencegah
kenaikan berat badan.
1

EDNOS eating disorders not otherwise specified, gangguan makan lain yang tidak ditetapkan.
Yang memasukkan beberapa variasi gangguan makan. Kebanyakannya adalah mirip dengan
anoreksia atau bulimia tetapi dengan karakter yang berbeda sedikit. Binge-eating disorder, yang
menerima peningkatan dalam jumlah penelitian dan perhatian media dalam beberapa tahun
kebelakangan ini adalah salah satu tipe EDNOS .

Gejala Gangguan Makan


Anoreksia pada anak-anak dan remaja
Anak-anak dan remaja dengan anoreksia memiliki citra tubuh yang terdistorsi. Orang dengan
anoreksia melihat diri mereka sebagai berat, bahkan ketika mereka kurus. Mereka terobsesi
untuk menjadi kurus dan menolak untuk mempertahankan berat badan minimal bahkan normal.
Gejala anoreksia meliputi:
kecemasan, depresi, perfeksionisme, atau menjadi sangat kritis terhadap diri sendiri
diet bahkan ketika seseorang kurus
berlebihan atau kompulsif berolahraga
intens takut menjadi gemuk,
menstruasi yang menjadi jarang atau berhenti
cepat merasa berat, dan orang tersebut mencoba menyembunyikan dengan pakaian longgar
kebiasaan makan yang aneh, seperti menghindari makanan, makan secara rahasia, mengawasi
setiap gigitan makanan, atau hanya makan makanan tertentu dalam jumlah kecil
tidak biasa minat dalam makanan

Anoreksia dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius. Permasalahan tersebut
meliputi:
kerusakan organ utama, terutama otak, jantung dan ginjal
denyut jantung tidak teratur
menurunkan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh , dan tingkat pernapasan
sensitivitas terhadap dingin
penipisan tulang
Anoreksia berakibat fatal pada sekitar satu dari setiap 10 kasus. Penyebab paling umum kematian
termasuk serangan jantung, ketidakseimbangan elektrolit, dan bunuh diri.
Bulimia pada anak-anak dan remaja
Seperti anak-anak dan remaja dengan anoreksia, bulimia juga takut berat badan dan merasa
sangat bahagia dengan tubuh mereka. Mereka berulang kali akan makan terlalu banyak makanan
dalam waktu singkat. Seringkali anak atau remaja kehilangan kontrol. Merasa jijik dan malu
setelah makan berlebihan, remaja dengan bulimia mencoba untuk mencegah kenaikan berat
badan dengan menginduksi muntah atau menggunakan obat pencahar, pil diet, diuretik, atau
enema. Setelah membersihkan makanan, mereka merasa lega.
Orang dengan bulimia biasanya berfluktuasi dalam kisaran berat badan normal, meskipun
mereka mungkin kelebihan berat badan juga. Sebanyak satu dari setiap 25 wanita akan memiliki
bulimia dalam hidup mereka.

Gejala bulimia meliputi:


menyalahgunakan obat pencahar dan perawatan lainnya untuk mencegah kenaikan berat badan
kegelisahan
bingeing pada sejumlah besar makanan
makan secara rahasia atau memiliki kebiasaan makan yang tidak biasa
berlebihan latihan
penekanan yang berlebihan pada penampilan fisik
teratur menghabiskan waktu di kamar mandi setelah makan
menggunakan jari untuk merangsang muntah
tidak biasa minat dalam makanan
muntah setelah makan

Komplikasi bisa serius. Perut asam dari muntah kronis dapat menyebabkan:
kerusakan enamel gigi
radang kerongkongan
pembengkakan kelenjar ludah di pipi
Selain itu, bulimia juga dapat menurunkan kadar potasium. Hal ini dapat menyebabkan hal yang
berbahaya, ritme jantung menjadi abnormal.

Faktor-faktor Penyebab Gangguan Makan

Berbagai faktor saling berkaitan dalam menyebabkan gangguan makan

Faktor sosiokultural
Tekanan yang berlebihan pada wanita muda untuk mencapai standar khusus yang tidak realistis

Faktor psikososial
Diet yang kaku atau sangat membatasi dapat mengakibatkan berkurangnya kontrol yang diikuti
dengan pelanggaran diet dan menghasilkan makan berlebihan yang bersifat bulimik
Ketidakpuasan pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai
berat badan yang diinginkan
Faktor kognitif
Merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai aspek kehidupan lain selain diet
Kebutuhan psikologis untuk kesempurnaan dan kecenderungan untuk berpikir secara dikotomis
atau hitam-putih (semua atau tidak sama sekali)
Faktor psikodinamika
Kesulitan berpisah dari keluarga dan membangun identitas individual

Faktor keluarga
Keluarga dari pasien gangguan makan sering kali memiliki karakteristik yang sama yaitu adanya
konflik, kurangnya kedekatan dan pengasuhan, serta gagal dalam membangun kemandirian dan
otonomi pada diri anak perempuan mereka
Dari perspektif sistem keluarga, gangguan makan pada anak perempuan dapat memberi
keseimbangan pada keluarga yang disfungsional dengan mengalihkan perhatian dari masalah
keluarga atau pun masalah pernikahan
Faktor biologis
Ketidakseimbangan yang mungkin terjadi pada sistem neurotransmiter di otak yang mengatur
mood dan nafsu makan
Kemungkinan pengaruh genetis
Assesment

Anoreksia
Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) dimaksudkan dengan keengganan untuk
menetapkan berat badan kira-kira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang berlebihan untuk
menaikkan berat badan, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut. AN
terbagi dalam dua jenis. Jenis restricting-tye anorexia, individu tersebut menurunkan berat badan
dengan berdiet sahaja tanpa makan berlebihan (binge eating) atau muntah kembali (purging).
Mereka terlalu menekan konsumsi karbohidrat dan makan mengandung lemak. Sedangkan pada
tipe binge-eating/purging, individu tersebut makan secara berlebihan kemudian
memuntahkannya kembali secara segaja
Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan berat badan,
walaupun sebenarnya mereka menderita kelaparan atau malnutrisi. Makan, makanan dan kontrol
berat badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan sentiasa mengukur berat badannya

berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, dan makan dengan kuantiti yang
sangat kecil dan terhadap pada sebagian makanan
Kebanyakan orang dengan AN juga akan mempunyai masalah psikiatri dan macam-macam
penyakit fisik, termasuk depresi, ansietas, perilaku terasuk (obsessive), penyalahgunaan zat,
komplikasi kardiovaskular dan neurologis, dan perkembangan fisik yang terhambat. Gejala lain
yang mungkin terlihat dari waktu ke waktu termasuk penipisan tulang (osteopenia atau
osteoporosis), rambut dan kuku yang rapuh, kulit yang kering dan kekuningan, perkembangan
rambut halus dikeseluruhan tubuh (misalnya, lanugo), anemia ringan, kelemahan dan kehilangan
otot, konstipasi berat, tekanan darah rendah, pernafasan dan pols yang melemah, penurunan suhu
tubuh internal; menyebabkan orang tersebut sering merasa dingin, dan kelesuan

Sebagai akibat dari nutrisi buruk, gangguan endokrin yang melibatkan aksis hipotalamuspituitari-gonad timbul, bermanifestasi pada wanita yaitu amenorrea dan pada laki-laki yaitu
kurangnya minat berseksual dan kesuburan. Pada anak-anak yang prapubertas, pubertasnya
lambat dan perkembangan dan pertumbuhan fisiknya terbantut. Gejala metabolik lainnya, seperti
lelah dan intoleransi terhadap kedinginan juga disebabkan oleh gangguan aksis hipotalamuspituitari-gonad.

Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa (BN) digambarkan dengan episode berulang makan berlebihan (binge eating)
dan kemudian dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa, beriadah, atau kombinasinya).
Makan berlebihan disertai dengan perasaan subjektif kehilangan kawalan ketika makan. Muntah
yang dilakukan secara sengaja atau beriadah secara berlebihan, serta penyalahgunaan pencahar,
diuretik, amfetamin dan tiroksin juga boleh terjadi (Chavez dan Insel, 2007).
DSM-IV membagikan BN kepada dua bentuk yaitu purging dan nonpurging. Pada tipe purging,
individu tersebut memuntahkan kembali makanan secara sengaja atau menyalahgunakan obat
pencahar, diuretik atau enema. Pada tipe nonpurging, individu tersebut menggunakan cara lain
selain cara yang digunakan pada tipe purging, seperti berpuasa atau beriadah secara berlebihan.
7

BN digolongkan pada orang yang mengalami episode konsumsi makanan dengan jumlah yang
sangat banyak (misalnya, binge-eating) secara sering, dan merasakan kurangnya penguasaan
terhadap makan. Perilaku binge-eating diikuti dengan perilaku yang mengkompensasi binge
dengan menyingkirkan makanan yang dimakan (misalnya, muntah, penggunaan obat cuci perut
atau diuretik yang berlebihan), berpuasa dan/atau senaman yang berlebihan.
Tidak seperti AN, orang yang menderita BN dapat jatuh kepada golongan dengan berat badan
yang normal sesuai dengan umur mereka. Akan tetapi, seperti AN, mereka juga mempunyai
ketakutan untuk pertambahan berat badan, dan sangat nekad untuk mengurangi berat badan,
merasa ketidakbahagiaan hebat atas ukuran dan bentuk tubuh. Kebiasaannya, perilaku bulimik
adalah rahasia, karena selalu disertai dengan perasaan jijik dan malu. Siklus perilaku binging dan
penyingkiran ini selalunya berulang selama beberapa kali dalam seminggu.
Mirip dengan AN, orang yang menderita BN juga mempunyai penyakit psikologis seperti
depresi, ansietas dan/atau permasalahan penyalahgunaan zat. Kebanyakan kondisi fisik adalah
akibat dari aspek penyingkiran penyakit, termasuklah ketidakseimbangan elektrolit, masalah
gastrointestinal, dan masalah berkaitan dengan rongga mulut dan gigi.

Gejala lain yang terkait termasuklah inflamasi kronis dan sakit tenggorokan, pembengkakan
kelenjar di leher dan di bawah rahang, robekan enamel gigi dan meningkatnya kepekaan dan
kerusakan gigi akibat daripada pemaparan terhadap asam perut, penyakit refluks gastroesofagus,
intestinal distress dan iritasi akibat penyalahgunaan obat cuci perut, masalah pada ginjal akibat
penyalahgunaan obat diuretik, dan dehidrasi berat karena kekurangan cairan dari tubuh.

Gangguan mood adalah sering pada pasien dengan BN dan simptom cemas dan tegang (tension)
sering dialami. Kebanyakan pasien dengan BN mengalami depresi ringan dana setengah
mengalami gangguan mood dan perilaku yang serius seperti cobaan membunuh diri dan
penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Biasanya, pasien dengan BN merasa malu
dengan perbuatannya sendiri dan cenderung untuk merahasiakannya daripada keluarga dan
teman-teman.
8

Penyebab

Eating disorders dapat dialami oleh semua orang, tidak mengenal status sosial dan
ekonominya. Menurut lembaga National Association qf Neroosu and Associated Disorders,
90% penderita eating disorders adalah wanita. Gangguan tersebut biasanya diderita oleh remajaremaja putri yang kembar atau memiliki adik kakak perempuan dan berumur antara 12 sampai 25
tahun. Umur 17 adalah umur rata-rata dimana eating disordermulai berkembang. Menurut
survey, antara 5% sampai 10% dari remaja-remaja menderita eating disorders.Gangguan tersebut
juga diderita oleh wanita-wanita berumur dan pria tetapi dalam jumlah yang sedikit. 4
Pada umumnya, penderita eating disorders adalah orang-orang yang memiliki kepercayaan
diri yang rendah, perasaan tidak berdaya, dan perasaan tidak sebanding dengan orang lain.
Mereka menggunakan makanan dan diet sebagai cara untuk mengatasi masalah-masalah dalam
hidup mereka. Banyak dari mereka berpikir bahwa makanan adalah sumber kenyamanan atau
penghilang stress sementara penurunan berat badan dianggap sebagai cara agar diterima oleh
teman-teanan dan keluarga.
Kejadian-kejadian maupun keadaan tertentu dalam kehidupan seseorang dapat juga menjadi
faktor pendukung timbulnya gangguan tersebut. Kejadian-kejadian ini dapat berupa penghinaan
terhadap bentuk tubuh, pemerkosaan, perceraian, pernikahan, ataupun masuk universitas. Orang
tua yang terlalu mengkhawatirkan berat tubuh anaknya, pelatih olah raga yang secara terus
menerus mendesak agar para atletnya mencapai berat tubuh "ideal," ataupun hidup dalam
masyarakat dan budaya dimana penghargaan diri diasosiasikan dengan kelangsingan dan
kecantikan dapat juga menjadi salah satu penyebab eating disorder.Banyak remaja, terutama
remaja-remaja putri, merasa tertekan dengan pemikiran masyarakat yang salah tentang ukuran
dan berat badan ideal seorang wanita. Mereka merasa sangat tertekan dengan "kewajiban" untuk
tampil langsing seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Media massa secara tidak
langsung menyebabkan perbedaan antara ukuran rata-rata tubuh seorang wanita dan ukuran yang
dipikirkan wanita sebagai ukuran "ideal" sangat jauh berbeda. Sebagai contoh, 20 tahun yang
lalu, peragawati rata-rata memiliki berat badan 8% lebih kecil dibandingkan dengan wanitawanita pada umumnya, tetapi sekarang peragawati memiliki berat badan 23% lebih kecil.
Walaupun etiologi gangguan makan cukup kompleks, beberapa penelitian
nasional menjelaskan bahawa riwayat penderaan fisik dan seksual merupakan faktor risiko
9

predisposisi bagi perkembangan gangguan makan Terdapat bukti yang kukuh bahawa
predisposisi genetik, kelahiran premature, trauma ketika lahir dan biokimia individual
memainkan peranan yang signifikan yang akhirnya berkembang menjadi suatu gangguan
makan. 5

Penanganan yang dapat dilakukan


Penanganan kelainan ini memerlukan kerjasama team seperti psikiatri, konselor dan juga dokter.
Sering kali sulit ditangani tapi tersedia beberapa pendekatan terapeutik

Penanganan biomedis
Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk membantu pasien anoreksia mencapai berat
badan yang sehat atau pasien bulimia mengatasi siklus makan berlebih lalu mengeluarkannya
dalam kasus dimana terapi rawat jalan telah gagal
Pengobatan antidepresan dapat digunakan untuk mengatur napsu makan dengan mengubah
proses kimia pada otak atau untuk melepaskan depresi yang mendasari

Psikoterapi
Terapi psikodinamika bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelesaikan konflik psikologis
yang ada.

Terapi behavioral kognitif (CBT)


Untuk membantu individu dengan gangguan makan mengalahkan pikiran dan keyakinan yang
self-defeating serta mengembangkan kebiasaan makan dan pola berpikir yang lebih sehat

10

Modifikasi perilaku membantu pasien anoreksia yang dirawat di rumah sakit untuk
meningkatkan berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku makan yang
tepat
Pemaparan terhadap pemecahan respon membantu individu bulimia untuk menoleransi memakan
makanan yang menurut mereka dilarang tanpa makan berlebihan dan mengeluarkannya
Terapi Interpersonal (IPT)
Menekankan pada penyelesaian masalah interpersonal dengan keyakinan bahwa fungsi
interpersonal yang semakin efektif akan menghasilkan kebisaaan dan sikap makan yang lebih
sehat

Terapi keluarga
Dapat digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi diantara
anggota keluarga
Untuk membangkitkan kesadaran klien dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tetapi
usaha tersebut harus terus dilakukan secara bertahap sehingga yang bersangkutan dapat
beradaptasi dan merasa nyaman dengan perubahan tersebut sampai sepenuhnya klien dapat
mengontrol perilaku makan.

Klasifikasi gangguan jiwa


F0 (Gangguan Mental Organik)
Gangguan mental organik termasukgangguan mental simtomatik. GMO adalah gangguan mental
yang berkaitandengan kondisi medik/penyakit. Kondisi medik/penyakit tersebut secaral angsung
atau tidak langsung menyebabkan disfungsi pada otak. Mempengaruhi langsung bila terdapat
gangguan pada otak, dan mempengaruhi tidak lanngsung akibat sekunder penyakit/gangguan
sitemik di luar otak.

11

Gambaran utama:
1.

Gangguan fungsi kognitif (gangguan daya ingat)

2.

Gangguan sensorium ( gangguan kesadaran dan perhatian)

3.

Gangguan pada persepsi, isi pikir, suasana perasaaan)

F0 memiliki 5 klasifikasi, antara lain


1.

F00 (Demensia Alzheimer)

Sindroma akibat penyakit/gg otak yang bersifatkronik-progresif dan terdapat gangguan


fungsitertinggi (luhur) yang multipel seperti daya ingat,bahasa, daya nilai, dan lain-lain. Ditandai
dengan penurunan fungsi kognitif danadanya gangguan dalam fungsi eksekutif
(fungsiharian/ADL). Tidak terdapat gangguan kesadaran.
2.

F01 (Demensia Vaskular)

3.

Delirium

Gangguan kesadaran dan perhatian : kesadaran berkabut-koma, 3P terganggu. Gangguan kognitif


secara umum : distorsi persepsi(ilusi, halusinasi (visual), disorientasi, hendaya dayaingat segera
dan pendek. Gangguan psikomotor, Gangguan siklus tidur-bangun, Gangguan emosional
4.

Gangguan mental lainnya akibat kerusakandan disfungsi otak dan penyakit fisik. Adanya

penyakit fisik/medik, kerusakan ataudisfungsi otak yang berhubungan dengan satusindroma


mental yang tercantum. Adanya hubungan waktu (bbrp minggu ataubulan) antara perkembangan
penyakit dgnsindroma mental. Gangguan mental sembuh setelah gangguanfisik hilang. Tidak ada
bukti penyebab lain.
5.

Terdapat berbagai jenis, yakni :

Halusinosis organic

Gangguan katatonik organic


12

Gangguan waham organic

Gangguan afektif organic

Gangguan cemas organic

Gangguan kepribadian organic

F1 (Gangguan mental/prilaku akibat penggunaan zat)


Gangguan mental yang diakibatkan oleh karena penggunaan satu atau lebih zat psikoaktif.
F2 ( Skizofernia, gangguan skizotipal, dan gangguan waham)
Penyimpangan dari pikiran dan persepsi, afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul.
Penderita memiliki kesadaran dan intelektual yang baik.
Terdapat berbagai jenis:
-

Gangguan Skizotipal (F21)

Eksentrik, mistik
-

Gangguan waham menetap (F22)

Waham yang menonjol, sistematik, khas pribadi, waktu > 3 bulan.Tidak ada halusinasi.
-

Gangguan psikotik akut dan sementara (F23)

Polimorik akut, lir skizofrenia, psikotik akut lainnya,<1bulan


-

Gangguan waham terinduksi (F24),

Dua atau lebih orang memiliki sistem waham yang sama, punyahubungan dekat, satu orang
menginduksi yang lain
-

Gangguan skizoafektif (F25),

Gejala skizofrenia danafektif menonjol bersama dan timbul bersama tipe manik, tipe depresi
13

F3 (Gangguan suasana perasaan)


Perubahan suasana perasaan (mood)kearah depresi atau kearah elasi(meningkat).
Terdapat klasifikasi
-

F30

Episode manic mood yangmeningkat, perilaku meningkat


-

F31

Gangguan afektif bipolar, terdapat episode mania-depresi yang berulang (sekurang-krangnya 2


episode)
-

F32 (depresi berat tanpa gejala)

F32.0 (Depresi ringan)

F32.1 (Depresi sedang)

F32.2 (Depresi berat tanpa gejala)

F32.3 (Depresi berat dengan gejala)

Episode Depresi, terdapat beberapa gejala antara lain,kehilangan minat dan kegembiraan,
berkurangnya energy, konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, Ide rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan suram dan pesimis, tidur
terganggu, nafsu makan terganggu
-

F33, Gangguan depresi berulang

F34, Gangguan mood menetap

14

F4
Gangguan Neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stress. Terdiri dari:
-

F40

Gangguan anxietas fobik : dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang sebenarnya tidak
membahayakan,dihindari dan bila dihadapi dengan kecemasan hebat.

F40.0 (Agorafobia : takut tempat terbuka)

F40.1 (Fobia sosial : situasi sosial tertentu)

F40.2 (Fobia khas)

F41

F41.0 (Gangguan panic)

Serangan anxietas berat berulang dalam satu bulan, TTmbul tiba-tiba, berlangsung sebentar (515 menit)

F41.1 (Gangguan cemas menyeluruh)

Gejala anxietas primer yang berlangsung hampir setiap hari dalam waktu beberapa minggubulan, mengenai kehidupan sehari-hari, Bersifat free floating, gejala berupa : kecemasan,
ketegangan motorik,overaktivitas otonom

F41.2 (Gangguan campuran anx-dep : anxietas dandepresi tidak berat

F42

Gangguan obsesif kompulsif. Gejala obsesif atau kompulsif ditemukan hampir setiap hari selama
2 minggu berturut-turut, Gejala obsesif : pikiran disadari berasal dari diri sendiri, terkadang

15

tidak berhasil dilawan, bila dilakukan hanya menimbulkan perasaan lega, Pikiran tersebut
berulang-ulang dan tidak menyenangkan.

F43

Reaksi terhadap stres berat dan ganggguan penyesuaian.

F43.0 (Reaksi stres akut)

Reaksi terhadap trauma/stresor bersifatkatastropik, biasanya setelah beberapa menit atausegera,


menghilang dalam beberapa hari (3 hari).
Gejala yang timbul : terpaku (daze), dapat disertaigejala cemas,depresi, marah, menarik diri.

F43.1 (Gangguan stres pasca trauma)

Dalam kurun waktu 6 bulan setelahkejadian traumatic. Gejala flashback, reexperience,avoidance.

F43.2 (Gangguan penyesuaian

Reaksi terhadap stres dalam kehidupansehari-hari. Hal ini tergantung dari beratringan stres,
kepribadian seseorang.

F44

Gangguan disosiatif. Gejala utama adalah kehilangan sebagian atauseluruh integrasi normal
antara ingatan masalalu, identitas, kontrol terhadap gerakan tubuh. Ada bukti penyebab
psikologis yang bersifatstresful.

Amnesia disosiatif (daya ingat) (F44.0)

uguedis (perjalanan)(F44.1)

stupor dis (hilang responterhadap rangsangan) (F44.2)

16

trans dis/kesurupan (hilangnya kesadaran identitas)(F44.3)

F45

Gangguan somatoform. Keluhan gejala-gejala fisik yang berulang-ulang, disertai dengan


permintaan pemeriksaan medic tidak ditemukan kelainan. Menyangkal adanya konflik. Tidak
mau mendengarkan penjelasan dokter.

F45.0 Gangguan Somatisasi : banyak keluhan fisik 2 tahun

F45.1 Gangguan somatoform tak terinci

F45.2 Gg hipokondrik : keyakinan menetap adanya penyakitfisik yang serius

F45.3 Disfungsi otonomik : keluhan otonomik berulang

F45.4 Nyeri somatoform menetap : gejala nyeri dominan dan menetap


F5

Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik.
- F5.0. Gangguan makan
- F5.1. Gangguan tidur non organic
- F5.2. Disfungsi seksual bukan disebabkan olehgangguan atau penyakit organic
- F5.3. Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungandengan masa nifas YTK
- F5.4. Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungandengan gangguan atau penyakit YDK
- F5.5. Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabanketergantungan
- F5.9. Sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengangangguan fisiologis dan faktor fisik

17

DAFTAR PUSTAKA

1.American Psychiatric Association (APA), 2005. Lets Talk Facts About Eating Disorders.
Available from: http://www.healthyminds.org/letstalkfacts.cfm [Accessed 29 September 2014]
2.Makino, M., Tsuboi, K., Dennerstein, L., 2004. Prevalence of Eating Disorder : A Comparison
of Western and Non-Western Countries. Medscape General Medicine 6 (3): 49
3.Wonderlich, S.A., Lilenfield, L.R., Riso, L.P., Engel, S., Mitchell, J.E., 2005. Personality and
Anorexia Nervosa. International Journal of Eating Disorders, 37: S68-S71
4.MB, Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. 2003
5.Kay, J., Tasman, A., 2006. Essentials of Psychiatry. Wiley Interscience

18

Anda mungkin juga menyukai